Oleh:
Kelompok 1
Jeruk yang diimpor adalah jeruk yang berwarna jingga, sedangkan sebagian
besar jeruk Indonesia berwarna hijau. Perubahan warna kulit buah jeruk
sangat dipengaruhi oleh suhu selama pertumbuhan buah. Iglesias et al.
(2007) menyatakan bahwa suhu dingin berperan penting pada perubahan
warna kulit buah jeruk saat proses pematangan agar menjadi jingga.
Perlakuan precooling tidak hanya untuk tujuan menurunkan suhu segera
setelah panen, tetapi juga sebagai pengganti suhu rendah yang tidak
ditemukan saat buah masih di pohon.
Kulit buah jeruk siam dataran rendah tetap berwarna hijau atau hijau kekuningan meskipun
telah matang. Teknik degreening merupakan proses perombakan pigmen hijau (klorofil)
pada kulit jeruk secara kimiawi membentuk warna jingga tanpa mempengaruhi kualitas
internal buah. perubahan warna kulit buah jeruk sangat dipengaruhi oleh suhu selama
pertumbuhan buah. Iglesias et al. (2007) menyatakan bahwa suhu dingin berperan penting
pada perubahan warna kulit buah jeruk saat proses pematangan agar menjadi jingga.
Penyebab kegagalan pembentukan warna jingga saat degreening di daerah tropis adalah
karena pigmen β-citraurin yang merupakan penyebab warna merah tidak terbentuk, yang
terbentuk hanya β-cryptoxanthine yang merupakan pigmen warna kuning. Warna kuning
pada kulit jeruk terbentuk oleh β-cryptoxanthine, sedangkan warna jingga adalah campuran
antara β-cryptoxanthine dengan β-citraurine (Stewart & Wheaton 1971, Rodrigo et al.
2013, Ma et al. 2013).
Etilen adalah bahan yang telah lazim digunakan dalam degreening buah jeruk Konsentrasi
etilen sangat menentukan keberhasilan degreening (Sdiri et al. 2012). Tidak tepatnya
konsentrasi etilen saat degreening buah jeruk seringkali menyebabkan kegagalan dalam
degradasi klorofil.
Tujuan dari pendinginan pendahuluan (pre cooling) ini adalah untuk memperlambat
respirasi, memperkecil kerentanan terhadap serangan mikroorganisme, mengurangi
kehilangan air, dan meringankan beban sistem pendinginan pada kendaraan
pengangkutan. Selain itu pendinginan dilakukan dengan tujuan menghilangkan
kotoran serta debu yang ada pada sayuran setelah dipanen. Pemanfaatan sifat-sifat es
ini dapat menyerap panas dan memiliki harga yang murah sehingga menguntungkan
untuk petani (Mulyanti, 2014). Pendinginan juga dapat mengurangi jumlah air yang
hilang melalui transpirasi dan menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba
(Tampubolon et al.,)
Precooling adalah proses pendinginan buah segera setelah panen. Walaupun buah jeruk
setelah dipanen kehilangan kontak dengan pohonnya, namun buah tersebut masih
melakukan metabolisme (Rahi et al. 2013).
Precooling atau pendinginan awal adalah suatu teknik yang digunakan untuk
memperpanjang umur simpan dari suatu produk. Precooling digunakan sebagai proses
pendinginan cepat untuk menyerap panas setelah proses pemanenan.
02
Metode
Pendinginan
(Precooling)
Metode Pendinginan (Precooling)…
5) Pendinginan vakum
Pendinginan vakum ini dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air dengan
tekanan rendah. Produk yang cocok menggunakan pendinginan vakum adalah sayur daun,
wortel, jagung manis, kubis bunga, cabai, seledri, jamur merang, asparagus dan lainnya.
Pendinginan vakum ini bisa bekerja secepat pendinginan hidro.
Pada penelitian penelitian yang dilakukan, metode precooling pada
jeruk biasanya dilakukan dengan cara memasukkan jeruk ke dalam air
berisi bongkahan es batu yang diatur suhunya. Biasanya suhu yang
digunakan adalah 10-12 C. Kemudian diatur waktunya sesuai
penelitian yang dilakukan
03
Cara Precooling
Buah Jeruk
Jeruk yang dipanen di kebun rakyat dibagi menjadi dua bagian.
Satu bagian tanpa dilakukan precooling (400 buah) dan satu
bagian dilakukan precooling (400 buah). Jeruk tanpa perlakuan
precooling langsung dimasukkan dalam kardus buah. Jeruk
dengan perlakuan precooling dicelupkan ke dalam air es dengan
suhu 5° C selama 30 detik.
Arzam, Taruna Shafa, et al. “Precooling dan Konsentrasi etilen dan Degreening untuk
Membentuk Warna Jingga Kulit Buah Jeruk Siam”
Ebook Pangan. (2006). Teknologi Pengawetan Bahan Segar. EbookPangan, 44(8), 1689–
1699.
Sudjatha, W., & Wisaniyasa, N. W. (2017). Fisiologi dan teknologi pascapanen. In
Udayana University Press.
Terima kasih