Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PERADILAN PIDANA

Oleh,
Dr. H. Maswandi, SH. MHum

Disampaikan Pada Perkuliahan Semester III


Tahun Ajaran 2023-2024
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Pascasarjana UMA
2023
SISTEM PERADILAN
PIDANA TERPADU
Apa Itu Sistem Peradilan Pidana Terpadu ?
1. Didalam sistem peradilan pidana, akan sulit
berkembang dalam menjalankan tugasnya dengan
baik tanpa adanya dukungan dan sinkronisasi dengan
lembaga atau pihak yang lainnya.
2. Untuk sinkronisasi dalam sistem peradilan pidana
sendiri, harus terpadu dengan 3 (tiga) pilar, yaitu
substansi, struktural, dan kultural.
Makna
3. Ketiga pilar ini harus tetap seiring dan sinkron (saling
mendukung) untuk dapat menjalankan sebuah sistem
peradilan pidana yang benar-benar terpadu. Tidak
akan ada artinya apabila salah satu bidang saja yang
memang benar-benar berjalan dengan baik,
sementara bidang lainnya tidak mendukung.
Sistem Peradilan Pidana Terpadu

Filosofis

Substansi Yuridis
Sosiologis
POLRI
Kejaksaan
Pilar Struktural Pengadilan
Lembaga Pemasyarakatan
Advokat
Suku
Kultural Ras
Warna Kulit
Pilar Substansi Dalam Sistem Peradilan Pidana
1.Pilar substansi merupakan sinkronisasi yang harus berjalan dalam bidang
Undang-undang. Pemerintah benar-benar pro rakyat atau mementingkan
kepentingan dari rakyat tidak akan membuat sebuah peraturan atau perundang-
undangan apabila masyarakat sendiri tidak membutuhkan atau tidak memiliki
dampak yang cukup berarti ditengah tengah masyarakat.
2.Peraturan yang dibuat oleh pemerintah bersama dengan DPR haruslah
mengarah kepada hukum yang dicita-citakan (ius constituendum) yang
mengandung nilai-nilai filosofis yaitu berkemampuan untuk mensejahterakan
rakyatnya dan berkeadilan.
3.Setiap peraturan yang terbentuk dalam Undang-undang juga dibuat tidak
boleh bertentangan dan harus sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu
UUD 1945.
4.Undang-Undang yang dibuat mengatur setiap individu dari setiap warga negara
Indonesia. Yang berarti apabila suatu Undang-Undang diciptakan atau dibuat
oleh pemerintah, otomatis seluruh warga Negara Indonesia harus mentaati dan
dapat menerima untuk melaksanakan Undang-Undang tersebut karena sifatnya
yang memang mengikat setiap warga negara Indonesia.
Pilar Struktural Dalam Sistem Peradilan Pidana
1. Pilar struktural ini merupakan sub sistem yang menjadi pelaku atau penindak
untuk menciptakan suatu keadilan. Dalam bidang struktural ini terdapat
beberapa sub lagi yaitu, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan Lembaga
Koreksi (Lembaga Pemasyarakatan). Sub sistem dalam bidang struktural
inilah yang menjadi alat dan pelaksana terhadap setiap pelanggaran atas
peraturan dan tindakan yang menyalahi undang-undang yang berlaku.
2. Sinergiritas antara pilar Substansi dengan bidang struktural harus benar-
benar terjalin dengan baik. Sehingga apabila sebuah peraturan yang telah
diciptakan oleh pemerintah harusnya bersinergi dengan apa yang harus
dilakukan oleh para penegak hukum yang berada dalam pilar structural yaitu
Polisi, Jaksa, Hakim, Lembaga Pemasyarakatan dan Advokat.
3. Kadangkala selalu terjadi didalam pelaksanaan dan penindakan terhadap
pelaku kejahatan yang menyalahi aturan perundang-undangan dalam bidang
struktural ini tidak mengacu terhadap undang-undang yang berlaku, bahkan
kadangkala apa yang dilaksanakan dengan apa yang diatur dalam undang-
undang tidak ada singkronisasi sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan
aparat penegak hukum tidak menciptakan suatu keadilan di dalam
masyarakat dan mencari keuntungan pribadi dalam bertindak sehingga jelas
tidak mendukung sebagaimana yang dikehendaki oleh undang-undang
Pilar Kultural Dalam Sistem Peradilan Pidana
1. Pilar kultural merupakan sub sistem yang ber azas kan
masyarakat. Sinkronisasi dalam bidang kultural ini adalah
sinkronisasi mengenai kultur atau budaya yang ada didalam
masyarakat.
2. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk.
Masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, ras dan warna
kulit. Selain itu didalam masyarakat sendiri sebagian besar
memiliki aturan atau hukum adat masing-masing, yang memang
hal ini juga diakui oleh Undang-undang mengenai berlakunya
ditengah-tengah masyarakat.
3. Meskipun undang-undang yang diciptakan sedemikian rupa dan
begitu baiknya dan juga meskipun sedemikian rupa kuatnya dan
adilnya penegak hukum menurut pemerintah, namun apabila
tidak sinkron dengan budaya dan adat yang ada dalam
masyarakat maka semuanya itu hanya akan sia-sia. Karena tidak
akan ada undang-undang yang menyalahi mengenai adat yang
ada dalam masyarakat.
DEMIKIAN,
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai