Anda di halaman 1dari 22

Oleh

Yulfina Kurniasih
CK.1.17.034
 Persalinan < 37 minggu
 BBLR < 2500 gram

PENYULIT :
A. Perkembangan organ vital belum sempurna
B. Daya tahan tubuh rendah  infeksi
C. Mental – intelektual rendah  beban keluarga
1. Kondisi umum
a) Keadaan sosial ekonomi rendah  anemia, kurang gizi,
perokok, umur terlalu muda/tua
b) Penyakit ibu
DM, hipertensi, jantung/paru, endokrin, rhesus
2. Penyulit kebidanan
• Hidramnion, ganda, PE/E
• Perdarahan ante partum
• KPD
3. Kelainan lain
• Kelainan anatomi / kongenital rahim
• Infeksi
 Usahakan trauma minimal
Penyulit yang mungkin timbul
 Perdarahan intra kranial
 Gangguan pernapasan
(Sindroma distress respirasi)
 Asfiksia neonatus
 Infeksi neonatus

Pertolongan bidan:
 Konservatif  istirahat, isolasi & pengobatan penyakit
 Konsul dokter
 Rujukan ke rumah sakit
 Kehamilan lewat waktu
 Persalinan > 42 minggu
 Kesalahan HPM ?
 Kejadian 4-15%
 Konfirmasi dengan USG
 Insufisiensi plasenta
 janin risiko asfiksia kronis / akut
 Fetal death
 Pertumbuhan janin terhambat
 Perubahan metabolisme janin
 Air ketuban berkurang
 Saat persalinan rentan asfiksia
 Bila BB lebih  perlu tindakan (vakum / SC)
 Otot rahim tidak sensitif terhadap
oksitosin
 Psikologis
 Kelainan rahim
 Anamnesis
 HPM > 42 minggu
 Gerak janin berkurang / berhenti
 Pemeriksaan
 BB ibu, air ketuban, DJJ, gerak janin, TBJ
 Penatalaksanaan
 Anjurkan/rujuk persalinan di RS
 Penatalaksanaan di RS (oleh dokter)
 Induksi (misoprostol/oksitosin)
 SC
 Bradikardi : DJJ kurang dari 110/menit
 Takhikardi : DJJ lebih dari 160/menit
 CTG
 Janin tidak menerima O2 cukup-hipoksia
 Janin yang beresiko tinggi :
- Janin yang pertumbuhannya terhambat
- Janin dari ibu dengan diabetes
- Janin preterm dan posterm
- Janin dengan kelainan letak
- Janin dengan kelainan bawaan atau
infeksi
 Persalinan berlangsung lama
 Induksi persalinan dengan oksitosin
 Ada perdarahan atau infeksi
 Insufisiensi plasenta : pos term,pre
eklampsia
 Tanda gawat janin :
 DJJ abnormal
- Umumnya DJJ adalah ireguler,namun juka tidak kembali
normal setelah kontraksi---hipoksia
- Bradikardia di luar kontraksi atau tidak menghilang setelah
kontraksi --kegawatan janin
- Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya : demam
pada ibu,obat-obatan tokolitik,amnoinitis
- Jika ibu tidak mengalami takhikardia,DJJ >160/menit ---
hipoksia
 Mekoneum
Hijau kental---air ketuban jumlahnya sedikit
Presentasi bokong tidak memerlukan intervensi
 Masalah :
- Ibu tidak merasakan gerakan janin
 Diagnosis :
- Nilai DJJ
- Bila DJJ tak terdengar,pastikan adanya kematian janin
dengan doppler
- Bila DJJ baik,berarti bayi tidur
- Rangsang bayi dengan suara (bel) atau dengan
menggoyangkan perut ibu
- Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan gerak
janin,maka janin dapat dikatakan normal
- Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak,maka dapat
disimpulkan adanya gawat janin
 Penilaian Klinik
 Pertumbuhan janin berkurang,bahkan janin mengecil sehingga
TFU menurun
 DJJ tak terdengar dengan fetoskop dan dipastikan dengan
doppler
 Keluhan ibu : gerak janin menghilang
 BB menurun
 Tulang kepala kolaps
 USG
 HCG urin negatif----beberapa hari setelah kematian janin
 Trauma emosional bila waktu antara
kematian janin dan persalinan cukup
lama

 Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah


 Pemeriksaan darah (ABO dan Rhesus)
 Hindari pemberian informasi yang tidak tepat
 Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada
pasien
 Rencana persalinan pervagina dengan cara induksi
maupun ekspektatif---dibicarakan dengan keluarga
 Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkap
adanya patologi plasenta dan infeksi
Definisi
 Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan
yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan dalam
mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan
usia kehamilannya.
 Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan
pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat badan lahir dibawah
batasan tertentu dari usia kehamilannya.
 Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang
mempunyai berat badan dibawah 10 persentil dari
kurva berat badan bayi yang normal . Dalam 5 tahun
terakhir, istilah Retardation pada Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) telah berubah menjadi Restriction
oleh karena Retardasi lebih ditekankan untuk mental.
 Menurut Gordon, JO (2005) pertumbuhan janin
terhambat-PJT (Intrauterine growth restriction)
diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin
berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri
normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah
PJT sering diartikan sebagai kecil untuk masa
kehamilan-KMK (small for gestational age).
Faktor Resiko IUGR
 Factor resiko dari Ibu : Alkohol, merokok, Obat obatan
(Corticosteroid, propanolol, Dilantin, Coumadin, Heroin),
Anemia, malnutrisi, Berat badan Ibu Kurang dari 50 Kg,
penyakit Jantung Cyanotic, Hipertensi kronis, Pregnancy
Induced Hipertensi, Diabetus Mellitus dengan gangguan
Vasculopaty, Connective Tissue Disease
 Factor Resiko dari bayi : kelainan genetic (misalnya : dwarf
sindrom), kelainan kromosom (trisomi 12, 18 dan 21),
congenital anomaly (misalnya : gastroschisis), infeksi fetus
(misalnya : virus, protozoa)
 Faktor Resiko dari Uterus dan Plasenta : Kelainan Muller
(septum uterus) dan isufisiensi plasenta yang dapat berupa :
Infark, Infeksi pada plasenta, chorioangioma, multifetal
Pregnancy, circumvalata plasenta, plasenta previa, Focal
Abruption, marginal Insersi of the cord)
Hipoksemia pada janin terjadi bila :
 Penurunan kadar oksigen pada darah
yang menuju uterus
 Penurunan fungsi plasenta
 Penurunan kadar oksigen dalam darah
janin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai