Anda di halaman 1dari 45

Total Quality Leadership

dr. Ahmad Nurhadi, M.M.


Kepemimpinan Mutu
Kepemimpinan Mutu
• Keberhasilan organisasi mengimplementasikan kualitas sebagai bagian dari
kehidupan seluruh karyawan tergantung dari peran yang dijalankan
pemimpin organisasi tersebut.
• Pemimpin harus mampu memberikan arahan dan merumuskan tujuan
organisasi. Pemimpin adalah orang yang merealisasikan alasan mengapa
organisasi harus beroperasi.
• Pemimpin menyusun tujuan dan sasaran berdasarkan visi organisasi.
• Pemimpin memberikan arahan untuk pencapaian tujuan organsasi.
• Tujuan kepemimpinan adalah memperbaiki kinerja orang dan mesin,
memperbaiki kualitas, meningkatkan output, dan secara simultan
membawa kebanggaan para karyawan untuk bekerja.
Kepemimpinan Mutu
• Tujuan kepemimpinan tidak hanya menemukan dan melaporkan
kegagalan atau kesalahan karyawannya, melainkan menghilangkan
penyebab kegagalan dengan membantu karyawan bekerja lebih baik
dengan sedikit usaha.
• Pemimpin yang efektif juga berusaha membangun kepercayaan dengan
karyawannya. Para pemimpin tersebut berusaha dekat dengan
pengikutnya dan mencari informasi mengenai situasi yang ada,
menyusun prioritas, dan memonitor kemajuannya.
• Pemimpin harus menciptakan budaya yang berfokus pada pelanggan
yang bekerja untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dalam semua
kegiatan setiap harinya.
Kepemimpinan dalam Manajemen Kualitas
Tujuan kepemimpinan dalam manajemen kualitas ini adalah untuk
meningkatkan performansi manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang
ada, meningkatkan output dan produktivitas, dan secara simultan mampu
menciptakan kebanggaan kerja bagi para karyawan.
Idealnya, gaya kepemimpinan yang digunakan dalam manajemen kualitas
adalah gaya kepemimpinan transformasional (transformational leadership)
dan gaya kepemimpinan visioner (visionary leadership)
Kepemimpinan transformasional akan mengubah seluruh organisasi
dengan mentransformasikan organisasi menuju pandangan mereka tentang
apa yang harus dilakukan organisasi dan bagaimana seharusnya organisasi
itu berjalan dengan baik menuju sasaran kualitas yang telah ditetapkan.
5 hal yang harus dilakukan pimpinan dalam
TQM
• 1) mengenal para pelanggannya dan menemukan kebutuhan mereka;
• 2) menyusun standar yang konsisten dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan;
• 3) melaksanakan pengendalian proses dan sistem dan memperbaiki
kemampuannya;
• 4) tanggung jawab pimpinan dalam menyusun filosofi, kebijakan
kualitas, dan menyediakan motivasi melalui kepemimpinan dan
menyiapkan personil yang mampu mencapai sasaran kualitas;
• 5) pemberdayaan personil pada seluruh level dalam organisasi untuk
melaksanakan perbaikan kualitas.
Kepemimpinan dalam Manajemen Kualitas
• Kepemimpinan dalam manajemen kualitas merupakan pengaruh dari pimpinan
untuk melaksanakan tindakan perbaikan kualitas melalui pengikutnya.
• Pimpinan akan secara simultan menetapkan tujuan yang bersifat strategik yang
diarahkan untuk usaha perbaikan kualitas secara terus-menerus dan
berkesinambungan.
• Kepemimpinan dalam manajemen kualitas atau dalam TQM harus mempunyai
kesadaran akan perlunya perubahan yang harus dilaksanakan, dan mau
melaksanakan perubahan, baik perubahan yang bersifat continuous
improvement maupun yang bersifat reengineering.
• Pemimpin harus mampu mengarahkan, memotivasi, dan memberdayakan
pengikutnya untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan.
Kepemimpinan dan Pemberdayaan
• Pemberdayaan merupakan proses memberikan kewenangan kepada karyawan
untuk membuat lebih banyak keputusan yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Pemberdayaan dapat dilakukan antara lain dengan cara
merekrut orang-orang yang terbaik dan berkualifikasi, dan peduli dengan apa
yang mereka kerjakan.,
• Pemimpin harus mau mengakui bahwa karyawan yang sedang melakukan
pekerjaan tersebut mengetahui bahwa mereka lebih baik daripada orang lain.
• Pemimpin juga sendiri harus mampu memperlakukan karyawan dengan
memberikan kepercayaan, kepedulian, pengakuan, memperlakukan sama, mau
bekerja sama, rasa hormat, dan sebagainya. Karyawan yang merasa diberdayakan
akan merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah milik mereka, mereka juga mau
bertanggung jawab dan memiliki kendali atas pekerjaan tersebut.
• Sistem manajemen tidak akan pernah efisien dan usaha perbaikan
tidak pernah dapat terlaksana tanpa kepemimpinan yang berorientasi
kualitas.
Peran Pimpinan
• Peran pimpinan puncak, meliputi menyusun dan mempersiapkan departemen
kualitas, menyusun strategi kualitas, menyusun dan menyempurnakan
sasaran kualitas, menyediakan sumber daya, menyediakan pelatihan tentang
metodologi kualitas, menyiapkan perbaikan tim manajemen kualitas, dan
menyediakan umpan balik dan pengenalan.
• Peran pimpinan menengah, meliput membuat pengurutan masalah kualitas
yang akan diselesaikan, bertindak sebagai pemimpin berbagai tim kualitas,
bertindak sebagai anggota tim kualitas, menyediakan kekuatan untuk
membantu departemen pengendali kualitas dalam mengembangkan elemen
strategi kualitas, memimpin kegiatan untuk mewujudkan kualitas produk dan
layanan, dan mengidentifikasi pelanggan dan pemasok untuk mengetahui
kebutuhan dan harapan mereka.
10 elemen proses dalam mewujudkan
kepemimpinan kualitas
• 1. Mendemonstrasikan kepemimpinan, • 3. Keterbukaan lini komunikasi, yang
yang meliputi tindakan untuk mengambil meliputi komunikasi vertikal dan horisontal,
inisiatif, memberikan contoh yang baik, komunikasi secara bebas dan terbuka,
memimpin para bawahan atau pengikut kepercayaan dan saling menanggapi, mau
dan memberikan inspirasi bagi rekan- menjadi pendengar, memberikan informasi
rekannya, dan menunjukkan komitmennya secara terbuka pada semua orang, dan
terhadap kualitas. tidak bekerja berdasarkan jadwal kerja
yang tersembunyi.
• 2. Membangun kesadaran, yang meliputi
pendidikan secara mandiri pada proses • 4. Menciptakan dorongan untuk mencapai
kepemimpinan kualitas, mendiskusikan tujuan, yang meliputi pendefinisian visi dan
kepemimpinan kualitas dengan rekan misi, menyusun tujuan dan sasaran yang
(komunikasi horisontal), dan membantu relevan yang disusun oleh seluruh personil,
para pengikut menjadi lebih sadar dan menggunakan pandangan jangka
terhadap kualitas (komunikasi vertikal). panjang.
10 elemen proses dalam mewujudkan
kepemimpinan kualitas
• 5. Fokus pada pelanggan, yang meliputi pendefinisian pelanggan, • 8. Membangun tanggapan dan kepercayaan, yang meliputi
mengerti kebutuhan, harapan, dan persyaratan pelanggan, mendengarkan ide setiap orang, mendukung kontribusi individu,
mengetahui kepuasan pelanggan, mau mendengarkan pelanggan, mengetahui bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap
dan melibatkan pelanggan dalam perencanaan dan pembuatan kualitas, dan memahami bahwa seluruh personil merupakan harta
keputusan. benda organisasi yang tidak ternilai.
• 6. Pengembangan kerja tim, yang meliputi pengembangan tim, • 9. Menciptakan lingkungan yang mempromosikan continuous
bekerja dengan mengadakan perbaikan proses secara terus- improvement, yang meliputi memandang masalah sebagai
menerus dan berkesinambungan, memberikan pengarahan bagi tim kesempatan, melaksanakan perbaikan, menguji nilai kebijakan,
dalam mengorganisir perbaikan, mendukung dan memperkuat praktik, dan prosedur, dan menghilangkan rasa ketakutan.
kinerja dan perilaku dalam tim, dan mengerti usaha dan
• 10. Menggunakan tim yang melaksanakan proses, yang meliputi
pendekatan, bukan sekedar hasil.
ukuran tim yang tergantung pada proses yang ada, tim harus dibuat
• 7. Memberikan dukungan, pelatihan, dan pendidikan, yang meliputi lintas fungsi, mengarahkan ke perubahan dan perbaikan, dan
membuat perbaikan, memberi kesempatan pada seluruh personil membawa seluruh tim untuk bekerja sama dan bukan
untuk mengadakan perbaikan, menggunakan sumber daya yang berkonfrontasi.
tersedia secara optimal, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan, dan memberikan pendidikan kepada karyawan secara
konsisten.
Kepemimpinan dan Kerja Tim Dalam TQM
Kepemimpinan dalam TQM
• TQM memerlukan dukungan penuh dari pimpinan yang dalam hal ini
terutama adalah Top Management.
• Peran pemimpin sangat memengaruhi dan menentukan berhasil atau
tidaknya pelaksanaan TQM.
• Dalam organisasi atau perusahaan yang melaksanakan filosofi TQM
perlu adanya kerja tim yang baik dan perlu pimpinan yang handal
yang selalu siap menghadapi perubahan. Pemimpin juga harus mau
belajar dan melakukan perbaikan terus-menerus dan
berkesinambungan (continuous quality improvement).
Karakteristik Pimpinan yang Tangguh dalam
TQM
• 1. Mempunyai semangat misi yaitu mampu mempromosikan misi organisasi dengan
filosofi TQM ke luar organisasi.
• 2. Mempunyai target yaitu target untuk selalu mengadakan continuous quality
improvement dengan perbaikan proses.
• 3. Komitmen terhadap mutu, yang harus dimulai dari pimpinan dan disebarluaskan
kepada para bawahan atau anak buahnya.
• 4. Mendukung perubahan. Pemimpin organisasi yang menganut filosofi TQM memang
harus berani mengadakan perubahan dan berani menghadapi resiko dari perubahan-
perubahan tersebut.
• 5. Mampu mengadakan kontak dengan pelanggan. Pelanggan adalah segalanya bagi
organisasi atau perusahaan. Tanpa mereka, apa yang telah dilakukan perusahaan akan
sia-sia. Pimpinan harus mampu menjadi juru bicara dengan pelanggan dan
mendekatkan organisasi atau perusahaan dengan para pelanggan.
TQM dan kerja tim
• TQM juga menghendaki kerja tim yang dilandasi rasa saling percaya
dan keterbukaan dari para anggota. Dengan kepercayaan dan
keterbukaan ini anggota tim akan mampu berpartisipasi dan
mengungkapkan pendapatnya sehingga dapat dilakukan berbagai
perbaikan dan peningkatan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kerja tim
• 1. Adanya kesepakatan dalam tujuan tim. Tim dapat bekerja secara efektif bila ada
kesepakatan dan kerja sama dalam mencapai tujuan atau sasaran
• tim tersebut.
• 2. Ketaatan anggota terhadap peraturan tim. Tim harus mempunyai aturan- aturan
tertentu yang disepakati bersama sehingga tidak terjadi benturan atau pertentangan
antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam satu tim.
• 3. Keadilan dalam membagi wewenang dan tanggungjawab. Tim dapat berjalan dengan
baik bila ada pembagian wewenang dan tanggungjawab secara adil, sehingga tidak ada
rasa iri atau saling mencurigai satu dengan yang lain.
• 4. Mampu beradaptasi terhadap perubahan. Perubahan tidak boleh tidak, tetapi memang
harus ada dan dilaksanakan, bahkan sangat diperlukan bila menginginkan perbaikan. Oleh
karena itu, setiap anggota tim harus saling membantu dan mampu beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan tersebut.
• Tanpa adanya pemimpin yang bertanggung jawab, berdisiplin pribadi
tinggi, jujur, mempunyai kredibilitas, energi, dan stamina tinggi, tabah
menghadapi segala situasi tersebut, maka filosofi TQM tidak akan dapat
terlaksana. Dan tanpa tim yang beranggotakan orang yang merasa saling
tergantung, mempunyai kesamaan bahasa, memberikan tanggapan yang
baik, saling percaya, dan terampil dalam menghadapi berbagai masalah,
maka filosofi TQM juga tidak akan dapat terlaksana dengan baik.
• TQM harus dimulai dari pemimpin. Hal ini disebabkan filosofi TQM harus
menyatu dengan kebijakan organisasi yang disusun oleh pimpinan, dan
bersama-sama dengan pengikut menerapkan filosofi tersebut.
Pimpinan bertugas untuk :
• 1. Menyusun “organisasi” untuk kualitas organisasi.
• 2. Mengidentifikasi pelanggan mengenai kebutuhan dan persepsi atas
kebutuhan pelanggan.
• 3. Menilai kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggansecara ekonomis.
• 4. Menjamin bahwa kebutuhan material dan kepercayaan pelayananmampu
memenuhi standar kinerja dan efisiensi.
• 5. Konsentrasi pada pencegahan daripada mendeteksi filosofi.
• 6. Pendidikan dan pelatihan untuk continuous improvement.
• 7. Meninjau sisitem manajemen kualitas untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemajuan.
Total Quality Leadership
• Kepemimpinan dalam kualitas secara total (Total Quality Leadership
atau TQL) adalah sistem manajemen strategi yang terintegrasi, untuk
mencapai kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh pemimpin
dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan metode
kuantitatif untuk mengadakan perbaikan secara terus menerus dan
berkesinambungan dalam proses organisasi.
• TQL meliputi tiga prinsip yaitu
• mencapai kepuasan pelanggan,
• membuat perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan,
• dan membangun tanggung jawab setiap orang terhadap kualitas.
• TQL menghendaki perubahan pendekatan kepemimpinan dan
perubahan budaya.
TQL memerlukan 8 elemen
• 1. fokus pada pelanggan yaitu dengan memberikan kepuasan kepada
pelanggan internal dan eksternal sesuai dengan kebutuhan dan harapannya;
• 2. komitmen jangka panjang, yang dilakukan agar seluruh personil juga mau
melakukan hal yang sama dengan terlibat secara penuh dalam seluruh proses
yang ada;
• 3. kepemimpinan dan dukungan manajemen puncak, yaitu dengan
menunjukkan dukungan bagi individu maupun kelompok dengan
menggunakan konsep perbaikan kualitas secara terus-menerus dan
berkesinambungan (continuous quality improvement) dalam gaya,
perencanaan strategik yang diambil, dan memberikan dukungan tenaga,
pikiran, dan keuangan;
Elemen TQL
• 4. pemberdayaan seluruh personil dan kerja tim yaitu dengan mendorong partisipasi
seluruh personil untuk mencapai sasaran kualitas, termasuk perbaikan pelayanan,
penyelesaian masalah, dan perbaikan kesalahan pada seluruh proses yang ada;
• 5. komunikasi efektif yaitu dengan mengadakan hubungan komunikasi baik secara formal
maupun informal, baik yang berupa komunikasi yang vertikal maupun horisontal;
• 6. kepercayaan pada analisis proses secara statistik, yang memungkinkan organisasi atau
perusahaan melakukan tindakan perbaikan, menetapkan prioritas, dan mengevaluasi
kemajuan yang tercapai;
• 7. komitmen terhadap pelatihan yaitu dengan membangun kesadaran untuk mengadakan
perbaikan melalui pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf;
• 8. mendukung pemberian penghargaan yaitu memberikan penghargaan yang bukan
hanya berupa upah atau gaji, melainkan penghargaan yang berupa pujian, dukungan,
saran, maupun kritik membangun.
Karakteristik perilaku pemimpin
• 1. Pribadi, pandangan jangka panjang yang mengenal dan mendukung perbedaan
komunitas dalam organisasi. Pemimpin harus mempunyai perencanaan jangka
panjang yang menunjukkan pandangan melalui berbagai tanda atau simbol yang dapat
memperbaiki nilai dari perbedaan tersebut.
• 2. Pengetahuan yang luas tentang dimensi perbedaan dan kesadaran. Pemimpin harus
mempunyai pengetahun luas yang digunakan untuk menanggapi perbedaan budaya
yang ada.
• 3. Keterbukaan akan perubahan. Pemimpin harus mampu memberikan tanggapan,
umpan balik, kritikan, dan pujian, untuk perubahan dan perbaikan.
• 4. Mentoring dan pemberdayaan untuk seluruh karyawan. Pemimpin harus
mengambil tindakan secara aktif dalam menciptakan kesempatan bagi semua anggota
yang memiliki keunikan tersebut. Pemimpin juga harus jujur dalam memberikan
umpan balik dan pelatihan yang diperlukan.
Tindakan yang perlu dilakukan pemimpin
dalam penerapan TQM
• 1. Memperkenalkan dan menerapkan secara konsisten prinsip dan elemen
yang ada dalam filosofi tersebut.
• 2. Secara konsisten menginformasikan keunggulan TQM pada pengikutnya.
• 3. Memberikan pelatihan dan pendidikan secara konsisten pada seluruh
pengikutnya dalam menerapkan TQM yang sesuai bagi organisasi atau
perusahaan mereka.
• 4. Mengevaluasi dan mengubah berbagai metode komunikasi antar
departemen dan antar berbagai tingkatan dalam manajemen organisasi atau
perusahaan.
• 5. Mengembangkan standar untuk mengukur dan mengendalikan biaya
kualitas untuk mengetahui efektifitas hasil pengimplementasian TQM tersebut.
Keefektifan Organisasi
A. PEMIMPIN PADA ORGANISASI YANG
EFEKTIF
• Organisasi yang efektif harus membuat organisasi menjadi lebih hebat.
• organisasi harus melakukan usaha setiap harinya secara terus-menerus untuk memperbaiki
produk, proses, dan layanan.
• Organisasi harus menyusun metode dan standar yang memungkinkannya mencapai hasil
yang excellence setiap waktu.
• Organisasi atau perusahaan memiliki berbagai strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan posisinya di pasar, misalnya tim, penjaminan kualitas, JIT, TQM, six sigma,
lean manufacturing, dan sebagainya.
• Organisasi memerlukan sistem yang memfokuskan pada proram-program yang
mengutamakan pada faktor kunci dalam organisasi.
• Organisasi yang efektif belajar mengenal dan menghilangkan sumber pemborosan.
• Sumber pemborosan tersebut antara lain produksi berlebih, antrian, transportasi,
pemrosesan, persediaan, pergerakan, dan cacat atau kesalahan.
Keberhasilan Organisasi yang Efektif
• 1. Berfokus pada pelanggan.
• 2. Penyusunan rencana strategik.
• 3. Pengembangan sumber daya manusia.
• 4. Manajemen rantai pasokan.
• 5. Manajemen proses.
• 6. Alat dan teknik penyelesaian masalah.
• 7. Manajemen proyek.
• 8. Alat dan teknik untuk membuat perbaikan.
• 9. Ukuran keberhasilan organisasi.
• 10. Melakukan perbaikan secara keseluruhan.
Manfaat Organisasi yang Efektif
• 1. Meningkatkan profit, persaingan, kepuasan pelanggan, komunikasi, kerja
tim, moral karyawan, imej perusahaan, lingkungan kerja, pengambilan
keputusan, perencanaan, layanan kepada pelanggan internal dan eksternal,
dan hasil.
• 2. Meningkatkan retensi pelanggan dan kemampuan berinteraksi dengan
pelanggan.
• 3. Meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan.
• 4. Mengurangi perputaran kerja karyawan.
• 5. Mengurangi keluhan pelanggan.
• 6. Mengurangi biaya melalui pengurangan kesalahan, pengerjaan ulang, dan
sebagainya.
Tahapan Organisasi yang Efektif
• 1. Pengenalan (recognize) yaitu pemimpin memahami kebutuhan akan perubahandan berfokus
pada pencapaian keefektifan organisasional.
• 2. Pendefinisian (define) yaitu pemimpin mendefinisikan strategi, sasaran, dan tujuan yang penting
untuk tercapainya keefektifan organisasional.
• 3. Pengorganisasian (organize) yaitu tahapan yang harus dilakukan pemimpin untuk mengukur dan
menganalisis posisi atau kondisi orgnisasi saat ini.
• 4. Perbaikan (improve) yaitu menysun strategi dengan menyeleksi bidang permasalahan kunci,
melatih orang/karyawan, menyusun pengukuran, mengembangkan solusi, dan melaksanakan
perbaikan.
• 5. Pengendalian (control) yaitu menentukan hal-hal yang harus dilakukan jika perbaikan terlaksana,
lalu menyusun kegiatan pengendalian untuk mempertahankan tingkat kinerja yang baru.
• 6. Mempertahankan (sustain) yaitu mengintegrasikan perbaikan seluruh organisasi dan melakukan
standarisasi terhadap praktik-praktik terbaik, serta memilih bidang-bidang untuk perbaikan.
• Pemimpin memberikan arah dan tujuan bagi organisasi.
• Pemimpin merupakan orang yang merealisasikan perubahan
organisasi. Bila organisasi mempunyai komitmen untuk memfokuskan
pada pelanggan, maka pemimpin harus menyusun harapan tersebut
dalam tiga level, sasaran dan tujuan organisasi secara keseluruhan,
proses-proses dalam organisasi, dan kinerja individu selama kegiatan
dari hari ke hari.
• Pemimpin harus mendefinisikan sistem dan standar yang mendukung
seluruh tujuan dan sasaran organisasi.
• Pemimpin yang efektif menyusun misi organisasi dalam pekerjaan untuk
menciptakan budaya organisasi yang berfokus pada penciptaan nilai bagi
pelanggan.
• Budaya merupakan model keyakinan dan nilai-nilai bersama yang menyediakan
anggota organisasi dengan peraturan perilaku atau penerimaan norma untuk
melaksanakan kegiatan operasi.
• Untuk mendorong orang atau karyawan menciptakan nilai bagi organisasi, maka
pemimpin yang efektif menyediakan kepemimpinan yang dikendalikan oleh nilai.
• Pemimpin harus menjamin keselarasan antara kebutuhan, keinginan, dan harapan
pelanggan dengan sasaran strategik organisasi, keselarasan antara sasaran atau
tujuan masing-masing departemen dan sasaran pekerjaan dalam departemen dan
sasaran individu.
• Pemimpin yang efektif harus bertanggung jawab untuk mengelola perubahan dalam
organisasi.
• Pemimpin juga harus belajar menggunakan talenta, pelatihan, dan keahlian untuk
memotivasi karyawan dan mengambil keputusan.
• Pemimpin yang efektif dapat mendorong karyawan untuk menciptakan nilai dengan
dukungan kegiatan kunci yang mengendalikan kesuksesan organisasi.
• Pemimpin yang efektif menunjukkan komitmen dan keterlibatannya dengan memberikan
dukungn finansial, terlibat dalam usaha perbaikan, dan meyakinkan bahwa karyawan
memiliki waktu di tempat kerjanya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang penting.
• Pemimpin dalam organisasi yang efektif diharapkan dapat menjadi model peran bagi
karyawannya.
• Peran ini meliputi perilaku etis dan menjadi warga organisasi yang baik.
Strategic Quality Management
• Strategic Quality Management (SQM) sebagai suatu pendekatan untuk
menyusun dan mencapai sasaran standar kualitas bagi organisasi atau
perusahaan, dan sebagai suatu filosofi dan praktik organisasi yang bertujuan
mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lain yang ada dengan cara
yang paling efektif untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan
tersebut.
• Strategic Quality Management (SQM) merupakan kerangka kerja yang
komprehensif dan bersifat strategik yang menghubungkan profitabilitas,
sasaran usaha, dan persaingan untuk perbaikan kualitas dengan tujuan
pengaturan sumber daya manusia, material, dan informasi dalam organisasi
atau perusahaan untuk memperbaiki produk dan jasa secara terus menerus
dan berkesinambungan yang akan disampaikan kepada pelanggan.
Konsep Inti SQM
• 1. Fokus pada pelanggan (customer focus). Fokus pada pelanggan ini merupakan sasaran kualitas dan
strategi dalam penerapan manajemen kualitas strategik (SQM)
• 2. Kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan pada seluruh
level manajemen dalam organisasi, khususnya dalam menjaga dan memelihara hubungan yang dekat
antar divisi atau bagian dalam organisasi, mengomunikasikan sasaran kualitas, pendidikan dan
pelatihan karyawan mengenai bagaimana membuat kualitas sebagai prioritas utama, dan
menyebarkan konsep continuous improvement ke seluruh bagian dalam organisasi atau perusahaan.
• 3. Perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous improvement). Continuous
improvement meliputi memberikan yang terbaru dalam produk dan jasa, menghasilkan produk yang
seragam dengan mengadakan benchmarking, mengurangi variasi, mengurangi atau menghilangkan
kesalahan, memperbaiki kemampuan memberikan respon, meningkatkan produktivitas dan efektif
dalam penggunaan seluruh sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan. Hal ini
berarti memromosikan organisasi atau perusahaan menjadi organisasi pembelajar, dengan
mengambil inisiatif untuk mencoba segala sesuatu dan melakukan perbaikan secara spontan bila ada
sesuatu yang bermasalah.
Konsep Inti SQM
• 4. Perencanaan kualitas strategik (strategic quality planning). Untuk dapat mencapai
kesempurnaan dalam kualitas dan menjadi market leader, membutuhkan orientasi ke masa
mendatang dan kemauan membuat komitmen dalam jangka panjang dengan pelanggan,
karyawan, pemegang saham, pemasok, dan masyarakat.
• 5. Kualitas desain, kecepatan, dan pencegahan (design quality, speed, and prevention).
Organisasi atau perusahaan dituntut untuk menjadi inovatif dalam menerapkan teknologi,
menggunakan sistem pemrosesan yang terencana dengan baik dan terintegrasi dengan
sempurna, dan mempunyai perencanaan dalam produk maupun jasa berdasar perancangan
terbaru dengan konsep kreatif dan peralatan yang paling kompleks. Konsep “do it rigth the
first time” harus menjadi standar penyusunan sistem dan proses yang berkaitan dengan
seluruh kegiatan kualitas. Konsep kualitas melibatkan seluruh produk dan jasa, seluruh
proses termasuk pembuatan sistem pendukung, pelanggan internal dan eksternal, dan
seluruh biaya yang harus dikeluarkan karena menghasilkan produk cacat, kesalahan, waktu
siklus, seperti perbaikan kecepatan menanggapi kebutuhan pelanggan, pangsa pasar,
produktivitas, dan pofit.
Konsep Inti SQM
• 6. Partisipasi dan kerja sama seluruh personil (people participation and partnership). Strategi
inovatif banyak melibatkan karyawan, dengan program karyawan multi fungsi (multi-functional
employee), program manajemen tim yang mandiri oleh karyawan (self-managed team),
program manajemen partisipatif (participative management), dan gugus kualitas (quality
circle), yang harus didukung untuk memperbaiki keahlian dan pengetahuan, kinerja dan
fleksibilitas untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kualitas. Program partisipasi,
pemberdayaan, dan kerja sama ini juga harus digunakan untuk menjalin kerja sama dengan
supplier, dan masyarakat secara luas.
• 7. Manajemen berdasar fakta (fact-based management). Untuk dapat mencapai sasaran kinerja
dan kualitas diperlukan manajemen proses yang berdasarkan informasi, data, dan analisis yang
dapat dipercaya. Kegiatan operasional dan pengambilan keputusan membutuhkan dasar
informasi yang nyata mengenai indikator kinerja, proyeksi ke depan, dan analisis trend.
Penggunaan teknik-teknik statistik dan evaluasi strategic mengenai kualitas, memerlukan data
obyektif seperti kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan lama waktu memberikan
tanggapan.
C. MSDM DAN PRODUKTIVITAS
• Perbaikan produktivitas dilakukan dengan kerja keras karyawan,
investasi dalam peralatan pendukung, pengelolaan kapasitas,
substitusi dengan otomatisasi bagi karyawan, standarisasi layanan,
pemisahan hubungan dengan pelanggan, dan outsourcing. Perbaikan
produktivitas harus berfokus pada kinerja operasonal internal dan
pemasaran eksternal sehingga efisiensi output diseimbangkan dengan
keefektifan.
Usaha yang dapat dilakukan perusahaan
dalam meningkatkanproduktivitasnya
• 1. Interpersonal Domain
• Interpersonal domain meliputi hubungan interpersonal jangka panjang, yang
mengandung manfaat sosial, ekonomi, psikologi, sehingga perlu dikembangkan
hubungan dengan pelanggan untuk menghilangkan berbagai masalah, hubungan
dengan organisasi untuk mengembangkan inisiatif, mempertahankan komunikasi
yang baik dan jelas, dan menyediakan akses yang lebih besar bagi pelanggan.
Hubungan dengan kolega dengan cara kerja tim, kerja sama, dan kolaborasi efektif
merupakan ukuran produktivitas pelayanan. Hubungan yang baik juga ditunjukkan
dengan OCB.
• 2. Job Domain, yang meliputi desain kerja dan promosi kerja. Karyawan harus
berfokus pada menyediakan apa yang penting dan menunjukkan sesuatu yang
benar dengan benar. Karyawan juga harus berfokus pada pekerjaan atau proyek
yang multitasking.
• 3. Environmental Domain, yang meliputi lingkungan fisik dan peralatan dan
teknologi.
• Lingkungan fisik meliputi tata letak, kondisi tempat kerja (suhu udara,
kegaduhan, kualitas udara), dekorasi, perabotan, privacy, dan sebagainya.
Peralatan dan teknologi akan membantu meningkatkan produktivitas
dengan mengurangi tugas karyawan yang ahli dan mengurangi peralatan
yang sulit digunakan.
• 4. Organizational Domain
• Karyawan yang mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi inilah yang
mampu memberikan kontribusi pada individu.
• 5. Karakteristik Individu, yang meliputi kepribadian, mood, kesehatan
sumber daya manusia dapat menyediakan sumber
untuk mempertahankan keunggulan bersaing
• Pertama, sumber daya manusia harus menambah nilai bagi proses
produksi perusahaan. Hal ini ada pada levels of individual
performance.
• Kedua, keahlian yang dicari perusahaan harus jarang atau langka.
• Ketiga, kombinasi human capital investment tidak dengan mudah
dapat ditiru.
• Keempat, sumber daya manusia tidak harus menjadi subyek dalam
penggantian kemajuan teknologi atau penggantian lainnya karena
merupakan sumber keunggulan bersaing.
• Praktik-praktik MSDM dapat juga memengaruhi kinerja perusahaan
melalui ketentuan struktur organisasi yang mendorong partisipasi
antar karyawan dan mengizinkan mereka untuk memperbaiki
bagaimana pekerjaannya dibentuk. Contoh dari struktur ini adalah
cross-functional team, job rotation, dan quality circles.
• Selain itu, perilaku karyawan dalam perusahaan mempunyai implikasi
penting untuk kinerja organisasi dan bahwa praktik-praktik MSDM
dapat memengaruhi kinerja karyawan melalui pengaruhnya pada
keahlian dan motivasi karyawan melalui struktur organisasi yang
memperbolehkan karyawan memperbaiki cara melaksanakan
pekerjaan.
Faktor yang memengaruhi perputaran kerja
• persepsi terhadap keamanan kerja
• kehadiran serikat kerja
• kepuasan kerja
• senioritas kerja
• variabel demografis :
• umur
• jenis kelamin
• Pendidikan
• banyaknya tanggungan,
• komitmen organisasi
• apakah pekerjaan memenuhi harapan individu
• perhatian terhadap pekerjaan lain
• job enrichment intervention,
• reviews.
Faktor yang memengaruhi Produktivitas
• lower cost
• less scrap
• higher productivity
• greater return to direct labor hours.
• Training
• goal setting
• sociotechnical system design
• employee turnover.
Robbi Zidni Ilman Warzuqni
Fahman

Anda mungkin juga menyukai