TO HUMAN : A
CASE REPORT
Dosen Pembimbing : drg. Moch Atmaji W, Msi
Seldi Salsabila 1112017050
Pengantar
Pola bite mark manusia umumnya pada kulit muncul sebagai luka melingkar atau
oval, berbentuk cincin atau berbentuk donat yang terdiri dari dua lengkungan
berbentuk U yang saling berhadapan dan terpisah satu sama lain di dasarnya.
Setiap lengkungan memiliki garis kontusio, lecet, dan/atau laserasi yang sesuai
dengan ukuran, bentuk, dan susunan gigi manusia.
Jenis bitemark pada manusia
Bitemark heteroseksual
01 Bite Mark pada pelaku-pelaku hubungan intim antar lawan jenis dengan
perkataan lain hubungan seksual antara pria dan wanita terdapat
penyimpangan yang sifatnya sedikit melakukan penyiksaan yang
menyebabkan lawan jenis sedikit kesakitan atau menimbulkan rasa
sakit. Misalnya bite mark dengan aksi lidah dan bibir, pada organ
genital, dan pada payudara
Bite Mark Hewan Bite Mark umumnya terjadi sebagai akibat dari penyerangan
hewan peliharaan kepada korban yang tidak disukai dari hewan tersebut.
Kejadian tersebut dapat terjadi tanpa atau dengan instruksi dari
pemeliharanya/majikannya
Jenis bitemark pada hewan
Bitemark anjing
01 Bite Mark anjing biasanya terjadi pada
serangan langsung oleh hewan tersebut atau
atas perintah pawangnya.
Overlay
Metode perbandingan bite mark dengan gigi-gigi tersangka yang paling banyak
digunakan mencakup fabrikasi overlay. Terdapat beberapa cara untuk menghasilkan
overlay dari gigi-gigi tersangka, yaitu hand tracing dari model studi gigi, hand
tracing dari wax impression, metode xerografi/fotokopi, serta metode berbasis
komputer. Keakuratan pembuatan overlay dengan metode xerografi merupakan yang
paling akurat.
Analisis manual menggunakan cetakan gigi
Ketika cetakan dibuat dari cedera jaringan, replika
dapat dibandingkan secara langsung dengan model
gigi yang dicurigai penggigit. Jika terdapat lekukan
gigi yang tepat pada bite mark, tepi insisal gigi model
gigi sering kali dapat ditempatkan langsung ke
konfigurasi negatif yang sesuai pada replika bite mark
Menggunakan fotokopi
Metode menggunakan fotokopi yaitu model gigi discan dengan menempatkan tepi gigitan
model gigi di atas pelat kaca mesin fotokopi untuk mensimulasikan gigitan pada model
gigi. Kemudian diperoleh hasil gambar fotokopi dari model gigi, lalu dilakukan tracing
pada seluruh gigi mengikuti lengkung garis insisal. Hasil gambar fotokopi dari model gigi
yang sudah ditracing difotokopi dan dicetak pada lembaran asetat bening dengan skala
ABFO no.2.
menggunakan komputer
Meskipun inovatif, metode ini mengharuskan
pemeriksa untuk menyesuaikan kecerahan dan kontras
gambar (interpretasi subjektif) untuk memfasilitasi
pemilihan tepi gigi. Teknik yang dikenal sebagai
"deteksi tepi". Kemudian dicetak pada lembaran asetat
bening sehingga menghasilkan overlay.
klasifikasi
bitemark
Klas 1
01 Pola gigitan terdapat jarak dari gigi
insisivus dan kaninus
Klas II
02 Menyerupai bite mark kelas I tetapi terlihat cusp bukal
dan palatal maupun cusp bukal dan cusp lingual gigi
P1, tetapi derajat pola gigitannya masih sedikit.
Klas III
03 Derajat luka lebih parah dari kelas II, yaitu permukaan gigitan incisivus
telah menyatu tetapi dalamnya luka gigitan mempunyai derajat lebih
parah dari bite mark kelas II
Klas IV
04 Terdapat luka pada kulit dan otot di bawah kulit yang sedikit terlepas
atau rupture sehingga terlihat bite mark irreguler.
Klas V
05 Terlihat luka yang menyatu bite mark
insisivus, kaninus, dan premolar baik pada
rahang atas maupun rahang bawah.
Klas VI
06 Luka dari seluruh gigitan dari gigi rahang atas dan rahang
bawah, serta jaringan kulit dan otot terlepas sesuai dengan
kekerasan oklusi dan pembukaan mulut
PERAWATA
N
Semua luka harus diirigasi secara ekstensif dengan saline dalam jumlah yang
banyak dan pasien harus diberikan profilaksis tetanus. Analgesia dan/atau blok
saraf yang memadai harus diberikan sebelum eksplorasi, irigasi, atau debridemen
luka. Semua luka gigitan manusia yang menembus kulit harus mendapat
antibiotik profilaksis berupa profilaksis amoksisilin klavulanat selama seminggu.
Antibiotik yang diberikan harus efektif melawan patogen umum seperti
Streptococcus (terutama Streptococcus anginosus), Staphylococcus dan
Eikenella.
KESIMPULAN