Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOTERAPI PENYAKIT NAFAS

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI


KRONIS (PPOK)

Ririn Aflianti
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) atau
ChronicObstructive Pulmonary Disease (COPD)

merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok


penyakit paru yang belangsung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya. Bronchitis kronik, emfisema, dan asma bronchial membentuk
Definisi PPOK kesatuan yang disebut COPD. Ada hubungan etiologi dan sekuensial
antara bronchitis kronik dan emfisema, tetapi tampaknya tak ada
hubungan antara kedua penyakit itu dengan asma.

Penyakit ini ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran nafas yang
tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan
respons inflamasi paru terhadap partikel / gas berbahaya
JENIS
JENIS PPOK
PPOK

Bronchitis kronis Emfisema

Emfisema adalah kondisi


• Bronkhitis kronis adalah rusaknya kantung-kantung udara
infeksi pada saluran (alveoli) pada paru-paru yang
pernafasan yang menuju terjadi secara bertahap.
paru-paru yang Pada emfisema beberapa faktor
mebyebabkan penyempitan penyebab obstruksi jalan nafas
dinding bronkus dan yaitu : inflamasi dan
peningkatan produksi pembengkakan bronki, produksi
mucus/ cairan di saluran lendir yang berlebihan,
pernafasan. kehilangan rekoil elastik jalan
nafas, dan kolaps bronkiolus
serta redistribusi udara ke alveoli
yang berfungsi. Karena dinding
Saja Gejala PPOK?

1.Batuk kronik dengan atau tanpa dahak


yang tidak kunjung sembuh
2.Makin sering tersengal-sengal saat
melakukan aktivitas ringan seperti
memasak atau mengenakan pakaian
3.Mengi atau suara nafas disertai bunyi
4.Lemas (kehilangan
kemampuan/prodiktivitas)
5.Terasa berat di dada
6.Penurunan berat badan
Faktor risiko Pasien PPOK

Usia
Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35 – 40 tahun PPOK akan berkembang secara
perlahan ahan selama bertahun-tahun
Asap rokok
Merokok, pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif merupakan faktor utama penyebab PPOK
serta penyakit pernafasan lainnya. Diperkirakan 1 dari empat rang perokok aktif mengdap PPOK
Polusi udara
Polusi udara, Misalnya asap kendaraan bermotor, debu jalanan, gas buangan industry, briket batu bara, debu
vulkanik, gunung meletus, asap kebakaran hutan, asap obat nyamuk bakar, asap kayu bakar, asap kompor.
Polusi tempat kerja
Polusi ditempat kerja (bahan kimia, debu/ zat iritasi dan gas beracun)
Faktor keturunan
Faktor Keturunan, Jika memiliki anggota keluarga yang PPOK , maka penderita memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk terkena penyakit yang sama.
Patofisiologi

Mekanisme patogenik di atas mengakibatkan perubahan patologis yang ditemukan pada PPOK. Hal
ini pada gilirannya mengakibatkan kelainan fisiologis—hipersekresi mukosa dan disfungsi silia,
obstruksi aliran udara dan hiperinflasi, kelainan pertukaran gas, hipertensi pulmonal, dan efek
sistemik.
Patofisiologi yang melibatkan saluran napas pada PPOK, baik tipe bronkitis kronik maupun emfisema,
adalah mekanisme inflamasi kronik. Inflamasi kronik tersebut terutama ditandai dengan keterlibatan
sel limfosit T CD8+, CD68+, monosit/makrofag, serta neutrofil di saluran napas. Secara histopatologi,
didapatkan adanya metaplasia pada sel goblet, hiperplasia kelenjar trakealis dan bronkialis, fibrosis,
serta adanya penurunan patensi saluran napas.
Klasifikasi Ppok
PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak,
dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi
pada perokok aktif dan pasif. Dua kondisi yang paling sering
berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema.

Ciri-ciri seseorang terkena ppok.


Pengobatan
• Pemberian terapi.
.
1.Terapi oksigen. Terapi ini bertujuan untuk
membantu pengidapnya bernapas lebih mudah
dengan memasok oksigen sesuai dengan
kebutuhan organ paru. ...
2.Rehabilitasi paru. ...
3.Terapi ventilasi non-invasi
Tujuan terapi ppok

 Menghilangkan gejala
 Meningkatkan toleransi
 Meningkatankan status Kesehatan
 Mencegah perkembangan penyakit
 Mencegah dan mengobati eksaserbasi
 Menurunkan angka kematian
Obat ppok yang beredar di Indonesia

Ada beberapa pilihan obat yang bisa dikonsumsi oleh pengidap PPOK, yaitu:
1.Bronkodilator.
Obat ini bermanfaat dalam membantu membuka saluran bronkus, biasanya
menggunakan nebulizer atau inhaler.
Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya : Antikolinergik,
contohnya ipratropium dan glycopyrronium. Agonis beta-2, contohnya salmeterol,
salbutamol, procaterol, dan terbutaline.
2.Kortikosteroid dengan contoh obat dexametason o.5
3. Vaksin dan antibiotik.
• Penggunaan antibiotik profilaksis berkelanjutan dipercaya akan mengurangi
jumlah pasien dengan eksaserbasi dan frekuensi eksaserbasi. Selain itu, juga
dapat memperpanjang waktu rata-rata eksaserbasi pertama, dan meningkatkan
kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Antibiotik yang biasa
digunakan adalah dari golongan makrolida yaitu azitromisin.
4. Penggunaan alternatif pengganti rokok. ...
5. Obat anti kecemasan atau anxiolitik
Thank You

Any
question?

Anda mungkin juga menyukai