• Pedoman Pelaksanaan Standardisasi Layanan Rehabilitasi Penyalahguna
Narkotika Sesuai Sni 8807:2019 • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Penyelenggaraan Institusi Penerima Wajib Lapor • Pedoman Jaksa Agung Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Penyelesaian Penanganan Perkara Tindak Pidana Narkotika Melalui Rehabilitasi TUJUAN
• menjamin hak pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika untuk
mendapatkan bantuan medis, intervensi psikososial, dan informasi yang diperlukan untuk meminimalisasi risiko yang dihadapinya, pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis • yang didahului dengan proses wajib lapor • RSKK dengan kemampuan sumberdaya yang ada saat ini menjadi balai rehab non IPWL ( institusi peneriwa wajib lapor) • Menjalin Kerjasama dengan BNN selaku IPWL • Institusi Penerima Wajib Lapor yang selanjutnya disingkat IPWL adalah pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah • Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu, penyalah guna, dan korban penyalahgunaan narkotika dari ketergantungan narkotika. • Rawat Jalan adalah proses perawatan terhadap klien dimana klien datang berkunjung ke lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial sesuai jadwal dalam kurun waktu tertentu berdasarkan rencana terapi untuk memulihkan kondisi fisik dan psikisnya akibat penyalahgunaan narkotika JENIS BALAI REHABILITASI
• Mengacu pada pedoman standarisasi layanan rehabilitasi narkotika sesuai
SNI 8807 ( BNN 2022) • Ada 3 type : I, II, III ( terlampir) KESIAPAN RSKK
• KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA : I ORANG PSIKIATRI, 1
DOKTER UMUM , PERAWAT, APOTEKER. • DOKTER UMUM DAN PERAWAT BELUM MENGIKUTI PELATIHAN • KESIAPAN RUANGAN : MEMANFAATKAN GEDUNG DI DEPAN LAB PCR, SUDAH DILAKUKAN PENYEKATAN ( SESUAI DENGAN KEBUTUHAN RUANGAN)