Anda di halaman 1dari 3

KISAH INSPIRATIF GURU

• Sugeng Purnomo, seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah dasar di Desa Oi Bura, Kabupaten
Bima, NTB, tepatnya di SDN Tambora, yang mana desa tersebut terletak di tengah perkebunan kopi
yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Jarak dari rumah Sugeng ke sekolah berjarak kurang lebih 12 km.
Tak hanya jauh, dirinya juga harus berjalan menembus kawasan hutan untuk bisa memberikan
pembelajaran bagi murid-muridnya di sekolah. Dikarenakan Desa tempat Sugeng mengajar terletak jauh
di pedalaman, dirinya juga tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara daring di saat situasi pandemi
seperti ini. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya jaringan internet yang mencakup ke wilayah desa
tersebut. Agar pembelajaran dapat terus berlangsung, para guru di SDN Tambora juga sempat
memberikan pembelajaran secara langsung pada siswa, yaitu dengan cara datang langsung ke rumah para
siswa-siswinya. Meski begitu, Sugeng sangat antusias untuk tetap mengajar siswa-siswinya. Selain itu,
kendala yang di hadapi Sugeng bukan persoalan jarak dari rumah ke sekolah yang jauh dan tidak adanya
jaringan internet, melainkan juga banyak muridnya yang ikut membantu orang tuanya berkebun di
ladang. Terlebih jika musim panen tiba, daftar ketidakhadiran murid sangat tinggi, bisa mencapai belasan
orang murid yang tidak hadir di kala musim panen tiba. Padahal menurut Sugeng, antusiasme siswa
untuk mengikuti pembelajaran di sekolah sangat besar. Saat ini Sugeng masih hanya berstatus sebagai
guru honorer bersamaan dengan kedelapan orang guru lainnya. Meski pengorbanan Sugeng dan rekan-
rekan guru yang lainnya di SDN Tambora sangat besar, Sugeng hanya mendapatkan gaji sekitar Rp.300
ribu saja selama satu bulan. Pendapatan yang diterima oleh Sugeng berasal dari dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).
• alam setahun dana BOS cair sebanyak tiga kali, pertermin Sugeng hanya mendapatkan dana
sebesar Rp1 hingga 1,2 juta saja. Sugeng juga sudah mengajar selama 13 tahun di SDN
Tambora, namun dirinya masih saja berstatus sebagai guru honorer bersama rekan-rekannya
yang lain. Dan hanya ada satu yang berstatus sebagai PNS, yaitu kepala sekolah SDN
Tambora itu sendiri.
• Dirinya berharap bahwa program ini dapat membantu para rekan guru honorer yang ada di
Indonesia. Dan, tidak ada lagi kesenjangan kesejahteraan bagi guru-guru honorer yang
mengajar di daerah pedalaman seperti dia dan rekan-rekannya.
• Sumber:www.sahabatguru.com

Anda mungkin juga menyukai