MI 3. TatalaksanaKegawatdaruratan Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifased180418
MI 3. TatalaksanaKegawatdaruratan Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifased180418
Tidak
TERDUGA
Respon tim medis yang cepat Tim terdiri atas Dokter, Perawat, dan
dan tepat Bidan
Strategi Persiapan Tim
Tempatkan
1. Memastikan ketersediaan peralatan pada troli
dan pisahkan alat
perlengkapan, obat-obatan, dan 1 steril dengan tidak
alat – alat emergensi steril
1. Stabilisasi
2. Pemberian oksigen
3. Infus dan terapi cairan Penatalaksanaan awal
kegawatdaruratan obstetri
4. Transfusi darah
5. Medika mentosa
6. Rujukan !!
URAIAN MATERI
1. TATA LAKSANA
KEGAWATDARURATAN DASAR
PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,
DAN NIFAS
A. Henti Nafas dan Jantung
Tatalaksana umum
1. Panggil bantuan tim respon awal emergensi
2. Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum,
hemodinamik dan keadaan yang mendukung kepada
penegakan diagnosis
3. Lakukan langkah-langkah penatalaksanaan sesuai
dengan algoritme
4. Berikan informasi yang jelas kepada keluarga situasi
yang sedang terjadi serta upaya yang sedang dilakukan
oleh tim
Tatalaksana khusus
Resusitasi Jantung Paru
(RJP) :
30x kompresi
2x bantuan nafas
• Gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam
serangan-serangan, berulang.
• Kejang muncul tidak dipengaruhi kehamilan.
Tatalaksana :
Tata laksana:
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan
pengobatan pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan
Primakuin.
Pengobatan Malaria falciparum dan Malaria Vivaks Pada Ibu Hamil
Penyakit sistem respirasi yang ditandai dengan episode sesak dan mengi
berulang
Pada persalinan
• Asma dapat memburuk selama persalinan sehingga persalinan harus
Tatalaksana
• Posisikan ibu dalam posisi tegak
• Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam), pemberian
Dehidrasi,
Ketidakseimbangan
elektrolit
Ondansetron
Jika dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan, serta:
anemia
3. Syok
Diagnosis
• Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap
• Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika solusio
relatif baru
• Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi)
• Anemia berat
Diagnosis
1. Persalinan yang terjadi >
20 minggu dan usia
kehamilan < 37 minggu
2. Kontraksi 4 kali dalam 20
menit atau 8 kali dalam
60 menit
3. Pembukaan serviks ≥
2cm
Persalinan Preterm
Tatalaksana :
1. Umum : RUJUK !!
2. Khusus : Tokolitik, kortikosteroid,
dan antibiotik profilaksis
3. Bila lahir di klinik/puskesmas :
Cegah hipotermia !!
RUJUK !!!
Pada kondisi dimana terjadi
distosia pada PK1 aktif
dengan his yang kuat maka
berikan tokolitik untuk
mencegah ruptur uteri dengan
cara sebagai berikut :
Nifedipin 3x20 mg/hari atau
MgSO4 4 gram IV dosis
awal dilanjutkan 4 gram/ 6
jam
G. Kelainan Letak dan Malpresentasi dalam
Persalinan
MALPOSISI
Tata Laksana :
Jika terdapat tanda
persalinan macet, segera
lakukan rujukan
Malpresentasi
1. Presentasi Dahi
2. Presentasi Muka
3. Presentasi Majemuk
4. Presentasi Bokong (sungsang)
5. Letak Lintang
Tata Laksana :
Segera Lakukan Rujukan
H. Distosia Bahu
Kepala dilahirkan, bahu
anterior tidak dapat lewat di
bawah simfisis pubis.
• Tanda distosia bahu yang
harus diamati penolong
persalinan adalah:
• Kesulitan melahirkan wajah
STRETCHING
dan dagu
• Kepala bayi tetap melekat
erat di vulva atau bahkan
tertarik kembali (turtle sign)
• Kegagalan paksi luar kepala
bayi
• Kegagalan turunnya bahu
Penting
dipahami
I. Infeksi Nifas
Penyebab (terbanyak)
• Metritis : Infeksi pada uterus pasca salin
Skrining
preeklampsia
Tidak ada atau
tunda onset
preeklampsia
KEJANG = EKLAMPSIA
(Pastikan tidak ada riwayat
epilepsi atau perdarahan
intrakranial)
Tatalaksana Preeklampsia dan Eklampsia
1. Umum : Pantau tekanan darah, proteinuria, dan
perkembangan janin RUJUK !!
2. Khusus (bila kejang muncul) :
• Perhatikan A = Airway B = Breathing C = Circulation
Diagnosis
• Perdarahan pascasalin adalah perdarahan ≥500 ml setelah bayi lahir
atau yang berpotensi mempengaruhi hemodinamik ibu
Penyebab
Perdarahan
Pasca Salin
Penanganan
Perdarahan
Pasca Salin
Tatalaksana khusus : 5. Bila tidak tersedia oksitosin atau bila
perdarahan tidak berhenti, berikan
1. Lakukan pemijatan uterus.
ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat),
2. Pastikan plasenta lahir lengkap.
dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM
3. Berikan 20-40 unit oksitosin setelah 15 menit, dan pemberian 0,2
dalam 1000 ml larutan NaCl mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila
0,9%/Ringer Laktat dengan diperlukan. JANGAN BERIKAN LEBIH
kecepatan 60 tetes/menit dan DARI 5 DOSIS (1 mg) . Bila perdarahan
4. Rujukan Balik
Referensi
• JNPK-KR, 2007, Pedoman Pelatihan PONED
• WHO-Kemenkes 2013, Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu
• ACOG. Hemorrhagic syok. Educational Bulletin #235,
1997.
• Choi PT-L et al. Crystalloid vs. colloids in fluid
resuscitation: A systematic review. Critical Care Medicine.
1999;27:200-10.
• Scheirhout and Roberts.Fluid resuscitation with colloid or
crystalloid in critically ill patients: A systematic review of
randomized trials. BMJ. 1998;316:961-4.
• BPJS untuk sistem rujukan
TERIMA KASIH