Personalisasi
Filter mental Tendensi seseorang untuk
memfokuskan pada hal yang berpikir bahwa peristiwa
negatif, mengabaikan yang negatif yang terjadi disebabkan
positif oleh dirinya. Dia yang harus
bertanggung jawab
Macam Distorsi Kognitif
Menyepelekan hal yang Melompat ke kesimpulan
positif Tendensi untuk Membesarkan hal yang
menginterpretasikan secara negatif dan mengecilkan
Kalau dia dapat mencapai hal negatif suatu peristiwa
yang positif akan bilang: “ah meskipun belum ada fakta yang yang positif
Cuma begitu saja kok,” mendukung
Pernyataan ‘harus’
Tendensi untuk berpikir Labeling
imperatif atau memerintahkan
Memberi cap jelek pada diri
diri sendiri. Misalnya: “Saya
sendiri. “Saya memang bodoh.”
harus menjadi yang terbaik.”
“Saya harus mendapatkan dia.”
“Pikiran negatif adalah pikiran terbatas, tanpa sadar kamu
mengurung dirimu, menciptakan percakapan dalam diri yang
semakin melemahkanmu.
Jadi apakah kamu mau terus mempertahankannya?”
Proses CBT
Building Merumuskan
Mood check in
rapport masalah
Menantang Identifikasi
Menetapkan
NAT dan core NAT dan core
sasaran
belief belief
Pikiran
“Dia tertarik pada perempuan itu”
“Perempuan itu lebih cantik daripada aku”
“Dia lebih cocok dengan perempuan itu daripada saya”
TIPS!
• Sasaran bukan harga mati,
jadi sesuaikan juga dengan Time Frame Realistic
perubahan kehidupan • Waktu harus jelas dan spesifik. Kegagalan bisa • Sesuaikan dengan kemampuan yang kamu
saja terjadi karena kamu tidak cukup sering miliki, lebih baik merubah suatu hal yang bisa
• Ubah kalimat “saya harap melakukannya atau tidak cukup lama control daripada mencoba mengubah
saya bisa …” menjadi “Saya melakukannya. Apresiasi perubahan yang
terjadi sedikit apapun itu
lingkungan/orang lain
• Tanyakan seberapa ingin dia mengubahnya
ingin …” (rating 1-10)
Proses CBT
5. Identifikasi NAT
• Identifikasi core belief dan NAT dengan teknik panah bergerak turun
• Ciri-ciri NAT adalah pikiran negatif yang otomatis muncul ketika ada
pemicu berupa kejadian atau situasi tertentu. NAT bersumber dari
asumsi-asumsi pribadi yang sudah menjadi aturan hidup individu dan
core belief yang sudah dibawa sejak lama.
• Temukan pengalaman awal yang memunculkan core belief lalu buat
dinamika psikologis
Contoh kasus:
Orangtua Budi sangat mencintainya, namun sejak kecil mereka seringkali mengatakan
kepada Budi bahwa bagaimanapun prestasi yang Budi capai, sebenarnya Budi bisa
mencapai lebih baik daripada itu. Bukanya mendapat apresiasi ketika berhasil, namun
Budi sering mendapatkan respons “Berusahalah lebih baik lagi setelah ini”. Jika Budi
dapat nilai 80, maka di ujian berikutnya ia harus dapat nilai 90, selanjutnya lagi dia
harus mendapat nilai 100 untuk bisa dibilang baik. Tanpa disadari Budi
mengembangkan kepercayaan negatif tentang dirinya sendiri sejak dirinya SMP, bahwa
“Tidak peduli sekeras apapun saya mencoba, tetap saja saya tidak cukup hebat di
mata orangtua”. Setelah lulus kuliah, Budi menjadi karyawan di sebuah bank. Ia tidak
mampu memaksimalkan potensinya, karena setiap mendapatkan tugas yang
menantang, kepercayaan negatifnya muncul, sehingga dia berpikir “Saya tidak akan
mampu mengerjakan tugas ini dengan baik dan sempurna”. Budi berpikir “Jika saya
gagal mengerjakan tugas ini, maka orang lain akan menilai saya tidak kompeten”.
Akhirnya, Budi selalu membiarkan orang lain mengerjakan tugas-tugas yang
menantang, sementara ia memilih untuk mengerjakan pekerjaan sederhana yang
sudah biasa ia lakukan.
Menentukan NAT, dan core belief Budi dengan teknik panah bergerak turun
“Saya tidak akan mampu mengerjakan tugas ini dengan baik dan sempurna”
Apa arti pikiran itu?
“Ini mengatakan bahwa jika saya melakukan pekerjaan itu dengan tidak
sempurna, maka saya adalah orang yang gagal”
Apa arti pikiran itu?
“Ini mengatakan bahwa jika saya gagal, maka saya akan dinilai tidak kompeten
oleh orang lain”
Lalu apa artinya pikiran itu?
“Jika saya dianggap tidak kompeten, maka artinya saya tidak cukup hebat”
“Saya tidak cukup hebat, tidak peduli sekeras apapun saya berusaha”
Tabel formulasi masalah
Dinamika psikologis
Kepercayaan Budi
“Saya tidak cukup hebat, tidak peduli sekeras apapun saya berusaha”
d. Menciptakan kepercayaan alternatif dan mencari bukti (dengan positive data log)
Keyakinan lama saya Alternatif keyakinan baru Bukti yang mendukung
Saya tidak berharga “Saya punya kelebihan, dan kontribusi 1. Saya pernah membantu nenek-nenek
untuk orang-orang di sekitar saya” menyeberang jalan
2. Beberapa kali saya memberi sedekah ke
pengemis dan orang yang membutuhkan
Tidak ada yang bisa saya lakukan “Sebenanya banyak hal yang telah saya
untuk mengubah keadaan menjadi ubah tapi saya terlalu fokus pada hal-hal
lebih baik yang tidak berhasil saya ubah”
Mencari bukti dengan Positive Data Log
Teknik yang bisa dilakukan
e. Pertanyaan sokratik
• Induktif: menemukan bukti dan mengevaluasinya
• Yang diungkap:
-apakah bukti dari yang dia katakan?
-apakah penjelasannya?
-apakah keuntungan dan kerugiannya jika tetap berpegang pada belief
tersebut?
-bagaimana dia dapat menyelesaikan masalah ini?
O Kasus: Rina akan mempresentasikan hasil penelitiannya dihadapan juri, dia cemas
sekali
O Rina diminta untuk memberi instuksi pada diri sendiri:
O Problem definition: “Saya akan presentasi tapi cemas.”
O Response guidance: “Relax. Saya akan mempresentasikan sesuatu yang sudah saya
pahami betul
O Coping self statement: “Meskipun saya cemas kalau nanti melakukan kesalahan,
tidak apa. Cemas sedikit adalah biasa.”
O Self reinforcement: “Saya siap. Tidak apa.apa. Saya dapat melakukan itu dengan
baik”
Teknik yang bisa dilakukan
g. Thought stopping
• Digunakan untuk mengurangi frekuensi pikiran negatif yang muncul berulang-ulang
(Pikiran obsesif). Misalnya takut mati, takut kehilangan kontrol, imajinasi seksual yang
liar.
• Pertama klien diminta untuk menceritakan masalah dan mendiskripsikan pikiran
negatif itu berulang-ulang
• Terapis kemudian memotong dengan berteriak: “Stop!!”
• Sesi diulangi lagi dengan klien membayangkan peristiwa itu muncul lagi (kali ini tidak
perlu diucapkan).
• Ketika pikiran negatif muncul klien diminta memberi isyarat.
• Terapis berteriak “Stop!”
• Dilanjutkan diskusi
• Sesi diulang lagi.
• Klien diminta membayangkan peristiwa dan pikiran negatif yang muncul berulang kali
• Dia sendiri yang harus mengucapkan “Stop!” dalam pikirannya.
Masalah yang cocok dengan CBT
• Depresi
• Gangguan kecemasan
• Kecanduan alcohol
• Fobia
• PTSD
• Gangguan makan
• Stres
• Grieving