Maifita Roza Y
Apa itu mekanisme kerja obat?
Mengetahui
urutan
Mengetahui peristiwa
interaksi serta
obat dengan spectrum
sel efek dan
Untuk respon yang
meneliti efek terjadi
utama obat
Mekanisme kerja
Efek apakah yang
ditimbulkan oleh obat
pada jaringan ?
Osmosis
Adsorpsi
Rasa
Sifat fisika
radioaktivitas /
radioopasitas
pengendapan
protein
surfaktan
aktivitas
asam-basa
pembentukan
Sifat kimia
khelat
aktivitas
oksidasi-reduksi
Aksi non spesifik
Contoh aksi obat berdasarkan sifat fisika
• Laktulosa dan biji psyllium • Manitol diuresis • Kaolin dan karbon aktif
akan mengadsorpsi air jika osmosis pengobatan diare,
diberikan secara • Magnesium sulfat antidotum pada keracunan
peroralmengembangkan menyerap cairan
volumenya memacu sekitarnya purgative
peristaltik dan purgasi osmosis
Rasa Radioaktivitas / Pengendapan
radio-opasitas protein
Antasida (AlOH2)
toksisitas berkurang
Aktivitas oksidasi - reduksi
kalium permanganat
(konsentrasi rendah)
aktivitas oksidasi
morfin, strychnin,
akotinin
dan pikrotoksin
Vitamin
toksisitas berkurang C
reduktor
Mekanisme aksi spesifik
Enzim
Aksi yang
diperantarai interaksi
obat dengan target
Mekanisme aksi obat spesifik
spesifik Kanal ion
Molekul pembawa
Reseptor
Enzim
Obat bekerja pada enzim dibagi menjadi 2 berdasarkan
mekanisme aksinya :
• Inhibitor kompetitif
Menghambat secara kompetitif kerja enzim sebagai
substrat analog
• Neostigmin, organofosfat menghambat enzim
kolinesterase
• Aspirin dan NSAID menghambat enzim siklooksigenase
• Substrat palsu
Fluorourasil mengganti urasil sebagai intermediet pada
• biosintesis purin, menghambat sintesis DNA,
pembelahan sel terhenti
Suatu saluran
yang menjadi
tempat masuk
keluarnya ion
melalui
membran
Kanal
ion
Bersifat selektif
terhadap ion
tertentu
Obat bekerja pada kanal ion dibagi menjadi 2
Pengeblok
kanal
Molekul
Pembawa
Mengeblok secara
fisik
Contoh : Fenitoin
mengeblok
kanal natrium
Pengeblok kanal
Penurunan
Memodulasi eksitabilitas sel
terbukanya kanal
Modulator/pembuka
Klorida--Penurunan kanal--Memacu
eksitabilitas sel pembukaan kanal
Efek anti kejang Efek Contoh :
sedatif, anti kejang Benzodiazepin dan
barbiturat
Molekul Pembawa
• Transport molekul organik kecil dan ion menembus membran sel – terlalu polar
• Contoh :
hemikolinium beraksi sebagai penghambatpada transporter kolin ujung syaraf
autonom
Reseptor
D R DR
Menurut teori pendudukan
reseptor (receptor occupancy),
intesitas efek obat berbanding
DR = EFEK lurus dengan fraksi reseptor
yang diduduki atau diikatnya,
dan intesitas efek maksimal jika
seluruh reseptor diduduki oleh
obat.
FUNGSI RESEPTOR
Mengenal dan
Meneruskan signal
mengikat suatu ligan
tersebut ke dalam sel
dengan spesifisitas
melalui
tinggi
perubahan
permeabilitas
membran
pembentukansecon
d messenger, dan
mempengaruhi
transkripsi gen
Apa itu ligan?
Reseptor
terhubung
enzim
Reseptor
terkopling
protein G
Reseptor
reseptor
nuklear
Reseptor
terhubung
kanal ion
Reseptor terkopling protein G
(GPCR)
.
Berada di sel membran
umumnya bersifat spesifik terhadap ion tertentu, artinya hanya dapat dilewati
atau memiliki afinitas terhadap ion-ion tertentu saja, seperti kanal ion K+ atau
kanal ion Na+.
Contoh : reseptor
kortikosteroid,reseptor estrogen dan
progestogen, reseptor vitamin D
Reseptor terhubung enzim
merupakan protein
transmembran dengan bagian
besar ekstraseluler mengandung
binding site untuk ligan
(contoh : faktor
pertumbuhan,sitokin)
• ligan yang diproduksi oleh sel-sel pada sistem imunitas.Targetnya bisa jauh atau dekat (e.g.’s: interferons,
Cytokines
interleukins)
• terdapat pada permukaan sel, mengikat pada reseptor komplementer sel yang lain menjembatani interaksi
Membrane-bound antar sel (e.g.: integrins)
ligands
dopamin, adrenalin,
noradrenalin,
neurotransmiter Monoamina
histamin, serotonin,
melatonin
Bentuk lain:
asetilkolina,
adenosina,
anandamida, dll.
Agonisme
Contoh :
Benzodiazepin dan barbiturat pada reseptor
GABAA memperkuat aksi GABA pada reseptor
tersebut
ANTAGONISME
• Antagonisme : peristiwa manakala suatu
senyawa menurunkan aksi suatu agonis atau
ligan dalam menghasilkan efek
Antagonisme melibatkan
makromolekul reseptor agonis
MEKANISME ANTAGONISME YANG TIDAK MELIBATKAN
MAKRO MOLEKUL RESEPTOR
1. Antagonisme kimiawi
Antagonisme yang terjadi pada dua senyawa mengalami reaksi kimia
pada suatu larutan atau media sehingga mengakibatkan efek obat
berkurang
Contoh : tetrasiklin mengikat secara kelat logam-logam bervalensi 2
dan 3 (Ca, Mg, Al) efek obat berkurang
2. Antagonisme farmakokinetika
Antagonisme ini terjadi jika suatu senyawa secara efektif
menurunkan konsentrasi obat dalam bentuk aktifnya pada sisi aktif
reseptor
Contoh : fenobarbital induksi enzim pemetabolisme warfarin
konsentrasi warfarin berkurang efek berkurang
3. Antagonisme fungsional atau fisiologi
Antagonisme akibat dua agonis bekerja pada dua macam reseptor yang
berbeda dan menghasilkan efek saling berlawanan pada fungsi fisiologik
yang sama
• Antagonisme fungsional jika dua macam reseptor yang berbeda
tersebut berada dalam sistem sel yang sama
Contoh : antagonisme antara senyawa histamin dengan obat α1-
adrenergik (fenilefrin) pada pembuluh darahvasodilatasi vs
vasokonstriksi
• Antagonisme fisiologi jika dua macam reseptor tersebut berada pada
sistem yang berbeda.
Contoh : antagonisme glikosida jantung (kenaikan TD) dengan dihidralazin
(penurunan TD)
MEKANISME
ANTAGONISME
YANG MELIBATKAN
MAKRO
MOLEKUL RESEPTOR
Antagonis non-
Antagonis kompetitif
kompetitif
Antagonis kompetitif
• agonis dan antagonis memperebutkan kedudukannya pada
reseptor pada sisi ikatan yang sama dengan agonis, atau
• sisi agonis dan antagonis pada reseptor berdekatan, ikatan
antagonis pada sisi aktifnya mengganggu secara fisik interaksi
agonis dengan sisi aktifnya, atau
• Sisi agonis dan antagonis berbeda, namun ikatan antagonis pada
sisi aktifnya mempengaruhi reseptor agonis sehingga
memungkinkan agonis dan antagonis tidak dapat secara bersamaan
berinteraksi dengan reseptor.
Tipe antagonisme ini ada dua yaitu
a. antagonis kompetitif terbalikkan (reversibel)
b. antagonis kompetitif tak-terbalikkan (irreversibel)
Antagonis non-kompetitif