Anda di halaman 1dari 19

PENETRASI ZONA

PELLUCIDA OLEH
SPERMA
KELOMPOK 3
ZONA PELUSIDA
• Lapisan glikoprotein yang mengelilingi membran plasma oosit
• bagian penting dari oosit
• disekresikan oleh oosit dan folikel ovarium
• matriks etraseluler terdiri dari tiga glikoprotein
• struktur yang berikatan dengan spermatozoa
• memicu kepala sperma menjalani reaksi akrosom
GLOKOPROTEIN ZONA
PELUSIDA

• Tiga glikoprotein adalah ZP1,ZP2,ZP3


• ZP1: Menyediakan struktur dan kekuatan pada zona
pelusida.
• ZP2: Berperan dalam pengenalan awal dan interaksi antara
sperma dan sel telur.
• ZP3: Memediasi reaksi akhir dan khususnya berperan dalam
penempelan sperma pada zona pelusida.
GLOKOPROTEIN ZONA
PELUSIDA
FUNGSI ZP

1. SEBAGAI RESEPTOR:
Zona pelusida berfungsi sebagai reseptor untuk spermatozoa.
Permukaan zona pelusida memiliki molekul-molekul yang dapat
berinteraksi dengan reseptor pada permukaan sperma. Interaksi ini
memfasilitasi penempelan sperma pada zona pelusida, yang
merupakan langkah awal menuju penetrasi sel telur.
FUNGSI ZP

2. Penginduksi Reaksi Akrosomal: Setelah spermatozoa melekat


pada zona pelusida, terjadi reaksi akrosomal. Akrosoma adalah
vesikel yang terdapat di kepala sperma yang mengandung enzim-
enzim hidrolitik. Reaksi akrosomal menyebabkan pelepasan
enzim-enzim ini, yang memungkinkan sperma untuk menembus
lapisan zona pelusida. Enzim-enzim ini membantu melarutkan
zona pelusida sehingga sperma dapat mengakses sel telur.
FUNGSI ZP
3. Perlindungan Embrio Sebelum Implantasi: Zona pelusida juga
berfungsi sebagai lapisan perlindungan bagi embrio sebelum proses
implantasi. Setelah fertilisasi terjadi, zona pelusida membantu melindungi
zigot (sel telur yang sudah dibuahi) selama perjalanan dari tuba falopi
menuju uterus, tempat di mana implantasi akan terjadi.
4. Bloakade Fertilisasi Heterospesifik: Zona pelusida juga berperan
dalam mencegah fertilisasi oleh sperma dari spesies lain (heterospesifik).
Molekul-molekul pada zona pelusida memiliki spesifikitas yang tinggi,
sehingga hanya sperma dari spesies yang sama yang dapat berinteraksi
dengan zona pelusida dan melakukan penetrasi.
PENGHAMBAT TERJADINYA PENETRASI ZONA

PELUSIDA OLEH SPERMA


1.Gangguan pada Reaksi Akrosomal: Jika terdapat gangguan pada reaksi akrosomal, yaitu
pelepasan enzim-enzim dari akrosoma sperma yang diperlukan untuk melarutkan zona pelusida,
proses penetrasi dapat terhambat. Gangguan ini dapat melibatkan kelainan struktural atau
fungsional pada akrosoma.
2.Gangguan pada Molekul Zona Pelusida: Mutasi atau kelainan pada molekul-molekul spesifik
pada zona pelusida, seperti ZP3, dapat menghambat pengenalan dan interaksi dengan sperma. Ini
dapat membuat zona pelusida menjadi lebih sulit untuk ditembus oleh sperma.
3.Gangguan pada Motilitas Spermatozoa: Spermatozoa yang tidak memiliki motilitas yang
cukup baik mungkin kesulitan dalam mencapai zona pelusida atau menembusnya. Gangguan
motilitas bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelainan struktural pada ekor sperma atau
masalah dalam produksi energi yang diperlukan untuk gerakan sperma.
4.Gangguan pada Receptor pada Permukaan Sperma:
Jika terdapat kelainan pada reseptor pada permukaan sperma yang berinteraksi dengan zona
pelusida, proses pengenalan dan melekat pada zona pelusida bisa terganggu. Ini bisa terjadi sebagai
akibat dari mutasi genetik atau kelainan fungsi pada permukaan sperma.
PENGHAMBAT TERJADINYA PENETRASI ZONA

PELUSIDA OLEH SPERMA

5. Gangguan pada Sel Telur: Zona pelusida juga dapat mengalami perubahan
struktural atau fungsional yang dapat menghambat interaksi dengan sperma. Sel telur
yang memiliki zona pelusida yang lebih tebal atau lebih resisten mungkin lebih sulit
untuk ditembus.
6. Gangguan Hormonal: Keseimbangan hormonal yang tidak tepat pada wanita dapat
mempengaruhi sifat dan struktur zona pelusida. Gangguan hormonal dapat
memengaruhi produksi dan sifat lendir serviks, yang dapat memperlambat perjalanan
sperma menuju sel telur.
7. Kelainan pada Saluran Reproduksi: Kelainan pada saluran reproduksi wanita atau
pria, seperti sumbatan pada tuba falopi atau gangguan pada struktur rahim, dapat
menghambat perjalanan sperma menuju sel telur dan penetrasi zona pelusida.
MEKANISME ZONA
PELUSIDA
GAMBAR 1
GAMBAR 2
GAMBAR 3
GAMBAR 4
GAMBAR 5
GAMBAR 6
GAMBAR 7
GAMBAR 8
GAMBAR 9
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai