Propaganda
M. ABIL ARQAM
MEDIA PROPAGANDA
Media merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Dalam berbagai literatur dijelaskan bahwa propaganda
Latin medius sekaligus memiliki bentuk jamak atau sering berasal dari bahasa Latin modern ‘propagare’ yang berarti
mengembangkan atau memekarkan. Arti propaganda tersebut
disebut dengan medium. Sementara itu, kata media secara
kemudian dimaknai secara kontekstual sebagai rangkaian
harfiah memiliki arti perantara. Dalam hal ini, perantara pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan
yang dimaksud adalah adanya perantara antara sumber kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.
informasi atau pesan (a source) dan adanya penerima
pesan atau informasi (a receiver).
SEJARAH PROPAGANDA
Propaganda telah lama menjadi bagian dari sejarah manusia.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Gereja Katolik pada
abad ke-17 untuk merujuk pada kegiatan misi dan
penyebaran agama. Namun, penggunaan istilah propaganda
semakin meluas pada abad ke-20 (Perang Dunia II) ketika
negara-negara mulai menggunakan media massa untuk
mempengaruhi opini publik dalam rangka mencapai tujuan
politik atau militer. Sejak saat itu, propaganda telah menjadi
bagian penting dari politik dan media sosial di seluruh dunia.
Tujuan Propaganda
Tujuan propaganda menurut Herbert Blumer adalah hendak menciptakan keyakinan
dan mendorong diadakannya suatu aksi atas dasar keyakinan itu.
Glittering generalities, menggunakan kata yang baik untuk melukiskan sesuatu agar mendapat dukungan.
Transfer, yakni mengidentifikasi suatu maksud dengan lambang otoritas, menggunakan otoritas dan pristise yang mengandung
nilai kehormatan yang dialihkan kepada sesuatu dengan tujuan agar masyarakat ramai menerimanya.
Testimonial, cara melancarkan propaganda dengan mengutip atau mensitir kata-kata orang terkenal mengenai baik tidaknya
sesuatu ide atau produk, agar diterima oleh orang banyak dan setuju untuk mengikutinya.
Plain folks, suatu cara yang digunakan oleh seorang propagandis untuk meyakinkan orang banyak, bahwa gagasannya adalah
baik oleh karena “demi rakyat”. (Mengasosiasikan diri pada kelompok tertentu)
Card stacking, upaya menutupi hal-hal yang faktual (yang sebenarnya) seraya mengemukakan bukti bukti palsu, sehingga
orang banyak menjadi tertipu. Bisa juga dengan memilih fakta tertentu untuk disampaikan.
Bandwagon, ajakan kepada khalayak rakyat untuk secara beramai-ramai menyetujui gagasan atau program yang
dikemukakan, dengan meyakinkan mereka bahwa kawan-kawan lainnyapun semua sudah setuju. Dialakukan dengan
menunjukkan kesuksesan yang dicapai
Propaganda dan Media
Dalam teori analisis media, Louis Althusser mengemukakan tentang
struktural Marxism yaitu media massa bagian dari aparatus idioligis
negara. Media dan kekuasaan negara saling terkait. Misalnya saja
dalam pelaksanaan pemilu beberapa media massa akan memberikan
berita yang mungkin tidak netral karena beberapa alasan.
Dalam pandangan Gamson, seseorang berfikir dan mengkomunikasikan melalui citra dan diterima sebagai
kenyataan. Makna di sini bukan sesuatu yang tetap dan pasti, melainkan secara terus menerus
dinegosiasiasikan. (Gamson, 1992).
Teori Priming
Konsep priming berawal dari penelitian Berkowitz & Rogers ditahun 1986. Konsep priming membahas tentang
“short-term media effect” atau efek-efek jangka pendek yang timbul dalam pikiran dan perilaku seseorang setelah
mengkonsumsi media.