Anda di halaman 1dari 41

Pardi | 2104203010002

UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
LAPORAN TESIS

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT PURUN


TIKUS (ELEOCHARIS DILCIS) PADA KOMPOSIT
POLIESTER TERHADAP SIFAT FISIKA,
MORFOLOGI, MEKANIKA DAN TERMAL

PEMBIMBING I Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T | 196704121993032001


PEMBIMBING II Dr. Ir. Yanna Syamsuddin, M. Sc | 196901131998022001
PENDAHULUAN
MAGISTER TEKNIK KIMIA

LAPORAN TESIS
UNIVERSITAS SYIAH
#1

LATAR
BELAKANG

Eleocharis Dulcis
Masyarakat khususnya di Kabupaten Aceh
Tenggara tepatnya di Desa Stambul Jaya Kec.
Tanoh Alas telah menggunakan pohon purun
sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan.
Produk yang dihasilkan antara lain: tikar, topi,
keranjang belanja, tas, bakul, dan lain-lain.
LAPORAN TESIS

Limbah purun menghasilkan anyaman yang


menjadi bahan tumbuhan purun sebagai serat pada PURUN TIKUS
papan komposit, purun tikus ini sendiri digunakan
sebagai bahan baku anyaman karena lebih kuat Selain itu, pohon purun tikus sampai saat ini dimanfaatkan
dan tidak mudah putus. oleh masyarakat setempat hanya sebatas untuk pembuatan
kerajinan tangan. Pohon purun tikus mengandung selulosa
yang cukup tinggi yaitu sekitar 32,62% sehingga sebagai
alternatif tanaman rawa ini bisa dibuat menjadi produk
komposit (Sunardi, 2012).
UNIVERSITAS SYIAH KUALA PENDAHULUAN
#2

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diantaranya: Bagaimana pengaruh penambahan serat
purun tikus (Eleocharis dulcis) pada komposit poliester
terhadap sifat fisika, morfologi, mekanika, dan termal.

TUJUAN PENELITIAN
LAPORAN TESIS

Tujuan dari penelitian ini adalah:


• Membuat material komposit dengan memanfaatkan
serat purun yang disusun sejajar, acak dan anyaman
• Mempelajari rasio serat purun yang ditambahkan
terhadap sifat fisika, morfologi, mekanika dan termal.

UNIVERSITAS SYIAH KUALA PENDAHULUAN


#3

MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam
menangani limbah alam, dan menciptakan material komposit
dengan memanfaatkan limbah organik yaitu dari serat purun.
Penelitian ini juga menghasilkan bahan baru pembuatan karpet
(tikar) untuk alas sebagai bahan komposit dari serat purun.
LAPORAN TESIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA PENDAHULUAN


TINJAUAN PUSTAKA
MAGISTER TEKNIK KIMIA

LAPORAN TESIS
UNIVERSITAS SYIAH
#4

TANAMAN PURUN TIKUS


Tanaman purun tikus adalah merupakan tanaman
tahunan herba tegak dengan batang memanjang
batang dan berwarna kecoklatan sampai hitam.
Mengetahui akar, batang, daun dan bunga. Batang
tegak, tidak bercabang, keabu-abuan sampai hijau
mengkilat , panjang 50-200 cm, tebal 2-8 mm.
Klasifikasi purun tikus Daun seperti membran menyempit ke pangkal
Divisi : Spermatophyta pelepah, ujungnya asimetris, dan coklat kemerahan
sampai ungu.
LAPORAN TESIS

Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales Bunga biasa mengalami pertumbuhan vegatatif
Famili : Cyperaceae terletak dari batang dengan panjang 2-6 cm dan
Genus : Eleocharis lebar 3-6 mm dan bersifat hermafrodit. Pada
Spesies : Eleocharis dulcis ketinggian sampai 1.350 m dpl, umbi akan
bertunas pada media tanah bertemperatur di atas 14
0
C (Syarief, 2011).

UNIVERSITAS SYIAH KUALA TINJAUAN PUSTAKA


#5

KEUNTUNGAN PURUN TIKUS


Menurut Rahadi, (2007) Provinsi Kalimantan Selatan Ketersediaan BUDIDAYA
Bahan Baku Serat Alam yaitu: Menurut Istikowati, (2012) Purun
 Bahan Baku Tanaman Purun Tikus Sangat Melimpah. tikus adalah tumbuhan liar yang
 Memiliki specific cost yang rendah. bisa bedaptasi dengan baik
 Jenis tumbuhan purun mencapai ± 713 %, diantaranya purun terhadap lahan rawa pasang surut
danau ± 61 %, dan purun tikus ± 72 %. sulfat masam. Purun tikus terdiri
dari sejenis rumput anggota famili
teka tekian (family cyperaceae)
yang sering dimanfaatkan sebagai
LAPORAN TESIS

anyaman.

Purun memiliki batang lurus


berongga dan tidak memiliki daun,
purun dapat ditemukan didaerah
terbuka di lahan rawa yang
tergenang air, pada ketinggian dari
0 – 2 meter.

UNIVERSITAS SYIAH KUALA TINJAUAN PUSTAKA


#6

POLIESTER KOMPOSIT
Poliester adalah matriks dari komposit. Poliester Bahan komposit adalah bahan dengan komposisi
ini, termasuk juga didalam resin thermoset. Pada yang tidak terpisahkan yang terdiri dari dua
polimer thermoset, resin cair diubah hingga kombinasi atau lebih unsur pokok dengan bentuk
menjadi padatan yang kokoh yang berbentuk yang berbeda secara makroskopis. Sifat
dengan ikatan silang kimiawi yang berwujud cenderung lebih ringan dari pada logam serta
rantai polimer yang sangat kuat (Nopriantina & ketahanan lingkungan yang sangat baik. Selain
Astuti, 2013). itu, proses pembuatan cenderung membutuhkan
energi lebih sedikit dari pada logam. Dan
LAPORAN TESIS

pembuatan bahan ini, lebih ramah lingkungan.


(Utama & Zakiyya, 2016).

COMPOSIT
UNIVERSITAS SYIAH KUALA TINJAUAN PUSTAKA
#7

KEGUNAAN MATERIAL KOMPOSIT


LAPORAN TESIS

• Untuk menggantikan material logam.


• Material komposit umumnya digunakan dalam elektronik konsumen, industri kecil maupun besar.
• Kasus ini muncul karena keunggulan penggunaan material komposit dibandingkan material lainnya.
• Strukturnya mudah dibentuk, kuat, ringan, tahan korosi, mudah dibuat, dan tidak memerlukan investasi besar
atau bernilai ekonomis tinggi. (Taufik & Astuti, 2014)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA TINJAUAN PUSTAKA


METODOLOGI
PENELITIAN
MAGISTER TEKNIK KIMIA

LAPORAN TESIS
UNIVERSITAS SYIAH
#8

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu


6 bulan dari Februari – Juli 2023.
LAPORAN TESIS

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


Jurusan Teknik Kimia

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#9

ALAT PENELITIAN
OVEN DRYER
SPATULA KACA
GELAS UKUR (100 ML)

NERACA ANALYTIC
LAPORAN TESIS

CETAKAN KOMPOSIT (20X20X0,5 CM)


GELAS KIMIA (250 DAN 500 ML)

GUNTING
SPATULA BESI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN
#10

ALAT ANALISIS

FOURIER TRANSFORM SCANNING ELECTRON X-RAY DIFFRACTION


INFRA-RED (FTIR) MICROSCOPE (SEM) (XRD)
LAPORAN TESIS

THERMAL ANALYSYS UNIVERSAL TESTING DIFFERENTIAL SCANNING


(TGA) MACHINE (UTM) CALORIMETER (DSC)
UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN
#11

BAHAN PENELITIAN
RESIN POLIESTER

SERAT PURUN
LAPORAN TESIS

NaOH

AQUADEST
MEKPO

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#12

VARIABEL PENELITIAN
Variabel Tetap Keterangan
Konsentrasi NaOH 6%
Waktu Alkali treatment Selama 30 menit dengan suhu 50 0C
Waktu Pengeringan didalam Oven 60 0C sampai berat SP konstan
Ukuran Serat 4 cm
Waktu Pengeringan setelah alkali Sebanyak 3 kali dalam air aquades
treatment dalam kertas saring dengan dibilas
Tekanan pencetakan komposit Sebesar 250 bar
LAPORAN TESIS

Waktu curing selama 24 jam

Variabel Berubah Keterangan


Komposisi serat purun 5%, 10%, dan 15%
Susunan serat Sejajar, acak, dan anyaman

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#13

VARIABEL PENELITIAN
LAPORAN TESIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#14
SKEMA PROSES PREPARASI FILER
Serat Purun Pengecilan Pengeringan
Pencucian
Kotor Ukuran 4 cm 60 C
0

Pengeringan Pencucian pH Perendaman


LAPORAN TESIS

600C Netral NaOH 6% Selama


30 Menit

Treated Serat
Purun

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#15 PROSES PEMBUATAN KOMPOSIT

Persiapan Cetakan Serat Purun dengan Variasi 5%,


Ukuran 20x20x0,5 cm 10%, dan 15%

Poliester
Pengepresan dengan Susunan Serat Sejajar,
Tekanan Sebesar 250 bar, +
Acak, dan Anyaman
Selama 24 jam MEKPO

Produk

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#16
SUSUNAN SERAT KOMPSIT
LAPORAN TESIS

SERAT ACAK SERAT SEJAJAR SERAT DIANYAM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#17

TAHAPAN PENELITIAN

1 Persiapan Alat dan Bahan yang digunakan

2 Preparasi Sampel
LAPORAN TESIS

3 Proses Pemotongan Serat

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#18

ANALISA KARAKTERISITIK SAMPEL

A Analisa Komposisi Kimia dengan FTIR

B Analisa Morfologi dengan SEM


LAPORAN TESIS

C Analisis Ukuran dan Struktur Kristal dengan XRD

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


#19
ANALISA SIFAT SAMPEL
• Densitas komposit
Analisa Sifat Fisika • Daya serap air
• Thickness swelling

• Uji Tarik (tensile test)


Analisa Sifat Mekanik • Uji Lentur (Flexural test)
LAPORAN TESIS

• Therapeutic goods administration (TGA)


Analisa Sifat Termal • Differential scanning calorimeter (DSC)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA METODOLOGI PENELITIAN


HASIL DAN PEMBAHASAN
MAGISTER TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#20 4.1 KAREKTERISASI SERAT PURUN
4.1.1 ANALISIS FTIR SERAT PURUN
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa
terdapat sedikit perbedaan
antara transmitan serat purun
sebelum dan sesudah treatment.
Memperlihatkan bahwa getaran
pada bilangan gelombang 2879
cm-1­ tidak terdeteksi lagi pada
transmitan serat purun sesudah
treatment. Hal ini menunjukkan
LAPORAN TESIS

bahwa gugus C-H tidak terlihat


setelah treatment menggunakan
larutan NaOH 6% dengan suhu
50oC dalam waktu 30 menit
(Brum dkk., 2019).

Gambar 4.1 Spektrum FTIR serat purun sebelum dan sesudah


treatment

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#21 DERAJAT KRISTALISASI SERAT PURUN SEBELUM DAN SESUDAH TREATMENT

XRD dilakukan untuk melihat


struktur kristal selulosa serta
mengetahui Crystalinity Index
(CrI). Struktur serat purun sebelum
dan sesudah treatment masih
mempunyai komponen berbentuk
amorph (hemiselulosa serta lignin)
dan kristal (selulosa). Kristal
selulosa terbentuk dikarenakan
hilangnya kandungan lignin dan
LAPORAN TESIS

selulosa sesudah proses treatment


dengan NaOH (Chairul dkk., 2014).

Gambar 4.2 XRD serat purun sebelum dan sesudah treatment

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#22 4.2 SIFAT FISIKA DAN KIMIA KOMPOSIT
1. DENSITAS
 Nilai densitas tertinggi terletak
pada sampel SE 5%, AC 5%, dan
AY 10% yaitu sebesar 0,9577;
0,9558; 0,9412 g/cm3.
 Sedangkan densitas terendah
terletak pada sampel SE 10%, AC
10%, dan AY 15%, dengan rata-
rata sebesar 0,678; 0,6815; dan
0,7336 g/cm3.
LAPORAN TESIS

 Penyebab terjadinya peningkatan


densitas komposit dengan
bertambahnya jumlah filer yang
digunakan (Budihartono, 2012).

Gambar 4.3 Pengaruh resin poliester terhadap densitas


komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#23 2. DAYA SERAP AIR

• Nilai daya serap air tertinggi diproleh pada


sampel AY 10%, berturut-turut sebesar
10.07977; 12.54532; 13.343; 14.50326;
14.72081; 15.08339; 15.30094; 15.59101;
15.95359; 16.38869; 16.8963; 17.11385;
17.11385; 17.11385%,
• Sedangkan nilai yang terendah terletak pada
sampel AY 5%, dengan nilai berturut-turut
sebesar 5.04; 6.48; 7.44; 7.04; 7.28; 7.68;
8.0; 8.24; 8.56; 8.72; 9.2; 18.08; 18.08;
18.08%.
LAPORAN TESIS

• Hal ini dikarenakan dengan adanya


keberadaan serat purun menjadi sangat
berpengaruh terhadap besarnya daya serap
air pada komposit (Radzi dkk., 2019).

Gambar 4.4 Pengaruh rasio filer serat purun terhadap


penyerapan air komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#24 3. THICKNESS SWELLING

 Nilai thickness swelling tertinggi


pada sampel acak 10%, sejajar 5%,
dan anyaman 15%, berturut-turut
sebesar 24.57x10-3; 17.5-3; dan
13.87-3%.
 Sedangkan nilai terendah terletak
pada sampel acak 15%, anyaman
5%, dan acak 5%, berturut-turut
sebesar 11.19-3; 7.2-3; dan 3.12-3%.
 Penurunan terhadap nilai thickness
swelling ini dikarenakan dengan
LAPORAN TESIS

adanya treatment sehingga dapat


menurunkan jumlah pada gugus
hidroksi terhadap permukaan serat
dan matrik (Atiqah dkk., 2018).

Gambar 4.5 Pengaruh rasio filer serat purun terhadap


Thickness swelling komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


#25 4.2.2 MORFOLOGI KOMPOSIT  Spektrum FTIR diatas menunjukan adanya
1. GUGUS FUNGSI KOMPOSIT serapan yang cukup tajam pada sampel SE
10%, AC 15%, dan AY 5%, dengan nilai
berturut-turut sebesar 1735; 1452; 1267;
1722; 1458; 1278; 1724; 1456; dan 1276 cm-1
yang menunjukan adanya vibrasi dari C=C
pada cincin aromatik.
 Hal yang sama terjadi pada spektrum yang
menunjukan vibrasi C-O (glikosida) mengalami
pergeseran pada bilangan gelombang 1070
cm-1 dipuncak serapan AC 15% dan AY 5%.
 Perbedaan yang lainnya pada Spektrum Gugus
Si-O-C yang terdapat pada
Vinyltrimethoxysilane muncul dipuncak
LAPORAN TESIS

serapan SE 10%, AC 15%, dan AY 5% pada


bilangan gelombang 744; 702; 746; 704; 742;
dan 702 cm-1 .
 Hal ini menunjukan bahwa adanya metode
Gambar 4.6 Spektrum FTIR treated serat purun: (1) SE5%, (2) SE preparasi komposit yang digunakan pada
10%, (3) SE 15%, (4) AC 5%, (5) AC 10%, (6) AC 15%, penelitian ini berdasarkan penelitian dari
(7) AY 5%, (8) AY 10%, dan (9) 15%. (Silva dkk., 2019).

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#26 2. STRUKTUR KOMPOSIT
 Material yang digunakan
terhadap komposit yang
dihasilkan pada penelitian ini
dianalisa patahannya
(crossection) menggunakan SEM.
 Gambar SEM memperlihatkan
untuk sampel Sejajar 15% sudah
berbentuk sejajar, dan pada
sampel Acak 15% berbentuk rapi,
sedangkan pada sampel
Anyaman 15% sangat kuat dan
kokoh.
 Hal ini dikarena ketika proses
LAPORAN TESIS

pencetakan papan komposit,


serat purun tersebut sudah
memenuhi standar cetakan
komposit (Syarief., 2011).
Gambar 4.7 Hasil analisa SEM terhadap komposit: (1) SE 5%, (2)
SE 10%, (3) SE 15%, (4) AC 5%, (5) AC 10%, (6) AC
15%, (7) AY 5%, (8) AY 10%, dan (9) AY 15%.

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


KOMPOSIT
#27
1. TENSILE STRENGTH
KOMPOSIT  Nilai tertinggi dari tensile strength
komposit terletak pada sampel SE
5%, SE 15%, dan SE 10%, dengan
nilai berturut-turut sebesar
813.9519; 657.0455; dan 470.7192
MPa.
 Sedangkan nilai terendah terletak
pada sampel AY 10%, AC 15%, dan
AY 15%, dengan nilai berturut-turut
sebesar 186.3263; 127.4864; dan
107.8731 MPa.
 Dengan adanya perlakuan
LAPORAN TESIS

treatment terhadap serat purun


maka nilai tensile strength
komposit ada yang nilainya naik
dan ada nilai yang turun (Asim dkk.,
2016).
Gambar 4.8 Pengaruh resin poliester terhadap tensile strength
komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#28 2. TENSILE MODULUS KOMPOSIT
 Nilai tertinggi dari tensile modulus
terletak pada sampel AY 5%, AC 15%,
dan AY 15%, dengan nilai berturut-turut
sebesar 9345.737; 9090.765; dan
8698.499 GPa.
 Sedangkan nilai terendah terletak pada
sampel SE 15%, AC 5%, dan SE 5%,
dengan nilai berturut-turut sebesar
3049.868; 2902.765; dan 2677.215 GPa.
 Peningkatan nilai terhadap tensile
modulus pada komposit yang diberikan
treatment disebabkan oleh hidrofobisitas
LAPORAN TESIS

material yang meningkat.


 Dengan adanya meningkatnya
hidrofobisitas terhadap komposit terjadi
dikarenakan lebih banyak gugus O-H
yang terdekteksi (Odera dkk., 2019).
Gambar 4.9 Pengaruh resin poliester terhadap tensile modulus
komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


3. ELONGATION
#29 KOMPOSIT
 Nilai tertinggi dari elongation pada
sampel AC 10%, AC 15%, dan AY
10%, dengan nilai berturut-turut
sebesar 14.06; 12.57; dan 11.31%.
 Sedangkan nilai terendah terletak
pada sampel SE 15%, AC 5%, dan AY
5%, dengan nilai berturut-turut
sebesar 6.66; 5.09; dan 3.70%.
 Hasil dari elongation menunjukan
bahwa dengan adanya treatment
LAPORAN TESIS

yang diberikan perlakuan terhadap


serat purun bisa membuat nilai
elongation komposit menurun (Sabri
dkk., 2013).

Gambar 4.10 Pengaruh resin poliester terhadap elongation


komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


4. FLUXURAL STRENGTH
#30 KOMPOSIT
 Nilai tertinggi dari flexural strength pada
sampel AC 15%, AC 5%, dan SE 15%,
berturut-turut sebesar 137.2931;
127.4864; 98.0665 Mpa.
 Sedangkan nilai terendah terletak pada
sampel SE 5%, AC 10%, dan AY 15%,
berturut-turut sebesar 58.8399; 39.2266;
58.8399 MPa.
 Hal ini, bisa terjadi dikarenakan serat
purun membentuk ikatan yang kuat
LAPORAN TESIS

terhadap matriks. Serat purun ialah


material organik yang sangat mudah
berikatan dengan poliester yang
merupakan resin organik. (Pai dkk.,
2021).
Gambar 4.11 Pengaruh rasio filer serat purun terhadap
flexural strength komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


4.2.4 SIFAT TERMAL KOMPOSIT
#31 1. THERMOGRAVIMETRIC ANALYSIS (TGA)
KOMPOSIT

 Nilai tertinggi pada weight loss


terletak pada sampel AC 10%.
 Sedangan nilai terendah
terletak pada sampel SE 15%.
 Naiknya dan turunnya nilai
weight loss terhadap komposit
dikarenakan serat purun lebih
sulit terdekomposisi pada
LAPORAN TESIS

suhu yang sama (Nagendira


dkk., 2016).

Gambar 4.12 Pengaruh rasio filer terhadap weight loss


komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


#32 2. DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETER (DSC) KOMPOSIT

 Nilai tertinggi Heat flow


terletak pada sampel SE 5%.
 Sedangkan nilai terendah
terletak pada sampel SE 10%
dengan suhu 500.87oC.
 Hal ini terjadi adanya
penyerapan panas terhadap
sampel komposit sehingga
terjadi transisi dari fase
LAPORAN TESIS

padat hingga fase cair (Rizki


dkk., 2018).

Gambar 4.13 Pengaruh rasio filer serat purun terhadap Heat


flow komposit

UNIVERSITAS SYIAH KUALA HASIL DAN PEMBAHASAN


KESIMPULAN DAN SARAN
MAGISTER TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA KESIMPULAN DAN SARAN


#33
KESIMPULAN
1. Analisa FTIR serat purun sebelum treatment dan sesudah treatment memperlihatkan adanya gugus fungsi
yang intensitasnya bertambah serta berkurang.
2. Analisa XRD sebelum dan sesudah treatment menunjukan adanya amorph (hemiselulosa serta lignin) dan
kristal (selulosa). Hal ini, dikarenakan hilangnya kandungan lignin dan selulosa sesudah proses delignifikasi
dengan NaOH.
3. Sifat fisik dan kimia komposit yang diproleh menunjukkan peningkatan nilai densitas dengan bertambahnya
filer yang digunakan. Water absorption memperlihatkan nilai yang semakin besar seiring dengan adanya
penambahan jumlah serat purun yang dipakai. Sedangkan nilai thicknees swelling memperlihatkan
peningkatan dengan meningkatnya rasio serat purun.
4. Analisa gugus fungsi dari papan komposit memperlihatkan adanya gugus fungsi C=C dan C-O yang
memperlihatkan keberadaan lignin serta hemiselulosa berkurang intensitasnya dan gugus Si-O-C yang
memperlihatkan kandungan silika serat purun terhadap komposit.
5. Hasil analisa SEM menggambarkan morfologi dari papan komposit menunjukan adanya struktur yang rapuh
atau kokoh.
6. Sifat mekanik yang diproleh memperlihatkan peningkatan nilai tensile strength, tensile modulus, elongation
dan flexural strength dengan bertambahnya rasio serat purun yang digunakan. Pengaruh setelah perlakuan
treatment terhadap serat purun mengakibatkan terjadinya peningkatan tensile strength, tensile modulus,
elongation dan flexural strength.
7. Sifat termal dari komposit yang diproleh memperlihatkan terjadinya penurunan nilai weight loss dengan
seiring bertambahnya rasio serat purun komposit yang digunakan.
#34 SARAN
1. Dapat dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk mencari susunan serat
terbaik serta perlakuan serat agar mendapatkan hasil terhadap kekuatan
mekanik yang lebih baik serta proses prosedur pembuatan analisa yang di uji
lebih teliti, sehingga akan dapat hasil mekanik yang bagus.
2. Pada penelitian lanjutan adanya mencari sususnan serat terhadap purun tikus
(eleocharis dulcis) dengan nilai kekuatan maksimum terhadap pembuatan
komposit serta bisa diaplikasikan pada kebutuhan masyarakat.
3. Berdasarkan dengan penelitian yang sudah dilakukan maka disarankan untuk
LAPORAN TESIS

dilakukan pengembangan lagi terhadap mengenai material komposit dari


serat alam (natural fiber) khususnya di purun tikus dengan jumlah yang
sangat banyak. Selain itu juga, proses untuk pembuatan papan komposit
dilaksanakan atau dilakukan dengan berhati-hati agar memproleh hasil
penelitian yang maksimal.

UNIVERSITAS SYIAH KUALA KESIMPULAN DAN SARAN


THANK
LAPORAN TESIS

YOU
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Anda mungkin juga menyukai