Anda di halaman 1dari 15

ABORTUS INKOMPLETE

Oleh
Dr. Syarifi
Dr. Devi sp,OG
Identitas pasien
 Ny ,M
 Usia :
 Alamat :
 Usia saat menikah
Riwayat ginekologi
 Menarche usia : 13 tahun, menstruasi teratur 28
hari sekali.
 KB: pasien menggunakan KB suntikan 3 bulan
selama 2 kali, kemudian dilanjutkan KB suntik 1
bulan.
Pemeriksaan fisik
Diagnosis
Tatalaksana
 Iufd asering 20 tpm makro
 Kuretase
Abortus
 Abortus inkomplit adalah hilangnya sebagian hasil
konsepsi dalam 20 minggu pertama.
 Abortus inkomplit biasanya disertai dengan
perdarahan vagina sedang sampai berat, yang
mungkin berhubungan dengan nyeri perut bagian
bawah dan/atau panggul.
Etiologi abortus

 Sekitar 50-70% etiologi abortus disebabkan oleh


anomali kromosom pada embrio. Adanya
abnormalitas kromosom bisa terjadi baik pada
kromosom ovum maupun sperma. Penyebab
kelainan kromosom paling banyak adalah trisomi
dan aneuploidi. Penyebab lainnya adalah
abnormalitas struktur, mosaikisme, dan defek gen.
6. E. E. Puscheck. Early Pregnancy Loss. 2018.
7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal Circulation and Placenta of Chromosomally
Abnormal First Trimester Miscarriages. 2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041
9.National Institute for Health and Care Excellence. Management of Miscarriage. .2016:1-12
Faktor resiko abortus
1. kelainan bentuk atau letak plasenta.
2. 2. inkompetensi serviks, uterus bersepta, uterus unikornis, bikornis, atau
uterus didelfis. Faktor risiko lain adalah sinekia uteri, sindrom Asherman,
endometriosis, fibroid di submukosa atau intramural, dan
sindrom ovarium polikistik.
 3. Usia tua : Peningkatan usia ibu berkaitan dengan risiko aneuploidi >30%
pada wanita usia 40 tahun.
 4. gangguan metabolik antara lain defisiensi korpus luteum, diabetes melitus,
hipertensi tidak terkontrol, gangguan ginjal, tiroid, obesitas, dan malnutrisi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, In Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan Edisi pertama, 2013, pp 84-95
4. A. Y. Weintraub and E. Sheiner, In Bleeding During Pregnancy: A Comprehensive Guide, 2011, 25-44. DOI 10.1007/978-1-4419-9810-1
6. E. E. Puscheck. Early Pregnancy Loss. 2018.
7. J. Calleja-Agius, E. Jauniaux, S. Muttukhrishna. Inflammatory Cytokines in Maternal Circulation and Placenta of Chromosomally Abnormal First Trimester
Miscarriages. 2012,1-6 www.http://dx.doi.org/10.1155/2012/175041
8. C. W. Ku, Z. W Tan, M. K. Lim, et al. Spontaneous Miscarriage In First Trimester Pregnancy Is Associated With Altered Urinary Metabolite Profile. 2017,8,
48-55. https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.bbacli.2017.07.003
11. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Early Pregnancy Loss. 2015, 150,1-10.
Continu....
 5. Infeksi selama kehamilan meliputi infeksi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus, Herpes, dan Others seperti sifilis),
Parvovirus B19, Mycoplasma hominis, Chlamydia trachomatis,
malaria, HIV, demam dengue, influenza, dan bakterial vaginosis.
 6. abnormalitas sistem imun misalnya lupus eritematosus sistemik
dan Antiphospholipid Syndrome (APS).
 7. Paparan lingkungan berupa radiasi, timbal, formaldehid, rokok,
alkohol, obat-obatan tertentu misalnya anestesi, NSAID, kafein,
kokain, dan antidepresan.
 8. Kadar homosistein yang tinggi serta kadar asam folat yang rendah
juga dilaporkan berhubungan dengan abortus spontan dan berulang.
[3,4,6-8,11,18
Jenis abortus
patofisiologi
Diagnosis
Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai