KOLABORASI
Mempresentasikan hasil
menemukenali nilai-nilai luhur
CGP angkatan 5
kearifan budaya 004 Seruway-
Bendahara
Kekuatan konteks sosio-kultural di kecamatan
Seruway & bendahara kabupaten Aceh Tamiang
Keadaan Geografis :
Gambaran Masyarakat: Daerah Pesisir, Sebelah Timur
Masyarakat Aceh Tamiang berbatasan dengan Selat Malaka,
Merupakan Mayoritas Suku memiliki daerah aliran Sungai Tamiang
Melayu Tamiang yang taat membentang dari hulu (Kawasan Hutan
Beribadah serta menjunjung Gunung Lauser) Sampai Selat Malaka,
tinggi nilai-nilai Agama dan tanah yang subur untuk komoditas
budaya berciri khas Islam dalam unggulan perkebunan Kelapa
kehidupan sehari-hari Sawit,Karet, Kelapa padi, dan
(Keistimewaan Provinsi Aceh peternakan Sapi dan Kambing. Serta
Syariat Islam) Perikanan
Kekuatan konteks sosio-kultural di kecamatan Seruway dan Bendahara
yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)
Relevansi pemikiran KHD adalah pendidikan disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat
zaman anak (murid).
➢ Kodrat alam meliputi kultur budaya dan kondisi geografis. Sosio-kultural di kecamatan
Seruway dan Bendahara yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
melayu dan ciri masyarakat Islami. Untuk menguatkan karakter siswa sebagai
seorang individu guna menjadi anggota masyarakat lokal, maka diperlukan
pembiasaan di sekolah yang mengikuti nilai-nilai luhur budaya msyarakat yaitu :
1. Penerapan nilai nilai keagamaan seperti pada pembiasaan membaca Alquran seperti
Surat yasin, bersalaman ketika masuk pekarangan sekolah, melaksanakan sholat
Dhuha, sikap peduli bantu sesama, tegur sapa, menghormati orang tua, sayang pada
yang muda, membantu orang tua.
2. Penerapan nilai nilai budaya melayu yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila seperti
pada pembiasaan bergotong royong, bermusyawarah, dan saling mendukung antara
satu dengan yang lainnya.
Pemikiran KHD dapat dikontektualkan dengan nilai nilai luhur kearifan budaya Kecamatan
Seruway dan Bendahara yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai
individu dalam anggota masyarakat (lanjutan)