Anda di halaman 1dari 18

PENDAFTARAN TANAH

SISTEMATIS LENGKAP
SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH UNTUK
PENCEGAHAN TIMBULNYA KASUS
PERTANAHAN
Pemateri:
Andhi Mahligai, S.IP.,M.Hum
Kepala Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
Terdapat 4 Permasalahan Utama
Terkait Agraria dan Tata Ruang di Indonesia

???

Ketidakpastian Sengketa dan Konflik Tata


Hukum atas Ketimpangan Ruang yang
Konflik
penguasaan, Penguasaan menghambat
pemilikan, penggunan pertanahan
Tanah pembangunan
dan pemanfaatan berkepanjangan
tanah (tanpa akhir)

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
Kasus Di Bidang Pertanahan semakin meningkat dilatar belakangi :

TANAH TIDAK DAPAT DIPERBAHARUI

DIBUTUHKAN OLEH SEMUA PIHAK

NILAI EKONOMI YANG TINGGI, SERTA MULTI DIMENSI

INGIN MENGUASAI DENGAN CARA ILLEGAL OLEH MAFIA


TANAH

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASALAH AGRARIA

Ketimpangan pemilikan, penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan


tanah
Tanah tidak diusahakan sebagaimana maksud pemberian haknya (indikasi
terlantar)
Pemanfaatan dan penggunaan tanah tidak sesuai Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)
Kurangnya koordinasi diantara Instansi (Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah)

Lemahnya penegakkan hukum

Diskriminasi hukum

Masalah Hak Ulayat

Mafia Tanah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
PENGERTIAN SENGKETA, KONFLIK DAN
PERKARA
Sengketa Tanah Konflik Tanah Perkara Tanah
• adalah perselisihan • adalah perselisihan • adalah perselisihan
pertanahan antara pertanahan antara pertanahan yang
orang orang penanganan dan
perseorangan, perseorangan, penyelesaiannya
badan hukum, atau kelompok, melalui lembaga
lembaga yang golongan, peradilan
tidak berdampak organisasi, badan
luas hukum, atau
lembaga yang
mempunyai
kecenderungan
atau sudah
berdampak luas

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
SUBYEK SENGKETA/KONFLIK PERTANAHAN
ANTAR
ANTAR

ORANG VERSUS
PERSEORANGAN & PERUSAHAAN
KELOMPOK BERBADAN HUKUM
MASYARAKAT
SWASTA

VERSUS
VERSUS

INSTANSI
PEMERINTAH
BMN/BUMN

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
HAMBATAN PENYELESAIAN
KONFLIK TANAH

Obyek konflik
Putusan
tercatat
Pengadilan
sebagai
yang saling
BMN/D atau
bertentangan
aset BUMN/D

Penafsiran
Obyek konflik
dan
masuk dalam
penerapan
kawasan
aturan yang
hutan
berbeda

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
UPAYA PENANGANAN
Musyawarah mufakat
(win-win solution)

Perdamaian/mediasi

Lembaga peradilan :
- Tata Usaha Negara (TUN)
- Perdata
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Sulawesi Tenggara
DAMPAK NEGATIF KASUS
PERTANAHAN

SECARA EKONOMIS SECARA SOSIAL SECARA EKOLOGI

 Keharusan  Kerenggangan Tanah Berada Dalam


mengeluarkan hubungan sosial Status Quo dengan
biaya yang  Turun/hilangnya konsekuensi terjadi :
semakin besar jika kepercayaan publik  Penelantaran tanah
semakin lama terhadap  Penurunan Kualitas
 Pengorbanan pemerintah Sumberdaya Tanah
waktu produktif  Tidak berjalannya  Bencana Alam spt
 Pencurahan koordinasi instansi tanah longsor
tenaga dan pikiran pemerintah
yang dapat  Ancaman terhadap
digunakan untuk keutuhan bangsa
kerja produk
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Sulawesi Tenggara
L
PTS
LATAR BELAKANG PTSL

Belum adanya jaminan Lambannya proses pendaftaran


kepastian hukum atas tanah tanah atau pembuatan
seringkali memicu terjadinya sertipikat tanah selama ini
sengketa dan perseteruan atas menjadi pokok perhatian
lahan di kalangan masyarakat pemerintah
di berbagai wilayah di
Indonesia

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut,pemerintah melalui


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional telah meluncurkan Program Prioritas Nasional berupa
Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
TUJUAN PENDAFTARAN TANAH

1. Memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum – diberikan


Sertipikat hak atas tanah
2. Menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk Pemerintah
3. Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan – setiap bidang
tanah dan satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan,
dan hapusnya hak atas bidang tanah dan hak milik atas satuan
rumah susun wajib didaftar
4. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah sengketa dan
konflik pertanahan

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
PENGERTIAN PTSL

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah


kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang
dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia
dalam satu wilayah desa/kelurahan, yang meliputi
pengumpulan data fisik dan/atau data yuridis mengenai
satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk
keperluan pendaftaran tanahnya.

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
TARGET DAN TUJUAN

TARGET
Semua obyek Pendaftaran Tanah dalam satu wilayah Desa/Kelurahan,
sehingga didapatkan informasi lengkap seluruh bidang tanah baik yang
telah terdaftar maupun yang belum didaftar

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
TARGET DAN TUJUAN
TUJUAN
1. Waktu pelaksanaan relative lebih cepat dibandingkan pelaksanaan
pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah secara sporadik
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar dan
belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang sedang dalam sengketa
batas maupun perkara yuridis di pengadilan dalam satu wilayah
desa/kelurahan (K2)
5. Perertujuan batas sebeleh menyebelah (asas contradictoir delimitatie)
relative lebih mudah diterapkan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Sulawesi Tenggara
PENGGOLONGAN KLUSTER

 K1 : Bidang tanah belum terdaftar yang data fisik dan data


yuridisnya memenuhi syarat-syarat untuk dilakukan penerbitan
Hak Atas Tanah (HAT).
 K2 : Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi
syarat diterbitkan SHAT namun terdapat perkara di Pengadilan
dan/atau sengketa
 K3 : bidang tanah belum terdaftar tetapi tidak dapat dilakukan
penerbitan SHAT karena tidak memenuhi syarat
 K4 : merupakan kluster untuk bidang tanah yang objek dan
subjeknya sudah terdaftar dan sudah bersertipikat hak atas tanah,
namun belum dipetakan atau berasal dari data geokkp KW4, KW5,
KW6 serta buku tanah yang belum dientrikan ke dalam system KKP

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
PERSYARATAN
• Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani
pemohon di atas materai cukup;
• Fotocopy identitas diri (KTP, KK) pemohon;
• Asli dan fotocopy surat-surat bukti perolehan tanah / alas hak
secara kronologis mulai dari pemilik awal tanah sampai pemilik
terakhir / pemohon;
• Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah;
• Berita Acara Kesaksian (dengan melampirkan fotocopy KTP 2
orang saksi);
• Surat Pernyataan Tanah-tanah yang Dipunyai Pemohon;
• SPPT-PBB tahun berjalan;
• Surat Setoran Bukti (SSB) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau
Bangunan (BPHTB).

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
ALUR PTSL

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara
TERIMA KASIH

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Sulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai