Ririn Aflianti
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) atau
ChronicObstructive Pulmonary Disease (COPD)
Penyakit ini ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang
tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru terhadap partikel / gas berbahaya
JENIS
JENIS PPOK
PPOK
Usia
Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35 – 40 tahun PPOK akan berkembang secara
perlahan ahan selama bertahun-tahun
Asap rokok
Merokok, pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama penyebab PPOK
serta penyakit pernafasan lainnya. Diperkirakan 1 dari empat rang perokok aktif mengdap PPOK
Polusi udara
Polusi udara, Misalnya asap kendaraan bermotor, debu jalanan, gas buangan industry, briket batu bara, debu
vulkanik, gunung meletus, asap kebakaran hutan, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap kompor.
Polusi tempat kerja
Polusi ditempat kerja (bahan kimia, debu/ zat iritasi dan gas beracun)
Faktor keturunan
Faktor Keturunan, Jika memiliki anggota keluarga yang PPOK , maka penderita memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk terkena penyakit yang sama.
Patofisiologi
Mekanisme patogenik di atas mengakibatkan perubahan patologis yang ditemukan pada PPOK. Hal
ini pada gilirannya mengakibatkan kelainan fisiologis—hipersekresi mukosa dan disfungsi silia,
obstruksi aliran udara dan hiperinflasi, kelainan pertukaran gas, hipertensi pulmonal, dan efek
sistemik.
Patofisiologi yang melibatkan saluran napas pada PPOK, baik tipe bronkitis kronik maupun emfisema,
adalah mekanisme inflamasi kronik. Inflamasi kronik tersebut terutama ditandai dengan keterlibatan
sel limfosit T CD8+, CD68+, monosit/makrofag, serta neutrofil di saluran napas. Secara histopatologi,
didapatkan adanya metaplasia pada sel goblet, hiperplasia kelenjar trakealis dan bronkialis, fibrosis,
serta adanya penurunan patensi saluran napas.
Klasifikasi Ppok
PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak,
dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi
pada perokok aktif dan pasif. Dua kondisi yang paling sering
berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema.
Menghilangkan gejala
Meningkatkan toleransi
Meningkatankan status Kesehatan
Mencegah perkembangan penyakit
Mencegah dan mengobati eksaserbasi
Menurunkan angka kematian
Obat ppok yang beredar di Indonesia
Ada beberapa pilihan obat yang bisa dikonsumsi oleh pengidap PPOK, yaitu:
1.Bronkodilator.
Obat ini bermanfaat dalam membantu membuka saluran bronkus, biasanya
menggunakan nebulizer atau inhaler.
Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya : Antikolinergik,
contohnya ipratropium dan glycopyrronium. Agonis beta-2, contohnya salmeterol,
salbutamol, procaterol, dan terbutaline.
2.Kortikosteroid dengan contoh obat dexametason o.5
3. Vaksin dan antibiotik.
• Penggunaan antibiotik profilaksis berkelanjutan dipercaya akan mengurangi
jumlah pasien dengan eksaserbasi dan frekuensi eksaserbasi. Selain itu, juga
dapat memperpanjang waktu rata-rata eksaserbasi pertama, dan meningkatkan
kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Antibiotik yang biasa
digunakan adalah dari golongan makrolida yaitu azitromisin.
4. Penggunaan alternatif pengganti rokok. ...
5. Obat anti kecemasan atau anxiolitik
Thank You
Any
question?