Anda di halaman 1dari 17

INDUSTRI SEMEN Meta Fitri Rizkiana, S.T., M.Sc.

SEMEN
Semen adalah material yang dapat mengeras,
apabila dicampur dengan air, karena reaksi
kimia (hidrasi), dan setelah mengeras akan
mempertahankan kekuatan dan stabilitasnya
meskipun terendam di dalam air
Digunakan sebagai pengikat bahan bangunan
(batu, pasir, batu bata, keramik) untuk
pembuatan beton dan konstruksi bangunan
seperti dinding, lantai, dll.
PT. Semen Indonesia, PT. Indocement
PT. Holcim Indonesia
JENIS SEMEN
1. Semen Portland
2. Semen Putih
3. Semen Pozzolan
4. Semen Alumina tinggi
5. Semen Sumur Minyak
6. Semen Slag
7. Semen Mansory
8. Semen Trass
9. Semen Alami
MACAM-MACAM SEMEN (SNI)
1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
2. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
3. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
4. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
5. Tipe V (Super Sulphated Cement)
BAHAN BAKU SEMEN
1. Batu kapur (±81%)
2. Pasir silika (±9%)
3. Tanah liat (±9%)
4. Pasir besi (±1%)
5. Gipsum (±5%)
PROSES PEMBUATAN
Wet process, kerugian : pemakaian bahan bakar yang banyak, tanur putar (rotary
kiln) yang digunakan ukurannya lebih Panjang, memerlukan banyak air proses,
kapasitas produksi rendah, biaya produksi tinggi
Dry process, kerugian : kurang homogen, banyak debu yang dihasilkan
PROSES KERING
1. Raw Material Preparation : raw material crushing, raw material storage
2. Raw Material Grinding : raw material reclaiming, raw material bins and feeding
system, raw mill, EP, homogenizing silo and aeration system
3. Clinker Burning : kiln feeding system, preheater and precalciner, rotary kiln,
clinker cooler, crusher, clinker storage
4. Cement Grinding : gypsum storage, cement mill, cement storage
5. Cement Packing
RAW MATERIAL PREPARATION
Bertugas menyiapkan bahan baku utama, terdiri dari : Limestone Crusher and
Storage, Clay Crusher and Storage, Silica Sand and Iron Sand Storage
Crusher  size reduction  storage
RAW MATERIAL GRINDING
Bertugas melakukan penggilingan bahan mentah (raw material grinding) dan komposisi
sesuai dengan yang diperlukan sebagai umpan tanur

Raw material reclaiming berfungsi mengambil kembali batu kapur dan tanah liat dengan
menggunakan reclaimer secara vertical  masuk ke dalam feed bin (bin batu kapur dan
bin tanah liat)
Pengeluaran raw material dari bin diatur dengan apron weigh feeder  raw mill (raw
material masuk raw mill sudah dengan proporsi tertentu)
Raw mill bertugas untuk penggilingan material untuk memperoleh ukuran yang sesuai
dengan standar umpan kiln dan pengeringan menggunakan udara panas
Raw mill  cyclone (memisahkan gas dan solid, material akan terpisahkan dari aliran gas)
RAW MATERIAL GRINDING
Sisa material yang lebih halus akan keluar terbawa aliran gas keluar dari cyclone 
Electrostatis Precipitator (EP)  material halus akan ditangkap EP, gas bersih
dibuang ke udara
Material dari cyclone dan material dari EP  Homogenizing Silo
Produk dari raw mill disebut Raw Meal (tepung baku)
CLINKER BURNING
Unit pembakaran, unit vital, kualitas semen yang dihasilkan sangat ditentukan oleh
keberhasilan unit ini
 Blending Silo dan Kiln Feeding System
 Suspension Preheater
 Rotary Kiln
 Clinker Cooler
 Clinker Silo

Tipe blending silo adalah continuous blending silo, berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pencampuran  keluar dari silo (disebut kiln feed)  Cyclone
Preheater
Kiln feed masuk dari atas cyclone, gas panas dialirkan dari bawah cyclone,
berlawanan arah atau counter current
CLINKER BURNING
Preheater ada 4 stage, pemanas awal kiln feed (1-3) dan prekalsinasi (4)
Cyclone terjadi pusaran, mengakibatkan terjadi gaya sentrifugal, gaya gravitasi, dan
gaya angkat gas. Material kasar, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal lebih dominan,
material menumbuk dinding dan jatuh ke bawah. Material halus gaya angkat gas
lebih dominan, sehingga material terangkat gas keluar dari cyclone
Preheater terjadi :
 Stage 1, Pengurangan kadar air dalam umpan, suhu 100 – 200
 Stage 2, Penguapan air hidrat yang terkandung dalam tanah liat, suhu 500 – 600
 Stage 3, Penguraian karbonat, suhu 600 – 800
 Stage 4, Pembentukan C2S sebagian, suhu 800 – 930 (prekalsinasi)
CLINKER COMPOUNDS
ROTARY KILN
Membakar umpan kiln menjadi clinker
Sumber panas kiln dari pembakaran batu bara
Dibagi menjadi 4 zona
 Zona kalsinasi, suhu 900 – 1100
 Zona transisi, suhu 1100 – 1200
 Zona clinkerisasi, suhu1250 – 1450
 Zona pendinginan, suhu 1450 – 1300

Material keluar dari preheater bersuhu 800  rotary kiln (pemanasan oleh gas panas
dari pembakaran batu bara, secara counter current)
Umpan kiln dibakar hingga terbentuk senyawa semen yang disebut clinker
CLINKER COOLER
Kiln  Clinker Cooler
Pendingin clinker yang sudah terbentuk dan memproduksi udara pembakar sekunder
yang digunakan dalam rotary kiln, precalciner, atau raw mill
Pendinginan dilakukan secara cepat untuk menghindari terjadinya pengerasan semen
atau dekomposisi, clinker yang dihasilkan dari pendinginan cepat menjadi amorf
Hingga suhu 82  Clinker Storage Silo
CEMENT GRINDING
Gypsum crushing, gypsum storage, cement mill, cement storage
Clinker dan gypsum keluar dari masing-masing bin ditimbang oleh weight feeder 
Surge bin  Roller crusher (pre-crushing)  Ball Mill (penggilingan akhir) 
Separator (Cyclone and Dust Collector)  Cement Silo

Anda mungkin juga menyukai