Pengajar Praktik : Bapak M. Nuril Yunus Kelompok A
Tri Sulistiono Mustika
Arofah M. Soinun Amrillah Ismanita Fatimah Ki Hajar Dewantar Raden Mas Suwardi Suryaningrat Kabupaten • Banyuasin merupakan kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan, dengan luas 11.875 km2 Banyuasin Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin yang terbentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. • Nama kabupaten ini berasal dari nama Sungai Banyuasin, yang melintasi wilayah kabupaten ini dan Kabupaten Musi Banyuasin. • Perkataan Banyuasin sendiri berasal dari istilah Bahasa Melayu Palembang yang merupakan perkataan pinjaman dari bahasa Jawa yakni banyu (air) dan asin, merujuk pada kualitas air sungai tersebut yang masin rasanya, terutama ke arah pantai. • Penduduk Banyuasin terdiri dari masyarakat yang majemuk dari beberapa suku yang menetap di kabupaten ini, antara lain Jawa, Madura, Bugis, Bali dan Penduduk asli Melayu Banyuasin Sumber Gambar : Google image (Melayu Pesisir). sehingga memiliki kekayaan sosio-kultural yang bervariasi tiap daerah nya. • Apa kekuatan konteks sosio- Konteks sosio-kultural merupakan gagasan, kebiasaan keterampilan, seni kultural di daerah Anda yang atau alat yang memberi ciri pada sejalan dengan pemikiran KHD? kelompok dan waktu tertentu.
Berikut beberapa konteks sosio-kultural yang
sejalan dengan pemikiran KHD yang terdapat di Kabupaten Banyuasin Mantang (Kebiasaan masyarakat Tonjokan bermata pencaharian (Tradisi mengantar petani Karet untuk makanan sebelum acara menyadap/mengambil Hajatan) getah karet)
Panen Raya Yaasinan
(Kebiasaan masyarakat (Tradisi masyarakat bermata pencaharian untuk bersilahturahmi petani Sawit untuk dan mengirim do’a untuk orang yang sudah memetik hasil buah sawit) meninggal) 2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda?
• Dari beberapa kearifan lokal Religi
tersebut yang kelompok kami us diskusikan yang paling sesuai adalah “Mantang” dimana Disipl Ketelada memiliki nilai luhur yang in nan Nilai-nilai berkesusaian dengan pemikiran luhur kearifan KHD. budaya • Berdasarkan asal kata “Mantang” "Mantang" memiliki makna Mengajarkan Mandir Kebersam kita untuk selalu bangun pagi i dan melaksanakan Sholat Subuh. aan (sebagai seorang Muslim) Bertanggung sehingga menjadi penguatan karakter murid sebagai individu Jawab sekaligus sebagai anggota "Pegi Mantang" ciptaan: Raden Gunawan dan Sofyan Effendi
Sumber Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=JTR1VgU1A_4 (channel Irwan P. Ratu Bangsawan)
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.
Kaitan dengan implementasi dikelas,
Dari kearifan sosio-kultural dengan mengajarkan dan menyanyikan tersebut kami bersepakat bahwa lagu "Pegi Mantang" kita dapat budaya “Mantang” sesuai dan memberikan penguatan pada murid sejalan dengan pemikiran KHD untuk: yaitu “Ing ngarso sung Tulodo” yang berarti menjadi seorang • Hadir tepat waktu pemimpin harus mampu • Selalu berdo’a sebelum dan memberikan suri tauladan bagi sesudah kegiatan pembelajaran orang-orang disekitarnya. • Untuk selalu Waspada dan Cekatan Dimana orang tua menjadi • Bertanggung jawab dalam tauladan dan contoh penguatan melaksanakan tugas karakter anak sebagai individu dan anggota masyarakat yang disiplin dan berbudi pekerti luhur. Terima Kasih Salam Guru Penggerak