Anda di halaman 1dari 11

1

MEMAHAMI ORIENTASI PSIKOLOGI


PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH
DAN PRASEKOLAH
2

UUD 1945
• Pembukaan (alinea ke-4): Salah satu tujuan kemerdekaan
adalah “ ..mencerdaskan kehidupan bangsa”
• Psl 28B (ayat 2) – Amandemen UUD 1945: “Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
• Pasal 28 C (ayat 2) - Amandemen UUD 1945: “Setiap anak
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia
3

UU NO.23 TH 2002
(TTG PERLINDUNGAN ANAK)

• Pasal 1 (ayat 2): “Perlindungan anak adalah segala kegiatan


untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi
• Pasal 4: “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”
• Pasal 9 (ayat 1): ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dan tingkat kecerdasannya sesuai
minat dan bakatnya
4

Karakteristik Anak Usia Prasekolah


(<6 Tahun)
• setiap anak unik
• dunia anak adalah dunia bermain
• setiap karya anak berharga
• setiap anak berhak mengekspresikan keinginannya secara bebas
• setiap anak berhak memilih media ekspresi yang diinginkannya
• setiap anak berhak mencoba dan melakukan kesalahan
• anak memasuki tahap Praoperasional menurut Piaget. Anak
mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai
merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
Masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Dan
cenderung egosentris.
5

Hakikat Anak Usia Dini, oleh Bredecam dan Copple,


Brener, serta Kellough
• Anak bersifat unik.
• Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.
• Anak bersifat aktif dan enerjik.
• Anak itu egosentris.
• Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap
banyak hal.
• Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
• Anak umumnya kaya dengan fantasi.
• Anak masih mudah frustrasi.
• Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
• Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
• Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
• Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
6

Orientasi Psikologis Pembelajaran Anak Usia Pra


Sekolah
• Memperhatikan kebutuhan anak secara holistik dan kebutuhan spesifik anak.
• Memperhatikan budaya dan lingkungan di mana anak hidup/dibesarkan
• Mendasarkan pada tahap-tahap tumbuhkembang anak.
• Memperhatikan seluruh aspek kecerdasan anak.
• Memahami karakteristik anak dan mengimplementasikannya di dalam proses
pedidikan mereka.
• Tujuan: Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan: “
Fisik, intelektual, emosional, moral & agama secara optimal dalam
lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis & kompetitif.
• Pembelajaran: Belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran yang
berorientasi pada perkembangan.
• Menumbuh kembangakan Emosi pada anak: a. Bersikap empati pada
anak, b. Mendengarkan ungkapan emosi pada anak, c. Mengungkapkan emosi
lewat kata-kata, d. Mendengarkan musik indah dan teratur.
7

Karakteristik Anak Sekolah Dasar


(6-12 thn)
• Anak sudah bisa bekomunikasi, tetapi masih belum dapat mengungkapkan
secara sempurna apa yang dirasakan dan apa yang dipikirkan.
• Masalah emosional yang biasa timbul : 1). Malas belajar sebenarnya
karena perasaan / emosi yang tidak tenang / takut. 2). Lebih senang
bermain daripada belajar karena suasana rumah yang tidak nyaman atau
hubungan dengan anggota keluarga yang tidak menyenangkan.
• Anak senang mencoba hal-hal baru. Orang tua jangan salah
mengembangkan bakat yang dimiliki dan bidang minat yang perlu
diarahkan.
• Anak memasuki tahapan operasional konkrit (usia 7–11 tahun) menurut
Jean Piaget. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi
hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret
• Anak mulai belajar bagaimana caranya belajar dan mulai menerima
beban pengetahuan.
8

Proses Tahap Operasional Konkrit


Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila
diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda
lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan
bahwa semua benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit
isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama
dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda,
air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan
saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan
Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu
ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan
bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah
dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
9

Pembelajaran Anak Usia SD


• Anak usia SD Senang bermain
• Anak usia SD Senang bergerak
• Anak usia SD Senang bekerja dalam kelompok
• Anak usia SD Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara
langsung
• Anak usia SD Anak cengeng
• Anak usia SD Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
• Anak usia SD Senang diperhatikan
• Anak usia SD Senang meniru
10

Karakteristik Anak Sekolah Menengah (SMP dan


SMA) (11 thn – Dewasa)
• Anak memasuki tahap Operasional Formal, memiliki kemampuan untuk berpikir
secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti
logis, dan nilai.
• Anak mulai belajar bagaimana caranya memahami apa yang mereka pelajari, bukan
sekedar mengetahui. Fungsi otak berpikir harus mulai diseimbangkan dengan otak
emosional. artinya, kesiapan mental untuk memahami pengetahuan harus seimbang
dengan kesiapan mental untuk menerima pengetahuan yang harus dipahami.
• Anak memasuki masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja yang sangat
mengguncang emosional: semua hal. disukai, semua hal pun di benci, semua hal
diingini, semua hal pun tak dipedulikan.
• Anak senang mencoba hal–hal baru.
• Pada masa SMP anak mulai mencari jati dirinya, siapa dia?, dari mana dia berasal?, ke
mana dia akan menuju? (cita-cita).
• Pada masa SMA anak mulai menyadari eksistensinya, dan mulai membentuk diri dan
karakternya. Anak-anak mulai mantap cita-citanya dan sudah melatih diri untuk
menjadi sesuai yang dicita-citakan.
11

Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai