Anda di halaman 1dari 14

GLAUKOMA AKUT NAMA KELOMPOK :

1.Iche Rahma Saputri


2.Juldani Adytia
S1 FARMASI FIK UMMAT
3.Meri Kartika Maulida
4.Nana Bonita Putri
Definisi
01.
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan
bola mata tidak normal atau lebih tinggi daripada
normal atau lebih tinggi dari pada normal yang
mengakibatkan keruskan saraf pengelihatan dan
kebutaan (sidarta ilyas,2004)

Glaukoma
Gejala
02.
Akut Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata
merah, bengkak, mata berair, kornea suram karena
edema, bilik mata depan dangkal dan pupil lebar
dan tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus
terlihat merah dan bengkak, tekanan intra okuler
meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik pada
iris yang disertai edema kornea,
Glaukoma akut terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler secara mendadak yang dapat
disebabkan oleh sumbatan di daerah kamera okuli anterior oleh iris perifer, sehingga menyumbat
Etiologi aliran humor akueus dan menyebabkan tekanan intra okular meningkat dengan cepat sehingga
menimbulkan nyeri hebat.

Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris
terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor akueus mengalir ke saluran
schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang
Fatofisiologi posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong
perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan
terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
01. Glaukoma primer

02. Glaukoma skunder

03. glaukoma kongenital

Klasifikasi glaukoma
04. Glaukoma absolut
Tata laksana terapi
Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan
ebelum serabut saraf benar-benar rusak. Prinsip dari pengobatan glaukoma
kut yaitu untuk mengurangi produksi humor akueus dan meningkatkan
ekresi dari humor akueus sehingga dapat menurunkan tekanan intra okuler
esegera mungkin. Obat – obat yang dapat digunakan, yaitu :-
Menghambat pembentukan humor akueus
Fasilitasi aliran keluar humor akueous
Penurunan volume korpus vitreum
Studi Kasus
Analisa kasus dengan metode (SOAP)
Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan secara tibatiba pada mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk
Rumah Sakit (SMRS). Pasien megeluhkan bahwa pada saat melihat jauh hanya dapat melihat seperti bayangan. Selain itu pasien mengeluh
mata kiri merah dan nyeri. Nyeri dirasakan terus menerus dan menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh sakit kepala terus-
menerus dan disertai mual muntah. Riwayat trauma dan penggunaan obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal. Riwayat
menggunakan kaca mata, hipertensi, diabetes mellitus, trauma pada kedua bola tidak ada. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 16 x/menit, T 36,5oC. Pada status
generalis didapatkan sistem kardiovaskular, sistem respirasi, kulit dan ekstremitas dalam batas normal.
Pada pemeriksaan oftalmologi oculi sinistra VOS 3/60, terdapat Injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi, kornea udem, camera oculi
anterior kedalaman dangkal, gambaran iris baik, pupil midilatasi, tensio oculi Tono dig N+2. Pada oculi dextra VOD 6/60, palpebra dan
konjungtiva tenang, kornea jernih, camera oculi anterior dalam, gambaran iris baik, pupil
miosis dengan reflek, lensa jernih, tensio oculi Tono dig N. Pasien dididagnosis glaukoma akut primer sudut tertutup OS.
Subjektive
Nama :
Jenis kelamin : Laki – laki
Usia : 66 tahun
Keluhan : penurunan penglihatan secara tibatiba pada
mata kiri sejak 1 minggu Sebelum Masuk
Rumah Sakit. bahwa pada saat melihat jauh
hanya dapat melihat seperti bayangan. Selain itu
pasien mengeluh mata kiri merah dan nyeri. .
Pasien juga mengeluh sakit kepala terus-
menerus dan disertai mual muntah

Diagnosa : Glaukoma OS
Progonesis : quo ad vitam adalah bonam, quo ad fungtionam
dan sanationam adalah dubia ad bonam.
Objective

Pemeriksaan fisik Profil pengobatan


Pemeriksaan Batas Normal Data Pasien Keterangan
Nama Obat Regimen Dosis Rute Pemberian
Tekanan Darah 140/90 120/80 mmHg Normal
Timolol maleate 0,5 2x1 tetes ODS/hari Topokal
%
Nadi 60–100 kali per 80 x/menit Normal Cxytrol 3x1 tetes OS/hari Topikal
menit
Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari Topikal
RR 12 hingga 20 16 x/menit Normal
kali per menit Asetazolamide 3x250 mg PO

Suhu 36,7-36,8 ˚C 36,5 ˚C Normal KSR 2x1 tablet PO


Medication eror DRP
Jenis DRP Ya Tidak
Jenis Medication Error Jumlah

Salah pasien 0
Indikasi tanpa terapi V
Salah obat 0
Obat tanpa indikasi V
Salah dosis 0

Obat tidak efektif V


Salah rute pemberian 0

Reaksi obat yang tidak V


Salah waktu/frekuensi 0
diinginkan
Salah bentuk sediaan 0
Underdose V
Salah pemberian 0 Overdose V
Kepatuhan penggunaan obat V
Problem Terapi Assesment Rekomen
medik dasi
Glaukoma Timolol maleate 2x1 tetes Dilanjutkan
akut primer 0,5 % ODS/hari
sudut Cxytrol 3x1 tetes

ASESMENT tertutup OS Carpin 1%


Asetazolamide
OS/hari
2x1 tetes
KSR OS/hari
3x250 mg
2x1 tablet
PLAN
TERAPI FARMAKOLOGI
Nama Obat Regimen Dosis Indikasi
Timolol maleate 0,5 % 2x1 tetes ODS/hari golongan beta bloker yang berfungsi untuk
menurunkan produksi akuos humor

Cxytrol 3x1 tetes OS/hari Cytrol berisikan kortikosteroid topikal


dengan antibiotik digunakan untuk
mengurangi inflamasi dan kerusakan saraf
optic

Carpin 1% 2x1 tetes OS/hari obat golongan miotika yang


berkerja untuk mengkontriksikan pupil.
Penggunaan obat ini akan
menyebabkan iris tertarik dan menjauh dari
trabekula sehingga sudut terbuka

asetazolamide 3x250 mg asetazolamide merupakan golongan carbonic


anhidrase inhibitor yang berfungsi menekan
produksi akuos

KSR 2x1 tablet digunakan untuk mencegah


hipokalemia yang merupakan efek samping
pemeberian asetazolamide
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
• Terapi rileksasi
bekerja secara simultan. Terapi relaksasi yang efektif dapat menurunkan
intensitas nyeri, menurunkan denyut jantung, tekanan darah, dan ketegangan
otot, dan mengurangi gejala dari tekanan yang dialami individu

MONITORING

1. Monitoring efek samping obat


2. Monitoring keberhasilan terapi selama 2-3 hari
Apabila tidak terjadi penurunan TIO direncanakan dilakukan tindakan operatif.
Adapun tindakan operatif yang dilakukan adalah Iridektomi dan iridotomi
perifer.
Thank you!
Apakah ada pertanyaan?
Harapanya si tidak ada ya ges ya .

Anda mungkin juga menyukai