Anda di halaman 1dari 91

Program Studi S2 Pendidikan Sains UNS - Manajemen Laboratorium Sains

PENGELOLAAN BAHAN LABORATORIUM IPA


(Klasifikasi, Penyimpanan, serta Analisis Bahaya dan
Risiko Bahan Laboratorium Sains)

Dr. Mohammad Masykuri, M.Si.


PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN SAINS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Website: mmasykuri.wordpress.com
Email: mmasykuri@staff.uns.ac.id, HP: 08121500634

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Ruang Lingkup

Pengertian Bahan Laboratorium

Analisis Bahaya dan Risiko Bahan Laboratorium

Klasifikasi Bahan Laboratorium

Penyimpanan Bahan Laboratorium

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Pengertian Bahan Laboratorium

Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut bahan adalah: segala


sesuatu yang diolah/digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas.

Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor


23/MIND/PER/4/2013 disebutkan bahwa bahan kimia adalah
semua materi dalam bentuk cairan, padat atau gas berupa unsur
atau senyawa dalam bentuk tunggal atau campuran dan memiliki
sifat khusus.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fakta Statistik
1. Sintesis Bahan Kimia baru sekitar 1000 jenis/tahun
2. Sekitar 100.000 jenis produk kimia terdaftar pada European Inventory of
Existing Commercial Substances (EINECS)
3. BAHAN KIMIA baik bentuk tunggal maupun campuran masuk perdagangan,
hanya sekitar 4000 – 8000 jenis yang telah diuji keamanannya
4. BAHAN KIMIA digunakan hingga ribuan jenis obat dan bahan tambahan
pangan
5. Lebih dari 1000 jenis pestisida dasar tersedia dalam 30.000 formulasi
komersial
6. Sekitar 900 jenis bersifat karsinogenik pada manusia
7. Satu milyar ton limbah kimia berbahaya dihasilkan/tahun
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Daur Hidup Bahan Kimia

From
“Cradle” to
“Grave”

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Sumber:
Budiawan. 2020. Bahan
Kimia berbahaya.
Jakarta: UI

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Kimia Berbahaya

Bahan Kimia Berbahaya adalah:


bahan kimia yang karena klasifikasi dan kategori tingkat bahayanya
serta konsentrasi dan/atau jumlahnya dapat mengakibatkan dampak
negatif atau kerugian bagi manusia dan pencemaran atau kerusakan
lingkungan

BAHAYA adalah: adalah sifat kemampuan alamiah


bahan kimia yang dapat memberi dampak negatif
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Piktogram Bahaya
Suatu bahan kimia dikatakan sebagai BERBAHAYA, jika memiliki salah
satu sifat berikut:

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Risiko

RISIKO adalah:
adalah probabilitas atau
kemungkinan terjadinya
bahaya terhadap manusia
dan atau lingkungan bila
terpapar atau terkena
bahan kimia

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Paparan (Exposure)
PAPARAN adalah:
kontak bahan asing
(eksogenus/xenobiotic) terhadap
tubuh atau organ sasaran mahluk
hidup, yang memiliki intensitas dan
besaran yang dapat terukur
(konsentrasi
 BAHAYA – SIFAT TERKANDUNG DARI BAHAN
 RISIKO – PROBABILITAS TERJADINYA (EFEK)
BAHAYA

RISIKO = BAHAYA X PAPARAN


(Risiko tergantung Paparan atau Kontak/Exposure)mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Contoh Kasus/Peristiwa Terkait Bahaya Bahan Kimia
Di Luar Negeri

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Contoh Kasus/Peristiwa Terkait Bahaya Bahan Kimia
Di Indonesia

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Chemical Mis-use dan Abuse

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Pengendalian Risiko Bahan Kimia Berbahaya

• Sebelum bekerja dengan bahan kimia, kenali terlebih dahulu identitas bahan
kimia yang digunakan, serta bahayanya !!!
• Suatu bahan kimia yang sifat bahayanya tidak diketahui harus dipandang
sebagai sangat berbahaya kecuali jika ada alasan khusus untuk berpikir lain…

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Informasi Sifat Bahaya Bahan Kimia
1. International Program on Chemical Safety (IPCS) INCHEM – http://www.inchem.org
• International Chemical Safety Cards (ICSC)
• Environmental Health Criteria (EHC)
• Health and Safety Guides (HSG)
2. Toxicology Network (TOXNET) – http://
www.nlm.nih.gov/pubs/factsheets/toxnetfs.html
3. Agency on Toxic Substance Disease and Registry (ATSDR) – http://www.atsdr.gov
4. CHEMFINDER – http://chemfinder.cambridgesoft.com
5. MSDS (Material Safety Data Sheets):
• MERCK - http://www.merck.com
• MALLINCRODT BAKER - http://
www.mallbaker.com/Americas/catalog/default.asp?searchfor=msds
• SIGMA-ALDRICH - http://www.sigma-aldrich.com
• MSDS ONLINE - www.msds.com
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Klasifikasi Bahan Kimia
Laboratorium

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Sifat dan Penggolongan Bahan Kimia

Bahan laboratorium dibagi menjadi dua kategori yaitu:


1. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya
memerlukan perlakuandan persyaratan khusus.
2. Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak
memerlukan perlakuan dan persyaratan khusus
(Permenpan RB No. 03, 2010)

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Tujuan Klasifikasi
• Memudahkan pengelolaan; meliputi penanganan dan penyimpanan
serta pengawasannya
• Memenuhi hak konsumen untuk mengetahui informasi (right to know
chemicals)
• Langkah preventif awal paling esensial dalam rangka pengurangan
risiko

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Isu Pokok Klasifikasi
• Masing-masing negara/badan dunia memiliki sistem
klassifikasi dan penandaan Bahan Kimia yang berbeda
• Timbul masalah dalam perdagangan BK antar negara dan
pelaksanaan pengawasannya
• Belum seluruh BK berbahaya dilengkapi dengan lembar data
keselamatan (Safety Data Sheets = SDS)
SISTEM KLASIFIKASI BAHAYA 1. Berdasarkan Badan Dunia/Lembaga
BAHAN KIMIA YANG ADA Internasional
SELAMA INI 2. Berdasarkan Peraturan Nasiona

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Klasifikasi Bahan Kimia di Dunia
• IPCS (International Programme on Chemical Safety)
• ILO (International Labour Organisation)
• EU (European Union)
• NFPA (National Fire Protection Association)
• DOT (U.S. Department of Transportation)
• IMDG-IMO Code (International Maritime Dangerous Goods-
International Maritime Organization Code)
• PBB/UNITAR-GHS
• Globally Harmonized System (GHS)
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Klasifikasi Bahan
Kimia Internasional

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
6 PROGRAM AREA BAB 19 AGENDA 21 KONFERENSI RIO THN
1992 Tentang ‘ENVIRONMENTALLY SOUND MANAGEMENT OF
TOXIC CHEMICALS’

• Perluasan dan percepatan penilaian risiko bahan kimia secara


internasional
• Harmonisasi klasifikasi dan penandaan bahan kimia
• Pertukaran info bahan kimia beracun dan risikonya
• Penetapan program-program pengurangan risiko
• Penguatan kapasitas dan kemampuan nasional dlm pengelolaan
bahan kimia
• Pencegahan lalu-lintas ilegal produk-produk berbahaya secara
internasiona
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Manfaat Implementasi GHS
TUJUAN UTAMA:
1. Melindungi Manusia dan Lingkungan
• Langkah preventif minimalisasi risiko bahan kimia
• Memudahkan pengelolaan (penyimpanan, penanganan dan pengawasan
bahan kimia)
• Memenuhi hak pengguna (konsumen) yakni Informasi Bahan Kimia
2. Mempermudah arus perdagangan Bahan Kimia secara internasional
(REACH-EU, ChAMP-USA, JAMA-JEPANG, dll).
3. Efisiensi biaya (cost effective) bagi industri dan peneliti/assesor

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Lingkup Sistem Harmonisasi Global

1. KRITERIA KLASIFIKASI
a. Bahaya fisika-kimia
b. Bahaya kesehatan dan lingkungan
2. KOMUNIKASI BAHAYA
a. Label/penandaan
b. Safety Data Sheet (SDS)/LDK

Berlaku untuk siklus hidup Bahan Kimia Tunggal


maupun Campuran (Heterogen)
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Kriteria
Klasifikasi
Bahan Kimia
Berdasarkan
GHS

mmasykuri@staff.uns.ac.id
GHS Label/Pictogram

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Kategori Bahaya TOKSISITAS AKUT

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Simbol Bahaya TOKSISITAS AKUT ORAL

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Sifat dan Penggolongan Bahan Kimia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan laboratorium klinik berdasarkan sifatnya bahan kimia
terbagi menjadi:
1. Bahan Mudah Terbakar
2. Bahan mudah meledak (Eksplosif)
3. Bahan Korosif
4. Bahan Beracun
5. Bahan Oksidator
6. Bahan reaktif

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Terbakar
• Merupakan bahan kimia yang mudah berekasi dengan oksigen dan
dapat menimbulkan kebarakan. Reaksi kebakran yang amat cepat
dapat menimbulkan ledakan.
• Bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar dapat berwujud gas,
padat, cair yang mudah menguap ataupun bahan padat yang
berbentuk debu jika terpapar atau terdispersi dengan udara makan
akan meledak.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Terbakar
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan laboratorium klinik, jenis bahan kimia mudah terbakar
dapat digolongkan menjadi tiga sub golongan, yaitu:
1. Zat padat mudah terbakar
2. Zat cair mudah terbakar
3. Gas mudah terbakar

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Terbakar
1. Zat padat mudah terbakar
• Zat padat yang mudah terbkar adalah bahan padat yang tidak mudah
meledak, dapat menimbulkan kebakaran karena gesekan, absorpsi
uap, perubahan kimia yang spontan dan penyimpanan panas selama
proses.
• Pada umumnya zat padat lebih sukar terbakar dibandingkan dengan
zat cair, tetapi zat padat berupa serbuk halus mudah terbakar
daripada zat cait atau gas.
• Contoh yang termasuk golongan ini adalah belerang, fosfor, hibrida
logam, logam alkali dll (PMK. No. 43 Tahun 2013).

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Terbakar
2. Zat cair mudah terbakar
• Zat cair yang mudah terbakar adalah bahan cair yang mudah menguap
serta uapnya mudah terbakar pada suhu dibawah 25,5oC. Golongan ini
paling banyak dijumpai dan di laboratorium serta dikenal sebagai pelarut
organik.
• Contoh : eter, alkohol, aseton, benzena heksan dll. Pelarut tersebut pada
suhu kamar dapat menghasilkan uap yang jika bereaksi dengan udara pada
perbandingan tertentu dapat terbakar oelh adanya api atau loncatan listrik
(PMK. No. 43 Tahun 2013).
• Sifat fisika dan kimia dari zat cair mudah terbakar menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 199 yaitu sebagai berikut cairan
mudah terbakar yaitu memiliki titik nyala >21oC dan <55oC pada tekanan 1
atmosfir
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Terbakar
3. Gas mudah terbakar
• Golongan gas mudah terbakar adalah gas yang amat mudah terbakar
dan sering menimbulkan ledakan.
• Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 gas
mudah terbakar memiliki titik didih <20oC pada tekanan 1 atmosfir.
Contoh : gas alam untuk bahan bakar, hidrogen, asetilen, etilen oksida
dan sebagainya

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Mudah Meledak (Eksplosif)
• Bahan kimia yang memiliki sifat mudah meledak merupakan zat padat
atau cair ataupun campuran yang bereaksi mengahsilkann gas melalui
rekasi kimia.
• Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 dari
hasil reaksi tersebut menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan
yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga dapat meimbulkan
kerusakan di sekelilingnya. Contoh bahan kimia yang mudah meledak
yaitu : metanol, eter, aseton, heksana benzen

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Korosif
• Merupakan bahan kimia dapat mengakibtkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Bahan Kimia yang
memiliki sifat korosif.
• Contoh bahan kimia yang ebersifat korosif antara lain : anhidrida
asam, alkali, asam sulfat, fenol dl

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Beracun
• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tentang
Penyelenggaraan laboratorium klinik bahan kimia beracun (toksik)
adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena terelan, terhirup atau terkena kulit.
Bahan beracun
• Contohnya : karbondioksida, benzena, kloroform, sianida dll

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Oksidator
• Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tentang Penyelenggaraan
laboratorium klinik, bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang
mungkin tidak mudah terbakar namun dapat menghasilkan oksigen yang
dapat menyebabkan kebakaran bahan lainnya.
• Peraturan Menteri tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 tentang
pengendalian bahan kimia di tempat kerja menyebutkan bahwa bahan
kimia yang bersifat oksidator yaitu apabila reaksi kimia tau penguraiannya
mengahsilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebaran.
• Contoh bahan kimia yang bersifat oksidator adalah : natrium, nitrit/nitrat,
kalium, klorat, kaporit, asam sedawa, alkena,alkilbenzena.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Reaktif
• Merupakan bahan atau zat-zat yang bereaksi secara liar jika
dicampurkan dengan zat lai, seperti logam alkali yang rektif terhadap
air atau campurnan asam kuat dan basa yang tidak cocok.
• Menurut Peraturan Menteri No. 187 tahun 1999 bahan kimia yang
ditetapkan termasuk kedalam kriteria reaktif yaitu apabila bereaksi
dengan air dapat mengeluarkan panas dan gas mudah terbakar atau
bereaksi dengan asam dapat mengeluarkan panas dan gas yang
mudah terbakar atau beracun atau korosif.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Penyimpanan Bahan Kimia

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Bahan Kimia yang INKOMPATIBEL

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Prinsip Penyimpanan Bahan Laboratorium

Terkait dengan faktor manajemen mengenai penyimpanan bahan kimia terdapat prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan dalam melakukan penyimpanan bahan kimia agar aman. Menurut
University Nottingham, (2012) prinsip-prinsip penyimpanan bahan kimia aman yaitu harus
memenuhi delapan aspek, yaitu :
1. Labelling (pelabelan bahan kimia)
2. Compatibillity (kompabilitas bahan kimia)
3. minimize quantities (Pengadaan kuantitas bahan kimia yang sedikit)
4. maintain good houskeeping (perawatan kebersihan laboratorium yang baik)
5. maintain good stock control (perawatan terhadap pengendalian stok bahan kimia)
6. do not store chemical under sink (peletakaan bahan kimia)
7. store large breakable cointaners, perticulary liqubabid bellow shoulder height (wadah bahan
kimia dan ketinggian rak penyimpanan bahan kimia)
8. sensible shelf storage (penyimpanan yang dapat dijangkau oleh penglihatan)

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Prinsip Penyimpanan Bahan Laboratorium

Setiap bahan kimia memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda. Maka, hal-hal
harus menjadi diperhatian dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia
meliputi:
• aspek pemisahan (segregation)
• tingkat resiko bahaya (multiple hazards)
• pelabelan (labeling)
• fasilitas penyimpanan (storage facilities)
• wadah sekunder (secondary containment)
• bahan kadaluarsa (outdate chemicals)
• inventarisasi (inventory)
• informasi resiko bahaya (hazard information).
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Prinsip Penyimpanan Bahan Laboratorium

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bahan di


laboratorium:
a. Aman: bahan disimpan supaya aman dari pencuri.
b. Mudah dicari: Untuk memudahkan mencari letak bahan, perlu
diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap
tempat penyimpanan bahan (lemari, rak atau laci).
c. Mudah diambil: Penyimpanan bahan diperlukan ruang
penyimpanan dan perlengkapan, (Lindawati, 2010)

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
• Adanya suatu bahaya yang menimbulkan efek dari bahan kimia berbaaya
tidak terlepas dari adanya interaksi bahan kimia.
• Menurut Danish Veterinary and Food Administration, (2003) bahan kimia
dapat berinteraksi satu sama lain dan memodifikasi besar dari efek maupun
sifatnya.
• Kombinasi dari interaksi bahan kimia dapat menghasilkan lebih lemah efeknya
ataupun lebih kuat dari efek dari masing-masing bahan kimia tersebut.
• Adapun macam-macam interakasi bahan kimia adalah sebagai berikut:
1. Antagonis
2. Sinergis
3. Potensi
4. Complex Similar action (Additive)
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
1. Antagonis
• Efek antagonis terjadi ketika efek dari dua bahan kimia kurang dari
jumlah setiap efek yang diberikan dari masing-masing bahan kimia.
• Efek ini terjadi ketika terdapat bahan kimia yang memiliki efek toksik
yang rendah kemudian ditemukan dengan bahan kimia yang memiliki
efek toksik yang rendah maka menghasilkan efek toksik yang jauh
lebih rendah dari masing-masing efek toksik yang diberikan sebelum
kedua bahan atau lebih berinteraksi.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
2. Sinergis
• Efek sinergis terjadi ketika efek gabungan dari dua bahan kimia lebih
besar dari jumlah efek dari setiap bahan kimia yang diberikan masing-
masing.
• Efek ini terjadi ketika bahan kimia yang masing-masing memiliki
toksisitas rendah berinteraksi, kemudian menghasilkan efek
toksisitasnya tinggi dari toksisitas masing-masing bahan kimia
sebelum berinteraksi.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
3. Potensi
• Efek potensi terjadi ketika terdapat bahan kimia yang memiliki efek
risiko yang rendah bersama-sama bertemu dengan bahan kimia lain
yang tidak memiliki efek toksik dan memberikan efek yang sangat
berisiko.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
4. Complex Similar action (Additive)
• Efek additive dapat terjadi ketika adanya interaksi dari bahan kimia
yang menghasilkan akumulasi dari masing-masing efek bahan kimia
tersebut.
• Interaksi bahan kimia ini dapat terjadi pada bahan kimia yang
memiliki target organ yang sama.

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Interaksi Bahan Kimia
5. Complex dissimilar actions
• Efek Complex dissimilar actions dapat terjadi ketika adanya interaksi
dari masing – masing bahan kimia yang memiliki toksisitas rendah 29
menghasilkan toksisitas yang lebih rendah dari sebelum adanya
interaksi dari bahan kimia tersebut

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Aspek Pemisahan (Segregation)

• Pengurutan secara alfabetis akan tepat jika dikelompokkan


menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama tingkat
kebahayaannya untuk pengadministrasian.
• Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain,
harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang
terisolasi: Hal ini untuk mencegah pencampuran dengan sumber
bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Pelabelan (Labelling)

• Menurut Peraturan Perindustrian No.23/MIND/PER/4/2013


menjelaskan bahwa setiap bahan kimia tunggal maupun bahan kimia
campuran wajib diberikan label.
• Fungsi label pada bahan kimia yaitu untuk memberikan informasi dan
mengingatkan pengguna yang terdiri dari penanda produk, piktogram
bahaya, kata sinyal, pernyataan bahaya, identifikasi produsen serta
mengenai tindakan pencegahan dan langkah-langkah secara singkat
untuk meminimalisir atau mencegah efek dari bahaya fisik, kesehatan
maupun lingkungan.
• Selain itu dalam kaitannya dengan penyimpanan, label memberikan
informasi penting untuk siapa saja yang menangani, menggunakan,
menyimpan, dan mengangkut bahan kimia berbahaya (OSHA, 2013).
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Pelabelan (Labelling)

Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi label yang


mencantumkan informasi antara lain:
• Nama kimia dan rumusnya
• Konsentrasi
• Tanggal penerimaan
• Tanggal pembuatan
• Nama orang yang membuat reagen
• Tingkat bahaya
• Klasifikasi lokasi penyimpanan
• Nama dan alamat pabrik
mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)

• Tempat Penyimpanan bahan kimia harus bersih, kering, jauh dari


sumber panas atau sinar matahari langsung dan dilengkapi
dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke luar
• Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses
penyimpanan adalah lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat
tertenturuangan

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
1. Bahan Beracun
Syarat penyimpanan:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Jauh dari bahaya kebakaran
• Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
• Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat
jika tidak sedang dipergunakan
• Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung
tangan

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
2. Bahan Korosif
Syarat penyimpanan:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Wadah tertutup dan beretiket
• Dipisahkan dari zat-zat beracun

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
3. Bahan Mudah Terbakar
Dibagi menjadi 3 golongan:
• Cairan yang terbakar di bawah temperatur - 4°C, misalnya karbon
disulfida (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton
(CH3COCH3).
• Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4°C-22°C,
misalnya etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH)
• Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21°C-93,5°C,
misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak
bake

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
3. Bahan Mudah Terbakar (Lanjutan)
Syarat Penyimpanan:
• Temperatur dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik
dan bara rokok
• Tersedia alat pemadam kebakaran

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
4. Bahan Mudah Meledak
Syarat penyimpanan:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari panas dan api
• Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
4. Bahan Mudah Meledak
Syarat penyimpanan:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari panas dan api
• Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
5. Bahan Oksidator
Syarat penyimpanan:
• Temperatur ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik
dan bara rokok
• Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
6. Bahan Reaktif Terhadap Air
Syarat penyimpanan:
• Berventilasi
• Jauh dari sumber nyala api atau panas
• Bangunan kedap air
• Disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
7. Bahan Reaktif Terhadap Asam
Syarat penyimpanan:
• Ruangan dingin dan berventilasi
• Jauhkan dari sumber api, panas, dan asam
• Ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan
terbentukkantong-kantong hydrogen
• Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan,
pakaian kerja

mmasykuri@staff.uns.ac.id
Fasilitas Penyimpanan (Storage Facilities)
8. Gas Bertekanan
Syarat penyimpanan:
• Disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat
• Ruangan dingin dan tidak terkenalangsung sinar matahari
• Jauh dari api dan panas
• Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katu

mmasykuri@staff.uns.ac.id
mmasykuri@staff.uns.ac.id

Anda mungkin juga menyukai