Kepemimpinan Mutu Kepemimpinan Mutu • Keberhasilan organisasi mengimplementasikan kualitas sebagai bagian dari kehidupan seluruh karyawan tergantung dari peran yang dijalankan pemimpin organisasi tersebut. • Pemimpin harus mampu memberikan arahan dan merumuskan tujuan organisasi. Pemimpin adalah orang yang merealisasikan alasan mengapa organisasi harus beroperasi. • Pemimpin menyusun tujuan dan sasaran berdasarkan visi organisasi. • Pemimpin memberikan arahan untuk pencapaian tujuan organsasi. • Tujuan kepemimpinan adalah memperbaiki kinerja orang dan mesin, memperbaiki kualitas, meningkatkan output, dan secara simultan membawa kebanggaan para karyawan untuk bekerja. Kepemimpinan Mutu • Tujuan kepemimpinan tidak hanya menemukan dan melaporkan kegagalan atau kesalahan karyawannya, melainkan menghilangkan penyebab kegagalan dengan membantu karyawan bekerja lebih baik dengan sedikit usaha. • Pemimpin yang efektif juga berusaha membangun kepercayaan dengan karyawannya. Para pemimpin tersebut berusaha dekat dengan pengikutnya dan mencari informasi mengenai situasi yang ada, menyusun prioritas, dan memonitor kemajuannya. • Pemimpin harus menciptakan budaya yang berfokus pada pelanggan yang bekerja untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dalam semua kegiatan setiap harinya. Kepemimpinan dalam Manajemen Kualitas Tujuan kepemimpinan dalam manajemen kualitas ini adalah untuk meningkatkan performansi manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang ada, meningkatkan output dan produktivitas, dan secara simultan mampu menciptakan kebanggaan kerja bagi para karyawan. Idealnya, gaya kepemimpinan yang digunakan dalam manajemen kualitas adalah gaya kepemimpinan transformasional (transformational leadership) dan gaya kepemimpinan visioner (visionary leadership) Kepemimpinan transformasional akan mengubah seluruh organisasi dengan mentransformasikan organisasi menuju pandangan mereka tentang apa yang harus dilakukan organisasi dan bagaimana seharusnya organisasi itu berjalan dengan baik menuju sasaran kualitas yang telah ditetapkan. 5 hal yang harus dilakukan pimpinan dalam TQM • 1) mengenal para pelanggannya dan menemukan kebutuhan mereka; • 2) menyusun standar yang konsisten dengan kebutuhan dan harapan pelanggan; • 3) melaksanakan pengendalian proses dan sistem dan memperbaiki kemampuannya; • 4) tanggung jawab pimpinan dalam menyusun filosofi, kebijakan kualitas, dan menyediakan motivasi melalui kepemimpinan dan menyiapkan personil yang mampu mencapai sasaran kualitas; • 5) pemberdayaan personil pada seluruh level dalam organisasi untuk melaksanakan perbaikan kualitas. Kepemimpinan dalam Manajemen Kualitas • Kepemimpinan dalam manajemen kualitas merupakan pengaruh dari pimpinan untuk melaksanakan tindakan perbaikan kualitas melalui pengikutnya. • Pimpinan akan secara simultan menetapkan tujuan yang bersifat strategik yang diarahkan untuk usaha perbaikan kualitas secara terus-menerus dan berkesinambungan. • Kepemimpinan dalam manajemen kualitas atau dalam TQM harus mempunyai kesadaran akan perlunya perubahan yang harus dilaksanakan, dan mau melaksanakan perubahan, baik perubahan yang bersifat continuous improvement maupun yang bersifat reengineering. • Pemimpin harus mampu mengarahkan, memotivasi, dan memberdayakan pengikutnya untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan. Kepemimpinan dan Pemberdayaan • Pemberdayaan merupakan proses memberikan kewenangan kepada karyawan untuk membuat lebih banyak keputusan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pemberdayaan dapat dilakukan antara lain dengan cara merekrut orang-orang yang terbaik dan berkualifikasi, dan peduli dengan apa yang mereka kerjakan., • Pemimpin harus mau mengakui bahwa karyawan yang sedang melakukan pekerjaan tersebut mengetahui bahwa mereka lebih baik daripada orang lain. • Pemimpin juga sendiri harus mampu memperlakukan karyawan dengan memberikan kepercayaan, kepedulian, pengakuan, memperlakukan sama, mau bekerja sama, rasa hormat, dan sebagainya. Karyawan yang merasa diberdayakan akan merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah milik mereka, mereka juga mau bertanggung jawab dan memiliki kendali atas pekerjaan tersebut. • Sistem manajemen tidak akan pernah efisien dan usaha perbaikan tidak pernah dapat terlaksana tanpa kepemimpinan yang berorientasi kualitas. Peran Pimpinan • Peran pimpinan puncak, meliputi menyusun dan mempersiapkan departemen kualitas, menyusun strategi kualitas, menyusun dan menyempurnakan sasaran kualitas, menyediakan sumber daya, menyediakan pelatihan tentang metodologi kualitas, menyiapkan perbaikan tim manajemen kualitas, dan menyediakan umpan balik dan pengenalan. • Peran pimpinan menengah, meliput membuat pengurutan masalah kualitas yang akan diselesaikan, bertindak sebagai pemimpin berbagai tim kualitas, bertindak sebagai anggota tim kualitas, menyediakan kekuatan untuk membantu departemen pengendali kualitas dalam mengembangkan elemen strategi kualitas, memimpin kegiatan untuk mewujudkan kualitas produk dan layanan, dan mengidentifikasi pelanggan dan pemasok untuk mengetahui kebutuhan dan harapan mereka. 10 elemen proses dalam mewujudkan kepemimpinan kualitas • 1. Mendemonstrasikan kepemimpinan, • 3. Keterbukaan lini komunikasi, yang yang meliputi tindakan untuk mengambil meliputi komunikasi vertikal dan horisontal, inisiatif, memberikan contoh yang baik, komunikasi secara bebas dan terbuka, memimpin para bawahan atau pengikut kepercayaan dan saling menanggapi, mau dan memberikan inspirasi bagi rekan- menjadi pendengar, memberikan informasi rekannya, dan menunjukkan komitmennya secara terbuka pada semua orang, dan terhadap kualitas. tidak bekerja berdasarkan jadwal kerja yang tersembunyi. • 2. Membangun kesadaran, yang meliputi pendidikan secara mandiri pada proses • 4. Menciptakan dorongan untuk mencapai kepemimpinan kualitas, mendiskusikan tujuan, yang meliputi pendefinisian visi dan kepemimpinan kualitas dengan rekan misi, menyusun tujuan dan sasaran yang (komunikasi horisontal), dan membantu relevan yang disusun oleh seluruh personil, para pengikut menjadi lebih sadar dan menggunakan pandangan jangka terhadap kualitas (komunikasi vertikal). panjang. 10 elemen proses dalam mewujudkan kepemimpinan kualitas • 5. Fokus pada pelanggan, yang meliputi pendefinisian pelanggan, • 8. Membangun tanggapan dan kepercayaan, yang meliputi mengerti kebutuhan, harapan, dan persyaratan pelanggan, mendengarkan ide setiap orang, mendukung kontribusi individu, mengetahui kepuasan pelanggan, mau mendengarkan pelanggan, mengetahui bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap dan melibatkan pelanggan dalam perencanaan dan pembuatan kualitas, dan memahami bahwa seluruh personil merupakan harta keputusan. benda organisasi yang tidak ternilai. • 6. Pengembangan kerja tim, yang meliputi pengembangan tim, • 9. Menciptakan lingkungan yang mempromosikan continuous bekerja dengan mengadakan perbaikan proses secara terus- improvement, yang meliputi memandang masalah sebagai menerus dan berkesinambungan, memberikan pengarahan bagi tim kesempatan, melaksanakan perbaikan, menguji nilai kebijakan, dalam mengorganisir perbaikan, mendukung dan memperkuat praktik, dan prosedur, dan menghilangkan rasa ketakutan. kinerja dan perilaku dalam tim, dan mengerti usaha dan • 10. Menggunakan tim yang melaksanakan proses, yang meliputi pendekatan, bukan sekedar hasil. ukuran tim yang tergantung pada proses yang ada, tim harus dibuat • 7. Memberikan dukungan, pelatihan, dan pendidikan, yang meliputi lintas fungsi, mengarahkan ke perubahan dan perbaikan, dan membuat perbaikan, memberi kesempatan pada seluruh personil membawa seluruh tim untuk bekerja sama dan bukan untuk mengadakan perbaikan, menggunakan sumber daya yang berkonfrontasi. tersedia secara optimal, memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan, dan memberikan pendidikan kepada karyawan secara konsisten. Kepemimpinan dan Kerja Tim Dalam TQM Kepemimpinan dalam TQM • TQM memerlukan dukungan penuh dari pimpinan yang dalam hal ini terutama adalah Top Management. • Peran pemimpin sangat memengaruhi dan menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan TQM. • Dalam organisasi atau perusahaan yang melaksanakan filosofi TQM perlu adanya kerja tim yang baik dan perlu pimpinan yang handal yang selalu siap menghadapi perubahan. Pemimpin juga harus mau belajar dan melakukan perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous quality improvement). Karakteristik Pimpinan yang Tangguh dalam TQM • 1. Mempunyai semangat misi yaitu mampu mempromosikan misi organisasi dengan filosofi TQM ke luar organisasi. • 2. Mempunyai target yaitu target untuk selalu mengadakan continuous quality improvement dengan perbaikan proses. • 3. Komitmen terhadap mutu, yang harus dimulai dari pimpinan dan disebarluaskan kepada para bawahan atau anak buahnya. • 4. Mendukung perubahan. Pemimpin organisasi yang menganut filosofi TQM memang harus berani mengadakan perubahan dan berani menghadapi resiko dari perubahan- perubahan tersebut. • 5. Mampu mengadakan kontak dengan pelanggan. Pelanggan adalah segalanya bagi organisasi atau perusahaan. Tanpa mereka, apa yang telah dilakukan perusahaan akan sia-sia. Pimpinan harus mampu menjadi juru bicara dengan pelanggan dan mendekatkan organisasi atau perusahaan dengan para pelanggan. TQM dan kerja tim • TQM juga menghendaki kerja tim yang dilandasi rasa saling percaya dan keterbukaan dari para anggota. Dengan kepercayaan dan keterbukaan ini anggota tim akan mampu berpartisipasi dan mengungkapkan pendapatnya sehingga dapat dilakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. Hal yang perlu diperhatikan dalam kerja tim • 1. Adanya kesepakatan dalam tujuan tim. Tim dapat bekerja secara efektif bila ada kesepakatan dan kerja sama dalam mencapai tujuan atau sasaran • tim tersebut. • 2. Ketaatan anggota terhadap peraturan tim. Tim harus mempunyai aturan- aturan tertentu yang disepakati bersama sehingga tidak terjadi benturan atau pertentangan antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam satu tim. • 3. Keadilan dalam membagi wewenang dan tanggungjawab. Tim dapat berjalan dengan baik bila ada pembagian wewenang dan tanggungjawab secara adil, sehingga tidak ada rasa iri atau saling mencurigai satu dengan yang lain. • 4. Mampu beradaptasi terhadap perubahan. Perubahan tidak boleh tidak, tetapi memang harus ada dan dilaksanakan, bahkan sangat diperlukan bila menginginkan perbaikan. Oleh karena itu, setiap anggota tim harus saling membantu dan mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan tersebut. • Tanpa adanya pemimpin yang bertanggung jawab, berdisiplin pribadi tinggi, jujur, mempunyai kredibilitas, energi, dan stamina tinggi, tabah menghadapi segala situasi tersebut, maka filosofi TQM tidak akan dapat terlaksana. Dan tanpa tim yang beranggotakan orang yang merasa saling tergantung, mempunyai kesamaan bahasa, memberikan tanggapan yang baik, saling percaya, dan terampil dalam menghadapi berbagai masalah, maka filosofi TQM juga tidak akan dapat terlaksana dengan baik. • TQM harus dimulai dari pemimpin. Hal ini disebabkan filosofi TQM harus menyatu dengan kebijakan organisasi yang disusun oleh pimpinan, dan bersama-sama dengan pengikut menerapkan filosofi tersebut. Pimpinan bertugas untuk : • 1. Menyusun “organisasi” untuk kualitas organisasi. • 2. Mengidentifikasi pelanggan mengenai kebutuhan dan persepsi atas kebutuhan pelanggan. • 3. Menilai kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggansecara ekonomis. • 4. Menjamin bahwa kebutuhan material dan kepercayaan pelayananmampu memenuhi standar kinerja dan efisiensi. • 5. Konsentrasi pada pencegahan daripada mendeteksi filosofi. • 6. Pendidikan dan pelatihan untuk continuous improvement. • 7. Meninjau sisitem manajemen kualitas untuk mempertahankan dan meningkatkan kemajuan. Total Quality Leadership • Kepemimpinan dalam kualitas secara total (Total Quality Leadership atau TQL) adalah sistem manajemen strategi yang terintegrasi, untuk mencapai kepuasan pelanggan yang melibatkan seluruh pemimpin dan seluruh pengikut atau karyawan dan penggunaan metode kuantitatif untuk mengadakan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam proses organisasi. • TQL meliputi tiga prinsip yaitu • mencapai kepuasan pelanggan, • membuat perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan, • dan membangun tanggung jawab setiap orang terhadap kualitas. • TQL menghendaki perubahan pendekatan kepemimpinan dan perubahan budaya. TQL memerlukan 8 elemen • 1. fokus pada pelanggan yaitu dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan internal dan eksternal sesuai dengan kebutuhan dan harapannya; • 2. komitmen jangka panjang, yang dilakukan agar seluruh personil juga mau melakukan hal yang sama dengan terlibat secara penuh dalam seluruh proses yang ada; • 3. kepemimpinan dan dukungan manajemen puncak, yaitu dengan menunjukkan dukungan bagi individu maupun kelompok dengan menggunakan konsep perbaikan kualitas secara terus-menerus dan berkesinambungan (continuous quality improvement) dalam gaya, perencanaan strategik yang diambil, dan memberikan dukungan tenaga, pikiran, dan keuangan; Elemen TQL • 4. pemberdayaan seluruh personil dan kerja tim yaitu dengan mendorong partisipasi seluruh personil untuk mencapai sasaran kualitas, termasuk perbaikan pelayanan, penyelesaian masalah, dan perbaikan kesalahan pada seluruh proses yang ada; • 5. komunikasi efektif yaitu dengan mengadakan hubungan komunikasi baik secara formal maupun informal, baik yang berupa komunikasi yang vertikal maupun horisontal; • 6. kepercayaan pada analisis proses secara statistik, yang memungkinkan organisasi atau perusahaan melakukan tindakan perbaikan, menetapkan prioritas, dan mengevaluasi kemajuan yang tercapai; • 7. komitmen terhadap pelatihan yaitu dengan membangun kesadaran untuk mengadakan perbaikan melalui pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf; • 8. mendukung pemberian penghargaan yaitu memberikan penghargaan yang bukan hanya berupa upah atau gaji, melainkan penghargaan yang berupa pujian, dukungan, saran, maupun kritik membangun. Karakteristik perilaku pemimpin • 1. Pribadi, pandangan jangka panjang yang mengenal dan mendukung perbedaan komunitas dalam organisasi. Pemimpin harus mempunyai perencanaan jangka panjang yang menunjukkan pandangan melalui berbagai tanda atau simbol yang dapat memperbaiki nilai dari perbedaan tersebut. • 2. Pengetahuan yang luas tentang dimensi perbedaan dan kesadaran. Pemimpin harus mempunyai pengetahun luas yang digunakan untuk menanggapi perbedaan budaya yang ada. • 3. Keterbukaan akan perubahan. Pemimpin harus mampu memberikan tanggapan, umpan balik, kritikan, dan pujian, untuk perubahan dan perbaikan. • 4. Mentoring dan pemberdayaan untuk seluruh karyawan. Pemimpin harus mengambil tindakan secara aktif dalam menciptakan kesempatan bagi semua anggota yang memiliki keunikan tersebut. Pemimpin juga harus jujur dalam memberikan umpan balik dan pelatihan yang diperlukan. Tindakan yang perlu dilakukan pemimpin dalam penerapan TQM • 1. Memperkenalkan dan menerapkan secara konsisten prinsip dan elemen yang ada dalam filosofi tersebut. • 2. Secara konsisten menginformasikan keunggulan TQM pada pengikutnya. • 3. Memberikan pelatihan dan pendidikan secara konsisten pada seluruh pengikutnya dalam menerapkan TQM yang sesuai bagi organisasi atau perusahaan mereka. • 4. Mengevaluasi dan mengubah berbagai metode komunikasi antar departemen dan antar berbagai tingkatan dalam manajemen organisasi atau perusahaan. • 5. Mengembangkan standar untuk mengukur dan mengendalikan biaya kualitas untuk mengetahui efektifitas hasil pengimplementasian TQM tersebut. Keefektifan Organisasi A. PEMIMPIN PADA ORGANISASI YANG EFEKTIF • Organisasi yang efektif harus membuat organisasi menjadi lebih hebat. • organisasi harus melakukan usaha setiap harinya secara terus-menerus untuk memperbaiki produk, proses, dan layanan. • Organisasi harus menyusun metode dan standar yang memungkinkannya mencapai hasil yang excellence setiap waktu. • Organisasi atau perusahaan memiliki berbagai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan posisinya di pasar, misalnya tim, penjaminan kualitas, JIT, TQM, six sigma, lean manufacturing, dan sebagainya. • Organisasi memerlukan sistem yang memfokuskan pada proram-program yang mengutamakan pada faktor kunci dalam organisasi. • Organisasi yang efektif belajar mengenal dan menghilangkan sumber pemborosan. • Sumber pemborosan tersebut antara lain produksi berlebih, antrian, transportasi, pemrosesan, persediaan, pergerakan, dan cacat atau kesalahan. Keberhasilan Organisasi yang Efektif • 1. Berfokus pada pelanggan. • 2. Penyusunan rencana strategik. • 3. Pengembangan sumber daya manusia. • 4. Manajemen rantai pasokan. • 5. Manajemen proses. • 6. Alat dan teknik penyelesaian masalah. • 7. Manajemen proyek. • 8. Alat dan teknik untuk membuat perbaikan. • 9. Ukuran keberhasilan organisasi. • 10. Melakukan perbaikan secara keseluruhan. Manfaat Organisasi yang Efektif • 1. Meningkatkan profit, persaingan, kepuasan pelanggan, komunikasi, kerja tim, moral karyawan, imej perusahaan, lingkungan kerja, pengambilan keputusan, perencanaan, layanan kepada pelanggan internal dan eksternal, dan hasil. • 2. Meningkatkan retensi pelanggan dan kemampuan berinteraksi dengan pelanggan. • 3. Meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan. • 4. Mengurangi perputaran kerja karyawan. • 5. Mengurangi keluhan pelanggan. • 6. Mengurangi biaya melalui pengurangan kesalahan, pengerjaan ulang, dan sebagainya. Tahapan Organisasi yang Efektif • 1. Pengenalan (recognize) yaitu pemimpin memahami kebutuhan akan perubahandan berfokus pada pencapaian keefektifan organisasional. • 2. Pendefinisian (define) yaitu pemimpin mendefinisikan strategi, sasaran, dan tujuan yang penting untuk tercapainya keefektifan organisasional. • 3. Pengorganisasian (organize) yaitu tahapan yang harus dilakukan pemimpin untuk mengukur dan menganalisis posisi atau kondisi orgnisasi saat ini. • 4. Perbaikan (improve) yaitu menysun strategi dengan menyeleksi bidang permasalahan kunci, melatih orang/karyawan, menyusun pengukuran, mengembangkan solusi, dan melaksanakan perbaikan. • 5. Pengendalian (control) yaitu menentukan hal-hal yang harus dilakukan jika perbaikan terlaksana, lalu menyusun kegiatan pengendalian untuk mempertahankan tingkat kinerja yang baru. • 6. Mempertahankan (sustain) yaitu mengintegrasikan perbaikan seluruh organisasi dan melakukan standarisasi terhadap praktik-praktik terbaik, serta memilih bidang-bidang untuk perbaikan. • Pemimpin memberikan arah dan tujuan bagi organisasi. • Pemimpin merupakan orang yang merealisasikan perubahan organisasi. Bila organisasi mempunyai komitmen untuk memfokuskan pada pelanggan, maka pemimpin harus menyusun harapan tersebut dalam tiga level, sasaran dan tujuan organisasi secara keseluruhan, proses-proses dalam organisasi, dan kinerja individu selama kegiatan dari hari ke hari. • Pemimpin harus mendefinisikan sistem dan standar yang mendukung seluruh tujuan dan sasaran organisasi. • Pemimpin yang efektif menyusun misi organisasi dalam pekerjaan untuk menciptakan budaya organisasi yang berfokus pada penciptaan nilai bagi pelanggan. • Budaya merupakan model keyakinan dan nilai-nilai bersama yang menyediakan anggota organisasi dengan peraturan perilaku atau penerimaan norma untuk melaksanakan kegiatan operasi. • Untuk mendorong orang atau karyawan menciptakan nilai bagi organisasi, maka pemimpin yang efektif menyediakan kepemimpinan yang dikendalikan oleh nilai. • Pemimpin harus menjamin keselarasan antara kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dengan sasaran strategik organisasi, keselarasan antara sasaran atau tujuan masing-masing departemen dan sasaran pekerjaan dalam departemen dan sasaran individu. • Pemimpin yang efektif harus bertanggung jawab untuk mengelola perubahan dalam organisasi. • Pemimpin juga harus belajar menggunakan talenta, pelatihan, dan keahlian untuk memotivasi karyawan dan mengambil keputusan. • Pemimpin yang efektif dapat mendorong karyawan untuk menciptakan nilai dengan dukungan kegiatan kunci yang mengendalikan kesuksesan organisasi. • Pemimpin yang efektif menunjukkan komitmen dan keterlibatannya dengan memberikan dukungn finansial, terlibat dalam usaha perbaikan, dan meyakinkan bahwa karyawan memiliki waktu di tempat kerjanya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang penting. • Pemimpin dalam organisasi yang efektif diharapkan dapat menjadi model peran bagi karyawannya. • Peran ini meliputi perilaku etis dan menjadi warga organisasi yang baik. Strategic Quality Management • Strategic Quality Management (SQM) sebagai suatu pendekatan untuk menyusun dan mencapai sasaran standar kualitas bagi organisasi atau perusahaan, dan sebagai suatu filosofi dan praktik organisasi yang bertujuan mengatur sumber daya manusia dan sumber daya lain yang ada dengan cara yang paling efektif untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan tersebut. • Strategic Quality Management (SQM) merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan bersifat strategik yang menghubungkan profitabilitas, sasaran usaha, dan persaingan untuk perbaikan kualitas dengan tujuan pengaturan sumber daya manusia, material, dan informasi dalam organisasi atau perusahaan untuk memperbaiki produk dan jasa secara terus menerus dan berkesinambungan yang akan disampaikan kepada pelanggan. Konsep Inti SQM • 1. Fokus pada pelanggan (customer focus). Fokus pada pelanggan ini merupakan sasaran kualitas dan strategi dalam penerapan manajemen kualitas strategik (SQM) • 2. Kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan pada seluruh level manajemen dalam organisasi, khususnya dalam menjaga dan memelihara hubungan yang dekat antar divisi atau bagian dalam organisasi, mengomunikasikan sasaran kualitas, pendidikan dan pelatihan karyawan mengenai bagaimana membuat kualitas sebagai prioritas utama, dan menyebarkan konsep continuous improvement ke seluruh bagian dalam organisasi atau perusahaan. • 3. Perbaikan terus-menerus dan berkesinambungan (continuous improvement). Continuous improvement meliputi memberikan yang terbaru dalam produk dan jasa, menghasilkan produk yang seragam dengan mengadakan benchmarking, mengurangi variasi, mengurangi atau menghilangkan kesalahan, memperbaiki kemampuan memberikan respon, meningkatkan produktivitas dan efektif dalam penggunaan seluruh sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan. Hal ini berarti memromosikan organisasi atau perusahaan menjadi organisasi pembelajar, dengan mengambil inisiatif untuk mencoba segala sesuatu dan melakukan perbaikan secara spontan bila ada sesuatu yang bermasalah. Konsep Inti SQM • 4. Perencanaan kualitas strategik (strategic quality planning). Untuk dapat mencapai kesempurnaan dalam kualitas dan menjadi market leader, membutuhkan orientasi ke masa mendatang dan kemauan membuat komitmen dalam jangka panjang dengan pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, dan masyarakat. • 5. Kualitas desain, kecepatan, dan pencegahan (design quality, speed, and prevention). Organisasi atau perusahaan dituntut untuk menjadi inovatif dalam menerapkan teknologi, menggunakan sistem pemrosesan yang terencana dengan baik dan terintegrasi dengan sempurna, dan mempunyai perencanaan dalam produk maupun jasa berdasar perancangan terbaru dengan konsep kreatif dan peralatan yang paling kompleks. Konsep “do it rigth the first time” harus menjadi standar penyusunan sistem dan proses yang berkaitan dengan seluruh kegiatan kualitas. Konsep kualitas melibatkan seluruh produk dan jasa, seluruh proses termasuk pembuatan sistem pendukung, pelanggan internal dan eksternal, dan seluruh biaya yang harus dikeluarkan karena menghasilkan produk cacat, kesalahan, waktu siklus, seperti perbaikan kecepatan menanggapi kebutuhan pelanggan, pangsa pasar, produktivitas, dan pofit. Konsep Inti SQM • 6. Partisipasi dan kerja sama seluruh personil (people participation and partnership). Strategi inovatif banyak melibatkan karyawan, dengan program karyawan multi fungsi (multi-functional employee), program manajemen tim yang mandiri oleh karyawan (self-managed team), program manajemen partisipatif (participative management), dan gugus kualitas (quality circle), yang harus didukung untuk memperbaiki keahlian dan pengetahuan, kinerja dan fleksibilitas untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kualitas. Program partisipasi, pemberdayaan, dan kerja sama ini juga harus digunakan untuk menjalin kerja sama dengan supplier, dan masyarakat secara luas. • 7. Manajemen berdasar fakta (fact-based management). Untuk dapat mencapai sasaran kinerja dan kualitas diperlukan manajemen proses yang berdasarkan informasi, data, dan analisis yang dapat dipercaya. Kegiatan operasional dan pengambilan keputusan membutuhkan dasar informasi yang nyata mengenai indikator kinerja, proyeksi ke depan, dan analisis trend. Penggunaan teknik-teknik statistik dan evaluasi strategic mengenai kualitas, memerlukan data obyektif seperti kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, dan lama waktu memberikan tanggapan. C. MSDM DAN PRODUKTIVITAS • Perbaikan produktivitas dilakukan dengan kerja keras karyawan, investasi dalam peralatan pendukung, pengelolaan kapasitas, substitusi dengan otomatisasi bagi karyawan, standarisasi layanan, pemisahan hubungan dengan pelanggan, dan outsourcing. Perbaikan produktivitas harus berfokus pada kinerja operasonal internal dan pemasaran eksternal sehingga efisiensi output diseimbangkan dengan keefektifan. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkanproduktivitasnya • 1. Interpersonal Domain • Interpersonal domain meliputi hubungan interpersonal jangka panjang, yang mengandung manfaat sosial, ekonomi, psikologi, sehingga perlu dikembangkan hubungan dengan pelanggan untuk menghilangkan berbagai masalah, hubungan dengan organisasi untuk mengembangkan inisiatif, mempertahankan komunikasi yang baik dan jelas, dan menyediakan akses yang lebih besar bagi pelanggan. Hubungan dengan kolega dengan cara kerja tim, kerja sama, dan kolaborasi efektif merupakan ukuran produktivitas pelayanan. Hubungan yang baik juga ditunjukkan dengan OCB. • 2. Job Domain, yang meliputi desain kerja dan promosi kerja. Karyawan harus berfokus pada menyediakan apa yang penting dan menunjukkan sesuatu yang benar dengan benar. Karyawan juga harus berfokus pada pekerjaan atau proyek yang multitasking. • 3. Environmental Domain, yang meliputi lingkungan fisik dan peralatan dan teknologi. • Lingkungan fisik meliputi tata letak, kondisi tempat kerja (suhu udara, kegaduhan, kualitas udara), dekorasi, perabotan, privacy, dan sebagainya. Peralatan dan teknologi akan membantu meningkatkan produktivitas dengan mengurangi tugas karyawan yang ahli dan mengurangi peralatan yang sulit digunakan. • 4. Organizational Domain • Karyawan yang mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi inilah yang mampu memberikan kontribusi pada individu. • 5. Karakteristik Individu, yang meliputi kepribadian, mood, kesehatan sumber daya manusia dapat menyediakan sumber untuk mempertahankan keunggulan bersaing • Pertama, sumber daya manusia harus menambah nilai bagi proses produksi perusahaan. Hal ini ada pada levels of individual performance. • Kedua, keahlian yang dicari perusahaan harus jarang atau langka. • Ketiga, kombinasi human capital investment tidak dengan mudah dapat ditiru. • Keempat, sumber daya manusia tidak harus menjadi subyek dalam penggantian kemajuan teknologi atau penggantian lainnya karena merupakan sumber keunggulan bersaing. • Praktik-praktik MSDM dapat juga memengaruhi kinerja perusahaan melalui ketentuan struktur organisasi yang mendorong partisipasi antar karyawan dan mengizinkan mereka untuk memperbaiki bagaimana pekerjaannya dibentuk. Contoh dari struktur ini adalah cross-functional team, job rotation, dan quality circles. • Selain itu, perilaku karyawan dalam perusahaan mempunyai implikasi penting untuk kinerja organisasi dan bahwa praktik-praktik MSDM dapat memengaruhi kinerja karyawan melalui pengaruhnya pada keahlian dan motivasi karyawan melalui struktur organisasi yang memperbolehkan karyawan memperbaiki cara melaksanakan pekerjaan. Faktor yang memengaruhi perputaran kerja • persepsi terhadap keamanan kerja • kehadiran serikat kerja • kepuasan kerja • senioritas kerja • variabel demografis : • umur • jenis kelamin • Pendidikan • banyaknya tanggungan, • komitmen organisasi • apakah pekerjaan memenuhi harapan individu • perhatian terhadap pekerjaan lain • job enrichment intervention, • reviews. Faktor yang memengaruhi Produktivitas • lower cost • less scrap • higher productivity • greater return to direct labor hours. • Training • goal setting • sociotechnical system design • employee turnover. Robbi Zidni Ilman Warzuqni Fahman