NEGOSIASI
Dr. Mustika Lukman Arief, SE. MM.
NEGOSIASI
proses penetapan keputusan
secara bersama dimana pihak-
pihak yang terlibat memiliki
preferensi yang berbeda.
2
Karakteristik utama negosiasi:
1. senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan
organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
VALUE CREATORS
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah
pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah
pihak yang bernegosiasi.
Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan
yang kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan kedua
belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif.
4
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi:
2. Di dalam kelompok
misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas
suatu kasus
3. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam
kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan
barang
5
Unsur-unsur Negosiasi
Ketergantungan dalam suatu tingkatan,
antara pihak pihak yang terlibat
Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik
nyata atau yang tersembunyi)
Interaksi yang oportunistik (setiap pihak
punya keinginan untuk berusaha
mempengaruhi orang lain)
Kesepakatan.
6
Tujuan Negosiasi
Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari
kerugian (damage) pihak lawan.
Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang
lebih (getting more) dari pihak lawan
Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang
saling menguntungkan (mutual gain)
Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh
keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain
Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan
menghindari yang negatif
Tujuan kombinasi
7
Paradigma Negosiasi
Negosiasi Menang-Kalah (WIN-LOSE)
– Sudut pandang klasik yang memandang bargaining
sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak
menang, maka pihak lain akan kalah.
– Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi
distributive
– Asumsi: sumberdaya terbatas (limited resources), dan
proses negosiasi untuk menentukan siapa akan
mendapakan sumberdaya tersebut
8
Paradigma Negosiasi (2)
Negosiasi Menang-Menang (WIN-WIN)
– Trend masa kini yang memandang negosiasi sebagai
situasi win-win, dimana kedua belah pihak mendapat
keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.
– Disebut juga negosiasi positive-sum atau negosiasi
integrative
11
Effective negotiation occurs when
issues of substance are resolved
and working relationship among
the negotiating parties are
maintained or even improved in
the process.
12
THE GOAL: AN INTEREST-ORIENTED
DISPUTE RESOLUTION SYSTEM
Moving from a Distressed to an Effective Dispute Resolution System
Power
Power
Rights
Rights
Interests
Interests
14
Interrelationships among Interests, Rights, and Power
Interests
Rights
Power
The reconciliation of interests takes place within the context of the parties’ rights and
power.
Similarly, the determination of rights takes place within the context of power.
In the process of resolving a dispute, the focus may shift from interest to rights to
power and back again
15
What “Better” Means: Four Possible Criteria
16
KONFLIK
17
Elemen kunci dalam konflik:
adanya kepentingan berlawanan antara individu
atau kelompok
pengakuan tentang adanya kepentingan yang
berlawanan tersebut
keyakinan dari tiap pihak bahwa pihak lain akan
mengancam (sudah mengancam) kepentingan-
kepentingan mereka
adanya tindakan-tindakan nyata yang
menghasilkan ancaman tersebut
18
STAGES OF CONFLICT
Perceived conflict exist when there is a cognitive
awareness on the part of at least one group that events have
occurred or that conditions exist favorable to creating overt conflict
19
EXTERNAL FOCUS/Concern for Others
Conflict Resolution Grid
Problem Solving
Accommodating
or Collaboration
High or Smoothing
Working together
Allowing other
to solve
group to win
Compromising problems
Finding
acceptable solution
so everyone
feels good
Avoiding Dominating
Low Ignoring or steering Working to dominate
clear of other group and control
Low High
INTERNAL FOCUS/Concern for Self
20
Manajemen Konflik
1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan
menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau
bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk
menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk
mengatasi konflik tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan kita
dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki
atau dikuasai pihak lain.
Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik
yang ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban
dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap
potensi konflik harus dapat segera diselesaikan.
21
2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)
Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik
dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau
pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita
yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah
akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya,
sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di
antara kedua pihak.
22
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini berarti kita
berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan
pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau
masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk
mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau
menciptakan perdamaian yang kita inginkan.
Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita
menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang
paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak.
Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi kepentingan kita
sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran
pertama.
23
4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)
Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik
kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik
dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau
kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus
dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di
kedua ujung ekstrim satu sama lainnya.
24
DOMINATING (DOMINASI)
Usaha yg digunakan untuk TEPAT DIGUNAKAN
memuaskan kebutuhan diri APABILA:
sendiri Perlu diambil
Dilakukan dengan cara: keputusan dengan
Menggunakan otoritas cepat
yg dipunyai Isu sangat penting
Ancaman secara fisik Menghadapi orang
Manipulasi yang hanya
mengambil
Tidak memperhatikan
keuntungan dari
hak-hak orang lain
peristiwa tersebut
25
ACCOMODATING (AKOMODASI)
Berusaha mengutamakan TEPAT DIGUNAKAN
kepentingan orang lain APABILA
dengan mengorbankan
Mengetahui dirinya salah
kepentingan pribadi
Ada posisi kalah Untuk menunjukkan rasa
Ada kecenderungan tanggung jawab
untuk lebih Isunya lebih penting
mengutamakan daripada kepentingan
harmonisasi hubungan pribadi
Ada kemungkinan pihak Untuk meminimalkan
yang satu akan kekalahan yang lebih
memanfaatkan pihak
besar
yang lain
26
PROBLEM SOLVING/COLLABORATING/
INTEGRATING (KOLABORASI)
Dilakukan dengan TEPAT DIGUNAKAN
tujuan utk memenuhi APABILA:
kebutuhan kedua belah Ingin mencapai solusi yg
pihak terintegrasi dan
Diarahkan pada memuaskan kedua belah
pemecahan masalah pihak
Kegiatan lebih Untuk meningkatkan
difokuskan pada komitmen dengan cara
mencari solusi atas pengambilan keputusan
konflik yang terjadi berdasar pada konsensus
Fokus pada Ingin mengetahui dan
superordinate goal memahami pihak lain yang
Akan muncul win-win mempunyai perspektif
solution berbeda
27
AVOIDING (MENGHINDAR)
Menyampaikan kebutuhan TEPAT DIGUNAKAN
kedua belah pihak dengan APABILA:
cara menunda
penyelesaian atau Tidak ada kemungkinan
menganggap seolah-olah untuk memuaskan kedua
tidak ada masalah belah pihak
Biasanya dilakukan oleh Membutuhkan waktu untuk
individu yang secara berpikir lebih jernih
emosional tidak siap
Membutuhkan waktu untuk
dalam menghadapi
konfrontasi mendapatkan informasi
Akan menimbulkan yang lebih lengkap
frustasi pada pihak lain Ada kemungkinan orang
lain bisa menangani konflik
secara lebih baik
28
COMPROMISING (KOMPROMI)
Usaha untuk memuaskan TEPAT DIGUNAKAN APABILA:
kedua belah pihak Ingin mencapai pemecahan
Kedua belah pihak masalah sementara
mengorbankan beberapa Tujuan yang akan dicapai
kepentingan yang penting tetapi tidak perlu
dipunyai agar terjadi titik menimbulkan gejolak
temu Masih membutuhkan
Ada kecenderungan dukungan untuk bertindak
masih menyisakan lebih lanjut
permasalahan yang Sebagai middle ground.
kemungkinan potensial Pendekatan backup yang
untuk menimbulkan
konflik lagi bagus ketika pendekatan lain
(terutama dominating dan
problem solving) gagal untuk
menyelesaikan konflik
29
Negosiasi dengan Hati
Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali,
mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain.
30
Negotiation Triangle
HEART
yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang
menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi
HEAD
yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam
melakukan negosiasi
HANDS
yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam
melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam
terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam
bernegosiasi
31
KEANGGUNAN NEGOSIATOR
32
Langkah-langkah Negosiasi
PERSIAPAN
Dilakukan jauh hari sebelum negosiasi
dilaksanakan, meliputi:
1. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
berkaitan dengan pihak lain, misal sejarah,
kebiasaan perilaku, interaksi sebelumnya,
kesepakatan sebelumnya
2. Mengindentifikasi harapan dan keinginan pihak
sendiri
3. Mempelajari situasi pada organisasi pesaing
sebagai pembanding
33
PERSIAPAN
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi
negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan
rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan
negosiasi.
34
Langkah-langkah Negosiasi (cont.)
EVALUASI ALTERNATIF
Mengidenfikasi bargaining range, yaitu
range dimana kedua belah pihak
diperkirakan akan dapat mencapai
kesepakatan.
35
Bargaining-range Strategy
Disebut mix-max strategy
1. Berapa jatah minimum yang dapat kita terima?
2. Berapa jatah minimum yang kita tawarkan?
3. Berapa jatah maksimum yang dapat kita berikan?
4. Berapa jatah maksimum yang dapat kita tawarkan?
5. Berapa jatah minimum yang dapat mereka terima?
6. Berapa jatah minimum yang dapat mereka tawarkan?
7. Berapa jatah maksimum yang dapat mereka berikan?
8. Berapa jatah maksimum yang dapat mereka ajukan?
36
Langkah-langkah Negosiasi (cont.)
IDENTIFIKASI KEPENTINGAN
Kepentingan adalah yang mendasari
terjadinya konflik.
37
Mengidentifikasi Kepentingan
1. Cermati kepentingan, baik yang nyata maupun yang
mendasarinya seperti reputasi, keadilan, preseden.
2. Kepentingan dapat memiliki nilai intrinsik atau
instrumental.
Sebagai contoh otonomi dapat diartikan sebagai nilai
intrinsik, yaitu menghargai otonomi itu sendiri, atau
sebagai nilai instrumental, yaitu sebagai jalan untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi yang lain.
3. Memahami bahwa kepentingan tergantung pada
persepsi, jadi sangat subyektif.
4. Mencermati bahwa kepentingan dapat berubah secara
sengaja atau tidak sengaja.
38
Langkah-langkah Negosiasi (cont.)
PEMBUKAAN
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita
bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir
atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi
dimulai.
39
Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam
mengawali negosiasi yaitu:
– pleasant (menyenangkan),
– assertive (tegas, tidak plin-plan), dan
– firm (teguh dalam pendirian).
40
Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah
negosiasi
a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika
memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk
mengawali pembicaraan.
41
Langkah-langkah Negosiasi (cont.)
MEMULAI PROSES NEGOSIASI
Langkah pertama dalam memulai proses
negosiasi adalah menyampaikan (proposing)
apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita.
42
Yang perlu diperhatikan dalam proses
penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai
pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda
secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk
mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam
negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan
memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.”
Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka
berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah
mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang
menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif
memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti
misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi
wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata
dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks
namun penuh perhatian.
43
ZONA TAWAR MENAWAR (THE BARGAINING
ZONE)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar,
kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ).
45
Membangun Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah
membangun kesepakatan dan menutup negosiasi.
Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak
memiliki niat atau keinginan untuk mencapai
kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang
waktu dan energi kita.
47
USING THIRD-PARTY NEGOTIATIONS
48
THIRD PARTY INTERVENTION: Mediation &
Arbitration
Mediation vs. Arbitration: The Difference
Mediation
(recommend terms of
agreement between
disputing parties)
Disputing Disputing
Conflict Party “B”
Party “A”
Arbitration
(impose terms of
agreement between
disputing parties)
49
Strategi-strategi Negosiasi
No concessions
No further concessions
Making only deadlock-breaking concessions
High realistic expectations with small systematic
concessions
Concede first
Problem solving
Goals other than to reach agreement
Moving for close
50
No Concessions
Strategi ini bisa membahayakan karena umumnya
pihak lawan menginginkan adanya kompromi.
Strategi ini membuat proses negosiasi bersifat
unilateral. Sekali posisi ditetapkan, kesepakatan akan
tercapai hanya jika pihak lain menyetujui posisi
tersebut.
51
No Concessions (cont.)
Strategi yang digunakan:
– Hubungi pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi
dan minta posisi lawan diubah
– Abaikan tawaran tersebut dan anggap seolah-olah
kesepakatan mungkin didapatkan
– Hentikan proses negosiasi
52
No Further Concessions
Strategi ini dapat diterapkan manakala pihak
lawan dapat dipaksa untuk memutuskan
kesepakatan akhir.
53
Making Only Deadlock-Breaking
Concessions
54
High Realistic Expectations with
Small Systematic Concessions
55
Concede First
Strategi ini adalah strategi negosiasi yang
dijalankan dengan cara memberikan
kesepakatan lebih dahulu hingga pada saatnya
akan ada waktu untuk meminta imbalan
kesepakatan.
56
Problem Solving
Strategi ini yang digunakan untuk
menciptakan prosedur kesepakatan guna
memecahkan masalah yang telah
diidentifikasi.
57
Goals Others than to
Reach Agreement
58
Moving for Close
Strategi ini umumnya digunakan untuk
menghindari kegagalan persetujuan total.
Sebelum segala sesuatunya gagal, ada baiknya
pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi
melakukan usaha-usaha untuk menjembatani
adanya perbedaan.
60
Taktik 1: Pemberian Informasi
1. Mampu merubah persepsi, harapan dan posisi
2. Informasi non verbal penting
3. Kesalahan-kesalahan ucap dapat diartikan
sebagai suatu kebenaran
4. Menolak pemberian informasi, mungkin dapat
memunculkan kesan tidak dapat dipercaya
5. Informasi yang berlebihan dapat digunakan
untuk menutupi masalah pokok
61
Taktik 2: Penciptaan Fakta Baru
Taktik ini dijalankan dengan menambah
atau merubah fakta-fakta yang ada saat
ini.
62
Taktik 3: Pencarian Informasi
Mencari dan menemukan sumber informasi yang dapat
dipercaya. Misalnya sumber informasi yang berasal dari
pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, sumber
bacaan, konsultan atau ahli.
64
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kredibilitas Personal
Kepercayaan diri
Kesiapan dan organisasi
Pengetahuan
Kejujuran
Ketegaran
65
Trust
Memiliki sikap positif kepada pihak lawan
Memperlihatkan kemauan kerja sama
Berkemauan untuk membuat konsesi dan
pemecahan masalah bersama
Terbuka dan tidak “mengancam”
Memahami keadaan pihak lawan
66
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Waspada terhadap pihak-pihak lain
Tidak melibatkan persoalan pribadi dalam bernegosiasi
Selalu berusaha untuk mempertahankan kepercayaan
orang lain
Menggunakan tindakan yang mendukung ucapan
Ekspresi non verbal
– Tatapan mata
– Gesture
– Jarak komunikasi
– Tempat yang dipilih
– Penampilan
67
NEGOTIATING GLOBALLY
Being familiar with the communication style, time
orientation, group vs individual orientation,
religious orientation, and customs of the culture
of the counterpart negotiator would be an
important step to take in preparing for
negotiations.
68
Cultural Effect on Negotiating Style
69
8 elements of international protocol
1. Name (how individuals prefer to be addressed)
2. Rank/title (how these titles compare with those in your
organization, the importance of using titles in
interaction)
3. Time (whether punctual or casual, preferred time of
day to do business)
4. Dress (formal or casual, whether special or sacred
articles are worn)
5. Behavior( (greetings, rituals, how decision are made)
6. Communication (verbal or non verbal differences)
7. Gift giving (whether gift are appropriate, size of gifts,
public vs private opening, importance of reciprocation)
8. Food and drink ( which foods and drinks are forbidden)
70