Anda di halaman 1dari 27

Tentang :

Oleh :

Sigi, 19 Januari 2018


Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian
mempunyai Program “Promoter” yaitu
Profesional, Modern dan Terpercaya.
Penjabaran “Promoter” tersebut yaitu :
• Profesional: Meningkatkan kompetensi SDM Polri yang semakin
berkualitas melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan,
serta melakukan pola-pola pemolisian berdasarkan prosedur baku
yang sudah dipahami, dilaksanakan, dan dapat diukur
keberhasilannya.
• Modern: Melakukan modernisasi dalam layanan publik yang
didukung teknologi sehingga semakin mudah dan cepat diakses oleh
masyarakat, termasuk pemenuhan kebutuhan Almatsus dan
Alpakam yang makin modern.
• Terpercaya: Melakukan reformasi internal menuju Polri yang bersih
dan bebas dari KKN, guna terwujudnya penegakan hukum yang
obyektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
11 Program Prioritas Kapolri, menuju Polri yang
Profesional, Modern, dan Terpercaya
(Promoter) diantaranya:
1. Pemantapan reformasi internal Polri.
2. Peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan
berbasis TI.
3. Penanganan kelompok radikal prokekerasan dan intoleransi yang lebih
optimal.
4. Peningkatan profesionalisme Polri menuju keunggulan.
5. Peningkatan kesejahteraan anggota Polri.
6. Tata kelembagaan, pemenuhan proporsionalitas anggaran dan kebutuhan Min
Sarpras.
7. Bangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Kamtibmas.
8. Penguatan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat).
9. Penegakan hukum yang lebih profesional dan berkeadilan.
10. Penguatan pengawasan.
11. Quick Wins Polri.
ORGANISASI KEPOLISIAN TINGKAT POLRES
Polres membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Sektor. Untuk kota - kota besar, Polres
dinamai Kepolisian Resor Kota Besar. Polres memiliki satuan tugas kepolisian yang lengkap, layaknya
Polda, dan dipimpin oleh seorang Komisaris Besar Polisi (Kombes) (untuk Polrestabes) atau Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) (untuk Polres)
ORGANISASI KEPOLISIAN
RESOR SIGI

NO KESATUAN WILAYAHHUKUM KET


*** Total kuat personil Polres Sigi adalah 15 KECAMATAN,5 POLSEK,
sebanyak 610 Personil. 1 POLRES SIGI KAB. SIGI
3 SUBSEKTOR

Dengan jumlah penduduk sigi sebanyak 2 POLSEKBIROMARU KEC. SIGIBIROMARU,TANAMBULAVA,GUMBASA 1SUBSEKTORGUMBASA

232.174, maka Rasio Polisi dibandingkan 3 POLSEKDOLO KEC. DOLO,DOLOBARAT, DOLOSELATAN


SUBSEKTORDOLO
SELATAN
Jumlah penduduk adalah 1 : 381 Jiwa.
4 POLSEKMARAWOLA KEC. MARAWOLA,MARAWOLABARAT, KINOVARO
Dengan total wilayah seluas 5.196,02 KM²
maka setiap 1 orang Polisi harus 5 POLSEKPALOLO KEC. PALOLO,NOKILALAKI

mengcover seluas 8,51 KM².


6 POLSEKKULAWI KLEC. KULAWI, KULAWISELATAN,LINDU,PIPIKORO SUBSEKTORPIPIKORO
Istilah-istilah berkaitan Pokok Bahasan:

1. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan


dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
2. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
3. Kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau
derajat sesuatu.
4. Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang
menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi
dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan,
kejujuran.
BUDAYA KERJA Kepemimpinan
yang Berkualitas &
(CORPORATE CULTURE)
Berintegritas
TUJUH KARAKTERISTIK
BUDAYA KERJA
NILAI-NILAI BUDAYA KERJA
NILAI-NILAI BUDAYA KERJA
NILAI-NILAI BUDAYA KERJA
HUBUNGAN VARIABEL BUDAYA KORPORAT
PRODUKTIVITAS
PELAYANAN:
1. Etos Kerja
BUDAYA KORPORAT:
2. Keselarasan dengan
1. Integritas
nasabah
2. Profesionalisme
3. Kemampuan menangani
3. Keteladanan
masalah nasabah
4. Penghargaan pada
4. Kepuasan nasabah
(sumberdaya)
5. Karyawan yang bermutu dan
manusia
mampu diberdayakan
6. Peningkatan mutu, jasa, dan
proses

KARAKTERISTIK KEBERADAAN BUDAYA:


1. Aspek Manajerial: Filosofi, Sistem Nilai, Tindakan, dan Visi
2. Aspek Organisasi: Strategi, Struktur, Sistem, dan Teknologi
3. Aspek Operasional: Bahasa, Seremoni, Tindakan, Kebiasaan,
dan Perasaan
TIGA BELAS
LANGKAH MEMBANGUN BUDAYA KERJA
LANGKAH PERTAMA
• Menjelaskan konsep budaya kerja
• Menanamkan kepercayaan, kegotong royongan
• Mendorong keterbukaan dan kejujuran
• Membangun sikap integritas
LANGKAH KEDUA
• Menerangkan tujuan, falsafah, dan norma-norma
organisasi
• Memberikan motivasi untuk mencapai tujuan
• Gaya yang wajar dan tidak dibuat-buat (tanpa rekayasa)
• Menunjukkan kejadian yang tidak konsisten
• Melakukan pengawasan terhadap hubungan antara
strategi dan falsafah
• Memberikan bekal alat dan teknis peningkatan kualitas
(kerja)
LANGKAH KETIGA
• Keterlibatan pemimpin dalam mencegah hal-hal yang
negatif
• Mendorong kerjasama, koordinasi, keterbukaan,
musyawarah dan mufakat
• Gaya kepemimpinan “Ing ngarso sung tulodo, Ing
madyo mangun karso, tut wuri handayani”, untuk
memudahkan pelaksanaan program
LANGKAH KEEMPAT
• Menata hubungan kerja antara pegawai/karyawan
• Mendorong kerjasama dan koordinasi untuk
mencapai hasil yang efektif
LANGKAH KELIMA
• Meningkatkan ketrampilan untuk interaksi dan
pemecahan masalah
• Mendorong kerjasama dalam kelompok (silih asih,
asah, asuh, dan selaras, serasi, seimbang)
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif
LANGKAH KEENAM
• Melakukan evaluasi terhadap dampak positif dan
negatif
• Melakukan penyempurnaan terus menerus agar lebih
efektif dan efesien, kerjasama dan koordinasi serta
nilai-nilai
LANGKAH KETUJUH
• Mengajak peran serta sesuai kode etik pegawai
(Dewan Kehormatan, misal: KORPRI)
• Gaya otokratis dirubah menjadi demokratis dengan
meningkatkan saling kepercayaan
• Hubungan kerja berdasarkan nila-nilai luhur
Pancasila
LANGKAH KEDELAPAN
• Budaya kerja dimantapkan
• Resiko kerugian dikurangi seminimal mungkin
LANGKAH KESEMBILAN
• Lakukan prestasi-prestasi unggulan
• Memperhatikan rencana jangka panjang untuk
menegakkan norma-norma dan sikap kooperatif
• Penggajian atau insentif menjadi lebih baik
• Memberikan penghargaan atas dasar prestasi
LANGKAH KESEPULUH
• Mengembangkan jalur-jalur vertikal/ horizontal
• Memberikan kepemimpinan dengan contoh-contoh
(keteladanan)
• Membangun kader dengan kerjasama yang
terkoordinatif
LANGKAH KESEBELAS
• Melakukan pendekatan kepada semua orang untuk
perubahan
• Melakukan kerja yang lebih teliti
• Mendorong partisipasi semua orang
LANGKAH KEDUABELAS
• Mendorong pegawai/karyawan untuk akrab dengan
masyarakat atau pelanggan
• Ciptakan kondisi agar dapat menimbulkan ide-ide
baru untuk memperbaiki produk
• Kembangkan teknis-teknis untuk mendorong
munculnya ide-ide baru tersebut
LANGKAH KETIGABELAS
• Memelihara sikap kebersamaan dan kegotong
royongan
• Manfaatkan produktivitas dan integritas
• Menciptakan kesempatan (harus terus ditumbuhkan)
TERIMA KASIH
DAN SUKSES SELALU

Anda mungkin juga menyukai