Pemurnian/Pemisahan campuran materi heterogen larutan materi homogen Proses pembentukkan campuran merupakan proses fisis, maka partikel-partikel pembentuk campuran mudah dipisahkan kembali secara fisis. Pemisahan tersebut berdasarkan perbedaan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk campuran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kitty, 1996). Di alam terdapat banyak campuran, maka kita perlu mempelajari cara-cara pemisahannya untuk mendapatkan zat yang dihasilkan betul-betul murni. Metode pemisahan/pemurnian suatu campuran adalah : - kristalisasi - destilasi - rekristalisasi - ekstrasi - sublimasi - kromatografi (Brady, 1999). Kristalisasi Kristalisasi adalah cara memperoleh zat padat yang larut dalam cairan. Jika zat padat yang terlarut merupakan zat padat kristal maka dilakukan dengan menguapkan zat cairnya. Ada dua cara kristalisasi yang umum dilakukan, yaitu : - Cara penguapan Cairan diuapkan melalui pemanasan shg dihasilkan kristal padat. - Cara Pendinginan digunakan untuk zat yang mudah larut dalam air panas. Jika suatu larutan didinginkan, maka kelarutannya akan berkurang. Rekristalisasi Zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan zat zat padat yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat pengotornya. Rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan ke dalam pelarut yang sesuai.
Kristalisasi atau rekristalisasi adalah suatu metode
untuk memurnikan padatan organik yang mempunyai kecenderungan membentuk kisi-kisi kristal melalui penggabungan molekul-molekul yang ukuran, bentuk dan gaya-gaya ikatannya sama.
Prinsip umum yang berlaku dalam proses
kristalisasi adalah jika terjadi penurunan temperatur maka suatu padatan menjadi kurang larut didalam suatu pelarut tertentu. Dalam keadaan ideal hasil kristal yang dikehendaki adalah dapat memisah dari pengotornya yang tetap larut di dalam pelarutnya. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses rekristalisasi adalah:
1. Melarutkan padatan kedalam pelarut yang mendidih.
2. Jika perlu ditambahkan karbon aktif untuk menyerap pengotor. 3. Menyaring larutan dalam keadaan panas. 4. mendinginkan larutan panas untuk membentuk kristal. 5. Memisahkan kristal dari pelarut dengan penyaringan dan memcuci kristal dengan pelarut baru untuk penyempurnaan pemisahan pengotor. 6. Mengeringkan dengan evaporasi. Keberhasilan dalam rekristalisasi sangat tergantung pada pelarut yang dipakai, sehingga pelarut yang baik harus memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Pelarut tidak menimbulkan reaksi terhadap padatan organik yang dimurnikan. 2. Kelarutan padatan organik cukup tinggi kedalam pelarut pada titik didih pelarut. Sebaiknya kelarutan relatif sangat sedikit pada temperatur rendah (0-25 derajat celcius) 3. Mudah dipisahkan dari kristal dengan cara penguapan. 4. Kelarutan pengotor kedalam pelarut sangat kecil baik pada temperatur tinggi maupun rendah. 5. Murah dan tidak berbahaya. Destilasi Destilasi adalah penguapan campuran zat cair dgn cara memanaskan, kemudian mengembunkan uap zat cair dan menampungnya dlm suatu wadah bersih dan kering shg diperoleh zat cair yg murni. Prinsip penentuan zat dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai BJ lebih rendah daripada air. Jenis-jenis destilasi : destilasi besar/sederhana, destilasi uap, destilasi vakum dan destilasi flaksionat (Sudarmadji, 1989). Destilasi merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan pemurnian komponen cair.
Proses distilasi didahului dengan penguapan
senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. destilasi merupakan proses pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya Misal destilasi suatu larutan, titik didih etanol murni sebesar 78oC, sedangkan air adalah 100oC, dengan pemanasan larutan pada suhu rentang 78 - 100oC akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.
Bila zat non volatil dilarutkan kedalam suatu
zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap masing-masing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap masing-masing komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya. Pemisahan menggunakan destilasi sederhana kurang memuaskan karena metode tersebut dikembangkan dengan menambahkan suatu kolom fraksinasi diantara labu didih dan klaisen (still head) dalam perangkat alat distilasi. Pengaruh dari penambahan kolom fraksinasi akan mempersingkat beberapa pekerjaan pemisahan dari destilasi biasa menjadi hanya satu pekerjaan.
Metode baru ini dikenal sebagai destilasi fraksional,
kolom fraksinasi mengandung beberapa plate yang setiap plate equivalen dengan satu kali distilasi biasa. Semakin banyak plate makin baik suatu pemisahan komponen. Destilasi fraksional dibutuhkan untuk memisahkan suatu campuran yang mengandung multi komponen misalnya minyak bumi yang terdiri dari senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh baik rantai pendek maupun rantai panjang. Fraksi-fraksi pemisahan dari hasil distilasi fraksional dengan sampel minyak bumi mencerminkan jenis dari senyawa hidrokarbon penyusunnya. Destilasi terhadap 2 campuran senyawa organik dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: setelah pengotor dengan titik didih lebih rendah ditampung, labu erlenmeyer penampung segera diganti dengan yang baru untuk destilat senyawa A dengan titik didih yang lebih. Ekstraksi Ekstrasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan senyawa organik dari campurannya yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia atau yang terdapat dalam bahan alam. Beberapa macam prinsip ekstrasi yaitu - ekstrasi sederhana - penyaringan - penyaringan selaput dan - ekstrasi berkesinambungan. Ekstraksi merupakan proses pemisahan komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan dan gugus pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan.
Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis
pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain maka dpt dilakukan proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali. Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya. 2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air 3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air 4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun 5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya untuk keperluan analisa lebih lanjut Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah.
Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong
pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas. Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam.
Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong
dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali. Analisis lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik.
Metode spektrofotometri dapat digunakan
untuk pelarut air maupun organik. prinsip kerja dari ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih senyawa kimia dari campurannya berdasarkan kelarutannya dan menggunakan dua pelarut dimana diantara dua pelarut tersebut tidak saling melarutkan. Ada dua metode ekstraksi yaitu - ekstraksi dengan pelarut mudah menguap (solvent extraction) - ekstraksi dengan menggunakan lemak padat (enfleurasi) Kromatografi Gas Kromatografi gas-cair (GLC), atau kromatografi gas (GC), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak adalah sebuah
operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen.
Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis
lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph (atau "aerograph", "gas pemisah"). Metode enfleurasi : tidak menggunakan teknologi yang terlalu tinggi. Ke+an : - rendemen yang diperoleh lebih tinggi Ke-an : waktu pengerjaan lama.
