Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS

LINGKUNGAN
BISNIS
Minggu 2
Tujuan Pembelajaran
■ Mendeskripsikan Analisa Lingkungan Bisnis (Eksternal dan Internal) yang mungkin
menjadi inspirasi peluang bisnis baru
■ Mengidentifikasi beberapa faktor yang menentukan apakah ide untuk usaha baru
merupakan peluang investasi yang baik.
Bagaimana seorang wirausahaan
mendapatkan peluang usaha?
■ Dalam bukunya Making Sense of Strategy, Tony Manning menunjukkan bahwa ada dua
pendekatan umum dalam mengevaluasi peluang bisnis: inside-out dan outside-in.
■ Dengan kata lain, wirausahawan dapat mengevaluasi kemampuan mereka sendiri
dan kemudian melihat produk atau layanan baru yang mungkin dapat mereka
tawarkan ke pasar (Inside-Out),
■ atau mereka dapat terlebih dahulu mencari kebutuhan di pasar dan kemudian
menghubungkan kebutuhan-kebutuhan tersebut peluang terhadap kemampuan sendiri
(outside-in).
Objek yang diamati ketika analisa
Outside-in
■ Beberapa nama perusahaan yang memiliki model bisnis primer yang sama namun
berbeda target konsumen (Contoh : software perencana keuangan untuk keluarga,
sofware perencana keuangan untuk UMKM, dkk)
■ Beberapa perusahaan yang memiliki model bisnis sekunder yang berkaitan dengan
model bisnis primer perusahaan sebelumnya (berlangganan software per bulan
(subscription model)
■ Feature produk/jasa yang ditawarkan pada perusahaan model bisnis primer & sekunder
■ Target konsumen yang cocok dengan feature/jasa pada perusahaan model bisnis primer
& sekunder
Analisis Outside-in
■ Menurut penelitian terbaru, wirausahawan akan lebih berhasil ketika mereka
mempelajari konteks untuk mengidentifikasi ide-ide bisnis dan menentukan ide-ide
bisnis mana yang paling mungkin membawa kesuksesan.
■ Analisis Outside-in ini harus mempertimbangkan lingkungan secara umum (Big
Picture) dan lingkungan industri di mana usaha tersebut dapat melakukan bisnis.
■ Analisis Outside-in juga harus mempertimbangkan lingkungan persaingan yang
mungkin mempunyai dampak.
■ Analisis Outside-in terdiri dari 2 konteks: General Environment dan Industry
Environment
The General Environment
■ Kekuatan di segmen makroekonomi mencakup perubahan tingkat inflasi,
suku bunga, dan bahkan nilai tukar mata uang, yang semuanya mendorong
atau menghambat pertumbuhan bisnis.
■ Segmen sosiokultural mewakili tren masyarakat yang dapat mempengaruhi
permintaan konsumen, membuka pasar baru dan memaksa pasar lain
mengalami penurunan.
■ Di segmen politik/hukum, perubahan undang-undang perpajakan dan
peraturan pemerintah (seperti peraturan keselamatan) dapat menimbulkan
ancaman bagi bisnis atau menghancurkan konsep bisnis yang inventif.
■ Segmen global mencerminkan perkembangan internasional yang
menciptakan peluang baru untuk memperluas pasar, melakukan outsourcing,
dan berinvestasi di luar negeri. Ketika masyarakat dan pasar di seluruh dunia
semakin terhubung, dampak segmen global terhadap peluang usaha kecil
semakin meningkat.
■ Segmen teknologi mungkin paling penting bagi usaha kecil, karena
perkembangan di segmen ini melahirkan—atau menghapuskan—banyak
usaha baru.
■ Segmen demografis seperti ukuran populasi, struktur umur, campuran etnis,
dan distribusi upah, memainkan peran penting dalam membentuk peluang
bagi startup
Contoh penerapan analisa general
environment pada seorang wirausahawan
■ Beberapa orang percaya bahwa evaluasi general environment hanya cocok untuk
perusahaan besar yang memiliki staf perusahaan untuk mengelola proses tersebut,
namun usaha kecil juga dapat mengambil manfaat dari analisis tersebut.
■ Misalnya, para wirausaha memperhatikan fakta bahwa banyak orang berjuang dengan
berat badan mereka; faktanya, statistik pemerintah menunjukkan bahwa masalahnya
semakin besar. Saat ini, lebih dari 60 juta orang Amerika termasuk dalam kategori
obesitas, naik dari 23 juta pada tahun 1980, dan proyeksi menunjukkan bahwa jumlah
ini akan meningkat sebanyak 28 juta pada tahun 2013.
The Industry Environment
■ Industry Environment menentukan pengaruh sebuah perusahaan, kompetitor, pesaing dalam
lingkungan industri saling berinteraksi.
■ Michael Porter membuat daftar lima faktor yang menentukan sifat dan tingkat persaingan dalam
suatu industri
■ Pesaing baru (New Competitor). Seberapa mudah pesaing baru memasuki industri ini? Adakah
Produk/jasa pengganti.
■ Subtitusi Produk/Jasa. Bisakah pelanggan beralih ke produk atau layanan lain untuk
menggantikan produk atau layanan yang ditawarkan industri?
■ Persaingan (Rivalry). Seberapa intens persaingan antar pesaing yang ada di industri ini? Pemasok.
■ Pemasok (Supplier). Apakah pemasok industri begitu kuat sehingga mereka menuntut harga
bahan yang tinggi, sehingga meningkatkan biaya perusahaan dan mengurangi keuntungannya?
■ Pembeli (Buyers). Apakah pelanggan industri begitu kuat sehingga mereka akan memaksa
perusahaan menetapkan harga rendah sehingga mengurangi keuntungan?
Contoh penerapan analisa industry
environment pada seorang wirausahawan
■ Wirausahawan yang memahami pengaruh industri dapat menilai peluang pasar dengan
lebih baik dan menjaga diri dari ancaman terhadap usaha mereka.
■ Tentu saja, kekuatan-kekuatan yang mendominasi suatu industri bergantung pada
keadaan uniknya;
■ Wirausahawan harus mengenali dan memahami kekuatan-kekuatan ini untuk
memposisikan usahanya sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan apa yang
ditawarkan industri secara maksimal.
Analisis Inside-out
■ Mengidentifikasi peluang di lingkungan eksternal tentu saja penting, namun konsep
bisnis hanya masuk akal jika cocok dengan potensi internal bisnis.
■ Dengan kata lain, pemahaman wirausahawan mengenai peluang bisnis potensial harus
dikombinasikan dengan wawasan tentang apa yang mampu dilakukan oleh pengusaha
dan startup.
■ Analisis Inside-out terdiri dari 2 konteks: Sumber daya dan Kemampuan (resource
&capabilities) dan Kompetensi Inti (Core Competencies)
Sumber daya dan Kemampuan
■ Sumber daya adalah input dasar yang digunakan perusahaan dalam bisnisnya, termasuk
uang tunai untuk investasi, teknologi yang berguna, akses terhadap peralatan, dan
karyawan yang cakap.
■ Perusahaan memiliki sumber daya berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).
■ Sumber daya nyata (tangible) bersifat terlihat dan mudah diukur. Contoh : Gedung
perkantoran, peralatan komputer, dan cadangan uang tunai merupakan sumber daya
berwujud.
■ Sumber daya tak berwujud, yang tidak terlihat dan sulit untuk dinilai. Contoh : hak
kekayaan intelektual seperti paten dan hak cipta, serta reputasi merek dan perusahaan
yang mapan.
■ Kemampuan : integrasi beberapa sumberdaya perusahaan yang menjadi daya saing
perusahaan.
Kompetensi Inti (Core Competencies)
■ Kompetensi inti adalah sumber daya dan kemampuan yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan untuk bersaing dengan para pesaingnya.
■ Kompetensi inti muncul ketika perusahaan belajar dari waktu ke waktu untuk
menggunakan sumber daya dan kapabilitasnya dengan cara unik yang mencerminkan
“kepribadian” perusahaan.
■ Wirausahawan yang dapat mengidentifikasi kompetensi inti dan menerapkannya secara
efektif berada pada posisi terbaik untuk membantu usaha mereka mencapai keunggulan
kompetitif dan kinerja yang unggul.
Referensi

■ Longenecker, Moore, Petty, Palich. 2008. Small Business Management : Launching and
Growing Entrepreneurial Venture (14e). Chapter 3 : Getting started-Creating a New
Bisnis from Scatch

Anda mungkin juga menyukai