Anda di halaman 1dari 15

Nama :Dandy Junior Tomy Pratama

Kelas :XI RPL 3


Absen : 10

AUTOBIOGRAFI AT-THABARI
Seorang Ahli Fikih, Sejarawan, Ahli Tafsir
(Mufasir), dan Memahami Sunah serta Ilmu
Apa Yang Akan Dibahas ??

Biodata Diri Kehidupan Masa Perjalanan Karya-


Kecil Menuntut Karya dan
Ilmu Kematian
PART 01

Biodata Diri
Biodata Diri

Biodata At-Thabari
1. Nama lengkap : Abu Ja'far Muhammad bin
Jarir bin Yazid bin Katsir bin
Ghalib al-Amali ath-Thabari
2. Dikenal sebagai : Ibnu Jarir ath-Thabari
3. Tanggal lahir : 839 Masehi atau 224
Hijriyah
4. Tempat lahir : Amol, Tabaristan,
Kekhalifahan
Abbasiyah (kini wilayah
Iran)
Biodata Diri

Biodata At-Thabari
6. Etnis (suku bangsa) : Tabari (Mazandarani)
7. Zaman : Abad Pertengahan (berlangsung dari abad
ke-5 sampai abad ke-15 Masehi)
8. Firkah : Sunni
9. Mazhab Fikih : Awalnya Zahiri; Mendirikan mazhab Jariri
10. Tanggal Wafat : 923 Masehi atau 310 Hijriyah (Usia 86)
11. Tempat Wafat : Baghdad, Kekhalifahan Abbasiyah
(Wilayah Irak)
12. Karya : Tafsir Ath-Thabari, Lathiful Qaul fi Ahkami
syara il, Tarikhul Rijal dan masih banyak
yang lainnya
PART 02

Kehidupan Masa
Kecil
Kehidupan Masa
Kecil
Masa Kecil :
Ath-Thabari hidup, tumbuh dan berkembang di lingkungan
keluarga yang memberikan cukup perhatian terhadap masalah
pendidikan; terutama dibidang keagamaan, berbarengan dengan
situasi Islam yang sedang mengalami kejayaan dan kemajuan di
bidang pemikirannya.

Ayah ath-Thabari, Jarir Ibn Yazid adalah seorang ulama, dan dialah yang turut membentuk ath-Thabari menjadi seorang
yang menggeluti bidang agama.
Dengan ketekunan dalam belajar, ath-Thabari hafal al-Quran pada usia 7 tahun.Pada usia 8 tahun, ia sering dipercaya
masyarakat untuk menjadi imam sholat dan pada umur 9 tahun ia mulai gemar menulis hadits Nabi.
PART 03

Perjalanan
Menuntut Ilmu
Perjalanan Menuntut
Ilmu
Perjalanan Menuntut Ilmu :
Sejak umur 12 tahun al-Thabari sudah memulai perjalanannnya
untuk menimba ilmu ke beberapa penjuru daerah. Ray (salah
satu kota di Tehran, Iran), menjadi destinasi pertamanya untuk
menimba salah satu ilmu yang ingin ia perdalami yaitu hadist.

Pada tahun 241 H ath-Thabari melanjutkan perjalanannya ke Baghdad untuk mempelajari ilmu fikih kepada
Imam Ahmad bin Hanbal. Namun sayang ketika ath-Thabari masih dalam perjalanan menuju Baghdad, Imam
Ahmad bin Hanbal terlebih dulu wafat sehingga akhirnya ath-Thabari belum sempat belajar kepadanya.
Perjalanan Menuntut
Ilmu
Perjalanan Menuntut Ilmu :

Pada tahun 242 H, ath-Thabari melanjutkan perjalanan


intelektualnya ke Bashrah. Di kota ini, beliau belajar hadist
kepada Muhammad bin al-Ma’alli dan Muhammad bin Basyar.

Kemudian beliau baru mulai melanjutkan perjalanannya lagi ketika tahun 245 H yaitu pergi ke Syam atau yang
saat ini dikenal sebagai Syiria. Disana beliau mempelajari ilmu Qira’at kepada al-‘Abbas bin al-Walid al-Bairuni
dengan qira’at syamiyyin (Qira’at yang diriwayatkan oleh orang-orang Syam).
PART 04

Karya-Karya dan
Kematian
Karya-Karya dan
Kematian
Karya karya yang dihasilkan At-Thabari

a. Adab al-Manasik
b. Adab an-Nufus
c. Ikhtilaf al-Ulama al-Amshar
d. Jami’al Bayan an Ta’wil Ay al-Quran
e. Al-Bashir (aw Tabshir) fi Ulumuddin
f. Tafsir At-Thabari
g. Tarikh At-Thabari
h. Tarikh al-Umam wa al-Muluk
i. Al-Jami‟ fi al-Quran
j. Dan masih banyak yang lainnya
Karya-Karya dan
Kematian

Kematian At-Thabari :

Abu Muhammad Al Farghani (salah seorang murid Ibnu Jarir) mengatakan Abu
Bakr Ad-Dinawari berkisah bahwa ketika tiba waktu salat Zhuhur pada hari
meninggalnya beliau yaitu hari senin, Ibnu Jarir meminta air untuk memperbarui
wudhunya. Lalu ada yang berkata kepadanya, "Sebaiknya anda mengakhirkan
salat Zhuhur dan menjamaknya dengan salat Ashar".
Namun beliau menolak dan mengerjakan salat Zhuhur sendiri pada awal
waktunya. Demikian halnya salat Ashar beliau kerjakan pada waktunya dengan
tata cara salat yang sempurna dan baik.
Ada Pertanyaan ?
☝😅
Thank you for listening

Anda mungkin juga menyukai