Anda di halaman 1dari 25

Budaya Positif

Modul 1.4
Budaya Positif merupakan nilai-nilai,
keyakinan, dan kebiasaan di sekolah
yang berpihak pada murid agar murid
dapat berkembang menjadi pribadi
yang kritis, penuh hormat dan
bertanggung jawab.
Dalam Mewujudkan budaya positif
di Sekolah, seorang guru harus
memegang peranan sentral. Guru
perlu memahami posisi apa yang
tepat untuk dapat mewujudkan
budaya positif baik di lingkup
kelas maupun sekolah
Topik Budaya
Positif
• Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan
Universal
• Teori Motivasi, Hukuman dan
Penghargaan, Restitusi
• Keyakinan Kelas
• Kebutuhan Dasar Manusia
• Restitusi: 5 Posisi Kontrol
• Restitusi: Segitiga Restitusi
Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan
(Ilusi Kontrol)
● Ilusi guru mengontrol murid.
● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa
bersalah dapat menguatkan karakter.
● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan
bermanfaat
● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk
memaksa
.
Disiplin
Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju
sebuah tujuan, apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah
berubah
menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
NILAI-NILAI
• Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang
merupakan tujuanKEBAJIKAN
mulia yang ingin dicapai setiap individu.
Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku
bangsa, agama maupun latar belakang.
Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan
Profil Pelajar Pancasila.
• - Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia.
• - Mandiri
• - Bernalar Kritis
• - Berkebinekaan Global
• - Bergotong royong
• - Kreatif
mOTIVASI
Motivasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan.
TEORI MOTIVASI
Dihukum oleh Penghargaan
Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti
meminta atau membujuk seseorang melakukan
sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang
meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan
ada faktor ketergantungan.
Beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Kohn,
1993).
• Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
• Penghargaan menghukum
• Penghargaan mengurangi ketepatan
• Penghargaan tidak efektif
• Penghargaan merusak hubungan
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN

• Penghargaan menurunkan kualitas


• Penghargaan mematikankreatifitas
• Penghargaan mengurangi motivasi intrinsik
APRESIASI
Bentuk Program Kebajikan (Apresiasi)
Dalam memberikan apresiasi (pengakuan) perlu diingat beberapa
hal:
• Beri pengakuan secara khusus.
• Beri pengakuan secara pribadi.
• Beri pengakuan kepada semua murid (bergantian).
• Beri pengakuan secara konsisten.
• Fokus pada proses.
Konsekuensi adalah hasil atau akibat
dari suatu tindakan atau keputusan,
yang bisa bersifat positif maupun
negatif, sementara hukuman adalah
suatu bentuk konsekuensi negatif
yang diberikan sebagai respons atas
tindakan yang melanggar aturan,
norma , atau hukum.
RESTITUSI
New York 4.496KM

Sydney 12.073KM
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
Manila 11.759KM
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali
Paris 9.0
8
pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat.
8KM

Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan


murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan
membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang
mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus
memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
CIRI-CIRI RESTITUSI
• Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar
dari kesalahan.
• Memperbaiki hubungan.
• Tawaran, bukan paksaan.
• Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
• Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari
tindakan.
• Restitusi-diri adalah cara yang paling baik.
• Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
• Restitusi fokus pada solusi.
• Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah
padakelompoknya.
) ) ) ) ) ) ) ) ) Intro
) ) ) ) ) ) ) ) )

KEYAKINAN KELAS
Keyakinan kelas merupakan sebuah nilai-nilai kebajikan
universal, yang telah disepakati secara tersirat dan tersurat,
lepas dari adanya latar belakang suku, negara, Bahasa
maupun juga agama. Keyakinan kelas dibuat secara
bersama-sama dengan seluruh siswa, yang mempunyai
nilai-nilai kebajikan yang dapat dipercaya.
SEGITIGA RESTITUSI
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta
didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa
kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat
dengan menggunakan 3 tahapan yaitu :
• Menstabilkan Identitas
• Validasi tindakan yang salah
• Menanyakan Keyakinan
Segitiga restitusi

3. Menanyakan keyakinan
1. Menstabilkan Identitas 2. Validasi tindakan yang salah
Merupakan keadaan yang
Pembuktian tindakan yang
Bertujuan untuk siap untuk dihubungkan
salah dengan memahami alasan
mengubah identitas anak dengan nilai-nilai, yang
dan menyadari setiap tindakan
dari yang gagal karena dipercaya dan berpindah
memiliki tujuan akan
melakukan kesalahan menjadi orang yang
pemenuhan kebutuhan dasar
menjadi orang yang diinginkan (identitas yang
manusia.
sukses. sukses).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai