Anda di halaman 1dari 16

BAB

7
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN DI
PEMERINTAH
: TEORI DAN APLIKASI

Disusun Oleh: Kelompok 8


Pendahuluan
Sesuai dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999
yang masing-masing telah disempurnakan oleh UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam Hal ini
terdapat tiga jenis pertanggungjawaban keuangan daerah, yaitu :
1. Pertanggungjawaban pembiayaan pelaksanaan dekonsentrasi
2. Pertanggungjawaban pembiayaan pelaksanaan pembantuan
3.Pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Sementara di pemerintah pusat, pertanggungjawaban keuangan tetap dalam
bentuk APBN (dalam Sadjiarto,2000)
s is t em P eng endal ian
manaj emen s ek t or
P u bl ik

Robert N, Anthony dan John Dearden dalam


Management Control System (Homewood : Illinois, Menurut Halim,dkk (2008:8)
Richard D. Irwin, Inc, 1984) dalam Ayuningtyas “Pengendalian manajemen
(2006) menyatakan bahwa
adalah proses dimana manajer
“Sistem pengendalian manajemen adalah struktur
dan proses sistematis yang terorgganisir yang memengaruhi anggotanya
digunakan oleh manajemen untuk memastikan untuk melaksanakan strategi
bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi organisasi“.
sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi“.
P r os es
St r u k t u r Pengendal ian
P eng endal ian
manaj emen t er dir i at as 3
manaj emen
el emen (M ah mu di, 2007)
(M ah mu di, 2007)

a. Perumusan strategi 1. Pusat


b.Perencanaan Strategis Pertanggungjawaban
c, Pembuatan program 2. Kompensasi
d. Penganggaran 3. Jejaring Informasi
e. Implementasi
f. Pelaporan kinerja
g. Evaluasi kinerja
h. Umpan balik
PUSAT
PERTANGGUNGJAWABAN

Robert N, Anthony dan John Dearden dalam Management


Control System (Homewood : Illinois, Richard D. Irwin, Inc,
1984) dalam Ayuningtyas (2006)
Pusat Pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang
untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu dalam rangka
melaksanakan sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban (Mardiasmo,
2009) :
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan
penelitian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya
2. Memudahkan mencapai tujuan
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang
memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban
tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara
efektif dan efisien
7. Sebagai alat pengendalian manajemen.
PUSAT
PERTANGGUNGJ AWABAN
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
(Mardiasmo, 2009) secara garis besar pusat Hansen dan Mowen (2007) dan Hilton (2008),
pertanggungjawaban pada organisasi sektor publik menambahkan satu pusat pertanggungjawaban lagi,
dibedakan menjadi 4, yaitu : selain empat pusat tanggungjawaban tersebut yaitu :

1. Pusat 2. Pusat Pendapatan


5. Pusat Beban Terbatas
Biaya (Expense (Revenue Center)
(Discretionary
center)
Expense)
3. Pusat Laba 4. Pusat Investasi
(Profit Center) (Invesment Center)
Pu s at P er t angg u ngj awaban
s ebagai bas is P engembangan
P engu k u r an Kiner j a

Masalah Kesesuaian Masalah Eksternalitas


Tujuan
Implementasi Pusat Pertanggungjawaban
di Organisasi P emer int ah an

1. Pusat Biaya
Dalam konteks organisasi sektor publik, pusat biaya ini adalah unit organisasi yang
beroperasi semata-mata hanya untuk pelayanan publik atau peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Hampir sebagian besar unit organisasi dalam organisasi pemerintahan
merupakan pusat biaya, karena memang tujuan utama organisasi sektor publik adalah
pelayanan publik. Pada pusat biaya efisiensi dapat ditentukan dengan membandingkan
antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan atau dengan standar biaya
yang telah ditetapkan (ASB).

Contoh dari pusat biaya adalah pada pemerintah pusat seperti Kementerian Pendidikan
Nasional, Kementerian Kesehatan,dll. Sedangkan contoh pada pemerintah daerah adalah
Dinas Pendidikan, dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum,dll
2.Pusat Pendapatan

Pada organisasi sektor publik, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat pendapatan
adalah unit organisasi yang tujuan utamanya adalah memungut dan menghasilkan
pendapatan. Operasi unit organisasi ini didominasi untuk menghasilkan dan memungut
penghasilan. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada input yang digunakan (biaya),
namun semua sumber daya yang digunakan (misal adalah anggaran) digunakan dalam
rangka untuk melaksanakan pemungutan ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan.
Unit organisasi ini akan dinilai kinerjanya berdasarkan seberapa besar pendapatan yang
dapat diperoleh dibandingkan dengan target pendapatan yang ditetapkan.
Pada pemerintah pusat, unit organisasi yang berfungsi sebagai pusat pendapatan
adalah Kementerian Keuangan, terutama untuk Dirjen Pajak, dan Dirjen Bea dan Cukai.
Kedua direktorat tersebut bertugas melaksanakan pemungutan sekaligus meningkatkan
penerimaan negara. Sedangkan di pemerintah daerah, unit organisasi yang berfungsi
pada pusat pendapatan adalah bagian pendapatan pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu (KPPT).
3.Pusat Laba

Adalah unit organisasi yang berfungsi menghasilkan sejumlah laba untuk


membantu meningkatkan pendapatan daerah untuk menjalankan pelayanan
publik. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Pada unit
organisasi ini, proses pembiayaannya tunduk pada aturan perundang-
undangan yang mengatur pengelolaan keuangan negara atau daerah,
sedangkan operasionalnya seperti organisasi bisnis.
Contohnya adalah BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik pemda, bandara,
dan pelabuhan.
4.Pusat Investasi

Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan


laba yang dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Investasi pada organisasi sektor publik
diartikan sebagai pengorbanan konsumsi (berupa anggaran belanja modal maupun
pembiayaan) untuk memperoleh manfaat, baik berupa manfaat keuangan maupun
nonkeuangan di masa mendatang. Dilihat dari segi manfaatnya investasi yang
dilakukan organisasi sektor publik menghasilkan manfaat keuangan secara
langsung dan tidak langsung.
Contoh investasi yang menghasilkan manfaat keuangan secara langsung adalah
misalnya pemda memutuskan untuk membangun pasar dan kios yang ada di pasar
tersebut disewakan atau dijual dengan cara kredit kepada pedagang yang
memanfaatkan pasar tersebut. Hasil investasi berupa pasar dapat langsung
diterima oleh pemda berupa keuntungan sewa atau keuntungan atas penjualan
secara kredit.
5.Pusat Beban Terbatas

Unit organisasi ini menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi


tersebut, namun menghasilkan output non keuangan dan tidak berhubungan
langsung dengan tugas, pokok, dan fungsi organisasi yang menaunginya.
Pusat pertanggungjawaban ini lebih bersifat unit yang mendukung unit
organisasi lainnya.
Contoh dari pusat pertanggungjawaban ini adalah bagian sekretariat atau
bagian tata usaha pada sebuah SKPD, yang bertanggungjawab atas belanja
administrasi kantor untuk mendukung operasional kantor sehari-hari serta
pelaksanaan program dan kegiatan SKPD secara keseluruhan.
TERIMA KASIH
Kelompok 8
Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen mempunyai dua unsur penting yaitu sebagai
1.Struktur pengendalian manajemen, yang terdiri atas :
a. Pusat-pusat pertanggungjawaban, yang dikelompokkan menjadi
> Pusat pendapatan,
> Pusat biaya,
> Pusat laba,
> Pusat Investasi
> Pusat Beban terbatas.
b. Penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban.
2. Proses pengendalian manajemen
Dari ke-5 Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat
laba adalah jenis pusat pertanggungjawaban yang terbaik. Namun perlu diketahui,
pusat laba juga bukannya tanpa kelemahan, kelemahan dari pusat laba diantaranya
adalah munculnya perselisihan antar-unit bisnis mengenai harga transfer produk dan
adanya kepentingan manajer unit bisnis untuk memfokuskan profit jangka pendek
terkait dengan penilaian kinerjanya. Untuk dapat meminimalkan akibat dari kelemahan-
kelemahan itu, diperlukan pengawasan dan koordinasi yang baik oleh manajemen di
atasnya dalam bentuk kebijakan-kebijakan sehingga pelaksanaannya tidak melenceng
dari tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai