Anda di halaman 1dari 11

Kata ulang

Dwilingga (utuh)
Dwilingga adalah bentuk pengulangan atas seluruh bentuk dasar tanpa
variasi fonem dan afiksasi disebut dengan. Contoh:

Ibu menjadi ibu-ibu

Tontonan menjadi tontonan-tontonan

Sahabat menjadi sahabat-sahabat


Dwipurwa (sebagian)
Dwipurwa atau perulangan sebagian ialah perulangan atas sebagian
dari bentuk dasar suatu kata. Dalam hal ini, bentuk dasar tidak diulang
seluruhnya, melainkan hanya diulang sebagian saja. Contoh:
• Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk tunggal.
Laki menjadi lelaki, bukan laki-laki
Tamu menjadi tetamu, bukan tamu-tamu
Pohon menjadi pepohonan, bukan pohon-pohon
Sama menjadi sesama, bukan sama-sama
• Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk kompleks.
Berlari menjadi berlari-lari
Ditusuk menjadi ditusuk-tusuk
Makanan menjadi makan-makanan
Dibesarkan menjadi dibesar-besarkan
• Kata ulang berimbuhan atau afiksasi
• Perulangan dengan berimbuhan bukan merupakan dua proses berurutan, melainkan proses yang terjadi
sekaligus antara perulangan dan pembubuhan imbuhan (afiksasi). Proses perulangan tersebut terjadi
bersama-sama dengan proses afiksasi dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Contoh:
• Kata dasar motor menjadi motor-motor; perulangan dari bentuk motor yang berarti lebih dari satu, fungsi
semantiknya terlihat pada bentuk motor yang berarti tunggal dan motor-motor merupakan bentuk jamak.
• Kata dasar motor menjadi motor-motoran; perulangan dan imbuhan -an terbentuk bersama-sama. Proses
terbentuknya adalah dari motor langsung menjadi motor-motor ditambah -an. Nosi motor-motoran ialah
menyerupai atau seperti. Dengan demikian, nosi motor-motor tidak ada hubungannya dengan nosi motor-
motor.
• Orang-orangan, kata dasar orang, bukan dari orang-orang + -an
• Kuda-kudaan, kata dasar kuda, bukan dari kuda-kuda + -an
• Kemerah-merahan, kata dasar merah, bukan dari merah + ke-an
• Semurah-murahnya, kata dasar murah, bukan dari murah + se-nya.
• Kata ulang berimbuhan atau afiksasi
• Perulangan dengan berimbuhan bukan merupakan dua proses berurutan, melainkan proses yang terjadi
sekaligus antara perulangan dan pembubuhan imbuhan (afiksasi). Proses perulangan tersebut terjadi
bersama-sama dengan proses afiksasi dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Contoh:
• Kata dasar motor menjadi motor-motor; perulangan dari bentuk motor yang berarti lebih dari satu, fungsi
semantiknya terlihat pada bentuk motor yang berarti tunggal dan motor-motor merupakan bentuk jamak.
• Kata dasar motor menjadi motor-motoran; perulangan dan imbuhan -an terbentuk bersama-sama. Proses
terbentuknya adalah dari motor langsung menjadi motor-motor ditambah -an. Nosi motor-motoran ialah
menyerupai atau seperti. Dengan demikian, nosi motor-motor tidak ada hubungannya dengan nosi motor-
motor.
• Orang-orangan, kata dasar orang, bukan dari orang-orang + -an
• Kuda-kudaan, kata dasar kuda, bukan dari kuda-kuda + -an
• Kemerah-merahan, kata dasar merah, bukan dari merah + ke-an
• Semurah-murahnya, kata dasar murah, bukan dari murah + se-nya.
Kata Ulang Semu
Dwipurwa atau perulangan sebagian ialah perulangan atas sebagian dari bentuk dasar suatu kata. Dalam hal ini, bentuk
dasar tidak diulang seluruhnya, melainkan hanya diulang sebagian saja. CKata ulang semu
Kata ulang adalah bentuk perulangan kata dasar yang merupakan bentuk linguistik. Ada beberapa bentuk yang tidak jelas
makna bentuk dasarnya. Dengan demikian, bentuk ulang jenis ini tidak memiliki bentuk dasar sebagai bentuk linguistik.
Bentuknya menyerupai, tetapi tidak memenuhi syarat ciri-ciri kata ulang. Sebagian para ahli menyebut dengan kata ulang
semu. Contoh:
Gara-gara (gara) kunang-kunang (kunang)
Cumi-cumi (cumi) pura-pura (pura)
Biri-biri (biri) laba-laba (laba)
Ubur-ubur (ubur) onde-onde (onde)
Sia-sia (sia) ani-ani (ani)
ontoh:
• Pengulangan sebagian dengan kata dasar bentuk tunggal.
Laki menjadi lelaki, bukan laki-laki
Tamu menjadi tetamu, bukan tamu-tamu
Pohon menjadi pepohonan, bukan pohon-pohon
Sama menjadi sesama, bukan sama-sama
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
dwilingga salin swara.
1. mloya-mlayu. 2. gonta-ganti.
3. mrono-mrene. 4. bola-bali.
5. wira-wiri. 6. thingak-thinguk.
7. untag-unteg. 8. untap-untup.
9. bolak-balik. 10. meta-metu.
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )

Perubahan kata selain kata benda menjadi kata


benda.
Contoh: tulis (kata kerja) mengalamai perubahan
jika mendapat imbuhan tulisan (kata benda). Tulisan
merupakan contoh nominalisasi
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
nominalisasi merupakan proses atau cara mengubah kata kerja atau
kata sifat menjadi kata benda dengan menambahkan akhiran
tertentu. Dan hasil dari proses nominalisasi, yaitu kata benda yang
terbentuk dari kata kerja atau kata sifat dengan menambahkan
akhiran tertentu.
Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa kata nominalisasi
merupakan proses mengubah kata kerja atau kata sifat menjadi kata
benda. Kata nominalisasi biasanya terbentuk dengan menambahkan
akhiran -an, -asi, -i, -ik, -isme, atau -itas pada akhir kata kerja atau
kata sifat.
) ) ) ) ) ) ) ) )
) ) ) ) ) ) ) ) )

Anda mungkin juga menyukai