Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH TINGKAT PAPARAN DEBU

TERHADAP KESEHATAN KARYAWAN DI


PT. SUNGAI BAHAR PASIFIK UTAMA - JAMBI

Kelompok 3 :
Angel Tri She (2013201016)
Dea Azra (2013201009)
Outline
1. Profil Perusahaan
2. Pendahuluan
3. Tinjauan Pustaka
4. Proses dan hasil
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan saran
7. Daftar pustaka
8. Dokumentasi
PT. Sungai Bahar Pasifik Utama

PT Sungai Bahar Pasifik Utama (SBPU) merupakan


salah satu Perusahaan di Provinsi Jambi yang bergerak
dalam bidang Perkebunan dan Pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit menjadi minyak
mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
Lokasi Kantor pusat PT Sungai Bahar Pasifik Utama
terletak di Jl. M.Yamin SH No 47, Simpang Kawat,
Jambi sedangkan untuk lokasi pabrik berlokasi di Desa
Kunangan, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro
Jambi, Provinsi Jambi.
Ketenagakerjaan
No Divisi Jumlah
1. General Manager 1
2. Manager/Pimpinan pabrik 1
3. Waka Pimpinan 2
4. Tata Usaha/Administrasi 18
5. HRD/ Personalia 6
6. Mesin/Kamar Mesin 9
7. Listrik 3
Untuk Operasional pabrik di PT Sungai Bahar Pasifik
8. Sortasi/ram 12
Utama didukung dengan tenaga kerja sebanyak 522
9. Humas 2
karyawan yang terbagi 182 karyawan tetap dan 340
10. HSE 4
karyawan harian dengan jumlah laki-laki 492 orang dan
11. Lab/QC 10
perempuan 30 orang.
12. Kendaraan/Sperpak (Workshop)
9

13. Satpam/Pk 24
14. Kasir 4
15. Mekanik 8
16. Driver 24
17. Operator Alat 12
18. Produksi 288
19. BHL 52
20. Borongan 33
Pendahuluan

Menurut World Health Organization (WHO) akses


terhadap pelayanan kesehatan kerja yang memadai
pada negara berkembang hanya mencakup 5 – 10%
pekerja, sedangkan pada negara industri 20 – 50%
pekerja, dimana mayoritas dari pekerja di negara-
negara Asia belum memiliki sistem yang baik dalam
menjamin hak pekerjanya, terutama tentang
perlindungan dari penyakit akibat kerja.
Lanjutan

Paparan debu di lingkungan kerja dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan pada pernapasan pekerja, akibat dari debu yang semakin

menumpuk terus-menerus. Debu merupakan komponen bahan kimia

yang memiliki partikel kecil dan dapat bersumber dari produksi, yang

dapat menyebabkan gangguan terhadap pekerja baik dari kesehatan

maupun keselamatannya (Rokhim, 2017).


Tinjauan Pustaka
o Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai
partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matte/SPM)
dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron.

o Debu terdiri dari 2 golongan, yaitu padat dan cair.


o Debu yang terdiri atas partikel-partikel padat dapat menjadi 3 macam :
1) Dust (debu)
2) Fumes (partikel padat)
3) Smoke (asap)
Lanjutan
Pengendalian Debu
Untuk menganalisa pengendalian debu yaitu dengan menentukan apakah
pengendalian-pengendalian tersebut sudah memenuhi standar yang
direkomendasikan atau belum yaitu dengan cara :
1. Substitusi
2. Ventilasi
3. Isolasi
4. Memodifikasi
5. Mengadakan
6. Alat pelindung diri
Lanjutan
Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai Ambang Batas (NAB) standar faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja
agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari dan 40 jam
seminggunya (Permenakertrans RI No. 5 Tahun 2018 Tentang Nilai Ambang Batas Fakto Fisika
dan Kimia di Tempat Kerja ).
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara di lingkungan kerja perlu dilakukan upaya
pengendalian pencemaran udara dengan penetapan nilai ambang batas yaitu menurut NAB
berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2018 adalah sebesar 10 mg/m3.Nilai Ambang, bahwa NAB
kadar debu di udara tidak boleh melebihi 10 mg/m³.
Proses dan Hasil
1. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kelompok menggunakan scoring technique (teknik
penskoran) yaitu metode delbeq.
NO MASALAH KRITERIA & BOBOT PENILAIAN
BESAR NILAI PRIORITAS
KEGAWATAN BIAYA KEMUDAHAN
MASALAH TOTAL

8 8 7 7

1. Kebauan(Odor 5x8=40 6x8=48 6x7=4 6x7=42 172 3


) 2
2. Limbah 7x8=56 7x8=56 7x8=5 6x7=42 210 2
6
3. Debu (Dust) 8x8=64 9x8=81 8x8=6 7x7=49 258 1
4
Dari tabel delbeq dapat dilihat bahwa prioritas pertama yang diambil adalah
permasalahan Debu (dust) nilai total 258 , disusul dengan permasalahan
Limbah dengan nilai total sebanyak 210 dan terakhir yaitu permasalahan
Kebauan (Odor) dengan nilai total 172.
Fish Bone
No Kegiatan Intervensi Sasaran Indikator Keberhasilan Waktu Lokasi

1. Pemberian Spanduk Lingkungan Tersedianya media

Industri Pabrik PT. sebagai himbauan agar

SBPU menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) jika


Intervensi memasuki kawasan 16 Juli 2023
Pabrik

PT. SBPU
pabrik untuk para pekerja

PT.Sungai Bahar Pasifik

Utama

2. Pembagian Leaflet Seluruh pekerja di Tersedianya media untuk

pabrik menambah pengetahuan

para pekerja tentang Pabrik


16 Juli 2023
bahaya paparan debu PT. SBPU
terhadap fungsi paru para

pekerja
PEMBAHASAN
Pembahasan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa yang kami lakukan di pabrik PT.

Sungai Bahar Pasifik Utama, bahwa debu merupakan permasalahan

yang cukup serius dan akan sangat berdampak pada kesehatan pekerja

dan masih terdapat beberapa pekerja yang tidak memakai masker

sehingga memungkinkan pekerja tersebut terkena paparan debu.


Lanjutan
Pembahasan Intervensi

Dari hasil identifikasi kelompok kami lakukan terdapat beberapa titik

yang tingkat paparan debu yang cukup tinggi sehingga dapat

membahayakan para pekerja.


Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan gambaran permasalahan mengenai paparan debu

di wilayah kerja PT.SUNGAI BAHAR PASIFIK UTAMA,

didapatkan beberapa alternative pemecahan masalah antara

lain ;

1. Pemberian spanduk

2. Pembagian leaflet
Leaflet

Spanduk
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil identifikasi yang kami lakukan terdapat beberapa masalah bahaya di
PT Sungai Bahar Pasifik Utama yang dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja salah
satunya adalah bahaya paparan debu.

Paparan debu di wilayah kerja PT Sungai Bahar Pasifik Utama masih melebihi NAB
dan menurut hasil analisa dari kelompok kami, bahwa bagian pengolahan yang
banyak menghasilkan debu yaitu pada bagian Boiler.

Dari studi literature dan hasil intervensi yang dilakukan, diketahui bahwa masih ada
beberapa pekerja yang tidak mengikuti (melanggar) prosedur yang telah ditetapkan
oleh perusahaan sehingga memungkinkan pekerja tersebut akan mengalami penyakit
akibat kerja karena terkena paparan debu yang ada di wilayah kerja PT. Sungai
Bahar Pasifik Utama.
Lanjutan
Saran
Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah lebih meningkatkan prosedur kerja di pabrik

dan memberi peringatan atau sanksi pada pekerja yang melanggar prosedur yang telah

ditetapkan.

Untuk para pekerja yang berada dilingkungan kerja PT. Sungai Bahar Pasifik Utama agar lebih

mematuhi prosedur dan himbauan yang telah ditetapkan.

Hal yang dapat dilakukan agar tidak terkena penyakit akibat paparan debu yaitu dengan cara

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan prosedur.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernafasan Akut.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Djadmiko, Riswan Dwi. 2016. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta : CV Budi

Utama.

Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja.

Suma’mur, P. K. (2013). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta:

Agung Seto.
Rokhim, S. (2017). Penilaian Risiko Terhadap Paparan Debu pada Perbaikan Ruangan Studi
Analisis Pada Perbaikan Ruangan di Gedung PT. X (Persero) Surabaya. Journal of
Health Science and Prevention, 1(1): 45-51.
Dokumentasi
Penyerahan Mahasiswa
Melakukan Identifikasi Masalah
Intervensi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai