Air harus jernih atau tidak keruh. Kekeruhan pada air biasanya disebabkan oleh
adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin keruh menunjukkan
semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya.
Tidak berwarna. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain
berbahaya bagi kesehatan, misalnya pada air rawa berwarna kuning , air buangan
dari pabrik , selokan, air sumur yang tercemar dan lain-lain.
Rasanya tawar. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa
kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu
yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik
maupun asam anorganik.Tidak berbau. Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila
dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan-
bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh mikroorganisme air.
Bau Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis
mengindikasikan adanya bahan organik yang banyak disuatu perairan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, diketahui
bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
Persyaratan Kimia
Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa raksa,
senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.
Kesadahannya rendah. Kesadahan air dapat diakibatkan oleh kandungan ion
kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) .. Air sadah dapat juga mengandung ion-ion
Mangan (Mn2+) dan besi (Fe2+) yang memberikan rasa anyir pada air dan berbau, serta
akan menimbulkan noda-noda kuning kecoklatan pada peralatan dan pakaian yang
dicuci. Meskipun ion kalsium, ion magnesium, ion besi dan ion mangan diperlukan
oleh tubuh kita. Air sadah yang banyak mengandung ion-ion tersebut tidak baik untuk
dikonsumsi. Karena dalam jangka panjang akan menimbulkan kerusakan pada ginjal,
dan hati. Tubuh kita hanya memerlukan ion-ion tersebut dalam jumlah yang sangat
sedikit sedikit sekali. Kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi, mangan dan
magnesium merupakan zat yang membantu kerja enzim, besi dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah.Batas kadar ion besi yang diizinkan terdapat di dalam
air minum hanya sebesar 0,1 sampai 1 ppm ( ppm = part per million, 1ppm = 1
mgr/1liter). Untuk ion mangan ; 0,005 – 0,5 ppm, ion kalsium : 75 – 200 ppm dan 1on
magnesium : 30 – 150 ppm.
Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5 . Air yang pHnya rendah akan
terasa asam, sedangkan bila pHnya tinggi terasa pahit. Contoh air alam yang terasa
asam adalah air gambut (rawa)
Persyaratan mikrobiologi
Tidak boleh mengandung bakteri
patogen seperti Escherichia coli, yaitu
bakteri yang biasa terdapat dalam tinja
atau kotoran, serta bakteri-bakteri lain
yang dapat menyebabkan penyakit
usus dan limpa, yaitu kolera, typhus,
paratyphus, dan hepatitis. Dengan
memasak air terlebih dahulu hingga
mendidih, bakteri tersebut akan mati
Tahapan Pengolahan Air
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary
Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary
Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary
Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Pretreatment
melibatkan proses fisik yang bertujuan
untuk menghilangkan padatan
tersuspensi yang berukuran besar dan
minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang
berlangsung pada tahap ini ialah
screen and grit removal,
flotation,equalization and storage
Primary Treatment
Proses yang berlangsung, umumnya
menggunakan proses kimia-fisika.
Namun perlu diperhatikan bahwa
penambahan zat kimia tidak boleh
mengakibatkan masalah pada akhir
pembuangan. Proses yang terjadi
pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and
coagulation, sedimentation.
Pengolahan Pertama (primary treatment)
1.Spontaneous Flotation
Flotasi akan terjadi secara spontan apabila massa jenis dari partikel lebih kecil
dari massa jenis air.
2. Dispersed Air Flotation
Gelembung udara terbentuk karena adanya tekanan udara yang masuk ke
dalam cairan melalui diffuser atau impeller berputar.
3. Vacuum Flotation
Pelarutan udara di dalam air buangan pada tekanan atmosfer, kemudian di
vakumkan dengan tekanan yang lebih rendah maka akan menurunkan kelarutan
udara dalam air, udara akan keluar dari larutan dalam bentuk gelembung yang
halus.
4. Dissolved Air Flotation (DAF)
Udara dilarutkan di dalam air buangan di bawah tekanan beberapa atmosfer
sampai jenuh, ke tekanan atmosfer. Akibat terjadinya perubahan tekanan maka
udara yang terlarut akan lepas kembali dalam bentuk gelembung – gelembung
udara yang sangat halus.
BAK PEMISAH LEMAK
DAF Kondisi Non Operasional
DAF Kondisi Operasi
PROSES FILTRASI
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan
untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya,
akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel
tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi
atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.
Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk
unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya
sangat mahal. tekanan tinggi akan diberikan pada sisi konsentrasi
tinggi membran, biasanya 2-17 bar (30-250 psi) untuk air tawar dan
payau, dan 40-82 bar (600-1200 psi) untuk air laut, yang memiliki
sekitar 27 bar (390 psi)
Reverse Osmosis adalah suatu sistem
penyaringan air, melalui membran-
mebran tertentu (yang memiliki pori-pori
dibawah 0,1 mikron) dengan dipaksa
(didorong) oleh suatu tekanan.
PRINSIP KERJA Reverse osmosis
adalah dengan memberikan tekanan
pada larutan dengan kadar zat terlarut
tinggi (concentrated solution) supaya
terjadi aliran molekul air yang menuju
pada larutan dengan kadar zat terlarut
rendah ( dilute solution ). Pada proses ini
molekul zat terlarut tidak dapat
menembus membrane semipermeable,
sehingga yang terjadi hanyalah aliran
molekul air saja. Melalui proses ini, kita
akan mendapatkan air murni.
ALAT REVERSE OSMOSIS
Sedimentasi
Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan
dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan
koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan
logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan
larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan
hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.
Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk
hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum
diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor
(FeSO4, SO2, atau NaHSO3).
•Garam Al : Al2(SO4)3.18H2O
•Garam besi : FeSO4 Menururunkan
Alkalinitas dan pH
•Polimer : PAC
Cara Memperoleh Air Bersih
Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air
yang kita gunakan untuk mandi, mencuci, memasak, juga harus bersih.
Bersih disini artinya bersih dari segi fisik, kimiawi dan biologis. Bersih
secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.
Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH
netral, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-
ion logam, serta bahan organik. Sedangkan bersih secara biologis
artinya tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang
patogen/ menyebabkan penyakit atau yang apatogen.
Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu :
Tanpa Bahan Kimia, dan
Dengan Menambahkan Bahan Kimia.
Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap
pengendapan dan tahap penjernihan. Media penyaring yang digunakan
adalah; pasir, arang batok, ijuk dan kerikil. Pada cara yang kedua,
ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan kaporit ke dalam
bak pengendap untuk membantu menggumpalkan zat kimia pencemar.
Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai
metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth
reaktor); misal Lumpur aktif, Kolam oksidasi,
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
misal Trickling Filters, RBC
Berdasarkan kebutuhan oksigen ada 2 jenis pengolahan
biologi yaitu
Pengolahan aerobik
Pengolahan anerobik
Pengolahan Aerobik
Return
Activated Mixed
Liquor Air
Sludge
(RAS)
Treated
Secondary w/w
Waste Discharge to
Activated clarifier River or Land
Sludge Application
(WAS)
Activated sludge
Filter Material
Trickling
Filters
Kolam oksidasi/stabilisasi
(Oxidation Ponds)
Primary
Settling
Secondary
Settling
Sludge
Treatment
Sludge Treatment
Rotating Biological Contactors
Proses pengolahan secara
anaerobik
Proses pengolahan scr anaerobik terjadi
disebabkan o/ aktivitas mikroorganisme pada saat
tidak ada oksigen bebas
Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat
yg umumnya berasal dari industri sukar atau
lambat sekali u/ diolah secara aerobik, maka
pengolahan dilakukan secara anaerobik
Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah
CO2 dan CH4
Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adl
menghilangkan atau mendegradasi bahan karbon
organik dlm limbah cair atau sludge
Bakteri yg terlibat :
Clostridium spp., Peptococcus
anaerobus, Bifidobacterium spp.,
Desulphovibrio spp., Corynebacterium
spp., Lactobacillus, Actonomyces,
Staphylococcus, and Eschericia coli
PENGOLAHAN LIMBAH SCR ANAEROB 1 TAHAP
PENGOLAHAN LIMBAH SCR ANAEROB 2 TAHAP
Proses Pembentukan Biogas
Tahap I Hidrolisis
Hidrolisa substrat utama seperti karbohidrat, lemak,
dan protein dalam limbah ternak menjadi
senyawa-senyawa sederhana, seperti glukosa,
asam asetat, alkohol, CO2, NH3, dan sulfida.
Bakteri yang berperan Clostridium acteinum,
Bacteriodes ruminicola, Bifidobacterium sp,
Eschericia sp, Enterobacter sp, dan Desulfobio
sp.
Tahap 2 Acidogenesis-Asetogenesis
Bakteri mengoksidasi asam berantai karbon
panjang, seperti asetat dan alkohol yang
dilakukan oleh Lactobacillus sp, Streptococcus
sp.
Tahap 3 Metanogenesis
Bakteri methanogenik menggunakan H2, CO2,
dan asetat untuk pertumbuhannya, serta
memproduksi CH4 dan CO2.
Mekanisme reaksi pengolahan scr
anaerobik
BIOFILTER
Filtrasi
Desinfeksi
Pengolahan awal air minum Pengolahan final air minum
Pengolahan Air Limbah Industri
Sumber limbah Domestik
Karakteristik Air Limbah
Domestik
Skema Daur Ulang Air Limbah
Domestik
Wetland Gambar Wetland
Pengolahan air Limbah Domestik
Sistem Komunal
Pilihan Proses Pengolahan Lumpur
Oksidasi
Stabilisasi dengan
kapur
Pengeraman dengan
sistem anaerobik dan
aerobik
Sludge Drying Bed
Ada 2 jenis pengolahan air industri/air
khusus
1. External treatment
Berfungsi untuk menghilangkan TDS,
kesadahan dan gas-gas terlarut
Contoh : aerasi, filtrasi dan clarifikasi
2. Internal treatment
Contoh reaksi oksidasi sulfit, penambahan
pengkelat, penambahan bahan pengendap,
penstabilan pH, penambahan inhibitor, dan
desinfeksi
Sistem pengolahan air umpan
boiler
Boiler Horizontal Proses terjadinya uap
Cooling tower tertutup Proses pendinginan air