Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok

Ruang Kolaborasi Modul 1.1


Kabupaten Sigi

Kelompok:
Kabupaten Sigi
Apa kekuatan konteks sosio-kultural
di daerah Anda yang sejalan dengan
pemikiran K H D ?
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Budaya "Tabe” melatih anak bersikap sopan Baziarah, Saling mengunjungi pada saat hari-
terhadap orang yang lebih tua maupun hari besar agama, untuk saling mengenal
rekan sebaya dengan warga dan lingkungan sekitar
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Senam Enje M adamba , A nak dilatih Baziarah, Saling mengunjungi pada saat hari-
raganya, dengan senam yang sesuai dengan hari besar agama, untuk saling mengenal
budaya lokal di Sigi dengan warga dan lingkungan sekitar
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Tradisi Gotong royong memindahkan


Tradisi saling membantu jika ada warga
rumah
masyarakat yang terkena musibah
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Tari Pokambu, Menyambut tamu penting.


Budaya "Kauluka Totua" yaitu tradisi
Pembiasaan di sekolah, menganggap siswa adalah
mendahulukan orang yang lebih tua tua tamu penting yang disambut kedatangannya
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Budaya Mokeso, aktivitas yang tujuannya agar Tradisi pengobatan, tradisi turun temurun untuk
anak-anak dan remaja agar kelak ketika dewasa menjaga kelestarian hutan, karena untuk
akan selalu dalam kondisi baik tidak mengalami memudahkan pengobatan, butuh hutan yang
kesusahan terjaga kelestariannya
Sosio Kultural di Kab.
Sigi

Semboyan Kabupaten Sigi, yaitu "Mareso


Pembiasaan religius setiap hari Jumat, dzikir Masagena" (Bekerja keras dengan kebersamaan
Bersama dan membaca surat-surat pendek meraih kesuksesan menuju kesejahteraan)
dalam
berbagai aktivitas
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan
sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks social budaya di daerah
Anda?
Dengan membiasakan peser ta didik menggunakan kata “ Tabe”
apabila bertemu dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua.
Pembiasaan perilaku Baziarah, siswa saling mengunjungi antar kelas
Setiap hari Jumat kegiatan senam bisa diganti dengan melakukan tari
Enje Mandamba
-Pembiasaan dengan siswa setiap pagi sebelum masuk ke lingkungan
sekolah, siswa wajib memberi salam dan menyalami guru
Pendampingan secara individu, untuk memberikan arahan bagaimana
bergaul dengan rekan sebaya maupun dengan orang yang lebih tua
M engajar kan tar i P okambu pada pelajar an SB K
untuk membudayakan karakter kebudayaan global-
Dalam pelajar an di kelas (B ahasa Indonesia dan IP S)
mengaitkan dengan sejarah leluhur dan kearifan lokal di daerah
Sigi
Budaya menyambut murid di depan gerbang sekolah
Kembali
P mengenalkan
embiasaa dan membiasakan
menerapkan semboyan senam Enje Madamba
Kabupaten Sigi “Mareso
n (B eker ja ker as dengan meraih
Masagena” keber samaan menuju kesejahteraan) membant
kesuksesan untuk
masyarakat yang salingmusibah
tertimpa u
Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang
menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda
sesuai dengan konteks sosial budaya lokal di Daerah
Anda yang dapat diterapkan
Semboyan "Mareso Masagena" (Bekerja keras dengan kebersamaan meraih
kesuksesan menuju kesejahteraan).
Semboyan ini mencerminkan salah satu pemikiran KHD yaitu Budi Pekerti.
Bekerja keras dan kebersamaan atau Gotong royong juga adalah cerminan
sikap seseorang yang berbudi pekerti, yang merupakan buah dari perpaduan
antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya
(psikomotor).
Olehnya sebuah pengajaran dan pendidikan tidak hanya berhenti ketika kita
di dalam kelas tetapi akan tetap berlangsung di lingkungan sekolah bahkan
lingkungan masyarakat. Pendidikan yang utama pada konteks saat ini adalah
pendidikan budi pekerti yang dalam beberapa waktu sekarang ini di nilai
luntur karena gempuran budaya-budaya negative dari luar yang
mengakibatkan melemahnya rasa dan karsa anak-anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai