Kadarzi
Kadarzi
Departemen Kesehatan RI
Jakarta, September 2004
Apa latarbelakang perlunya
Akankah ada Andre yang lain? KADARZI ?
Kasus Andre merupakan salah satu contoh kasus yang masih
dialami oleh sebagian balita kita. Pada tahun 2002, terdapat
Andre seorang anak laki-laki berusia 12 27,3% balita menderita gizi kurang, 8% diantaranya gizi buruk.
Disamping gizi kurang, sebanyak 50% balita mengalami
bulan terpaksa dibawa ke puskesmas, kekurangan vitamin A, dan mempunyai risiko terjadinya
karena menderita gizi buruk dengan kebutaan, gangguan pertumbuhan dan penurunan daya tahan
tubuh. Masalah gizi lain adalah anemia gizi yang ditemukan
komplikasi penyakit diare. Dalam
pada sekitar 48,1% balita. Beberapa penelitian menyimpulkan
kesehariannya Andre diasuh oleh 54% kematian bayi dan balita dilatarbelakangi faktor gizi.
neneknya, karena kesibukan kedua Memasuki usia sekolah lebih dari sepertiga (36%) anak
orang tuanya. Mulai usia 3 bulan, Andre tergolong pendek, sebagai indikasi kekurangan gizi menahun.
Pada tahun 2003, 11% anak sekolah menderita GAKY.
sudah tidak diberi ASI lagi dan hanya Disamping itu diperkirakan 10 juta anak menderita anemia gizi
diberi susu botol. Andre tidak pernah besi.
dibawa ke posyandu yang ada di daerahnya, sehingga Secara keseluruhan gangguan gizi pada anak usia sekolah
mempengaruhi prestasi belajar, yang sangat merugikan generasi
pertumbuhannya tidak terpantau. Tanpa disadari hari demi
mendatang.
hari berat badannya mengalami penurunan dan kurus sekali.
Pada usia remaja dan usia produktif, anema gizi merupakan
Kondisi Andre menjadi sangat lemah dan sakit-sakitan. masalah yang paling sering ditemui. Sepertiga remaja putri dan
Apakah kejadian yang menimpa Andre harus dialami oleh WUS serta sekitar 50% ibu hamil menderita anemia gizi.
Selain itu kurang energi kronis (KEK) juga ditemui pada sekitar
anak-anak lain? (Suara Kita, 13 30 juta kelompok usia produktif. Kurang gizi pada kelompok ini
Agustus 2004) sangat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh dan
produktivitas. Masa kehamilan sering disebut periode kritis
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau pada masa ini akan menentukan pertumbuhan dan
Keluarganya Sadar Gizi perkembangan janin dan akan berdampak pada periode
Tetapi… siapa yang bertanggung jawab berikutnya.
menyadarkan keluarga Andre ?
Apa itu KADARZI ?
Dimasa mendatang proporsi usia lanjut akan semakin bertambah,
seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup. Tanpa disadari
sekitar 5 juta lansia menderita gangguan anemia gizi.
Disamping masalah gizi kurang, prevalensi gizi lebih meningkat KELUARGA SADAR GIZI adalah keluarga yang berperilaku gizi
dengan tajam, terutama di perkotaan. Gizi lebih terkait dengan seimbang, mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi
perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi. Gizi lebih merupakan anggotanya
salah satu risiko timbulnya penyakit degeneratif.
Mencermati perkembangan masalah gizi dan pengalaman didalam PERILAKU GIZI SEIMBANG adalah pengetahuan, sikap dan
pelaksanaan program perbaikan gizi, diperlukan pergeseran
praktek keluarga meliputi mengkonsumsi makanan seimbang dan
orientasi program perbaikan gizi, mengacu pada paradigma sehat.
berperilaku hidup sehat
Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting
sebagai berikut;
MAKANAN SEIMBANG adalah pilihan makanan keluarga yang
- Arah perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan
perilaku keluarga, untuk mencegah dan menanggulangi gizi mengandung semua zat gizi yang
kurang dan gizi lebih. diperlukan masing-masing
- Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok anggota keluarga dalam
siklus hidup, meliputi; bayi, balita, usia sekolah, remaja dan jumlah yang
usia produktif serta usia lanjut. sesuai dengan
- Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan kebutuhan dan bebas
keluarga, pemberdayaan masyarakat, peningkatan cakupan dari pencemaran
dan kualitas pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), merupakan gambaran keluarga
yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan
memecahkan masalah gizi anggota keluarganya.
Mengapa sasarannya Keluarga ? Beberapa contoh perilaku
SADAR GIZI
Mulai memberikan ASI SEGERA setelah lahir Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu
Jangan diberikan makanan lain sampai bayi hamil dan ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak
bisa dipenuhi dari makanan sehari-hari, terutama vitamin
berumur 6 bulan
A untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium untuk
Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan penduduk di daerah endemis gondok
BERGANTIAN setiap kali menyusui Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain)
Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut
banyak dengan MENU SEIMBANG Apabila kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari
pengkayaan makanan, maka suplementasi zat gizi dapat
dihentikan secara bertahap
Kapsul Vitamin A
Tablet Besi Kapsul Yodium
Bagaimana menuju
Bagaimana menilai keluarga sudah KADARZI ?
SADAR GIZI ? Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, serta
faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial ekonomi, dan
ketersediaan sumber daya.
Di tingkat keluarga :
Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu
Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia secara terus
dan anak baik
menerus
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada keluarga Tukar pengalaman antar keluarga serta pendampingan oleh
tokoh masyarakat dan petugas
Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam
beryodium Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara berjenjang
yang terjangkau (posyandu, puskesmas dan rumah sakit)
Semua ibu memberikan hanya ASI saja pada bayi
Di tingkat masyarakat:
sampai usia 6 bulan
Terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung upaya
Semua balita dalam keluarga yang ditimbang naik
menuju KADARZI (LSM; organisasi keagamaan; organisasi
berat badannya sesuai umur kepemudaan; PKK; kelompok budaya, organisasi profesi;
Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga organisasi wanita; pengusaha)
Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan
informasi sistem pelayanan gizi
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan menyebarluaskan
informasi dan sumber daya kesehatan dan gizi
Di tingkat Pemerintah
(Pusat,propinsi dan Kab/Kota)
Setiap sektor akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan dan gizi,
Setiap sektor mempertimbangkan aspek kesehatan dan gizi
dalam merumuskan kebijakan sektor
Setiap sektor menyediakan sumber daya untuk perbaikan
kesehatan dan gizi masyarakat