Anda di halaman 1dari 21

TEORI

CONTIGUOUS
CONDITIONING
EDWIN RAY GUTHRIE
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
2023B (Pertemuan 6 )
1. Cindy Amelia Putri (23010644029)
2. Ensya Fitria Maharani (23010644034)
3. Syifa Ainur Rafiqoh (23010664042)
BAHAN KAJIAN
01. Biodata Edwin Ray Guthrie

02. Konsep utama teori contiguous conditioning

03. Pandangan Guthrie mengenai:


1. Law of contiguity
2. One-trial learning
3. Pengaruh latihan terhadap performance
4. Proses lupa
5. Habit (kebiasaan)
6. Punishment
7. Movement produced stimuli
8. Intentions
9. Transfer of training
04. Evaluasi teori Guthrie
YUK, KENALAN DENGAN
BAPAK EDWIN RAY
GUTHRIE
Bapak Guthrie lahir pada 1886 dan meninggal pada
1959. Dia adalah profesor psikologi di University of
Washington dari 1914-1956. Karya dasarnya adalah
The Psychology of Learning, yang dipublikasikan
pada 1935 dan direvisi pada 1952. Bapak Guthrie
menekankan teori contiguous conditioning pada
aplikasi praktisi.
~ Konsep teori contiguous conditioning ~

adalah sebuah kedekatan kondisi yang terjadi berdasarkan hubungan antara


stimulus dengan respons yang relevan. Menurut teori ini, belajar merupakan
suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions)
yang kemudian menimbulkan reaksi (response).
~ LAW OF CONTIGUITY ~
Law of contiguity merupakan satu hukum belajar (hukum kontiguitas) yang dikemukakan oleh
Guthire pada tahun 1952 yang dinyatakan sebagai berikut: “Kondisi stimuli yang mengirimgi suatu
gerakan akan cenderung diikuti oleh gerakan itu jika kejadiannya berulang. Disini tidak dikatakan
tentang “gelombang konfirmasi” atau penguatan atau efek menyenangkan”. Menurut Guthire
(1952) kendati hukum kontiguitas mungkin benar namun kondisi perilakunya sangat bersifat
kemungkinan (probabilistik). Sebelum meninggal Guthire (1959) merevisi hukum kotiguisinya
menjadi, “Apa-apa yang dilihat akan menjadi sinyal untuk apa-apa yang dilakukan”.

Sebagai contoh, jika kamu sedang melakukan suatu hal dalam situasi tertentu, dan pada waktu lain
saat dalam situasi itu kamu cenderung melakukan hal yang sama. Mudahnya, ketika kamu sedang
memberi makan kucing / peliharaanmu dirumah dan pada waktu lain saat kamu sedang pergi
belanja di minimarket dan melihat seekor kucing jalanan kamu akan memberi dia makan juga.
~ ONE-TRIAL LEARNING ~

Secara umum, teori kedekatan atau hukum kedekatan dan


pembelajaran satu percobaan adalah gagasan yang diperkenalkan
pada tahun 1920-an oleh filsuf, matematikawan, dan psikolog
Amerika Edwin Guthrie bekerja sama dengan Stevenson Smith.
Hukum kedekatan menyatakan bahwa hubungan temporal yang
erat antara stimulus dan respons adalah satu-satunya kondisi yang
diperlukan agar hubungan antara keduanya dapat terjalin.
Apa itu Contiguity Theory and One Trial Learning ?
Guthrie berusaha menjelaskan pembelajaran melalui asosiasi rangsangan dengan tanggapan :

01. 02. 03. 04.


Belajar, ditinjau dari tingkah laku Perilaku yang lebih kompleks Peneliti lain (John Watson) Lupa terjadi bukan karena
merupakan fungsi dari lingkungan. tersusun atas serangkaian gerakan mempelajari keseluruhan berjalannya waktu, melainkan
Menurut Guthrie, belajar adalah (kebiasaan), di mana setiap gerakan tindakan hanya karena lebih karena adanya gangguan.
mengasosiasikan stimulus tertentu merupakan kombinasi stimulus- mudah, tetapi menurut Seiring berjalannya waktu,
dengan respon tertentu. Namun, respon yang kecil. Pada dasarnya Guthrie, gerakan adalah hal stimulus dapat dikaitkan
asosiasi ini hanya akan terjadi jika gerakan ini adalah sesuatu yang yang sebenarnya harus dengan respons baru.
rangsangan dan respons muncul dipelajari dalam setiap percobaan dipelajari.
dalam waktu yang cukup cepat satu pembelajaran, bukan perilaku.
demi satu (hukum kedekatan). Mempelajari sejumlah gerakan
Pengulangan atau penguatan dalam membentuk suatu tindakan
hal penghargaan/hukuman tidak (pembelajaran tambahan).
mempengaruhi kekuatan hubungan
ini.
Contiguity Theory and One Trial Learning
berfokus pada tiga prinsip berikut:
● Prinsip asosiasi mengatakan bahwa setiap stimulus yang menyertai suatu perilaku
atau mendahuluinya kurang dari setengah detik menjadi isyarat untuk perilaku
tertentu.
● Prinsip postremity berteori bahwa suatu stimulus bila diikuti oleh lebih dari dua
respon hanya akan diasosiasikan dengan respon yang paling dekat dengan stimulus
tersebut.
● Prinsip probabilitas respons menyatakan bahwa peluang terjadinya respons tertentu
pada waktu tertentu berkaitan dengan besar kecilnya stimulus untuk respons tersebut
yang ada pada waktu tertentu. Semakin banyak isyarat untuk suatu stimulus, semakin
tinggi peluang terjadinya respons yang diinginkan.
~ MENGAPA PRAKTIK LATIHAN DAPAT
MENINGKATKAN PERFORMA ? ~

Menurut Guthrie, pengaruh latihan terhadap peningkatan performa atau ketrampilan bukan berupa
berbagai respons kompleks yang akan mampu dimunculkan terhadap stimulus-stimulus yang ada,
melainkan kedekatan (contiguity) asosiasi antara stimulus dengan respons yang relevan.

Suatu keterampilan atau keahlian membutuhkan banyak gerakan spesifik yang harus dikaitkan dengan
berbagai situasi-situasi mulus yang berbeda. Kesimpulannya suatu keterampilan bukan kebiasaan
sederhana, melainkan sekumpulan besar tindakan yang terdiri dari banyak gerakan sehingga
menghasilkan sesuatu prestasi tertentu dalam berbagai macam situasi.
~ PROSES LUPA ~
Menurut Guthire proses lupa disebabkan oleh munculnya respon alternatif dalam satu pola stimulus, setelah
menghasilkan proses stimulus kemudian cenderung akan menghasilkan respon baru. Lupa pasti melibatkan proses
belajar baru. Fakta dari Retroactive Inhibition (hambatan retroaktif) adalah bahwa proses belajar lama diintervensi oleh
proses belajar baru.

Sebagai contoh adalah, Keysa belajar tugas A dan kemudian dia belajar tugas B. Lalu Anjar belajar tugas A namun tidak
belajar tugas B. Keduanya kemudian diuji dengan tugas A. Secara umum menjelaskan bahwa Keysa “lebih sedikit”
mengingat tugas A daripada Anjar. Dapat disimpulkan bahwa mempelajari hal baru (Tugas B) telah mencampuri retensi
dari apa yang dipelajari sebelumnya (Tugas A).

Menurut Interference Theory, proses lupa terjadi karena informasi terganggu oleh informasi lainnya, misal seperti
informasi tersebut mirip dengan informasi yang akan diingat. Sebagai contoh, suatu hari kita mengingat nomor rumah
Tuan X. Keesokan harinya, kita juga mengingat nomor Nyonya Y. Namun saat berusaha mengingat kembali nomor
rumah Tuan X kita menjadi kesulitan karena terganggu dengan ingatan mengenai nomor rumah Nyonya Y tadi.
HABIT (kebiasaan)
 Melanggar Kebiasaan

Guthrie percaya bahwa lusinan gerakan kecil membentuk apa yang dianggap sebagai satu
perilaku; Mirip seperti melambaikan tangan, sebenarnya melibatkan puluhan gerakan otot.
Guthrie memandang kebiasaan sebagai suatu respon yang menghubungkan dengan
sejumlah besar rangsangan, yang menyebabkan kebiasaan itu lebih sering terjadi pada
berbagai macam hal. Dia mendalilkan bahwa ada tiga cara berbeda untuk menghentikan
suatu kebiasaan, metode ambang batas, metode kelelahan, dan metode respons yang tidak
sesuai.
Berikut ini terdapat penjelasan tentang berbagai metode dalam kebiasaan:

1.) The threshold method (Metode ambang batas): melibatkan pengenalan rangsangan yang
berhubungan dengan respons kebiasaan pada tingkat yang sangat lemah sehingga tidak benar-benar
menimbulkan respons. Kekuatan rangsangan ditingkatkan secara perlahan sampai rangsangan dapat
disajikan dengan kekuatan penuh tanpa menimbulkan respon kebiasaan. Guthrie membandingkan
metode ini dengan "bisikan kuda".

2.) The fatigue method is quite simple (Metode kelelahannya cukup sederhana) : dengan terus
memberikan stimulus hingga orang yang memiliki kebiasaan tersebut tidak lagi membalas dengan respon
kebiasaannya. Guthrie menganggap metode ini mirip dengan "mematahkan kuda".

3.) The incompatible response method (Metode respons yang tidak sesuai) : memasangkan
rangsangan yang menyebabkan perilaku kebiasaan tersebut dengan rangsangan lain yang memicu
respons yang berlawanan atau tidak sesuai dengan kebiasaan yang ingin Anda hilangkan.
~ PUNISHMENT / HUKUMAN ~

Menurut Guthrie, pengaruh latihan terhadap peningkatan performa atau ketrampilan bukan
berupa berbagai respons kompleks yang akan mampu dimunculkan terhadap stimulus-stimulus
yang ada, melainkan kedekatan (contiguity) asosiasi antara stimulus dengan respons yang
relevan.

keefektivitasan hukuman ditentukan oleh apa penyebab tindakan yang dilakukan oleh
organisme yang dihukum itu, hal ini efektif jika dapat menghasilkan respons baru terhadap
stimulus yang sama. Hukuman dikatakan gagal apabila perilaku yang disebabkan oleh
hukuman selaras dengan perilaku yang dihukum. sedangkan hukuman dikatakan berhasil jika
dapat mengubah perilaku yang tak diinginkan karena tidak sesuai dengan perilaku yang
dihukum. Hukuman bekerja baik bukan karena adanya rasa sakit yang dialami oleh individu
terhukum, tetapi karena hukuman mengubah cara individu merespons stimuli tertentu.
MOVEMENT PRODUCED STIMULI

Movement Produced Stimuli (stimuli yang


dihasilkan oleh gerakan) yakni disebabkan
oleh gerakan tubuh. Faktanya stimuli yang
disebabkan oleh gerakan adalah respon
yang dapat dikondisikan ke stimuli
semacam itu. Pengkondisian masih antara
kejadian-kejadian yang bersamaan, namun
dalam beberapa kasus kontiguitas itu
adalah stimuli yang dihasilkan oleh
gerakan dan perilaku, bukan antara stimuli
eksternal dengan perilaku.
~ INTENTIONS / NIAT ~
Respon yang dikondisikan ke maintaining stimuli Contoh:
dinamakan intentions (niat). Respon itu dinamakan niat
karena maintaining stimulation dari dorongan biasanya pada hewan (Jika seekor hewan lapar dan dibiarkan makan,
berlangsung selama periode waktu tertentu (sampai hewan itu akan melakukan perilaku apapun yang
dorongan berkurang). Jadi sekuensi perilaku yang menyebabkannya mendapat makanan saat terakhir kali ia
mendahului respons yang mengurangi dorongan akan lapar), pada manusia (Jika orang sedang lapar dan ada roti
diulang ketika dorongan, dengan stimuli terkaitnya, di kantornya, dia akan memakananya; tetapi jika dia lupa
muncul lagi. Sekuensi (urutan) perilaku yang membawa bekal makan siang, dia akan berdiri dari kursi,
diasosiasikan dengan maintaining stimuli tampaknya mengenakan jaketnya, masuk ke mobil, mencari restoran,
saling terkait dan logis dan, karenanya, dianggap bersifat masuk restoran, memesan makanan, dan seterusnya).
intensional.

Pola reaksi yang berbeda telah diasosiasikan dengan


maintaining stimuli dari rasa lapar dan stimuli dari situasi
lingkungan. Perilaku yang dipicu oleh maintaining stimuli
mungkin tampak purposif atau intensional (diniatkan),
namun Guthrie menganggap itu juga bisa dijelaskan
dengan hukum kontiguitas.
TRANSFER OF TRAINING

Guthrie berkata bahwa ia tak terlalu mengharapkan adanya transfer training karena pada dasarnya seseorang akan
menunjukkan respons yang sesuai dengan stimuli jika ada di kondisi yang sama. Guthrie sering memberi tahu
siswanya bahwa mereka harus berlatih dalam lingkungan yang persis sama di mana mereka akan diuji, jika mereka
ingin mendapatkan manfaat terbaik dari pendidikan mereka. Tidak ada jaminan bahwa apa yang Anda pelajari di
kamar akan ditransfer ke kelas. Saran Guthrie adalah bahwa kita harus selalu mempraktikkan perilaku yang persis
sama yang akan kita lakukan saat diuji. Selain itu, kita harus melatihnya dalam lingkungan yang sama dengan
lingkungan yang akan kita gunakan saat diuji. Guthrie menganggap gagasan tentang pemahaman, wawasan, dan
pemikiran tidak signifikan. Hukum kontiguitas adalah satu-satunya hukum belajar yang mengatakan bahwa ketika
dua peristiwa terjadi pada saat yang sama, keduanya akan dipelajari.
EVALUASI TEORI
GUTHRIE

KONTRIBUSI KRITIK

Teori Guthrie unik dalam penegasannya bahwa belajar Ada daya tarik substansial di dalam pandangan yang
berasal dari kontiguitas antara stimuli dan respons dan dapat menjelaskan belajar penghindaran, belajar imbalan,
dari kontiguitas saja. Teorinya menarik banyak ilmuwan pelenyapan dan lupa dengan prinsip yang sama. Tetapi,
karena dapat menjelaskan proses belajar, pelenyapan, kemudahan penjelasan inilah yang menyebabkan para
dan generalisasi, dengan analisis sederhana sehingga ilmuwan merasa tidak nyaman terhadap pandangan
dapat mengingatkan bahwa sebuah teori tidak harus Guthrie. Berdasarkan pendapat Popper yang prihatin
sangat ruwet untuk menjelaskan perilaku yang dengan teori-teori yang tampaknya dapat menjelaskan
kompleks. Meskipun teori Guthrie tidak memunculkan segala sesuatu, kita mencatat bahwa ada situasi di mana
banyak riset dan kontroversi sebagaimana teori Skinner pendapat Guthrie menjadi ambigu dan terlalu
dan Hull, namun teorinya menyediakan penjelasan menggampangkan penjelasan terlalu banyak fenomena
alternatif yang penting mengenai belajar. (Mueller & Schoenfeld, 1954).
REFERENSI
Buku
Hergenhan, B.R., & Oslon, M.H. 2008. Theories Of Learning. Jakarta: Kencana Prenada media.

Jurnal
Held, R., & Hein, A. (1963). Movement-produced stimulation in the development of visually guided behavior. Journal of Comparative and
Physiological Psychology, 56(5), 872–876. https://doi.org/10.1037/h0040546

Arlotas, R. K. (2019). Lupa, Dalam Perspektif Psikologi Belajar dan Islam, 1. https://doi.org/10.36269/psyche.v1i1.72

Teori Contiguity Edwin Ray Guthrie. (2022, Oktober 2). Teori Belajar Aliran BEehavioristik Contiguous Conditioning dan Penerapannya
dalam Pembelajaran PAI di Sekolah, 2. https://doi.org/10.51700/empowerment.v2i2.215

Ardaneswari, C. P. (2016). Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara. Transfer Of Training (Aanalisis Pelaksanaan Transfer Of Training di
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Istimewa Yogyakarta), 4 no.2, 137-152. 10.21831/jnp.v4i2.12622

Guthrie, E. R., & Powers, F. F. (1950). Transfer of training. In E. R. Guthrie & F. F. Powers, Educational psychology (pp. 240–256). Ronald
Press Company. https://doi.org/10.1037/14555-015
TERIMA KASIH
SESI TANYA JAWAB
Sesi 1
1.
2.
3.

Sesi 2
1.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai