Bimbingan dan
Konseling
Kelompok
Tim Teaching
2024
Tim Dosen
– Prayitno, Afdal, Ifdil, Zadrian Ardi. 2017. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok yang Berhasil: Dasar dan
Profil. Bogor: Ghalia Indonesia
– Corey, Gerald. 2012. Theory and Practice of Group Counseling. Belmont, CA: Brooks/Cole
– Jacobs ED. E., et al. 2012. Group Counseling: Strategies and Skills, Seventh Edition. USA: Brooks/Cole
– Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press
– Rusmana, Nandang. 2009. Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi
Press
– Prayitno. 2007. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia
– Berg, Robert C., Landreth Garry L. & Fall, Kevin A. 2006. Group Counseling Concepts and Procedures. New York: Routledge
– Sisca Folastri dan Itsar Bolo Rangka. 2016. Prosedur Bimbingan dan Konseling Kelompok. Bandung: Mujahid Press
– Gladding, T. Samuel. 2012. Groups: A Counseling Specialty (6th Edition) (Merril Counseling). USA: Pearson
– Natawidjaja, Rochman. 2009. Konseling Kelompok, Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Risqi Pres
– Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014
– Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2016
Materi Pertemuan 1
Faktor Pengikat:
Kerumunan
– Interaksi antara orang-orang yang ada
di dalam kumpulan atau kerumunan
itu.
– Ikatan emosional sebagai pernyataan
bersama
– Tujuan atau kepentingan bersama yang
ingin dicapai
Kumpulan
kelompok – Kepemimpinan yang dipatuhi dalam
orang
rangka mencapai tujuan atau
kepentingan bersama
– Norma yang diakui dan diikuti oleh
mereka yang terlibat di dalamnya.
PERSYARATAN KELOMPOK TERBENTUKNYA KELOMPOK
1.MEMPUNYAI ANGGOTA YANG SALING Kelompok pada dasarnya didukung dan terbentuk
BERINTERAKSI DAN BERKOMUNIKASI melalui berkumpulnya sejunlah orang. Kumpulan
orang-orang itu kemudian menjunjung beberapa
2.MEMPUNYAI PIMPINAN YANG DI SEPAKATI kualitas tertentu sehingga kumpulan tersebut
BERSAMA menjadi sebuah kelompok. Seperti halnya dalam
kehidupan sehari-hari sering dijumpai peristiwa
3.MEMPUNYAI TUJUAN BERSAMA berkumpulnya sejumlah orang disuatu tempat.
Mengoptimalkan
kegiatan pendukung Pemanfaatan data
Melakukan asesmen sebagai upaya hasil asesmen
kebutuhan layanan dalam melakukan menentukan setting
asesmen kebutuhan kelompok
layanan
a. Aplikasi Instrumentasi
b. Himpunan Data
c. Konferensi Kasus
d. Kunjungan Rumah
e. Alih Tangan Kasus
a. Aplikasi Instrumentasi
– Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan dan
konseling kelompok dilakukan.
– Siswa yang masalahnya dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut
layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok bimbingan
atau konseling kelompok tertentu sesuai dengan topik masalahnya
d. Kunjungan Rumah
– Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di luar
kewenanangan konselor dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok juga
harus di alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain
yang lebih mengetahui
2
Jenis-Jenis Kelompok
Kelompok sosial dan kelompok psikologikal sering tumpang tindih. Sejumlah anggota suatu organisasi
buruh di suatu unit yang kecil (sebagai kelompok sosial) mungkin tidak selalu memikirkan lagi tujuan
ataupun permasalahan yang menyangkut organisasinya itu, namun mereka terus menerus
mengadakan pertemuan, bukan untuk kepentingan organisasi buruhnyaitu, melainkan karena mereka
sedang berkumpul dan saling mengadakan hubungan antarpribadi (dalam hal ini suasananya menjadi
suasana kelompok psikologikal. Demikian juga sekelompok anak perempuan yang duduk berkumpul di
bawa pohon rindang (kelompok psikologikal) pada suatu ketika dapat membicarakan hal-hal yang
sepatutnya menjadi urusan kelompok sosial, misalnya membicarakan bagaimana meningkatkan
disiplin sekolah, bagaimana memperbanyak buku-buku pelajaran, dsb.
Kelompok Terorganisasikan Kelompok Tidak
Terorganisasikan
Kelompok yang terorganisasikan yaitu suatu kelompok Kelompok tidak terorganisasikan yaitu kelompok yang
yang terbentuk berdasarkan tata aturan yang disepakati terbentuk secara bebas atas keterikatan yang
secara bersama dan bersifat tegas. ditumbuhkan oleh para anggota kelompok
Ciri utama kelompok terorganisasikan ialah adanya Pada kelompok yang tidak terorganisasikan, peranan
pemimpin yang mengatur dan memberi kemudahan dan pemimpin tidak menonjol. Peranan pemimpin justru
mengawasi dijalankannya peranan masing-masing ditenukan oleh selera para anggotanya.
anggota
Kelompok Formal Kelompok Informal
Kelompok formal yaitu suatu kelompok yang terbentuk Kelompok informal, yaitu suatu kelompok yang dibentuk
berdasarkan aturan tertentu yang bersifat resmi (tertulis). dengan tidak didasarkan pada hal-hal resmi (tertulis)
sebagaimana pada kelompok formal
Lalu, bagaimana dengan karakteristik kelompok dalam layanan bimbingan dan
konseling kelompok?
Yuk simak materi berikutnya…
Materi Pertemuan 2
3
Karakteristik Kelompok dalam Layanan BK Kelompok