Anda di halaman 1dari 25

MODUL NO - NOT

POST TRAUMATIC VERTIGO


OLEH :
dr. Dhiny Dwi Oktaviyana
NIM : 227112003

Pembimbing : dr. Kiki M Iqbal, Sp.S(K)

DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PENDAHULUAN

• Vertigo sering dikeluhkan pasca


cedera kepala atau leher

• Menurunkan produktivitas
kerja dan mengganggu
aktivitas sosial
• Insiden sekitar 40-60%

• Terjadi dalam rentang waktu 1 minggu


(53%) hingga 2 tahun (18%) pasca
trauma
Hoffer et al, 2010; Perdossi,2012;Taneja,2014
1
PATOMEKANISME

• Trauma kepala dan leher


• Mengenai sistem vestibular sentral dan perifer
• Disfungsi kanalis semisirkularis 32-71%
• Akibat benturan kepala
- lepasnya otokonia (free floating)
- kerusakan dinding utrikulus dan sakulus
- perubahan degeneratif makula sakulus

Benson, 2016 2
MANIFESTASI KLINIS BPPV
Konkusio Labirin
Early Post Traumatic
Fistula Perilimfatik
Peripheral Vertigo
Vertig Barotrauma
o Delayed Post Traumatic Meniere Disease
Perifer Peripheral Vertigo Vertigo Cervicogenik

Vertig
o
Sentral

Vertigo
Psikogeni 3
Early Post Traumatic Peripheral Vertigo
 Terjadi dalam waktu 24 jam pasca trauma

BPPV Konkusio labirin

Fistula perilimfe Barotrauma


4
BPPV Pasca Trauma
• 28% dari keseluruhan vertigo pasca trauma
• Trauma  lepasnya otokonia dari makula utrikulus
• Gejala seperti BPPV idiopatik: durasi 10-30
detik, dipicu perubahan posisi kepala
• Terjadi bilateral (25%)
• tBPPV terapi lebih dan
membutuhkan lama (67%)
(14%),
pengulangan
serta memiliki rekurensi
dibandingkan
lebih tinggi iBPPV
manuver

Brandt et al,2005; Gordon CR et al,2004; Fife dan


5
Konkusio Labirin Pasca Trauma
Disfungsi labirin akibat fraktur tulang temporal
• Fraktur longitudinal (temporoparietal impact)
• Fraktur transversal (occipital impact)

Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan Giza,2013


6
Konkusio labirin

Fraktur longitudinal (temporoparietal impact)


• 80% kasus
• melibatkan struktur telinga tengah dengan dislokasi
osikular
• labirin dan nervus vestibulokoklearis tidak terganggu

Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan


7
Konkusio labirin

Fraktur transversal (occipital impact)


• sekitar 20% kasus
• tegak lurus dengan sumbu tulang petrosa
• melibatkan labirin tulang, nervus fascialis dan nervus
vestibulokoklear (50% kasus) pada meatus akustikus
interna

8
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan Giza,2013
Konkusio Labirin Pasca Trauma
• Dapat terjadi tanpa adanya fraktur
• Perdarahan mikroskopis pada koklea dan labirin.
• Vertigo rotasional kontinyu, mual dan tuli
muntah,
sensorineural bilateral nada tinggi
• Berkurang setelah 2-3 minggu
• Terapi :
 Tirah baring
 Obat antivertigo (dimenhidrinat, benzodiazepine)
 Kortikosteroid (metilprednisolon)
 Rehabilitasi vestibular

9
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Fistula perilimfe
• Cedera kepala ruptur labirin membranosa  tekanan
udara telinga tengah meningkat  kebocoran perilimfe
pada fenestra ovalis dan rotundum
• Vertigo dengan gangguan pendengaran, rasa penuh
ditelinga dan tinitus yang hilang timbul
• Dipengaruhi posisi kepala, diperberat oleh penekanan
(manuver Valsalva, bersin, angkat beban berat)

10
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Fistula perilimfe
• Tipe kanal dan tipe otolitik
• Suara juga dapat mencetuskan gejala otolitik
paroksismal
(Tullio’s phenomenom)
• Terapi konservatif : tirah baring dan elevasi kepala
selama beberapa hari serta pemberian sedatif ringan
• Terapi konservatif gagal  dilakukan
timpanotomi eksploratif

11
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Vertigo akibat Barotrauma
VERTIGO ALTERNOBARIK
• Perubahan tekanan secara mendadak
o peningkatan tekanan (menyelam, ledakan)
o penurunan tekanan (penerbangan, ketinggian)
• Terjadi pada 10-25% awak pesawat dan penyelam.
• Vertigo didahului rasa penuh di telinga, berlangsung
beberapa detik- beberapa jam, sembuh spontan

12
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Vertigo akibat Barotrauma
PENYAKIT DEKOMPRESI (DECOMPRESSION SICKNESS)
• Nitrogen terlarut dalam darah dan jaringan dilepaskan,
membentuk bubble perubahan mikrosirkulasi pada
end arteri labirin  stasis kapiler lokal, perubahan
osmotik dan edema dinding pembuluh darah
• Predisposisi : kelelahan, dehidrasi, menyelam berulang,
penerbangan setelah menyelam, usia dan obesitas
• Vertigo, tinnitus, tuli sensorineural
• Rekompresi segera (oksigen hiperbarik)

13
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Delayed Post Traumatic Peripheral Vertigo
 Terjadi dalam waktu > 1 bulan pasca trauma
 Lebih jarang terjadi

Penyakit Meniere Vertigo Servikogenik

14
Penyakit Meniere
• Jaringan parut pada jalur drainage menyebabkan cairan
menumpukdisfungsi regulasi homeostasis cairan
endolimpatik  hidrop endolimfatik periodik
• Episode dizziness, tinitus, rasa penuh di telinga
atau gangguan pendengaran
• Serangan berlangsung 20 menit hingga 4 jam
• Gejala awal muncul segera hingga 1 tahun pasca trauma.

15
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
Vertigo Servikogenik
• Terjadi setelah trauma leher, manipulasi leher atau
spondilosis cervical spontan
• Hiperlordosis cervical bawah dan kifosis pada
cervical atas  aktivitas otot ekstensor meningkat,
otot fleksor leher menurun
• Ataksia, rasa goyang dan mengambang saat
berjalan
• Singkirkan kelainan vestibular, psikosomatis, dan
• neurologis lainnya

16
Brandt et al,2005; Perdossi, 2012; Fife dan
VERTIGO SENTRAL PASCA TRAUMA
Cedera langsung atau terjadi sekunder akibat iskemi
karena diseksi traumatik dari arteri vertebralis

Gangguan batang otak yang berhubungan dengan


konkusio atau perdarahan

Gejala vertigo persisten yang berat dan biasanya disertai


dengan gejala-gejala batang otak atau disfungsi serebelum

17
Brandt et al, 2005; Taneja,
VERTIGO PSIKOGENIK PASCA TRAUMA
Dizziness kronik pasca trauma selama beberapa bulan-tahun
tanpa ada kelainan neurootologi dan neurooftalmologi

Disertai nyeri kepala kronis (tipe tension atau cervicogenik)


dan depresi

Vertigo fobia postural akibat gangguan somatis

Biasanya terjadi setelah vertigo organik


18
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

• Mekanisme trauma • Status generalis • Elektronistagmografi dan


(tumpul/penetrasi) • Pemeriksaan neuro-otologi tes kalori
• Onset • Tes Romberg • Computerized dynamic
(early/delayed) • Tes Romberg dipertajam posturography
• Bentuk vertigo • Tes jalan tandem • Tes fistula
• Sifat serangan • Tes Fukuda • Audiometri dan
• Faktor pencetus • Tes past pointing audiogram
• Keluhan dan defisit • Head thrust test • Brainstem auditory evoked
neurologi lainnya potential (BAEP) dan
• Tes nistagmus
Vestibular Evoked
• Head shaking test Myogenic Potential
• Tes Dix-Hallpike (VEMP)
• CT Scan dan MRI

Diagnosis 19
Penatalaksanaan
TUJUAN

• Eleminasi gejala
• Meningkatkan kompensasi sistem vestibular
• Mengontrol gejala neurovegetatif dan psikoafektif

TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Antikholinergik Antihistamin
• Bensodiazepin Antiemetik
• Calcium Channel Blocker Agonis histamin
• Steroid Gingko Biloba

TERAPI REHABILITATIF

• Adaptasi pada sistem visual dan somatosensori terhadap fungsi vestibular yang
terganggu
• Kompensasi dengan mengaktifkan kendali tonus pada inti vestibular di
serebelum, sistem visual, dan somatosensori
• Habituasi terhadap posisi yang merangsang munculnya vertigo secara
bertahap 20
akan mengurangi beratnya gejala
Penatalaksanaan
Konkusio - Pemberian supresan vestibular
Labirin - Rehabilitasi vestibular

BPPV - Rehabilitasi vestibular

-Terapi diet (rendah garam, tinggi kalium,


Penyaki
t tinggi protein)
Meniere - Diuretik, steroid, antihistamin
Pasca - Injeksi steroid/gentamicin intratimpanik
Trauma
Fistula - Tirah baring minimal 5 hari
Perilimfe - Menghindari manuver Valsalva

Vertigo - Rehabilitasi vestibular


Servikogenik - Obat-obatan anti inflamasi
21
KESIMPULAN

Vertigo pasca trauma merupakan gejala klinis vertigo yang muncul


setelah kejadian cedera kepala atau leher
Berdampak besar terhadap kehidupan pasien karena
menurunkan kualitas hidup dan produktivitas kerja

Penatalaksanaan berbeda-beda tergantung penyebab dan


manifestasi klinis

Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat, secara


umum memberikan luaran baik

22
Hoffer et al, 2010;
Taneja MK. Post-traumatic Vertigo. Indian J Otol. 2014; 20: 95-98.
Kolev OI, Sergeeva M. Vestibular disorders following different types of head and neck trauma.
Functional Neurology 2016; 31(2): 75-80.
Benson EB. Posttraumatic Vertigo Treatment and Management. Otolaryngology and
Facial Plastic Surgery. Medscape. 2016.
Ernst A, Basta D, Seidl RO, Todt I, Scherer H, Clarke A. Management of posttraumatic vertigo.
Otolaryngol Head Neck Surg 2005;132:554‐8.
DAFTAR Kelompok Studi Vertigo Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2012. Pedoman
Tata Laksana Vertigo.
PUSTAKA Brandt T, Dieterich M, Strupp M. Traumatic form of vertigo. In: Vertigo and Dizziness: common
complaints. 2005. London. Springer.
Fife TD, Giza C. Post traumatic vertigo and dizziness. Semin Neurol. 2013; 33: 238-243. Gordon
CR, Levite R, Joffe V, Gadoth N. Is Posttraumatic Benign Paroxysmal Positional
Vertigo Different From the Idiopathic Form?. Archives of Neurology. 2004;61:1590-1593.
Brandt T. Traumatic Vertigo. In: Vertigo Its Multisensory Syndromes. 2nd Edition. 2003. London,
Springer

23
Thank You.

Anda mungkin juga menyukai