Anda di halaman 1dari 41

Insiden K3 dan

Pelaporannya
)
Dasar Hukum
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jamsostek
3. PP No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek
4. Keppres No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul dalam
Hubungan Kerja
5. Permenaker No 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
6. Permenaker No 01 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
7. Permenaker No 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
8. Permenaker No 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja
9. Permenaker No. 5/Men/1993 tentang Juknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran
Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek.
9. Permenaker No. 04/Men/93 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
10. Permenaker No. 03/Men/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan & Pemeriksaan Kecelakaan
11. Kepmenakertrans No 79 tahun 2003 tentang Pedoman Diagnosis dn
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan PAK
12. Permenaker No. 64 Tahun 2005 tentang Perubahan ke
empat atas PP No. 14 tahun 1993
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
• Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98) .
• OHSAS 18001:2007 menyatakan bahwa kecelakaan kerja didefinisikan
sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya),
kejadian kematian, atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
• Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba-tiba atau yang tidak
disangka-sangka dan tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi ada
penyebabnya.
• Penyakit Akibat Kerja /PAK(Occupational Diseases) adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
(Permennaker No. Per. 01/Men/1981)
• Penyakit terkait kerja adalah penyakit yang mempunyai beberapa
agen penyebab dengan faktor pekerjaan dan atau lingkungan kerja
memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya
(Permenkes No 56/2016)
Jenis-jenis kecelakaan kerja
• Jatuh dari atas ketinggian • Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
• Jatuh dari ketinggian yang sama • Terpajan radiasi
• Menabrak objek dengan bagian tubuh • Kontak tunggal dengan bahan kimia
• Terpajan oleh getaran mekanik • Kontak jangka panjang dengan
• Tertabrak oleh objek yang bergerak • Kontak lainnya dengan bahan kimia
• Terpajan oleh suara keras tiba-tiba • Kontak dengan, atau terpajan faktor biologi
• Terpajan suara yang lama • terpajan faktor stress mental
• Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari • Longsor atau runtuh
suara)
• Kecelakaan kendaraan/Mobil
• Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot
yang rendah • Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau
• Otot tegang lainnya banyak
• Kontak dengan listrik • Mekanisme cidera yang tidak spesifik
Kerugian akibat Kecelakaan Kerja

• manusia/pekerja,
• properti,
• proses,
• lingkungan, dan
• kualitas.
Cidera akibat KK
• Heinrich et.al (1980):
• Cidera akibat kecelakaan kerja: patah, retak, cabikan, dan sebagainya yang diakibatkan oleh
kecelakaan.
• Bureau of Labor Statistics, U.S. Department of Labor (2008): bagian tubuh yang
terkena cidera dan sakit, meliputi:
• Kepala, mata
• Leher
• Batang tubuh: bah, punggung
• Alat gerak atas
• Alat gerak bawah
• Sistem tubuh
• Banyak bagian
• Pemahaman tentang cidera akibat kecelakaan kerja:
• Membantu dalam mengembangkan program pencegahan
• Menganalisis penyebab alami terjadinya cidera karena kecelakaan kerja
Klasifikasi jenis cidera akibat KK (Standar
Australia AS 1885-1 (1990)
• Cidera fatal
• Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (loss time injury)
• Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss time day)
• Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (restricted
duty)
• Cidera dirawat di rumah sakit (medical treatment injury)
• Cidera ringan (first aid injury)
• Kecelakaan yang tidak menimbulkan cidera (non injury incident)
Faktor penyebab kecelakaan kerja
• Faktor manusia: pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku
• Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan gangguan
kesehatan atau keselamatan kerja
• Faktor sumber bahaya:
• Perbuatan berbahaya (unsafe action 88 %)
• Kondisi/keadaan bahaya (unsafe condition 10 %)
• Faktor yang dihadapi: kurangnya pemeliharaan peralatan/mesin
Teori domino (Heinrich, 1931)
Loss and causation model (Bird & German,
1985)
Accident Theory/Model : Swiss Cheese
Model James T. Reason (1990)
Bagaimana dan mengapa KK terjadi
Investigasi Kecelakaan Kerja
Investigasi Kecelakaan Kerja
• Cara yang dilakukan untuk mencari fakta dan data terkait sebuah
peristiwa kecelakaan akibat kerja yang mengyebakan kerugian baik
moril maupun materiil
• Tujuan investigasi:
• Mengetahui penyebab utama terjadinya KAK guna menghindari masalah
serupa di masa depan
Metoda investigasi KK
• 5 Why
• Fish bone
• SCAT (Systematic Cause Analysis Technique)
Metoda 5 Why
• Metoda investigasi untuk mencari akar penyebab masalah dengan cara bertanya mengapa
sehingga pertanyaan itu sudah tidak dapat dijawab lagi
• Kejadian : Pekerja mengalami luka bakar ketika membersihkan mesin yang masih panas
• Mengapa ?
• Pekerja tidak mengetahui kalau mesin masih panas ?
• Mengapa ?
• Pekerja tidak melakukan pengecekan apakah mesin masih panas ?
• Mengapa ?
• Pekerja tidak memahami harus melakukan pengecekan sebelum membersihkan ?
• Mengapa ?
• Pekerja belum mendapat sosialisasi tentang prosedur pengecekan sebelum membersihakn mesin
• Mengapa ?
• SPO pembersihan mesin belum ada
SCAT (Systematic Cause Analysis
Technique)
• Alat investigasi yang dibuat oleh International Lost Control Institute
(ILCI) untuk mengealuasi serta menyelidiki penyebab kecelakaan kerja
dengan menggunakan bagan SCAT
• Metoda yang sederhana untuk investigasi
• Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab
terjadi kecelakaan
• Sistem untuk mengembangkan pengendalian kecelakaan yang efektif
• Sebagai pembelajaran
Bagan SCAT

Faktor Tindakan
Deskripsi Penyebab Peneybab
Pemicu Perbaikan/
Kejadian langsung Dasar
Kejadian Pencegahanan
Tahap 1 Deskripsi Kejadian • Bagaimana gambaran kejadian: tanggal,
waktu, tempat kejadian
• Jenis kejadian kecelakaan: jatuh, luka
bakar, dsb
Tahap 2 Faktor pemicu Kejadian • Bagaimana kecelakaan bisa terjadi
• Hal apa yang bisa menyebabkan kecelakaan:
contoh pekerja menggunakan B3
Tahap 3 Penyebab langsung kecelakaan • Apa yang menyebabkan kecelakaan ?
• Perilaku yang tidak aman ?
• Kondisi yang tidak aman ?
Tahap 4 Penyebab Dasar • Faktor indiidu: stress, capai, kurang trampil
• Faktor Pekerjaan: peralatan kurang
memadai, rusak, kurang perawatan
• Faktor Manajemen: SOP, training, program,
komunikasi, tidak tersedia APD
Tahap 5 Tindakan Perbaikan/Pencegahan Bagaimana dapat mencegah kejadian tidak
berulang
Bagaimana bisa memperbaiki tindakan,
kondisi, sistuasi
Perbaikan SOP, Program K3, Pelatihan, APD
yang memadai
Pelaporan jika terjadi Kecelakaan Kerja
• Terjadi kecelakaan kerja  penanganan medis sesuai dengan ringan dan
beratnya.
• Melaporkan kepada atasan langsung.
• Atasan langsung melaporkan kepada Tim K3 (Tim PPI untuk pajanan infeksi)
• Tinjauan lapangan oleh tim K3 (Tim PPI untuk pajanan infeksi)
• Penanganan kasus (infeksi 4 jam paling lambat 72 jam)
• Tim K3/Tim PPI melaporkan kepada Kepala Puskesmas
• Kepala Puskesmas melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Jika mengajukan klaim: untuk ASN ke Taspen : Jaminan Kecelakaan Kerja
• Untuk non ASN ke BPJS Ketenagakerjaan
Terimakasih
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
• Penyebab:
• Golongan fisik: bising, radiasi, suhu eksgrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
• Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, laruatan,
kabut
• Golongan biologic: bakteri, virus, jamur, dsb
• Golongan fisiologik/ergonomic: disain tempat kerja, beban kerja
• Golongan psikososial: stress psikis, pekerjaan monoton, tuntutan pekerjaan
PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Data hasil
pemeriksaan
Definisi Penyakit Akibat Kerja (PAK):
kesehatan awal Penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan dan/atau
(sebelum pekerjaan di
perusahaan/pemberi
lingkungan kerja.
kerja), atau

2. Data hasil 5. Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh lembaga pengujian
pemeriksaan lingkungan kerja baik milik pemerintah maupun swasta, atau
kesehatan berkala
(pemeriksaan yang 6. Riwayat pekerjaan pekerja, atau
dilakukan secara
periodik selama
pekerja bekerja di
perusahaan/pemberi 7. Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas
kerja, atau Ketenagakerjaan, atau
3. Riwayat kesehatan 8. Keterangan ahli dari dokter yang memiliki kompetensi dan sertifikasi
pekerja (medical terkait penyakit akibat kerja; dan/atau
record), atau
9. Pertimbangan medis dokter penasehat berdasarkan permintaan
4. Data hasil pegawai pengawas ketenagakerjaan.
pemeriksaan khusus
(pemeriksaan terakhir
yang dilakukan pada
saat pekerja sakit)

Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja Indonesia Pertemuan Koordinasi Penyempurnaan Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) 31
Jenis-jenis penyakit akibat kerja
• Silikosis • Gejala pada punggung dan sendi
• Asbestosis • Kanker
• Bisnosis • Penyakit coroner
• Antrakosis • Penyakit liver
• Beriliosis • Gangguan neuropsikiatrik
• Penyakit saluran pernafasan • Penyakit lain yang tidak dikethui
• Penyakit kulit sebabnya
• Kerusakan pendengaran
Perlu ada upaya pencegahan sesuai dengan
penyebabnya
• Faktor fisik: • Pencegahan:
• Suara tinggi/bising • Pengendalian suara
• Suhu tinggi • Pengendalian cahaya
• Radiasi sinar elektromagnetik atau • Pengaturan ventilasi
infra merah • Pengaturan jadwal kerja
• Ultraviolet • Pelindung mata
• Radioaktif • Menurunkan getaran dengan
• Tekanan udara tinggi bantalan anti vibrasi
• Getaran
Faktor Penyebab PAK Pencegahan

Faktor Kimiawi: Pencegahan:


• … • …..
• … • ….
• … • ….
Faktor Biologi Pencegahan:
• … • …
• … • …
• … • …
Faktor Ergonomi: Pencegahan:
• … • …
• … • …
• … • …
• PERMENKES 56 TAHUN 2016
Pasal 4
(1) Diagnosis penyakit akibat kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dilaksanakan dengan
pendekatan 7 (tujuh) langkah yang meliputi:
• 1. penegakan diagnosis klinis;
• 2. penentuan pajanan yang dialami pekerja di
tempat kerja;
• 3. penentuan hubungan antara pajanan dengan penyakit;
• 4. penentuan kecukupan pajanan;
• 5. penentuan faktor individu yang berperan;
• 6. penentuan faktor lain di luar tempat kerja; dan
• 7. penentuan diagnosis okupasi.
Diagnosis penyakit akibat kerja
1. Menentukan diagnosis klinis
2. Menentukan pajanan yang dialami
3. Menentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
4. Menentukan jumlah pajanan yang dialami cukup besar sehingga dapat
mengakibatkan penyakit tersebut
5. Menentukan apakah ada factor-factor lain yang mungkin dapat berpengaruh
6. Mjencari adanya kemungkinan lain yang dapat menyebabkan penyakit
tersebut
7. Membuat keputusan apakah penyakti tersebut diasebabkan oleh
pekerjaannya
Tiga hal yang perlu diperhatikan pada seteksi
dini (WHO)
• Perubahan biokimiawi dan morfologis
• Perubahan kondisi tubuh dan system tubuh
• Perubahan kesehatan umum

Pemeriksaan kesehatan:
• Pada waktu sebelum penempatan
• Berkala
• SITKO: Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga
• Tutorial SITKO: https://www.youtube.com/watch?v=vABTilNb-vg
• Sosialisasi 29 Mei: https://www.youtube.com/watch?v=CaE5CnyUCYY

Anda mungkin juga menyukai