Anda di halaman 1dari 47

PENGAWASAN

TENTANG K3
Teknik Mesin’23
KELOMPOK 3
I Putu Agus Nandika
07. Putra 09. I Putu Pramuditya
2315213026 – Teknik Mesin 2315213034 – Teknik Mesin

I Wayan Kriya Guna


08. Wijaya
10. Muhd Ikhwan
2315213030 – Teknik Mesin 2315213038 – Teknik Mesin
Apa itu Pengawasan
K3?
Pengawasan tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merujuk pada serangkaian
kegiatan pengawasan yang dilakukan untuk memastikan penerapan standar keselamatan dan
kesehatan kerja di lingkungan kerja. Pengawasan K3 melibatkan penilaian, pengendalian, dan
pemantauan terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
pekerja di tempat kerja. Hal ini mencakup pengawasan terhadap peralatan, lingkungan kerja,
prosedur kerja, serta pemenuhan peraturan perundang-undangan terkait keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pengawasan K3 bertujuan untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta
memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja.
01.
Pengawasan K3 Kontruksi
Bangunan dan K3 Sarana
Bangunan
Apa itu Pengawasan K3 Kontruksi
Bangunan dan K3 Sarana Bangunan?
Pekerjaan konstruksi bangunan merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan,
pesawat/instalasi peralatan, tenaga kerja dan penerapan teknologi yang dapat menjadi sumber terjadinya
kecelakaan kerja bahkan kematian dan kerugian material.

Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada konstruksi bangunan dan sarana bangunan
merupakan bagian penting dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan para pekerja serta mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengawasan K3 bertujuan untuk memastikan bahwa
semua kegiatan konstruksi dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan.
Ruang Lingkup sesuai dengan
Undang-undang No.1 Tahun
1970
● Dilakukan pekerjaan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan
lainnya.
● Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah
atau air.
● Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun
tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh,
terperosok, hanyut atau terpelanting.
Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan:
Perencanaan
Pengendalian Energi
K3
Berbahaya (Logout/Tagout)
Penggunaan Alat Pelindung
Pemantauan Kondisi
Diri (APD)
Manajemen Pengendalian Bangunan
Manajemen Lalu Lintas
Risiko
Pendidikan & Pelatihan di Area Kontruksi
Pengawasan Penggunaan Alat Penanganan Material
Berat
Pengawasan K3 Sarana Bangunan:
Pemeliharaan Sarana
Evakuasi & Penyelamatan
Bangunan
Pengelolaan Sumber Daya Pengelolaan Kualitas
Energi Udara
Pengawasan Sistem Keamanan
Ergonomi & Desain Interior
Pemeliharaan Peralatan
Fasilitas
Manajemen Limbah
02.
Pengawasan K3 Bidang
Kontruksi Bangunan
Apa itu Pengawasan K3 Bidang
Kontruksi Bangunan
Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan adalah serangkaian kegiatan terpadu yang bertujuan mencegah
kecelakaan kerja di lingkungan konstruksi. Ini melibatkan administrasi teknis dan kewajiban teknis K3
untuk pekerjaan seperti penggalian, konstruksi beton, dan pembongkaran. Ruang lingkup K3 Konstruksi
mencakup aspek-aspek seperti pekerjaan pondasi dan konstruksi baja. Pengawasan juga termasuk K3
Sarana Bangunan, seperti perancah, plambing, dan penanganan bahan. Pengawasan melibatkan
penerbitan akte pengawasan Ketenagakerjaan setelah enam bulan proyek berjalan. Tujuannya adalah
meminimalkan risiko kecelakaan, mematuhi persyaratan K3, dan melibatkan sistem proteksi kebakaran.
Ini adalah bagian integral dari upaya keselamatan dan kesejahteraan pekerja di lingkungan konstruksi.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Perencanaan Pelatihan
K3
Pemenuhan Peraturan dan KeselamatanBahan
Pengelolaan
Standar Kimia
Pengelolaan Limbah
Penggunaan Alat Pelindung
Kontruksi
Diri (APD) Pemantauan Cuaca
Pengelolaan Scaffolding &
Pengawasan Proyek
Peralatan Angkat
Koordinasi dengan Pihak
Pemantauan Keselamatan Pekerja Terkait
Aspek yang perlu diperhatikan:
Investigasi
Kecelakaan Catatan
Pemeliharaan
Keselamatan
Komitmen terhadap Budaya
Keselamatan
03.
Pengawasan K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan
Apa itu Pengawasan K3 Pesawat Uap dan
Bejana Tekan
Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan melibatkan serangkaian kegiatan untuk memastikan
pemenuhan peraturan dan keselamatan kerja dalam penggunaan pesawat uap dan bejana tekan di
perusahaan. Pesawat uap dan bejana tekan dapat menimbulkan bahaya, seperti uap panas, semburan api,
dan risiko kejut listrik. Pengawasan mencakup riksa uji, pemeriksaan, dan pengujian sesuai regulasi.
Tujuan pengawasan ini adalah meminimalkan risiko kecelakaan dan memastikan kesesuaian dengan
persyaratan K3. Pemerintah telah menetapkan persyaratan keselamatan terkait penggunaan pesawat uap
dan bejana tekan, yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan yang menggunakannya.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Pemahaman Proses Tata Kelola Bahan
Kerja Berbahaya
Perencanaan & Penilaian Risiko Penanganan Limbah
Penggunaan Alat Pelindung Perizinan & Pemeliharaan
Diri (APD) Dokumen
Pemantauan Lingkungan
Inspekasi & Pemeliharaan Rutin
Pemantauan Tekanan dan Kerja
Investigasi Kecelakaan &
Suhu Insiden
Pelatihan Keselamatan
Aspek yang perlu diperhatikan:
Budaya Keselamatan
Koordinasi dengan Otoritas
Terkait
Perkembangan Teknologi
Keselamatan
04.
Pengawasan K3 Listrik
Apa itu Pengawasan K3
Listrik?
Pengawasan K3 Listrik melibatkan praktik pengawasan, pencegahan, dan pengendalian risiko
terkait dengan penggunaan dan manipulasi listrik di tempat kerja. Tujuannya adalah
melindungi pekerja dan mengurangi risiko kecelakaan dan cedera akibat kelistrikan. Ruang
lingkupnya mencakup perencanaan, desain, pemeliharaan, dan pematuhan peraturan K3 listrik,
termasuk instalasi listrik, sistem penangkal petir, dan pembumian. Pengawasan ini juga terkait
dengan penanggulangan kebakaran di gedung perkantoran dan proyek konstruksi, dengan
fokus pada identifikasi bahaya listrik dan sistem proteksi kebakaran. Tujuannya adalah
memberikan rekomendasi sesuai regulasi K3 untuk penanggulangan potensi bahaya di tempat
kerja.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Pemahaman Sistem
Penanganan & Penyimpanan
Listrik
Kabel
Perencanaan & Penilaian Risiko
Penggunaan Alat Pelindung Pengelolaan Risiko Elektrik
Diri (APD) Tanda Peringatan &
Pemeliharaan Rutin Informasi Keselamatan
Pemantauan Kondisi Evakuasi & Penyelamatan
Peralatan
Pelatihan Keselamatan Pencegahan Kebakaran
Aspek yang perlu diperhatikan:
Budaya Keselamatan
Koordinasi dengan Ahli Listrik
Audit & Pemantauan Kinerja
Perizinan & Pemeliharaan
Dokumen
05.
Pengawasan K3 Mekanik
Apa itu Pengawasan K3
Mekanik?
Pengawasan K3 Mekanik melibatkan kegiatan pengawasan dan tindakan oleh pegawai
pengawas ketenagakerjaan terhadap pesawat tenaga dan produksi. Tujuannya adalah mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat penggunaan peralatan mekanik. Aktivitas pengawasan
mencakup riksa uji, pemeriksaan sesuai regulasi, dan pengujian kondisi pesawat tenaga. Ini
juga melibatkan pembentukan, penerapan, dan pengawasan sistem proteksi kebakaran.
Pengawasan K3 Mekanik mencakup berbagai aspek untuk memastikan keselamatan dan
kesehatan kerja terkait peralatan mekanik di tempat kerja, seperti pesawat tenaga, konstruksi
mesin, kelistrikan, dan penggunaan peralatan mekanik.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Penanganan Material &
Pemeliharaan & Inspeksi Peralatan
Angkutan
Penggunaan Perisai &
Penggunaan Alat Pelindung
Penghalang
Diri (APD) Pencegahan Kebakaran
Pelatihan Keselamatan
Penggunaan Mesin &
Penanganan Bahan Berbahaya Peralatan Secara Aman
Ergonomi & Desain Tempat Kerja Perencanaan Evakuasi
& Pertolongan Pertama
Aspek yang perlu diperhatikan:
Pengendalian Energi Berbahaya (Lockout/Tagout)
Pengawasan Penggunaan Alat
Berat
Inspeksi Lingkungan Kerja
Pelaporan & Investigasi Insiden
Koordinasi dengan Pihak Eksternal
06.
Pengawasan K3
Lingkungan Kerja
Apa itu Pengawasan K3
Lingkungan Kerja?
Pengawasan K3 Lingkungan Kerja melibatkan kegiatan dan tindakan untuk memastikan keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan pekerja di tempat kerja. Ini mencakup penanganan bahan kimia,
lingkungan kerja, penggunaan pestisida, limbah industri, higiene perusahaan, dan penggunaan alat
pelindung diri (APD). Tujuannya adalah mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat faktor fisik,
kimia, biologi, psikologi, dan fisiologi di lingkungan kerja. Pengawasan melibatkan pengenalan,
penilaian, pengendalian lingkungan, dan pemenuhan regulasi K3. Ini merupakan aspek penting dalam
melindungi pekerja dan memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Penanganan Bahan Kimia
Pemenuhan Peraturan
Berbahaya
Lingkungan Kerja Pengenalan Lingkungan
Penggunaan Alat Pelindung Penilaian Lingkungan
Diri (APD) Pengendalian Lingkungan
Penggunaan Pestisida
Limbah Industri
Higiene Perusahaan
07.
Pengawasan Kesehatan
Kerja
Apa itu Pengawasan Kesehatan
Kerja?
Pengawasan Kesehatan Kerja (K3) melibatkan kegiatan untuk memastikan kesehatan dan
keselamatan pekerja di tempat kerja. Ini mencakup P3K, penggunaan APD, pencegahan dan
pengendalian penyebaran penyakit akibat kerja (PAK), serta pencegahan dan pengendalian
penyakit akibat kerja. Pengawasan juga melibatkan penanganan bahan kimia, pestisida, limbah
industri, higiene perusahaan, dan APD. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ditjen Binwasnaker & K3)
Kementerian Ketenagakerjaan RI memiliki peran dalam pengawasan K3 Kesehatan Kerja,
termasuk pemeriksaan dan pengujian sesuai regulasi. Ini mencakup berbagai aspek penting
untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja, melibatkan instansi terkait untuk
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Pemeriksaan Kesehatan Pra-Kerja Pengelolaan Stress dan
Kesejahteraan Mental
Pemantauan Paparan Bahan
Berbahaya Manajemen Ergonomi
Pemeriksaan Kesehatan Pencegahan Penyakit
Periodik Menular
Pemeriksaan Kesehatan Spesifik Pendidikan dan
Vaksinasi & Imunisasi Pelatihan Kesehatan
Manajemen Beban Kerja
Aspek yang perlu diperhatikan:
Pemantauan Kondisi Fisik Lingkungan Kerja
Pelaporan & Investigasi Insiden
Kesehatan
Budaya Kesehatan & Keselamatan
Konsultasi Medis
Koordinasi dengan Pihak Eksternal
08.
Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Apa itu Penyakit Akibat Kerja
(PAK)?
Penyakit Akibat Kerja (PAK) merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja, dipicu oleh faktor fisik, kimia, biologi, ergonomik, dan psikososial.
Pekerjaan yang melibatkan paparan terhadap faktor ini dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan, termasuk kanker dan penyakit lainnya. Di Indonesia, PAK menjadi fokus
perlindungan tenaga kerja, namun masih terdapat tantangan seperti minimnya pemahaman
tenaga kerja tentang PAK dan isu hak-hak pekerja terkait jaminan PAK. Meskipun memiliki
dampak besar, jumlah kasus PAK yang dilaporkan ke BPJS Ketenagakerjaan masih relatif
rendah. Pengawasan K3 Kesehatan Kerja melibatkan pencegahan dan pengendalian PAK
sebagai bagian penting dari program kesehatan kerja, termasuk P3K, penggunaan APD, untuk
memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja di lingkungan kerja.
Beberapa Contoh Penyakit akibat Kerja:
Pneumoconiosis Infeksi Pekerja Kesehatan
Kerusakan Mata Akibat
Dermatitis Kontak
Radiasi
Kerusakan Pendengaran Stress Kerja dan Gangguan
Akibat Kebisingan Kesehatan Mental
Keracunan Logam Berat Fibrosis Paru
Kanker Kulit Akibat
Repetitive Strain Injury (RSI Paparan Matahari atau
Mesothelioma Bahan Kimia
09.
Gizi Kerja
Apa itu Gizi Kerja?
Gizi kerja dalam pengawasan K3 merujuk pada penyediaan dan pemberian masukan zat gizi
sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerja. Tujuannya adalah memastikan pekerja
mendapatkan asupan gizi sesuai kebutuhan untuk menjalankan tugas. Pengawasan gizi kerja
melibatkan penyediaan makanan sehat di tempat kerja, pemantauan status gizi pekerja, dan
penerapan prinsip-prinsip gizi yang sesuai. Hal ini penting untuk kesehatan, kesejahteraan, dan
peningkatan produktivitas pekerja di lingkungan kerja. Gizi kerja melibatkan penerapan ilmu
gizi untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja, menjaga dan meningkatkan status gizi, serta
mendukung kesehatan fisik dan mental pekerja.
Aspek yang perlu dipertimbangkan:
Pemenuhan zat gizi yang diperlukan oleh pekerja sesuai dengan
jenis pekerjaan dan beban kerjanya.
Pemantauan terhadap status gizi pekerja dan dampaknya
terhadap kesehatan pekerja.
Pengetahuan mengenai ilmu gizi yang penting bagi mahasiswa
dan praktisi gizi dan kesehatan, khususnya pemerhati di bidang
gizi di tempat kerja.
Aspek yang perlu dipertimbangkan:
Pemegang kebijakan di perusahaan dapat menggunakan
pengetahuan mengenai ilmu gizi sebagai pedoman dalam
menyusun sistem pemenuhan gizi di tempat kerja sesuai sumber
daya yang dimiliki perusahaan.
10.
Ergonomi
Apa itu Ergonomi?
Ergonomi adalah studi tentang interaksi antara manusia dan elemen-elemen lingkungan
mereka, serta perancangan produk, peralatan, dan sistem kerja agar sesuai dengan karakteristik
fisik dan kognitif manusia. Tujuan utama ergonomi adalah meningkatkan kenyamanan,
efisiensi, dan keamanan dalam lingkungan kerja. Penerapan prinsip-prinsip ergonomi dapat
membantu mengurangi risiko cedera dan penyakit terkait kerja serta meningkatkan kinerja dan
kepuasan pekerja.
Aspek yang perlu diperhatikan:
Desain Peralatan & Posisi Manajemen Waktu &
Kerja Istirahat
Postur Tubuh & Gerakan Pelatihan & Pendidikan
Peralatan Ergonomis Pengenalan Risiko
Ergonomi
Antarmuka Pengguna Evaluasi Ergonomi
Konsultasi dengan
Pencahayaan & Suara
Pekerja
Pengukuran & Evaluasi
Organisasi Tempat Kerja
Kinerja
Aspek yang perlu diperhatikan:
Fasilitas Kesehatan dan Kebugaran
Pengembangan Produk & Peralatan
Kebijakan Ergonomi
11.
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
Apa itu Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)?
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya sementara di tempat kerja untuk memberikan
pertolongan cepat sebelum bantuan medis lebih lanjut. Melibatkan penanganan luka, pencegahan
infeksi, dan pencarian pertolongan medis. Penting untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kondisi
memburuk, dan memberikan ketenangan pada korban. Dalam pengawasan K3, Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) merupakan aspek yang sangat diperlukan untuk kesehatan dan keselamatan
pekerja di lingkungan kerja.
Contoh Kelalaian/Kecelakaan Kerja:
~SESI TANYA
JAWAB
“TERIMA
KASIH”
-Solidarity Forever-

Anda mungkin juga menyukai