Anda di halaman 1dari 14

ISLAM DAN PERBANKAN SYARIAH

Oleh
Mario Aldo T.A, S.T., M.M
I. Islam sebagai Agama yang lengkap dan Universal
Sebagian Kalangan (para pemikir barat) menilai Islam sebagai Faktor
Penghambat Pembangunan (an obstacle to economic growth)
Kesimpulan yang salah, karena Islam merupakan suatu sistem yang
komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk
pembangunan ekonomi, industri perbankan sebagai salah satu motor
penggerak roda perekonomian di dunia.

II. Islam sebagai Suatu Sistem Hidup (Way of Life)


• Manusia adalah Khalifah di Muka Bumi, Bumi dan segala isinya adalah
amanah Allah SWT.
• Allah Memberikan Petunjuk melalui Rasul Nya
• Aqidah dan Akhlaq yang bersifat konstan, Syariah yang bersifat dinamis
(mengalami perubahan)
Islam Is a Comprehensif Way Of Live
ISLAM

AQIDAH SYARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH
III. Sifat Syariah

Senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan taraf peradaban umat,


yang berbeda sesuai masa Rasul masing-masing.
Dasarnya :

“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang” (Q.S. Al Maidah : 48)

Sabda Rasul :
“Para Rasul tak ubahnya bagaikan saudara sebapak, Ibunya
(syariahnya) berbeda-beda sedangkan diennya (tauhidnya) satu”
IV. Islam bersifat Komprehensif

Komprehensif berarti Syariah Islam merangkum seluruh aspek


kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah).

Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan


hubungan manusia dengan Kholiknya. Juga sebagai sarana pengingat
tugas manusia sebagai Khalifah di muka bumi.

Muamalah diturunkan untuk menjadi Rules of the game


V. Islam Bersifat Universal

Mengandung arti bahwa Syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap


waktu dan tempat sampai hari akhir. Tampak jelas terutama dalam
bidang muamalah.

Selain
mempunyai cakupan luas dan fleksibel, muamalah tidak
membeda-bedakan muslim dan non muslim.

Islam sebagai Agama Rahmatan lil’alamin


VI. Pandangan Islam terhadap Harta dan Ekonomi

Tugas Kekhalifahan : mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup


dan kehidupan, serta tugas pengabdian atau ibadah.

Dalam menunaikan tugas tersebut, Allah menganugerahkan :


 Manhaj al hayat (sistem kehidupan), bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah
Rasul (Wajib, sunah, mubah, makruh dan haram)
 Wasilah al hayat (sarana kehidupan)

Dasarnya :
“Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
kepentinganmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin......... (Q.S Luqman : 20)
VII. Pandangan Islam terhadap harta dan Kegiatan
Ekonomi :

1. Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang adan di langit dan


di bumi termasuk harta benda adalah Allah.

2. Status harta yang dimiliki manusia adalah :


- Harta sebagai amanah (titipan ; as a trust) dari Allah
- Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia
bisa menikmatinya degan baik dan tidak berlebih-lebihan.
- Pemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha (a’mal) atau
mata pencaharian (ma’isyah) yang halal.
 Dilarang mencari harta, berusaha, atau bekerja yang dapat
melupakan kematian, melupakan dzikrullah dan memusatkan
kekayaan hanya pada sekelompok orang kaya saja.

 Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti melalui


kegiatan riba, perjudian, berjual beli barang haram, mencuri,
merampok, curang dalam takaran dan timbangan, cara-cara
yang batil dan suap menyuap.
VIII. Nilai-nilai Sistem Perekonomian Islam

1. Perekonomian masyarakat luas, bukan hanya masyarakat muslim,


akan menjadi baik bila menggunakan kerangka kerja atau acuan
norma-norma Islami.

2. Keadilan dan persaudaraan yang menyeluruh.


Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, setiap
individu diikat oleh persaudaraan dan kasih sayang bagai satu
keluarga.
Keadilan dalam Islam
 Keadilan sosial
Islam menganggap umat manusia sebagai satu keluarga dan mempunyai derajat
yang sama di hadapan Allah. Hukum Allah tidak membedakannya.

 Keadilan Ekonomi
Dengan keadilan ekonomi setiap individu akan memperoleh haknya sesuai dengan
kontribusi masing-masing kepada masyarakat. Tidak mengambil hak orang lain.

 Keadilan Distribusi Pendapatan


Kesenjangan pendapatan dan kekayaan alam yang ada dalam masyarakat harus
diatasi, dengan cara :
- Menghapuskan monopoli, kecuali oleh pemerintah untuk bidang-bidang
tertentu
- Menjamin hak dan kesempatan semua pihak utuk aktif dalam proses ekonomi, baik
produksi, distribusi, sirkulasi, maupun konsumsi.

- Menjamin basic needs fulfillment (pemenuhan kebutuhan dasar hidup) setiap


anggota masyarakat.

- Melaksanakan amanah “at takaful al ijtimai” atau social economic security


insurance dimana yang mampu menanggung dan membantu yang tidak mampu.

 Kebebasan Individu dalam konteks kesejahteraan sosial.


Dengan Prinsip :
- Kepentingan masyarakat yang lebih luas harus didahulukan dari kepentingan
individu.
- Melepas kesulitan harus diprioritaskan dibanding memberi manfaat.
- Kerugian yang lebih besar tidak dapat diterima untuk menghilangkan yang lebih
kecil.
 Kebebasan Individu dalam konteks kesejahteraan sosial.
Dengan Prinsip :
 Kepentingan masyarakat yang lebih luas harus didahulukan dari
kepentingan individu.
 Melepas kesulitan harus diprioritaskan dibanding memberi
manfaat.
 Kerugian yang lebih besar tidak dapat diterima untuk
menghilangkan yang lebih kecil. Manfaat yang lebih besar tidak
dapat dikorbankan untuk menfaat yang lebih kecil. Bahaya yang
lebih kecil harus dapat diterima untuk menghindarkan bahaya
yang lebih besar. Manfaat yang lebih kecil dapat dikorbankan
untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai