Kelompok 2 Bencana
Kelompok 2 Bencana
Penanggulangan yang perlu dilakukan saat terjadi gempa bumi, antara lain segera
mencari tempat perlindungan seperti berlindung dibawah meja agar terhindar dari
reruntuhan bangunan, segera lari ketempat yang terbuka yang jauh dari bangunan.
2. Bencana Non-alam
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non-
alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Contoh bencana non-alam diwilayah Saereri adalah penyakit frambusia (penyakit kulit).
Penyakit Frambusia merebak di Serui, Kepulauan Yapen. Penyakit yang disebarkan oleh bakteri
Treponema Pallidum ini menyerang kulit hingga mengalami infeksi. Saat ini, temuan dari Dinas
Kesehatan setempat terdapat 70 kasus Frambusia Menular (P2M). Dinas Kesehatan Papua, Aaron
Rumainum, menyebutkan penyakit frambusia berkembang biak didaerah tropis.
Sementara untuk gejala penyakit Frambusia ditandai dengan munculnya kutil pada muka, kaki,
tangan, dan bagian tubuh lainnya.
Kebanyakan penyakit Frambusia diderita oleh anak berusia 6-12 tahun. Namun, usia dewasa juga
bisa terkena penyakit ini jika lingkungan sekitarnya.
Gejala awal akan bertahan hingga berbulan-bulan. Penyakit ini sifatnya kronik, artinya jika tidak
segera diobati, akan merusak jaringan kulit dan bisa menimbulkan cacat pada penderitanya.
3. Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peritiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antar kelompok antar komunitas masyarakat, dan teror.
Contoh bencana sosial diwilayah adat Saereri adalah konflik Tanah Ulayat yang berada di Kecamatan Serui, Kabupaten
Yapen Waropen, Papua. Awal mula terjadinya konflik ini dikarenakan perbedaan nilai, kepentingan tujuan dari perebutan
akan sumber daya tanah. Dimana pihak-pihak yang berkonflik dalam perebutan Tanah Ulayat ini, yaitu PT Telkom Serui,
Gereja Kristen Imanuel Serui, Pemerintah Daerah Serui, dan keluarga Maipon.
Isu yang dikonflikan terbagi dalam 2 isu besar, yaitu isu mengenai status kepemilikan tanah adat dan isu mengenai
pembayaran ganti rugi tanah adat, konflik ini sudah terjadi selama 34 tahun dan dalam kurun waktu tersebut sedikitnya telah
terjadi 2 kali eskalasi (pertambahan atau peningkatan) dengan ditandai adanya pemalangan. Eskalasi konflik secara khusus
dipengaruhi oleh disahkannya UU No. 21 Tahun 2001 mengenai Otonomi Khusus Papua. Dan menemui titik terang setelah
pembayaran uang muka ganti rugi tanah adat,dan pada akhirnya konflik ini selesai dengan bantuan mediasi dari pemerintah
di tahun 2008 dan dilakukan upacara pembebasan tanah adat bagi tanah yang berkonflik.
Cara Menanggulangi Penyakit Frambusia (penyakit kulit) :