Anda di halaman 1dari 104

Pengolahan air

Pengolahan Air minum/Air Bersih


Pengolahan Air limbah Industri/Domestik
Pengolahan Air industri
Tujuan Pengolahan Air
 Ada 3 jenis tujuan pengolahan Air:
 Pengolahan Air untuk kebutuhan air
bersih/Air minum
 Pengolahan Air untuk mengolahan air limbah
industri/domestik supaya tidak mencemari
lingkungan
 Pengolahan Air untuk kebutuhan Industri
Definisi
 Air minum (potable water) :
air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (PERMENKES RI NO.
492/MENKES/PER/IV/2010)
 Air higiene Sanitasi:
 Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas
tertentu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari Seperti mandi
dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan
makan, dan pakaian yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air
minum dan dapat dipake sebagai air baku air minum (PERATURAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG
STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERSYARATAN KESEHATAN
AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE SANITASI, KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN
PEMANDIAN UMUM.)
Definisi Air Limbah
 Permenlh Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah, air limbah adalah sisa dari suatu usaha
dan atau kegiatan yang berwujud cair.
 Air limbah atau air buangan
adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau
zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu
lingkungan hidup
Definisi Air Limbah Domestik
 Menurut Permenlhk no 68 tahun 2016 bahwa Air
limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
aktivitas hidup sehari-hari manusia yang
berhubungan dengan pemakaian air.
Penggolongan Air Limbah Domestik
 Blackwater (Air pembilasan WC yang
bercampur tanpa urin),
 Greywater (air bekas pencucian, dapur,
kamar mandi tanpa feces dan urin),
 Yellowwater( air urine dengan atau tanpa air
pembilasan)
 Brownwater (blackwater dengan urin)
 Stormwater runoff, (air limpasan hujan)
Data yang harus disiapkan sebelum
mengolah limbah
 Karakteristik dari air / limbah yang akan kita olah
Meliputi :
 Parameter fisika : Temp, TSS, TDS, Warna,
Kekeruhan
 Parameter Kimia : pH, DO, BOD, COD, Total N,
minyak dan lemak, logam berat, residu pestisida, dsb
 Parameter biologi : bakteri E.coli, Fecal coli, bakteri
patogen lainnya
Contoh Kharakteristik Limbah
Domestik
Dari sewerage(air Limbah Domestik)
 Total Suspended Solids (TSS) 200-300 mg/L
 5-day Biochemical Oxidation Demand (BOD) 200-
250mg/L
 Chemical Oxidation Demand (COD) 50-450 mg/L
 Total Nitrogen as N 25-60 mg/L
 Total Phosphorus as P 5-10 mg/L
 Oil and Grease 80-120 mg/L
Definisi Air Industri
 Air yang dibutuhkan untuk segala proses di
industri
 Air industri meliputi
 air proses,
 air umpan boiler,
 air pendingin (cooling water),
Jenis Air industri
 Air untuk kebutuhan industri dapat
digolongkan menjadi 3 yaitu :
 Air untuk air boiler
 Air untuk air pendingin
 Air proses untuk mengolah air limbah yang
berasal dari pemanasan, pendinginan, proses
dan pencucian
Karakteristik Sumber Air
Karakteristik Air Permukaan Air Tanah
Temperatur Bervariasi, tergantung pada musim Relatif konstan
Kekeruhan Bervariasi, kadang-kadang tinggi Rendah, 0
Warna Akibat lempung, ganggang Akibat asam humus
Kandungan mineral Bervariasi (jenis tanah, curah hujan dll) Relatif konstan
Fe dan Mn (terlarut) Biasanya tidak ada, kecuali dasar Ada
danau
CO2 agresif Tidak ada Ada
DO Mendekati jenuh, kecuali air tercemar Rendah
H2S Tidak ada Sering ada
NH4 Ditemui pada air tercemar Sering ditemui
Nitrat Ditemui pada air tercemar Kadang-kadang tinggi
Silika Rendah Sering tinggi
Mikropolutan organik Ada Biasanya tidak ada
Organisma hidup Bakteri, virus, plankton Bakteri, besi
Tujuan Pengolahan Air Bersih
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 Mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat
 Meningkatkan mutu air
 Mengolah sumber air sesuai dengan baku
mutu air bersih atau air sanitasi
Tujuan pengolahan air minum
• Adapun tujuan pengolahan air minum adalah untuk :
- menurunkan kekeruhan
 menghilangkan bau, rasa dan warna
 menurunkan dan mematikan mikroorganisme
(bakteri) patogen
 mengurangi kadar zat kimia yang terlarut dalam
air.
 menurunkan kesadahan
 menetralkan keasaman
Sehingga sesuai dengan baku mutu yang
dipersyaratkan
Tujuan pengolahan air industri
 1. Mengurangi kandungan TDS
 2. Mengurangi kesadahan, asiditas dan
alkalinitas
 3.Mengurangi kadar Fe, silika
BAKU MUTU AIR

 ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau


jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air yang akan dibuang atau
dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha
dan/atau kegiatan (PermenLH no 05 th 2014
tentang Baku mutu air limbah bagi industri;
Permenlhk no 5 Th 2021 ttg pembuangan dan
pemanfaatan air limbah, Permenkes 32 tahun 2017
untuk air hygiene sanitasi atau air bersih,
Permenkes no 492 tahun 2010 untuk Air Minum,
permenlh no 68 tahun 2016 utk air limbah
domestik)
PERSYARATAN FISIKA AIR SEHAT

 Air yang sehat harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

 Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh
adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin keruh menunjukkan
semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya.
 Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain
berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air buangan
dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.
 Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa
kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu
yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik
maupun asam anorganik.Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila
dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-
bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme air.
 Bau Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis
mengindikasikan adanya bahan organik yang banyak disuatu perairan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, diketahui
bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
Persyaratan Kimia
 Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa,
senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.
 Kesadahannya rendah. Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion
kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) .. Air sadah dapat juga mengandung ion-ion
Mangan (Mn2+) dan besi (Fe2+) yang memberikan rasa anyir pada air dan berbau, serta
akan menimbulkan noda-noda kuning kecoklatan pada peralatan dan pakaian yang
dicuci. Meskipun ion kalsium, ion magnesium, ion besi dan ion mangan diperlukan
oleh tubuh kita. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion tersebut tidak baik untuk
dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal,
dan hati. Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat
sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan
magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah.Batas kadar ion besi yang diizinkan terdapat di dalam
air minum hanya sebesar 0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1
mgr/1liter). Untuk ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 – 200 ppm dan 1on
magnesium : 30 – 150 ppm.
 Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 . Air yang pHnya rendah akan
terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air alam yang terasa
asam adalah air gambut (rawa)

Persyaratan mikrobiologi
 Tidak boleh mengandung bakteri
patogen seperti Escherichia coli, yaitu
bakteri yang biasa terdapat dalam tinja
atau kotoran, serta bakteri-bakteri lain
yang dapat menyebabkan penyakit
usus dan limpa, yaitu kolera, typhus,
paratyphus, dan hepatitis. Dengan
memasak air terlebih dahulu hingga
mendidih, bakteri tersebut akan mati
Tahapan Pengolahan Air
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary
Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary
Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary
Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Pretreatment
 melibatkan proses fisik yang bertujuan
untuk menghilangkan padatan
tersuspensi yang berukuran besar dan
minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah
screen and grit removal,
flotation,equalization and storage
Primary Treatment
 Proses yang berlangsung, umumnya
menggunakan proses kimia-fisika.
Namun perlu diperhatikan bahwa
penambahan zat kimia tidak boleh
mengakibatkan masalah pada akhir
pembuangan. Proses yang terjadi
pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and
coagulation, sedimentation.
Pengolahan Pertama (primary treatment)

 Tujuannya mengurangi beban dan


menyisihkan bahan-bahan yang mengganggu
pada proses berikutnya. Bisa dengan proses
fisika dan kimia (koagulasi dan flokulasi,
sedimentasi)
 Fungsinya mengurangi bahan tersuspensi
maupun yang melayang
 Alat yang digunakan : clarifier, thickner,
aerator
Secondary Treatment

 dirancang untuk menghilangkan zat-zat


organik terlarut dari air limbah yang tidak
dapat dihilangkan dengan proses fisik dan
kimia biasa, namun melibatkan proses
biologis. Peralatan pengolahan yang
umum digunakan pada pengolahan tahap
ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon,
trickling filter, aerated lagoon, stabilization
basin, rotating biological contactor,
anaerobic contactor and filter. Anaerobic
Baffle reactor
Tertiary Treatment / Advance Treatment

 Proses-proses yang terlibat dalam


pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah, filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation,
desinfection, ozonization, serta
thickening gravity or flotation.
Pengolahan tersier
 Bertujuan untuk penyisihkan bahan pencemar
tambahan yang tidak tersisihkan dalam pengolahan
sebelumnya.
 Tujuan pengolahan tersier :
1. Mengurangi padatan tersuspensi
2. Menghilangkan dissolved organic compound
3. Menghilangkan dissolved inorganic compound
Sludge Treatment
 Lumpur yang terbentuk sebagai hasil
keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses
digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration, centrifugation,
lagooning or drying bed, incineration, atau
landfill
Metode Pengolahan Air
 Berbagai teknik pengolahan air bersih/air buangan untuk
menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan
selama ini. Teknik-teknik pengolahan air bersih/air buangan
yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi
menjadi 3 metode pengolahan:
 1. pengolahan secara fisika
 2. pengolahan secara kimia
 3. pengolahan secara biologi
 Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode
pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri
atau secara kombinasi.
Pengolahan Secara Fisika

 Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan


terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi
berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-
bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
 Contoh pengolahan secara fisika : Screening, Flotasi, filtrasi
dan adsorpsi
Screening
 Penyaringan (screening) merupakan cara
yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap
dapat disisihkan secara mudah dengan
proses pengendapan. Parameter desain
yang utama untuk proses pengendapan ini
adalah kecepatan mengendap partikel dan
waktu retensi hidrolis di dalam bak
pengendap.
Bar screen Saringan Model DOP
PROSES FLOTASI
 Proses flotasi banyak digunakan untuk
menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak
mengganggu proses pengolahan berikutnya.
Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara
penyisihan bahan-bahan tersuspensi
(clarification) atau pemekatan lumpur
endapan (sludge thickening) dengan
memberikan aliran udara ke atas (air
flotation).
Ada empat metode flotasi antara lain

1.Spontaneous Flotation
 Flotasi akan terjadi secara spontan apabila massa jenis dari partikel lebih kecil
dari massa jenis air.
2. Dispersed Air Flotation
 Gelembung udara terbentuk karena adanya tekanan udara yang masuk ke
dalam cairan melalui diffuser atau impeller berputar.
3. Vacuum Flotation
 Pelarutan udara di dalam air buangan pada tekanan atmosfer, kemudian di
vakumkan dengan tekanan yang lebih rendah maka akan menurunkan kelarutan
udara dalam air, udara akan keluar dari larutan dalam bentuk gelembung yang
halus.
4. Dissolved Air Flotation (DAF)
 Udara dilarutkan di dalam air buangan di bawah tekanan beberapa atmosfer
sampai jenuh, ke tekanan atmosfer. Akibat terjadinya perubahan tekanan maka
udara yang terlarut akan lepas kembali dalam bentuk gelembung – gelembung
udara yang sangat halus.
BAK PEMISAH LEMAK
DAF Kondisi Non Operasional
DAF Kondisi Operasi
PROSES FILTRASI
 Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan
untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya,
akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel
tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi
atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.
 Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk
unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya
sangat mahal. tekanan tinggi akan diberikan pada sisi konsentrasi
tinggi membran, biasanya 2-17 bar (30-250 psi) untuk air tawar dan
payau, dan 40-82 bar (600-1200 psi) untuk air laut, yang memiliki
sekitar 27 bar (390 psi)

 Reverse Osmosis adalah suatu sistem
penyaringan air, melalui membran-
mebran tertentu (yang memiliki pori-pori
dibawah 0,1 mikron) dengan dipaksa
(didorong) oleh suatu tekanan.
 PRINSIP KERJA Reverse osmosis
adalah dengan memberikan tekanan
pada larutan dengan kadar zat terlarut
tinggi (concentrated solution) supaya
terjadi aliran molekul air yang menuju
pada larutan dengan kadar zat terlarut
rendah ( dilute solution ). Pada proses ini
molekul zat terlarut tidak dapat
menembus membrane semipermeable,
sehingga yang terjadi hanyalah aliran
molekul air saja. Melalui proses ini, kita
akan mendapatkan air murni.
ALAT REVERSE OSMOSIS
Sedimentasi
 Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan
dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan
koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan
logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan
larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan
hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.
Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk
hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum
diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor
(FeSO4, SO2, atau NaHSO3).

 Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida


pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya
dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon, hidrogen
peroksida.
 Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan
pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal
karena memerlukan bahan kimia.
PROSES ADSORPSI
 Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif,
dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik
(misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan
kembali air buangan tersebut.
 proses dengan solut terakumulasi pada
antarmuka cair-padat atau gas-padat
Perbedaan absorpsi dan adsorpsi
Proses Kimia
 Pengolahan air buangan secara kimia biasanya
dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang
tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang
diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat
bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat
diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-
koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-
reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi
oksidasi.
Kelebihan Proses Kimia
 Prosesnya cepat
 Dapat menghilangkan total bahan pencemar
organik dan pencemar beracun yang dapat
merusak proses pengolahan biologi tapi tidak
merusak proses kimiawi
 Proses kimiawi tidak perlu waktu
penyesuaian seperti pada proses biologi
 Tidak membutuhkan modal yang besar
Kekurangan Proses kimia
 Adanya penambahan beban effluen dengan
garam-garam logam yang terbentuk pada
lumpur yang ditimbulkan pada pengolahan
kimia.
 Biaya proses yang lebih mahal
3. Koagulasi

 •Koagulasi dilakukan dengan penambahan


bahan kimia(atau biasa disebut koagulan) yang
berfungsi untuk mendestabilkan partikel koloid
 •Koagulan (muatan berlawanan dengan
partikel koloid) menetralkan partikelkoloid
partikelkoloid bergabung mikroflok (tidak
terlihat dengan mata telanjang) air
mengelilingi mikroflok (terlihat)
Mekanisme destabilisasi:

 1.Merusak double layer

 2.Penetralan muatan koloid

 3.Penggabungan partikel koloid dengan


adanya penambahan polimer
Jenis koagulan yang banyak digunakan:

 •Garam Al : Al2(SO4)3.18H2O
 •Garam besi : FeSO4 Menururunkan
Alkalinitas dan pH

 •CaO, Ca(OH)2, NaOH, Natrium aluminat


menaikkan alkalinitas dan pH

 •Polimer : PAC
Cara Memperoleh Air Bersih
 Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air
yang kita gunakan untuk mandi, mencuci, memasak, juga harus bersih.
Bersih disini artinya bersih dari segi fisik, kimiawi dan biologis. Bersih
secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.
 Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH
netral, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-
ion logam, serta bahan organik. Sedangkan bersih secara biologis
artinya tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang
patogen/ menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
 Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :
 Tanpa Bahan Kimia, dan
 Dengan Menambahkan Bahan Kimia.
 Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap
pengendapan dan tahap penjernihan. Media penyaring yang digunakan
adalah; pasir, arang batok, ijuk dan kerikil. Pada cara yang kedua,
ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan kaporit ke dalam
bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia pencemar.
 Pengolahan secara biologi
 Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai
metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
 Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu:
 1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth
 reaktor); misal Lumpur aktif, Kolam oksidasi,
 2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
 misal Trickling Filters, RBC
Berdasarkan kebutuhan oksigen ada 2 jenis pengolahan
biologi yaitu

 Pengolahan aerobik
 Pengolahan anerobik
Pengolahan Aerobik

 Penguraian secara sempurna senyawa


organik yg berasal dari buangan di dalam
periode waktu yg relatif singkat.
 Penguraian dilakukan oleh bakteri dan hal
ini dipengaruhi oleh :
 Jumlah sumber nutrien
 Jumlah oksigen

Contoh : lumpur aktif, Trickling Filter


Lumpur aktif (Activated Sludge)

 Lumpur adl materi yg tidak larut yg selalu


nampak kehadirannya di dlm setiap tahap
pengolahan, tersusun oleh serat-serat
organik yg banyak mengandung selulosa
dan didalamnya terhimpun kehidupan
organisme
Activated Sludge
w/w

Return
Activated Mixed
Liquor Air
Sludge
(RAS)

Treated
Secondary w/w
Waste Discharge to
Activated clarifier River or Land
Sludge Application
(WAS)
Activated sludge

East Lansing WWTP


Primary Settling
Basins
Secondary Clarifier

East Lansing WWTP


Saringan trickling (Trickling
Filter)
 Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh
lapisan materi kasar, keras dan kedap air
 Kegunaannya u/ mengolah air buangan dg
mekanisme aliran air limbah distribusikan merata
dgn spray ke seluruh bejana yang telah ditanami
bakteri yang jatuh dan mengalir perlahan-lahan
melalui lapisan bejana untuk kemudian disaring
 Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:
1. Distributor 2. Pengolahan3. Pengumpul
Trickling Filters

Filter Material
Trickling
Filters
Kolam oksidasi/stabilisasi
(Oxidation Ponds)

 Kolam ini tidak memerlukan biaya yg


mahal dengan kedalaman bervariasi
 Terdapat beberapa kolam yang utama
digunakan yaitu kolam fakultatif, kolam
maturasi, dan kolam anaerob
Gambar kolam Oksidasi
Kontraktor biologik berputar
(rotating biological contractor)

 Merupakan suatu lempengan cakram bulat memanjang


yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap
air . Rbc berputar pada saat berputar ke atas
mikroorganisme menghirup oksigen dan pada saat
berputar ke bawah mikroorganisme memakan bahan
organik
 Digunakan antara lain u/ menangani limbah kota, air limbah
yg berasal dari industri pengemasan daging, susu dan
keju, minuman keras dan anggur, produksi babi
danunggas, pengolahan sayuran & indutri perekat &
kertas.
Rotating Biological Contactors

Primary
Settling

Secondary
Settling
Sludge
Treatment

Sludge Treatment
Rotating Biological Contactors
Proses pengolahan secara
anaerobik
 Proses pengolahan scr anaerobik terjadi
disebabkan o/ aktivitas mikroorganisme pada saat
tidak ada oksigen bebas
 Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat
yg umumnya berasal dari industri sukar atau
lambat sekali u/ diolah secara aerobik, maka
pengolahan dilakukan secara anaerobik
 Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah
CO2 dan CH4
 Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adl
menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon
organik dlm limbah cair atau sludge

 Bakteri yg terlibat :
 Clostridium spp., Peptococcus
anaerobus, Bifidobacterium spp.,
Desulphovibrio spp., Corynebacterium
spp., Lactobacillus, Actonomyces,
Staphylococcus, and Eschericia coli
PENGOLAHAN LIMBAH SCR ANAEROB 1 TAHAP
PENGOLAHAN LIMBAH SCR ANAEROB 2 TAHAP
Proses Pembentukan Biogas
Tahap I Hidrolisis
Hidrolisa substrat utama seperti karbohidrat, lemak,
dan protein dalam limbah ternak menjadi
senyawa-senyawa sederhana, seperti glukosa,
asam asetat, alkohol, CO2, NH3, dan sulfida.
Bakteri yang berperan Clostridium acteinum,
Bacteriodes ruminicola, Bifidobacterium sp,
Eschericia sp, Enterobacter sp, dan Desulfobio
sp.
Tahap 2 Acidogenesis-Asetogenesis
 Bakteri mengoksidasi asam berantai karbon
panjang, seperti asetat dan alkohol yang
dilakukan oleh Lactobacillus sp, Streptococcus
sp.
Tahap 3 Metanogenesis
 Bakteri methanogenik menggunakan H2, CO2,
dan asetat untuk pertumbuhannya, serta
memproduksi CH4 dan CO2.
Mekanisme reaksi pengolahan scr
anaerobik
BIOFILTER

 Biofilter berfungsi sbg media penyaring air


limbah yg melalui media ini.
 Sebagai akibatnya, air limbah yg mengandung
suspended solids dan bakteri E.coli setelah
melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya
Sistem biofilter Gambar Biofilter
Contoh pengolahan air bersih
Diagram Pengolahan Air Bersih
Pengolahan Air minum
 Pengolahan pada tingkat dasar
Penyaringan

Penyimpanan & pendiaman

Filtrasi

Desinfeksi
Pengolahan awal air minum Pengolahan final air minum
Pengolahan Air Limbah Industri
Sumber limbah Domestik
Karakteristik Air Limbah
Domestik
Skema Daur Ulang Air Limbah
Domestik
Wetland Gambar Wetland
Pengolahan air Limbah Domestik
Sistem Komunal
Pilihan Proses Pengolahan Lumpur

Oksidasi
Stabilisasi dengan
kapur
Pengeraman dengan
sistem anaerobik dan
aerobik
Sludge Drying Bed
Ada 2 jenis pengolahan air industri/air
khusus
 1. External treatment
 Berfungsi untuk menghilangkan TDS,
kesadahan dan gas-gas terlarut
 Contoh : aerasi, filtrasi dan clarifikasi
 2. Internal treatment
 Contoh reaksi oksidasi sulfit, penambahan
pengkelat, penambahan bahan pengendap,
penstabilan pH, penambahan inhibitor, dan
desinfeksi
Sistem pengolahan air umpan
boiler
Boiler Horizontal Proses terjadinya uap
Cooling tower tertutup Proses pendinginan air

Anda mungkin juga menyukai