Anda di halaman 1dari 13

BENDUNGAN DAN

INFEKSI PAYUDARA
KELOMPOK 7
• Auliya Diyaa Unnisa • Rafa Shafa Afifah
• Izzah Kholidatul Adillah • Sheryn Feby Meliyani
• Kusumaning Ayu Sefiany • Syifa Tiyadi
• Nisah Handayani • Ulfiyah Khoerunnisa
• Olvhin Rambu Rauna
BENDUNGAN ASI
PENGERTIAN
Bendungan ASI adalah keadaan dimana terjadi
pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI
akibat penyempitan ductus laktiferus yang
menyebabkan terhambatnya pengeluaran ASI. (Sihite,
2022).

TANDA & GEJALA


Menurut Jamaruddin., dkk, 2022 gejala yang sering
terjadi seperti:
● Suhu tubuh yang meningkat sampai 38°C
● Payudara terasa panas dan keras
● Payudara berwarna kemerahan disertai rasa nyeri
PENYEBAB PENCEGAHAN
Faktor –faktor yang dapat Pencegahan yang bisa dilakukan agar
menyebabkan bendungan ASI tidak terjadi bendungan payudara
menurut Ulya., dkk tahun 2021 menurut Sihite., dkk tahun 2022, antara
adalah : lain:
• Pengosongan payudara yang • Menyusui bayi segera setelah lahir
tidak sempurna • Menyusui bayi tanpa dijadwal
• Faktor hisapan bayi yang • Mengeluarkan sedikit asi sebelum
kurang aktif menyusui agar payudara lebih
• Posisi menyusui yang kurang lembut
benar • Mengeluarkan asi dengan tangan
• Puting susu terbenam atau pompa bila produksi
• Pengeluaran ASI yang tidak melebihi kebutuhan asi
optimal • Melakukan perawatan payudara
• Terlambat menyusui setelah melahirkan
PENANGANAN
Tindakan efektif yang dapat mencegah dan mengatasi terjadinya bendungan
asi menurut Sihite., dkk tahun 2022 ialah sebagai berikut :

1. Melakukan perawatan payudara dan pengosongan ASI dengan pompa ASI


manual maupun dengan alat. Perawatan payudara ini sebagai salah satu
langkah awal untuk mendapatkan kemudahan dalam melakukan inisiasi
menyusui dini pada ibu post partum serta cara penting dalam memberi
nutrisi bagi bayi.

2. Pijat payudara merupakan upaya yang efektif dalam mengatasi bendungan


ASI, karena berdampak pada pengeluaran ASI yang lancar serta dapat
menghindari terjadinya bendungan ASI yang berulang.
MASTITIS
PENGERTIAN
Mastitis merupakan peradangan payudara yang terjadi
pada laktasi. Manisfestasi klinik mastitis antara lain
kemerahan, pembengkakan payudara, demam atau infeksi
sistemik (Tristanti & Nasriyah, 2019).

TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala pada ibu dengan mastitis menurut Wilson.,
dkk (2020) adalah :
● Payudara terasa sakit atau nyeri
● Payudara kemerahan
● Payudara bengkak
● Saat diraba, ada penebalan jaringan atau benjolan pada
payudara
● Saat disentuh, payudara terasa panas, lunak, dan perih
● Badan panas dingin, demam tinggi, atau menggigil
kedinginan
● Sakit kepala
PENYEBAB
Faktor penyebab terjadinya mastitis menurut
Tristanti & Nasriyah (2019) yaitu :
• Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya
menjaga kebersihan puting payudara saat menyusui
• Infeksi bakteri staphylococcus auereus yang masuk
melalui celah atau retakan putting payudara
• Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga
menjadi mastitis
• Puting pada payudara retak/lecet
• Posisi menyusui yang kurang tepat
• Payudara tersentuh oleh kulit yang memang
mengandung bakteri atau dari mulut bayi. Bakteri
tersebut dapat masuk ke dalam payudara melalui
lubang saluran susu
FAKTOR RESIKO
Ada beberapa hal yang turut meningkatkan risiko dari penyakit mastitis menurut
Tristanti & Nasriyah (2019) seperti :
• Pernah mengalami penyakit mastitis sebelumnya
• Memiliki penyakit anemia di mana penyakit ini dapat menurunkan daya
tahan tubuh terhadap serangan infeksi
• Tidak dapat mengeluarkan semua susu ketika menyusui.
• Frekuensi menyusui yang jarang atau waktu menyusui yang pendek
• Pelekatan bayi pada payudara yang kurang baik.
• Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak, misalnya saat bepergian
• Penekanan payudara misalnya oleh bra yang terlalu ketat
• Sumbatan pada saluran atau muara saluran oleh gumpalan ASI, jamur,
serpihan kulit, dan lain-lain
• Ibu malnutrisi, hal ini berhubungan daya tahan tubuh yang rendah
PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap kejadian mastitis dapat dilakukan menurut Tristanti & Nasriyah
(2019) yaitu dengan cara :
• Bantu ibu untuk mengeluarkan sebagian ASI setiap 3 – 4 jam dengan cara memerah
dengan tangan atau pompa ASI yang direkomendasikan
• Pengosongan yang tidak sempurna atau tertekannya duktus akibat pakaian yang
ketat dapat menyebabkan ASI terbendung
• Usahakan ibu selalu memperhatikan kebersihan tangan dan payudara
• Istrirahat yang cukup dan secara teratur menyusui bayinya

PENANGANAN
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mencegah mastitis semakin parah yaitu
dengan cara :
• Mengeluarkan sedikit ASI sebelum dan sesudah menyusui, lalu dioleskan pada
daerah payudara dan puting untuk menjaga kelembapan puting
• Teknik menyusui yang benar
• Pengosongan payudara
• Pemberian kompres hangat
• Memakai baju atau bra yang longgar
Dengan cara tersebut biasanya mastitis akan mereda selama 48 jam, tetapi jika tidak
ada perubahan, maka akan diberikan antibiotik 5-10 hari (Anggraini., dkk. 2022).
PENGERTIAN
ABSES
Abses payudara merupakan kelanjutan atau kompilaksi
dari mastitis yang disebabkan oleh meluasnya
peradangan payudara. Abses payudara adalah suatu
kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah
yang terbentuk dibawah kulit payudara akibat infeksi
bakteri (Ulya., dkk, 2021).

TANDA & GEJALA


Tanda dan gejala abses payudara menurut Napisah.,
dkk tahun 2023 yaitu:
● Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah
● Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah,
● Benjolan terasa lunak karena berisi nanah
● Payudara bengkak yang menyakitkan
● Produksi ASI rendah
● Nyeri dan sakit di bagian payudara
● Kulit memerah dan hangat (panas)
● Sakit kepala
● Mual muntah
PENYEBAB PENCEGAHAN
Penyebab utama abses payudara Pencegahan yang dilakukan menurut
adalah infeksi bakteri. Infeksi Napisah., dkk, (2023) yaitu :
dapat terjadi ketika bakteri • Mencuci tangan sebelum dan
masuk melalui celah-celah di sesudah menyusui
putting susu, saluran susu • Minum banyak air putih untuk
menjadi tersumbat. Jenis bakteri mencegah dehidrasi
yang paling sering menyebabkan • Pastikan perlekatan bayi benar
abses payudara adalah saat menyusu
staphylococcus aureus bakteri ini • Pastikan bra dan baju atasan tidak
bisa masuk melalui celah di kulit terlalu ketat agar payudara tidak
payudara atau di putting susu lembab
(Napisah., dkk, 2023). • Gunakan payudara di sisi lain
ketika payudara pertama sudah
benar-benar kosong
• Kedua payudara harus digunakan
dengan seimbang untuk menyusui
PENANGANAN
Penanganan abses payudara menurut Napisah., dkk, (2023)
antara lain yaitu:
1. Langkah pertama adalah mengeluarkan nanah dari
dalam benjolan
2. Mengeluarkan nanah menggunakan jarum atau membuat
sayatan kecil
3. Kemudian nanah ditarik menggunakan jarum jika pasien
sedang menyusui atau ukuran benjolan lebih kecil dari
3cm
4. Pada pasien tidak menyusui proses pengeluaran nanah
dilakukan lebih dari satu kali karena abses dapat
terbentuk berulang
5. Jika abses yang sudah dikeringkan dan meninggalkan
rongga besar maka lakukan tutupan untuk membantu
proses pengeringan serta penyembuhan
6. Konsumsi antibiotik selama 5-7 hari
7. Obat parasetamol atau ibuprofen diberikan untuk
membentu meringankan keluhan rasa sakit
Bendungan ASI adalah keadaan dimana terjadi pembengkakan
KESIMPULAN payudara akibat penumpukan ASI akibat penyempitan ductus
laktiferus yang menyebabkan terhambatnya pengeluaran ASI.
Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi
yaitu akan terjadi mastitis dan abses payudara (Sihite, 2022).

Perawatan payudara dilakukan untuk melancarkan sirkulasi aliran


darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Akibatnya jika tidak melakukan
perawatan payudara, bayi akan kesulitan ketika menyusu karena
payudara yang kotor dan puting susu tenggelam, produksi ASI
terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijitan dan
pengurutan sehingga terjadi pembengkakan, peradangan pada
payudara, kulit payudara, dan pada bagian putting menjadi
mudah lecet (Ernawati & Ninik, 2017).

Payudara memang secara natural akan mengeluarkan ASI setelah


ibu melahirkan, tetapi tidak berarti seorang wanita atau ibu tidak
patut merawat payudara untuk mencegah terjadinya bendungan
payudara dapat menjadi komplikasi lebih lanjut seperti mastitis
dan abses payudara (Ernawati & Ninik, 2017).
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai