Anda di halaman 1dari 16

ASKEP NEFROTIK SINDROM

KELOMPOK IV

1. MIKE PAKAGE 4. ASWAR RAFI


2. ARNOLD RUMBEWAS 5. SELPI PALULUNGAN
3. KARINA MUSTIKA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PRODI DIIIKEPERAWATAN TIMIKA
KABUPATEN MIMIKA
TAHUN 2016
Pengertian

• Nephrotic Syndrome merupakan kumpulan


gejala yang disebabkan oleh adanya injury
glomerular yang terjadi pada anak dengan
karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema.
(Suriadi, 2006).
Anatomi Fisiologi
1. ANATOMI
• Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak
di kedua sisi kolumna vertebralis. belas. Sedangkan kutup atas
ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.
• Ureter merupakan saluran yang panjangnya 25-30 cm,
terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi satu-
satunya adalah menyalurkan urine ke vesika urinari.
• Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat
mengempis, terletak di belakang simpisis pubis. Dua fungsi
vesica urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urine
sebelum meninggalkan tubuh dan berfungsi mendorong urine
keluar tubuh (dibantu uretra)
• Uretra adalah saluran kecil yanng dapat mengembang, berjalan
dari vesika urinaria sampai keluar tubuh, panjang pada
perempuan sekitar 1 ½ inci (4cm) dan pada laki-laki sekitar 8 inci
(20cm), muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius .
2. Fisiologi

• Faal glomerulus
• Faal Tubulus
• Faal Tubulus Proksimal
• Faal tubulus distalis dan duktus
koligentes
Etiologi
• Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum
diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu
penyakit autoimun. Umumnya para ahli membagi
etiologinya menjadi:
1. Sindrom nefrotik bawaan
2. Sindrom nefrotik sekunder
3. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui
sebabnya )
Patofisiologi

• Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma potein, terutama albumin ke dalam
urine. Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak
mampu untuk terus mempertahankannya jika albumin terus-menerus hilang melalui
ginjal sehingga terjadi hipoalbuminemia.
Terjadinya penurunan tekanan onkotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan
yang berpindah dari sistem vaskular ke dalam ruang cairan ekstraseluler. Penurunan
sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem renin-angiotensin menyebabkan retensi
natrium dan edema lebih lanjut.
Manifestasi dari hilangnya protein dalam serum akan menstimulasi sintesis lipoprotein di
hati dan terjadi peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang
mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang
anak-anak, namun sindrom nefrotik juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.
Penyebab sindrom nefrotik mencakup glomerulonefritis kronis, dibetes mellitus disertai
glomerulosklerosis interkapiler, amiloidosis ginjal, penyakit lupus erythematosus sistemik,
dan trombosis vena renal.
Respons perubahan patologis pada glomerulus secara fungsional akan memberikan
berbagai masalah keperawatan pada pasien yang mengalami glomerulus progresif cepat.
(Arif Muttaqin, 2011).
Manifestasi Klinis
• Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah
edema. Edema biasanya lunak dan cekung bila
ditekan (pitting), dan umumnya ditemukan
disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke
abdomen daerah genitalia dan ekstermitas
bawah.
• Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa
• Pucat
• Hematuri
• Anoreksia dan diare disebabkan karena edema
mukosa usus.
• Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat
badan meningkat dan keletihan umumnya
terjadi.
• Kekurangan gizi bisa terjadi akibat hilangnya zat-
zat gizi (misalnya glukosa) ke dalam air kemih
Klasifikasi

• Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS :


minimal change nephrotic syndrome).
• Sindrom Nefrotik Sekunder
• Sindrom Nefrotik Kongenital
Pemeriksaan Penunjang

• Uji urine
• Uji darah
• Uji diagnostic
Penatalaksanaan Medis
• Diperlukan tirah baring selama masa edema parah
yang menimbulkan keadaan tidak berdaya dan
selama infeksi yang interkuten
• Diet
• Perawatan kulit
• hindarkan menggosok kulit.
• Perawatan mata
• Pencegahan infeksi
• Dukungan bagi orang tua dan anak
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
• Identitas.
• Riwayat Kesehatan.
• Riwayat Kesehatan Keluarga.
• Riwayat kesehatan lingkungan.
• Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan.
• Riwayat Nutrisi.
• Pengkajian Persistem.
Komplikasi

– Hypovolemia
– Hipertensi
– Hyperlipidemia
– Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
– Anemia
– Malnutrisi
– Gagal ginjal akut
– Thrombosis
2. Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
ditandai dengan asites, dyspnea.
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya
suplai O2, hipertensi
• Penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload, kontraktilitas dan
frekuensi jantung
• Kelebihan volume cairan berhubungan dengan akumulasi cairan di dalam
jaringan, gangguan mekanisme regulasi (retensi sodium, natrium dan air)
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan asupan oral, mual, muantah, vomit
• Gangguan eliminasi urine
• Resiko infeksi
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen dalam tubuh
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
• konstipasi
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai