Anda di halaman 1dari 19

Pengertian

 Ginjal adalah sepang yang berbentuk kacang berukuran 4-5 inci dibelakang
rongga perut ( antara rongga perut dan otot punggung ), tepat diatas garis
punggung dikedua sisi tulang belakang.

 Penyakit ginjal kronic adalah penyakit yang fungsi ginjalnya mengalami


penurunan yang tidak dapat lagi pulih atau sembuh total ( irrevesibel) .

 Pasien CKD yang mengalami gagal ginjal kronik akan menjalani hemodialisa
jangka panjang (hemodialisa (HD) suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari
tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang disebut
dialises.
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH DENGAN CKD ON HD PADA TN.
Z DI RUANG DAHLIA 2023
Etiologi

Penyebab ginjal kronik (CKD) yaitu:


1. Penyakit infeksi tubulo interstitial
2. Penyakit vaskuler (hipertensi)
3. Gangguan jaringan ikat
4. Gangguan kongenital dan herediter
5. Penyakit metabolik
6. Nefropati toksik
7. Nefropati obstruktif
Patofisiologis
LFG (Laju Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2
dengan kockrof – gault sebagia berikut (Sudoyo 2010). LFG (ml/mnt/1,73 m²) = (140 –
umur) x berat badan 72 x kreatinin plasma (mg/dl Derajat 1 Kerusakan ginjal dengan
LFG normal atau ↑ ≥ 90
 Derajat 2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau ringan 60-89
 Derajat 3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau sedang 30-59
 Derajat 4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↑ atau berat 15-20
 Derajat 5 Gagal ginjal < 15 atau dialysis
Manifestasi klinis
1. Gastrointestinal
2. Kardivaskuler
3. Sistem pernafasan
4. Integumen
5. Neurologis
6. Muskulukuletal
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan pada darah
(BUN/creatinin, Ht, GDA,Natrium serum, kalium, magnesium
/fospat, kalsium, penuruna kadalprotein serum)
2. Pemeriksaan pada urine
3. Ultrasnografi ginjal
4. Sistouretrogram berkemih
5. Pieleogram intravena
6. Arteriogram atau angiogram ginjal
Komplikasi
1. Anemia
2. Perikarditis
3. Hipertensi
4. Hiperkalemia
5. Dislipidemia
6. Penyakit mineral dan gangguan tulang
Penatalaksanaan medis
1. Menstabilkan keseimbangan antara cairan dan elektrolit
2. Mendukung fungsi kardiovaskuler
3. Mencegah infeksi
4. Memperbaiki status gizi
5. Mengontrol perdarahan dan anemia
6. Lakukan dialysis
7. Laukakan transpalasi ginjal
Patay ckd
Glomerulonefritis, penyakit vaskuler, Hipertensi,penyakit kongenital dan heriditer, penyakit metabolik

Penyakit ginjal kronok (CKD)

Eritropoietin Kerusakan tubulu s

Glomerolus rusak

Sumsum tulang produksi sel darah terhambat Fungsi absorbsi, sekresi dan elektrolit terganggu PROTEIN/ALBUMIN DAPAT MELEATI MEMBRAN GLOMEROLUS

Anemia Toksik metabolik menumpuk Hipoalbuminemia

Kelemahan Uremia Neuromoskuler katabolisme

protein dalam sel

Kulit gatal neuromuskuler Ureum

iritasi saraf perasa nyeri


Gangguan integritas
kulit/jaringan
Asidosis metabolik

Pola nafas tidak efektif


nyeri kepala nyeri

otot Kompensasis risperatorik Nyeri akut


Anatomi ginjal

Ginjal terbagi 3 bagian, yaitu:


1. Bagian kulit ( korteks ) : Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas
melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.
2. Sumsum ginjal ( moddula ) : Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk
kerucut yang disebut piramid renal.
3. Rongga ginjal ( pelvis renalis ) : Pelvis renalis adalah ujung ureter yang berpangkal
di ginjal, berbentuk corong lebar
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Juni 2023 pukul : 13:30 wib pada pasien Tn “ Z” dengan masalah Chronic Kidney Disease ( CKD
) di ruang Dahlia IPD 7 Kamar 7016-2.
1. Idenditas
 Identitas pasien
Nama : Tn” Z “
Umur : 61 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SMP
Suku/Bangsa : Indonesia/Jambi
Alamat : Sukamaju
Pasien masuk rumah sakit pada tangaal 03 Juni 2023 dengan diagnose medis Chronic Kidney Disease ( CKD ) dengan MR: 00-17-55-45.
 Identitas penanggung jawab: Selama dirawat di RS yang bertanggung jawab atas;
Nama : Ny “ N”
Agama : Islam
Pendidikan : Ners
Pekerjaan : Perawat
Alamat : Kertapati
2. Keluhan utama
Tn” Z” mengatakan sesak nafas, muka sembab, tanggan bengkak, kedua kaki bengkak dan kulit pada kaki kering.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 03 Juni 2023 dengan keluhan sesak nafas, pasien mengatakan keluarga langsung membawanya
keruamh sakit.
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan 3 tahun yang lalu pasien menderita penyakit DM
5. Kesehatan keluarga

 Keterangan : Pasien
Laki – laki

Perempuan
6. Pemeriksaan fisik
Kondisi umum: lemah
TD : 200/100 mmHg
Nadi : 89 x/mnt
RR : 28 x/mnt
7. Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Thorax
c. Pemeriksaan EKG
d. Therapi
8. pola eliminasi
pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 x sehari pagi dan sore dengan konsisteni lembek dan
berbau khas , bewarna kuning. Selama dirawat pasien mengatakan untuk BAB tidak
lancar dan selama diraat belum BAB. Sebelum sakit BAK normal 6 -7 x / hari., dan selama
sakit BAK tidak normall, pasien tidak terpasang chatetre urine. Intake makan 3porsi, minum 600 cc,
infus : Nacl 09 % + 1 amp Nicardipin 100 cc, inj: furosemid 3x 1 amp = 6 cc. Output urine
500 cc
Cairan masuk: Cairan Keluar:
Infus :100 cc Urine : 500 cc/ 24 jam
Minum : 600 cc Total : 500 cc
Injeksi : 16 cc
Total ; 716 CC
Lanjutan

IWL : 10 cc x 62 kg = 620 cc
CK = 500 cc + 620 = 1120 cc
Belence = 716 – 1120 cc
BC = - 404 cc/ 24 jam
Jadi belence cairain TN “ Z “selama 24 jam -404 cc
B. Analisa data
Pada tgl 04 Juni 2023 Pkl : 13:30 wib didapatkan data focus
DS : Pasien mengatakan sesak nafas, nyeri perut, nyeri saat
beraktifitas/
DO : Nafas terlihat cepat, kedua kaki bengkak, tangan kanan
bengkak, muka sembab
TD : 200/110 mmH
Nadi : 90 x/mnt
RR : 26 x/mnt
Suhu : 36,4
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d Upaya nafas
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
D. Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan Upaya nafas ditandai dengan dyspnue
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil dyspnue menurun,
penggunaan otot bantu nafas menurun, dan frekuensi nafas membaik dari 26 x/mnt menjadi 18 x/mnt. Intervensi:
 Monitor pola nafa
 Posisikan semi fowler
 Berikan oksigen
 Kolaborasi pemeberian bronkodilator ekspektoran dan mukolitik
2. Nyeri akut b/d agen pencederaan fisiologis ditandai dengan mengeluh nyeri
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun
dari skala 5 menjadi 2, meringis menurun, kesulitan tidur menurun, tekanan darah sedang dari 2000/110 mmHg
menjadi 150/87 mmHg.
Intervensi :
 Identifikasi lokasi nyeri
 Karakteristik nyeri
 Durasi nyeri
 Frekuensi nyeri
 
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan ditandai dengan mengeluh lemah
Tujuan : setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3 x24 jam dengan kriteria hasil kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari meningkat, keluhan Lelah menurun, dan tekanan darah sedang 200/110 mmHg menjadi 150/90 mmHg .
Intervensi :
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelemahan
 Fasilitas duduk ditempat disisi tempat tidur
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelemahan
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
E. Implementasi
1. Pola nafas tidak efektif b/d Upaya nafas
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
Evaluasi
1. Pola nafas tidak efektif b/d Upaya nafas
S : Pasien mengatakan sesak tidak lagi
O : Pasien tampak nafas stabil
TD 150/90 mmHg, Nadi : 87, RR 20 x/mnt,

A : Masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : pasien tampak tenang
A : maslah nyeri teratasi Sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan
S : Pasien mengatakan aktivitas ringan bisa dilakukan secara mandiri
O : aktivitas seperti makan dan minum, memakai baju dilakukan mandiri
A : masalah aktivitas teratasi sabagian
P : lanjutkan intervensi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai