Anda di halaman 1dari 48

ETIKA

KRISTEN
(Umum)
Kuliah Agama Kristen
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)
Etika

Ethos (Yunani) = kebiasaan atau


adat
Mos - Moralitas (Latin)
Kesusilaan (Indonesia)

PENGERTIAN ETIKA
Sansekerta :
Kata su artinya baik atau bagus
Kata sila, artinya:
 Norma (kaidah), peraturan hidup, perintah
tentang yang baik dan yang jahat
 Sikap, keadaban, keadaan batin, perilaku, sopan
santun

Kesusilaan: norma, peraturan hidup, perintah,


sikap, perilaku, dll, yang baik dan bagus.

PENGERTIAN ETIKA
Kesusilaan selalu didasarkan pada adat
istiadat

Adat berarti kebiasaan, cara yang lazim,


kelakuan yang telah biasa, aturan-
aturan yang lazim.
Adat istiadat berarti kumpulan peraturan
dalam rangka memelihara dan
melindungi hubungan antara yang
makro dan mikro.

PENGERTIAN ETIKA
Adat istiadat bukan sumber pengetahuan yang
baik dan benar dari sudut iman Kristen karena:

dalam adat istiadat yang dikenal dan dimuliakan


bukan Tuhan yang hidup tetapi alam, bapak-
bapak suku, kepala suku, roh-roh, dll.

adatistiadat mempercayai takhyul dan guna-


guna bahkan penyembahan dewa-dewa disertai
guna-guna.

PENGERTIAN ETIKA
Etika Kristen :

Kebiasaan atau perbuatan


kesusilaan berdasarkan
pengakuan atau pengajaran
Kristen

PENGERTIAN ETIKA KRISTEN


ALKITAB SEBAGAI SUMBER
PENGAJARAN KRISTEN

Segala kehendak Allah yang baik


dan perbuatan jahat yang tidak
berkenan bagi Allah.
1. Pengakuan bahwa Allah adalah pusat
dan sumber dari semua yang baik.

2. Berdasarkan iman kepada Allah yang


dinyatakan dalam Yesus Kristus.

3. Pengakuan pada kewibawaan Yesus


sebagai Tuhan dan Juruselamat.

DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN


3. Kasih merupakan ciri semua etika
Kristen yang memberi motivasi
untuk berbuat baik.

4. Pengakuan bahwa Alkitab menjadi


sumber bagi perbuatan dan iman.

5. Pengakuan dan penerimaan adanya


persekutuan orang-orang
Kristen (gereja).
DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN
6. Seluruh kehidupan manusia
berdasarkan atas kehendak Tuhan
maka etika Kristen mencari
kehendak Tuhan untuk seluruh
bagian kehidupan manusia.

7. Etika Kristen selalu berkenaan


dengan perbuatan-perbuatan
lahiriah dan dengan hati manusia.

DASAR-DASAR ETIKA KRISTEN


BERPIKIR DAN
MENGAMBIL
KEPUTUSAN ETIS
Kebebasan dan tanggung jawab
*) Apa itu kebebasan
*) Tanggung jawab dan kebebasan

Kesadaran moral
*) Suara hati
*) Mempertanggungjawabkan suara hati
*) Mengembangkan suara hati

Etika normatif
*) Tolak ukur pertanggungjawaban moral
*) Menuju bahagia
*) Prinsip-prinsip moral dasar
DASAR DAN CARA BERPIKIR ETIS
Ciri-ciri keputusan etis:

 Pertimbangan tentang apa yang benar


dan apa yang salah

 Menyangkut pilihan yang sukar


 Tidak mungkin dielakkan

 Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi


iman, tabiat dan lingkungan sosial

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS


Contoh Pengambilan Keputusan Etis

1 Korintus 10:23-11:1

SIKAP ETIS KRISTIANI


10:23 "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan
segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan."
Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
10:24 Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya
sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari
keuntungan orang lain.
10:25 Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di
pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena
keberatan-keberatan hati nurani.
10:26 Karena: "bumi serta segala isinya adalah milik
Tuhan."
10:27 Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak
percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa
saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan
pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.
10:28 Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu
persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya,
oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan
karena keberatan-keberatan hati nurani.
10:29 Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan
bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi
keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin
ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku harus
ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?
10:30 Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut
memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku
karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?"
10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau
minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang,
baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.
10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati
semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan
diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya
mereka beroleh selamat.
11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi
pengikut Kristus.
Pertama, prinsip kebebasan: “segala
sesuatu diperbolehkan” (10:23).

Kedua, prinsip kegunaan perbuatan:


“Segala sesuatu diperbolehkan. Benar,
tetapi bukan segala sesuatu berguna”
(10:23).

Ketiga, prinsip bangun membangun


(gotong-royong) bukan untuk keuntungan
diri sendiri (10:24, 33).
POLA PERTIMBANGAN ETIS
I Korintus 10:23-11:1
Keempat, prinsip kebebasan hati nurani,
yaitu kesadaran tentang apa yang baik atau
kemampuan untuk mengambil keputusan di
bidang keagamaan-susila (10:25, 27).

Kelima, memperhatikan situasi sebagai


faktor yang penting. Situasi daging yang
dijual di pasar (10:25) atau daging sebagai
hidangan (10:27), berbeda situasinya
dengan daging sebagai persembahan
berhala (10:28).

POLA PERTIMBANGAN ETIS


I Korintus 10:23-11:1
Keenam, prinsip dari Kitab Suci menjadi
dasar utama dalam membuat pertimbangan
etis (10:26 bdk. Maz 24:1).

Ketujuh,prinsip tanggapan dalam bentuk


ucapan syukur (10:30).

Kedelapan, prinsip iman. Segala perbuatan,


termasuk yang paling biasa seperti makan
dan minum harus dilakukan untuk kemuliaan
Tuhan (10:31).

POLA PERTIMBANGAN ETIS


I Korintus 10:23-11:1
Kesembilan, prinsip kehidupan sebagai
pola kehidupan orang Kristen, yaitu
menjadi saksi Kristus (10:33).

Kesepuluh, prinsip kehidupan orang


Kristen yang berpola pada kehidupan
Kristus

POLA PERTIMBANGAN ETIS


I Korintus 10:23-11:1
◦Iman
◦Tabiat
◦Lingkungan sosial
◦Norma-norma
◦Situasi

FAKTOR-FAKTOR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
1. Deontologis,
yaitu cara berpikir etis yang
mendasarkan diri pada prinsip, hukum
dan norma obyektif yang dianggap
mutlak dalam situasi dan kondisi apa
pun dan oleh siapa pun. Taat pada
prinsip berarti benar, dan melanggar
prinsip berarti salah.

CARA BERPIKIR ETIS


1. Deontologis,
Kekuatan
memberikan pegangan yang tegas dan jelas
orang tidak perlu ragu-ragu atau bingung menentukan
benar atau salah, sebab prinsip atau hukumnya jelas.

Kelemahan
 terjadilegalisme yang baku dan kaku
 sangat birokratis dan sulit kompromi
 hukum tidak lagi melayani manusia, tetapi manusia harus
melayani, tunduk dan patuh pada hukum.

CARA BERPIKIR ETIS


2. Teleologis,

yaitu cara berpikir yang mengutamakan


tujuan atau akibatnya. Cara berpikir ini
tidak mendasarkan pada kategori ‘benar’
atau ‘salah’ tetapi ‘baik’ atau ‘jahat’.
Betapapun salahnya (pengambilan
keputusan), tetapi jika bertujuan baik
adalah baik, dan sebaliknya.

CARA BERPIKIR ETIS


2. Teleologis

Kekuatan
 menghindari diri dari cara penilaian yang
kaku dan dari belenggu legalisme.

Kelemahan
 menghalalkan semua cara untuk
mencapai tujuan

CARA BERPIKIR ETIS


3. Kontekstual,

yaitu cara berpikir yang berkaitan erat


dengan situasi dan kondisi, sehingga
dapat menjawab apa yang secara
kontekstual dapat
dipertanggungjawabkan.

CARA BERPIKIR ETIS


3. Kontekstual
Kekuatan
 menolong seseorang untuk secara dinamis dapat mengambil
keputusan setelah harus terlebih dahulu berinteraksi dengan
konteks ruang dan waktu tertentu
 menuntut orang yang bersangkutan untuk mengambil
keputusan sendiri tentang apa yang dianggap paling
bertanggungjawab dalam keadaan khusus.

Kelemahan
 seseorang mudah terjebak pada ‘etika yang situasional’
karena situasi telah menjadi satu-satunya pertimbangan
dengan tanpa mengindahkan prinsip/hukum
 keputusan bersifat relativisme dan subyektivisme.

CARA BERPIKIR ETIS


PROSES KEJATUHAN MANUSIA AKAN DOSA
Yakobus 1:14-15 Imajinasi

S
Materi
E Keinginan

T Orang Menggoda

Dosa
A
Situasi
N
Maut
ETIKA
KRISTEN
(Khusus)

Kuliah Agama Kristen


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)
1. Menghargai Kehidupan
2. Korupsi
3. Sumpah dan Janji

ETIKA KHUSUS
MENGHARGAI
KEHIDUPAN
Keluaran 20:13

“Jangan Membunuh”
Ratsakh (Ibrani) = membunuh secara
terencana (murder)
Contoh : Kain – Habel
Daud – Uria

PERJANJIAN LAMA
Alkitab mengakui membunuh binatang
untuk makanan dan korban, musuh
musuh dalam peperangan dan mereka
yang bersalah dengan pelanggaran hukum
dapat dikenai hukuman mati melalui
proses hukum
Contoh:

Ulangan 21:20

PERJANJIAN LAMA
ULANGAN 21:18-21
21:18 "Apabila seseorang mempunyai anak laki-laki yang
degil dan membangkang, yang tidak mau
mendengarkan perkataan ayahnya dan ibunya, dan
walaupun mereka menghajar dia, tidak juga ia mendengarkan
mereka,
21:19 maka haruslah ayahnya dan ibunya memegang dia dan
membawa dia keluar kepada para tua-tua kotanya di pintu
gerbang tempat kediamannya,
21:20 dan harus berkata kepada para tua-tua kotanya: Anak
kami ini degil dan membangkang, ia tidak mau
mendengarkan perkataan kami, ia seorang pelahap dan
peminum.
21:21 Maka haruslah semua orang sekotanya melempari anak
itu dengan batu, sehingga ia mati. Demikianlah harus
kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu; dan
seluruh orang Israel akan mendengar dan menjadi takut."
MATIUS 5:21-26
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang
kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah
terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada
saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan
siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di
atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-
sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan
menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan
engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam
penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar
dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Membunuh berarti :
 Kemarahan
 Ungkapan penghinaan : kafir, jahil
 Membenci sesama
 Menyimpan dendam
 Gosip
 Mengumpat
 Melakukan kekerasan, keinginan untuk
mencelakakan
 Cemburu

PERJANJIAN BARU
1. Menghargai Kehidupan
2. Korupsi
3. Sumpah dan Janji

ETIKA KHUSUS
KORUPSI
Keluaran 20 : 15, 17

“Jangan mencuri”
“Jangan mengingini milik
sesamamu”
Mencuri : mengambil milik orang lain
dengan sengaja dan paksa.

PERJANJIAN LAMA
Mengapa mencuri adalah dosa yang
mendatangkan hukuman dari Tuhan?

Mazmur 51:6
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah
aku telah berdosa dan melakukan apa yang
Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil
dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-
Mu.

PERJANJIAN LAMA
Yakobus 1:17
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap
anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya
tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran.

Contoh :
Ananias dan Safira (Kisah Rasul 5:1-11)

PERJANJIAN BARU
Mencuri berarti :

Mengambil milik : Allah, orang lain dan


diri kita sendiri.
Materialistis
1. Menghargai Kehidupan
2. Korupsi
3. Sumpah dan Janji

ETIKA KHUSUS
SUMPAH DAN
JANJI
Keluaran 20:16

“Jangan mengucapkan saksi


dusta tentang sesamamu.”
Berdustaberarti tidak menghormati Allah
dengan ketidakbenaran kita.

PERJANJIAN LAMA
Matius 5 : 33-37
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah
sumpahmu di depan Tuhan.
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali
bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya,
ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja
Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena
engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai
rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu
berasal dari si jahat.

PERJANJIAN BARU
1 Korintus 13:6 Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran.

Efesus 4:25 Karena itu buanglah dusta


dan berkatalah benar seorang kepada
yang lain, karena kita adalah sesama
anggota.

PERJANJIAN BARU
Bersumpah palsu meliputi:

Memfitnah
Mengatakan hal yang tidak benar tentang
orang lain
Berbohong

Anda mungkin juga menyukai