KELOMPOK IV
YOGI ARIANSYAH
PUTU ADITYA SAPUTRA
RIZKI PASARIBU
RIZKY ANANDA PRATAMA
APRI IDRIAN
INSAN KAMIL
M FATHURRAHMAN
PENYELENGGARA
PT DEKSA MEGARAYA INDONESIA
1. Seluruh staff PT. Graha Sarana Duta (Telkom Property) yang telah memberikan izin
untuk melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh staff di PT. Deksa Megaraya Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Ahli K3
Umum yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan kegiatan
praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum tahun 2023 yang selalu semangat selama
pelatihan.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dan mengucapkan memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini dapat memenuhi syarat
yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pelatihan dan dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Ruang Lingkup
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT.Graha Sarana Duta (Telkom Property) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa penyedian office building, pemeliharaan dan perawatan gedung yang
didirikan pada 30 september 1981. Dengan adanya lingkungan kerja yang bagus maka potensi
kecelakaan kerja pada perusahaan tersebut dapat dihindari, agar terciptanya K3 di perusahaan
dengan baik maka diciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan sejahtera bagi seluruh
karyawan. Dengan adanya lingkungan kerja yang bagus maka potensi kecelakaan kerja pada
perusahaan tersebut dapat dihindari.
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu kewajiban setiap
perusahaan untuk bagi setiap perusahaan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
bagi tenaga kerja serta bagi tenaga kerja serta berbagai pihak lain yang berbeda di area
lingkungan kerja bagi tenaga kerja serta berbagai pihak lain yang berbagai di area lingkungan
kerja. Berkembang nya penerapan teknologi baru yang bertujuan demi menunjang kinerja
perusaan tertentunya senantiasa berdampingan dengan keberadaan tenaga kerja yang berada
dilingkungan kerja perusahaan .
Tempat kerja yg tidak sehat, tidak bersih serta tidak nyaman, dapat mengakibatkan
timbulnya penyakit akibat kerja (accupational disease) yang tidak dikehendaki oleh semua
pihak terutama ruang lingkup kerja dan berdampak pada produktivitas kerja. Sebaliknya,
tempat kerja yg bersih,sehat dan nyaman akan meningkatkan prduktivitas para pekerja. Sesuai
dengan peraturan perundangan K3 yg berlaku ,pemantauan dan pengendalian lingkungan kerja
harus dilakukan untuk terwujudnya tempat kerja yg sehat, bersih dan nyaman, untuk
tercegahnya penyakit akibat kerja (PAK).
Peran ahli keselamatan kerja dan kesehatan kerja (AK3) dalam pencegahan PAK sangat
menentukan berhasil atau tidaknya pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja secara bersama
memujudkan tempat kerja yang bersih, sehat dan nyaman.
Observasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana penerapan K3 ini terlaksana di
PT.Graha Sarana Duta (Telkom Property) Berdasarkan UU No. 50 Tahun 2012 dimana setiap
perusahaan diwajibkan memiliki K3 didalamnya.
K3 Kesehatan Kerja
1. Permenaker No.1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan pada Pasal 2.
2. Permenaker No.3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan kerja pada Pasal 4.
3. Permenakertrans No.15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
Tempat Kerja pada Pasal 2.
4. Permenaker No.1 Tahun 1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan pada Pasal 2.
5. Permenakertrans No.15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di
Tempat Kerja pada Pasal 10.
6. Permenaker No.03 Tahun 1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
7. Instruksi Mentri Tenaga Kerja No.3 Tahun 1999 tentang Pengawasan Terhadap
Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja.
8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.1 Tahun 1979
tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
9. Surat Edaran Direktur Jendral Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan Pengawasan
Norma Kerja No. 86 Tahun 1989 tentang Perusahaan Catering yang Mengelola
Makanan bagi tenaga Kerja.
1. Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja pada Pasal 33 dan 34.
2. Kepmenaker No.187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Bebahaya
di Tempat Kerja pada Pasal 4, 22, dan 23.
3. Permenaker No.5 Tahun 2018 l tentang K3 Lingkungan Kerja pada Pasal
20,21,28,33,34,39,41.
4. Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.113 Tahun 2006 tentang
Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 Ruang Terbatas (Confined Space).
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT.Graha Sarana Duta (Telkom Property) yang bergerak di bidang Office Building,
Jasa Pemeliharaan serta Perawatan Gedung yang didirikan pada Tanggal 30 September 1981
yang di support langsung oleh Telkom Group dan beralamat di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru,
yang menjadi perusahaan terpadu pertama yang menggunakan basis teknologi dan
telekomunikasi sebagai proses bisnis dan produk perusahaan yang telah beroperasi di seluruh
Indonesia.
PT.Graha Sarana Duta memiliki Luas wilayah 7570 m2, dengan memiliki gedung 4
lantai dan mempunyaik karyawan sebanyak 55 orang tenaga kerja.Gedung ini telah dibangun
sejak tahun 2015 yang telah memenuhi syarat-syarat yang diberikan oleh pemerintah, PT.Graha
Sarana Duta telah membuat SOP Kerja dan telah menyiapkan Fasilitas keadaan darurat dan
alat pelindung diri (APD).
PT.Graha Sarana Duta sudah memiliki tingkat keamanan yang cukup baik dimana
disetiap lantai telah di sediakan APAR. Dimana total semuanya ada 60 Unit. Dan juga petunjuk
arah untuk melakukan evakuasi diri dan juga sudah baik dalam penempatan lokasi APAR juga
baik di setiap titiknya, serta memiliki petunjuk penggunaan Hydrant yang juga baik,Kotak P3K
juga tersedia dengan baik. Para tenaga kerja juga telah mematuhi persyaratan atau orang yang
bersangkutan supaya mematuhi persyaratan dan SOP yang diterapkan pada saat memasuki
gedung.
PT.Graha Sarana Duta telah memiliki regu tanggap darurat yang sudah memiliki
sertfikat atau lisensi dan juga memiliki 1 orang ahli K3 Umum yang sudah mengikuti pelatihan
dan memiliki lisensi atau sertifikat.
Pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian di PT. Graha Sarana Duta belum di
perhatikan oleh perusahaan karena hanya memiliki 4 tingkat sehingga tidak ada nya sertifikasi
atau lisensi untuk tenaga kerja scaffolding akan tetapi wajib menggunakan alat pelindung diri
(APD) yang akan bekerja di ketinggian seperti helm, Safety belt.
B. Gambaran Umum Lingkup Materi
1. K3 Bidang Kesehatan Kerja
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga
kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
Ketersediaan PKK di sebuah perusahaan menjadi sangat penting dan strategis, hal ini dapat
diketahui mengenai Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja yang meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
8. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
9. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu
dalam kesehatannya.
12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada pengurus.
K3 lingkungan kerja berkaitan dengan bahaya bahan kimia yang berbahaya bila
tersentuh atau terhirup tenaga kerja yang dapat mengakibatkan tenaga kerja mengalami sakit.
Ahli k3 lingkungan harus memberikan label atau tanda bahaya untuk bahan kimia yang
berbahaya bagi lingkungan dan juga tenaga kerja C.Temuan Positif dan Temuan Negatif.
K3 lingkungan kerja di tunjuk untuk memberikan lingkungan kerja yang bersih, sehat
dan nyaman agar dapat menunjang produktifitas tenaga kerja dan gairah saat berkerja. Peran
ahli k3 lingkungan kerja berkaitan dengan pemantauan lingkungan kerja terhadap tenaga kerja
.lingkungan kerja berkaitan dengantempat kerja, di dalamnya mencakup beberapa factor seperti
fisik,kimia, biologi, fisiologi dan juga psikologi.
Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu :
1. Faktor fisik seperti faktor kebisingan, iklim kerja, pencahayaan, radiasi tidak mengion
(non ionizing radiation), tekanan udara tinggi dan rendah, getaran mekanis
2. Faktor kimia seperti efek bahan kimia di lingkungan kerja terhadap tenaga kerja berupa
gangguan pernapasan, merusak syaraf dll.
3. Faktor biologi seperti yang disebabkan oleh virus, bakteri protozoa, jamur, cacing, kutu
pinjal, hewan atau tumbuhan.
4. Faktor fisiologi seperti kelelahan akibat kerja terus menerus, pusing karena kekurangan
gas O2 dalam tempat kerja.
5. Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja mekanik, hubungan antara manusia di
Resume Pengawasan K3 Lingkungan Kerja 2012 Yudy Surya Irawan, Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya Malang 6 tempat kerja, sistem kerja yang dapat mempengaruhi
kesehatan jiwa dan produktifitas tenaga kerja.
6. Faktor psikologi meliputi masalah-masalah tingkah laku, kepribadian dari tenaga kerja,
pimpinan, pengusaha di tempat kerja yang dapat mempengaruhi psikologi dan kinerja
tenaga kerja.
C. Temuan Positif dan Negatif
1. Temuan Positif
1. Kotak P3K
Terdapat kotak P3K disetiap lantai gedung dari Lantai Dasar – Lantai 4,
dimana peletakannya diletakkan pada sisi yang mudah dijangkau dan terlihat,
hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
15 Tahun 2008, pasal 8 ayat 1 (a) dan pasal 10
2. Pantri
Terdapat pantri yang dapat menampung 40-50 orang tenaga kerja untuk
karyawan beristirahat dan makan siang, hal ini sesuai dengan Instruksi
Menteri Tenaga Kerja No. Ins 03/BW/1999 tentang Pengawasan terhadap
pengelolaan makanan di tempat kerja.
3. Ergonomi
Di perusahaan melakukan penerapan sistem ergonomic seperti melakukan
gerakan peregangan ataupun istirahat setiap 2 jam sekali agar pinggang tidak
pegal dan mata tidak tegang dan juga perusahaan menyediakan kursi yang
memenuhi standar SNI sehingga mengurangi penyakit akibat kerja. Hal ini
sesuai dengan Permenaker No. 5 Tahun 2018, pasal 3 dan 23 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilingkungan kerja
4. House Keeping / 5S
Sistem S5 (Seiri : Ringkas, Seiton : Rapi, Seiso : Resik, Seiketsu : Rawat,
Shitsuke : Rajin) sudah diterapkan dengan baik, Rambu-rambu pengaman serta
selogan yang tertera pada lokasi kerja dibuat menarik dan mudah dibaca. Hal
ini berkaitan dengan Peramenakertrans RI No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan danKesehatan Lingkungan Kerja. BAB III Pasal 33 – Pasal 35.
pemakaian maksimal untukmencegah terjadinya korosi. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Kepmenaker No.187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia di Tempat Kerja pada pasal 3. Dan identifikasi bahan kimia sesuai
dengan pasal 4.
5. NAB Fisika
Terdapat peredam suara dan panas diruang genset, dan juga setiap jendela
memiliki peredam panas matahari. Dan dilakukan pemeriksaan berkala untuk
meminimalisir efek dari faktor fisika. Hal ini sesuai dengan Pemenaker No. 5
tahun 2018 pasal 3, 9, 10, 11, 17.
6. APD
Untuk kegiatan tertentu yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan
kerja, karyawan dilengkapi dengan APD berupa Helm, Safety Shoes, Ear
Plug,Safety Hands. Untuk APD telah berjalan sesuai dengan Undang Undang
No. 1 Tahun1970 tentang Keselamatan Kerja Bab X Pasal 14, Permenakertrans
RI No. Per- 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Rambu-rambu
untuk setiap lokasi (mushola, kantin, toilet), jalur evakuasi, jalur pejalan kaki,
parkir mobil, parkir sepeda motor, exit door, alat pemadam kebakaran, dll.
7. K3 Deteksi gas
Terdapat sistem deteksi seperti detector asap, panas, memiliki springkler dan
memiliki fire alarm untuk proteksi bahaya kebakaran, Hal ini sesuai dengan
Kepmenaker No. 186 Tahun 1999.
3. Petugas P3K
Belum ada pembentukan petugas P3K yang terorganisir hal ini tidak sesuai
dengan Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 Bab I Pasal 2
mengenai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja
4. Kotak P3K
Adanya ketidaksesuaian antara isi kotak P3K dengan peraturan yang berlaku
pada Permenakertrans RI No. 15 tahun 2008, pasal 10
5. Personil K3
Tidak terdapat ahli K3 kimia dan K3 Ruang Terbatas untuk pekerjaan yang
mengandung bahaya seperti pengecekan tangki bahan bakar untuk genset. Hal
ini tidak sesuai dengan Permenaker No. 02 tahun 1992.
6. Exhaust fan
Tidak ditemukan exhaust fan pada ruang penyimpanan bahan kimia di
perusahaan tersebut yang mana dapat mengganggu kualitas udara dalam
ruangan (KUDR) yang dalam kondisi buruk dapat menimbulkan gangguan
kenyamanan kerja sampai pada gangguan kesehatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan permenaker trans no 5 tahun 2018 pasal 1.
BAB III
ANALISA TEMUAN
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di PT.Graha Sarana Duta Pekanbaru dana bidang K3 Kesehatan Kerja, K3 Pelayanan
Kesehatan Kerja, dan K3 Lingkungan kerja dan bahan kimia berbahaya diperoleh hasil analisa temuan positif dantemuan negative sebagai berikut:
Menit ke : 31 : 21 “Lingkungan
Kerja”
2 Dalam Ruangan. Terdapat kotak p3k pada setiap lantai Penolongan Penolongan pertama p3k di Permenakertrans no 15 tahun 2008 (p3k). pasal
gedung perusahaan. pertama p3k di butuhkan saat terjadi 10
butuhkan saat insiden kecelkaan kerja
terjadi insiden
kecelkaan kerja
Menit ke 16:34
3 Dalam gedung Telah disediakannya kotak P3K disetiap Lebih baik disediakan 1. Permenakertrans No.15 Tahun 2008
lantai petugas dan Fasilitas P3K tentang Pertolongan Pertama pada
sesuai dengan peraturan. Kecelakaan di Tempat Kerja pada
Menit ke 27:38 Pasal 2.
2. Permenakertrans No. 15 Tahun 2008
tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja pada
Pasal 2 ayat 1 dan pasal 8.
4 Kebijakan 1. Melihat dari gambaran perusahaan, 1.Memastikan bahwa kursi Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang
Perusahaan dan perusahaan ini memiliki resiko bahaya dan meja telah layak dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Ahli K3 yang rendah. Yang mana ahli K3 tidak mengganggu Kerja, pada Pasal 23
Umumnya perusahaan memiliki kebijakan untuk ergonomi pekerja.
setiap 2 jam melakukan peregangan setiap 2 jam
dilakukan
Menit 29.01
peregangan otot.
5 Dalam gedung, 1. Adanya ruangan tempat Pastikan sirkulasi gudang Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3
ruangan khusus penyimpanan bahan pembersih. penyimpanan dalam kondisi Lingkungan Kerjapada Pasal 33 dan 34.
2. Kesehatan lingkungan housekeeping, baik.
fasilitas pembersih sudah memenuhi
Kerja”
6 Dalam ruangan, 1. Pencahayaan baik sesuai dengan Tidak ada Selalu pastikan suhu 3. Pemen Perburuhan No.7 Tahun 1964
aturan. diruangan, jangan sampai tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan,
2. Suhu ruangan telah diatur. terlalu panas dan terlalu Serta Penerangan di Tempat Kerja.
Tata letak pegawai juga telah dingin. 4. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Menit ke : 01 : 03 “Lingkungan
diposisikan dengan baik.
Kerja” Lingkungan Kerja pada Pasal 40 ayat 3.
3.. ruangan terlihat bersih rapi dan tertata
5. Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja Bab III.
Menit ke : 01 : 03
Menit ke 02:58
7 1.Terdapat toilet pada setiap lantai yang 1. Permenaker No 5 Tahun 2018 pasal 33
mana terdiri dari toilet laki-laki dan dan 34
toilet perempuan yang mana masing
masing berjumlah 2 toilet pada setiap
Menit= 36.45 lantai dan 2 urinoir dalam tiap lantai.
Menit= 27.37
2 1. Tidak tersedia tersedia Paramedis 1. Sebaiknya pengurus melakukan 1. Intruksi menteri tenaga kerja no
pemerksiaan kesehatan pekerja 3/1999 ( pengelola makanan di
tempat kerja) Surat edaran dirjen
hub. Menit ke : 26 : 56 “Kesehatan
Kerja” Ketaenaga kerjaan dan
Menit= 26.40-28.30
pengawasan norma kerja no 86/89
(catering pengelola makanan
3 1. Tidak adanya poliklinik di perusahaan 1. Melihat dari gambaran 1. Walaupun perusahaan ini 1.Permenaker No.3 Tahun 1992
perusahaa n, perusahaa n memiliki resiko bahaya yang tentang Pelayanan Kesehatan kerja
ini memiliki resiko bahaya rendah, ada baiknya tetap bekerja pada Pasal 4.
yang rendah. sama dengan pihak klinik atau
perusahaan yang lain
Menit= 26.40-28.30
1. Tidak tersedia tersedia Petugas P3K 1. Apabila terjadi 1. Sebaiknya perusaan memiliki 1. Permenakertrans No.15 Tahun
kecelakaan kerja di tempat paramedis khusus perusahaan 2008 tentang Pertolongan Pertama
kerja yang mana apabila pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
tidak memiliki petugas
P3K yang kompeten maka
dikhawatirkan terjadi salah
penanganan
4 Tidak ditemukan exhaust fan pada ruang dapat menimbulkan 1. permenaker trans no 5 tahun 2018
penyimpanan bahan kimia di perusahaan gangguan kenyamanan pasal 1
tersebut yang mana dapat mengganggu kerja sampai pada
kualitas udara dalam ruangan (KUDR) gangguan kesehatan
Menit ke : 31 : 21 tenaga kerja (PAK)
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari observasi yang di lihat perusaan sudah mengikuti prosedur peraturan undang-
undang K3 yang telah di tetapkan pemerintah sebaiknya perusahaan melakukan pembenahan
dalam kesalamatan dan kesehatan pegawai perusahaan agar pegawai lebih produktif dalam
berkerja. Pegawai juga mendapatkan hak kesehatan secara jasmani dan rohani.
Secara umum temuan positif lebih banyak dari pada temuan negatif,dengan temuan
tersebut akan menjadi bahan acuan perbaikan di perusahaan. PT Graha Sarana Duta (Telkom
Property) perusahaan posisi ergonomi yg baik, terbukti dengan diberikannya ke aturan
peregangan setiap 2 jam sekali Pada setiap karyawan. Kesehatan kerja meliputi fisik, mental,
dan kesehatan tenaga kerja.serta perusahan juga telah menjaga kualitas kesehatan lingkungan
kerja dengan menerapkan kebijakan pencegahan HIV/AIDS- Tuberkolosis. Dan dapat
dibuktikan dengan sertifikat penghargaan golden flag.
Saran
a. K3 kesehatan kerja sabaiknya perusahaan memiliki poliklinik untuk antisipasi jika terjadi
kecelakaan di tempat kerja
b. Jenis kotak p3k disesuaikan dengan jumlah karyawan disetiap lantai.
c. Dalam K3 lingkungan kerja dan bahan kimia perusahaan harus lebih menjaga konsep 5S
Seiri(Ringkas), Seiton(Rapi), Seiso(Resik), Seiketsu(Rawat), Shitsuke(Rajin) dan
kebersihan lingkungan kerja.
d. Bahan kimia berbahaya diharapkan perusahaan untuk menata kembali bahan kimia yang
digunakan sesuai dengan kegunaan masing-masing, agar tidak tercampur antara satu Sama
lain.
e. Perusahaan diharapkan tetap mempertahankan NAB fisika yg ada dan dijelaskan lagi lebih
rinci perihal tingkat kebisingan dari penggunaan mesin (alat)
LAMPIRAN