Contoh ekstraksi minyak bunga melati menggunakan lemak
padat Prosedur : dimulai dengan penyerapan minyak bunga oleh lemak, dilakukan dengan jalan menyebarkan bunga melati pada permukaan lemak Setelah itu lemak dipisahkan dari bunga dan selanjutnya lemak yang telah menyerap minyak bunga ini dilarutkan dalam alkohol, dimana lemak maupun minyak bunga akan larut dalam alkohol. Tahap selanjutnya pemisahan lemak dengan jalan pendinginan, kemudian disentrifugasi dan disaring. Sebagai tahap akhir adalah pemisahan alkohol dengan jalan penguapan dalam kondisi vakum sehingga dihasilkan absolut minyak melati. Kromatografi gas pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom tapi memiliki beberapa perbedaan penting yakni : 1. proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase cair. 2. melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. 3 konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas. Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap- tahap kromatografi (VPC), atau gas-cair kromatografi partisi (GLPC). GC termasuk salah satu teknik analitik di laboratorium yang serba guna dan digunakan di mana-mana. Secara luas digunakan dalam penentuan senyawa organik. Ada dua jenis GC, yaitu jika fasa diamnya berupa zat padat disebut kromatografi gas- padat (GSC), dan jika berupa zat cair disebut kromatografi gas-cair (GLC). Biasanya yang disebut kromatografi gas yang banyak digunakan sekarang ini adalah kromatografi gas-cair (GLC) Sublimasi digunakan untuk pemurnian senyawa-senyawa organik yang berbentuk padatan. Pemanasan yang dilakukan terhadap senyawa organik akan menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut : Jika zat pada suhu kamar dalam keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian mendidih. Di sini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu ke fase gas. Jika zat pada suhu kamar dalam keadaan cair, pada tekanan tertentu dan temperatur tertentu akan berubah menjadi fase gas. Jika zat pada suhu kamar dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperatur tertentu akan langsung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Identifikasi dan Penentuan Struktur Isolasi senyawa aktif dapat dilakukan dengan menggunakan kloroform. Ekstrak kloroform difraksinasi menggunakan pelarut heksana dan etil asetat dalam berbagai konsentrasi. Terhadap fraksi aktif dilakukan kromatografi preparatif dan pemurnian hingga diperoleh senyawa murni. Identifikasi struktur senyawa aktif dpt dilakukan dengan spektrofotometer Inframerah, spektrofotometer Massa (berat molekul), Spektrofotometer NMR (pergeseran kimia) Penentuan struktur senyawa organik didasarkan atas perbandingan dengan senyawa yang strukturnya telah diketahui.
Bila sifat fisik dan kimia senyawa yang diselidiki
tidak tepat dengan senyawa yang sudah dikenal di literatur, besar kemungkinan senyawa ini adalah senyawa baru, belum pernah disintesis atau belum pernah dilaporkan. Bagaimana menentukan struktur senyawa yang baru? struktur senyawa yang baru disintesis diasumsikan, dan kemudian didesain untuk mengubah senyawa ini menjadi senyawa yang telah diketahui.
Pengubahan memerlukan beberapa tahap.
reaksi untuk pengubahan dipilih dari reaksi yang hanya melibatkan gugus fungsi dan bukan kerangka molekulnya. penentuan struktur dpt juga dilakukan dengan metoda spektroskopik dan difraksi. kini banyak metoda untuk menentukan struktur. Misalnya, perhitungan kimia kuantum Penentuan Struktur Material teknik spektroskopi. NMR (Nuclear magnetic resonance) khususnya adalah metoda yang sangat unggul dibanding metoda-metoda yang lain. Untuk padatan kristalin, analisis kristalografi sinar-X terbukti sangat bermanfaat. Fermentasi Proses fermentasi sering didefinisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara aerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen.
Senyawa yang dapat dipecah dalam proses
fermentasi terutama adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu (Fardiaz, 1992). Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan mikroba tertentu dengan tujuan mengubah sifat bahan agar dihasilkan suatu yang bermanfaat (Widayati dan Widalestari, 1996).
Perubahan tersebut karena dalam proses fermentasi jumlah
mikroba diperbanyak dan digiatkan metabolismenya didalam bahan tersebut dalam batas tertentu (Santoso, 1989).
Menurut Judoamidjojo dkk. (1992), menyatakan bahwa
beberapa langkah utama yang diperlukan dalam melakukan suatu proses fermentasi diantaranya adalah : a. Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai dengan tujuan. b. Seleksi media sesuai dengan tujuan. c. Sterilisasi semua bagian penting untuk mencegah kontaminasi oleh mikroba yang tidak dikehendaki. Metode Spektroskopi Metode standar dalam penentuan struktur senyawa organik Terdiri dari bbrp peralatan dan hsl pengamatan yang berbeda: - Spektroskopi UV membedakan senyawa aromatik - Spektroskopi IR dpt menentukan gugus fungsi dalam senyawa organik - NMR