Anda di halaman 1dari 49

Budidaya Sayuran

Secara Hidroponik

1
Sayur
tanaman atau bagian tanaman yang dapat dimakan setelah
dimasak atau dilalap (mentah) sebagai makanan pokok
(utama), pelengkap atau pembangkit selera. Olerikultur

 Umur (semusim, dua tahunan, dan tanaman tahunan atau


tua).
 Tekstur batang (herbaseus dan berkayu)
 Jenis (misal: solanaceae, cucurbitaceae, brasicaceae, dll)
 Bagian tanaman yang dikonsumsi (akar, batang, daun,
bunga, buah, biji, dll)
 Dikonsumsi (dipanen) berdasarkan tingkat
perkembangannya
2
Sayur
Panen sayur berdasarkan tingkat perkembangan :
a. pertumbuhan awal (kecambah)
b. Pertumbuhan (mature) (kacang panjang, buncis, mentimun,
wortel, bunga kol, rebung)

c. fase tua (penuaan atau physiological mature atau


masak fisiologis) (kubis, selada, sawi, pakchoy)
d. matang atau ripening (tomat, cabai)
e. pembenyaian atau senescent (kentang, bawang, kacang
kapri).

3
Sambungan (sayur )

Tua (mature); komoditi hortikultura mencapai tingkat


perkembangan yang cukup dan setelah
dipanen dan diproses (jika perlu),
kualitasnya pada tingkat minimal,
masih diterima konsumen.
Matang (ripening) ; terjadinya perubahan warna dan
lebih spesifik untuk sayuran
buah.

4
Sambungan (sayur )

Sifat hasil, mudah rusak (perishable) karena


kandungan air tinggi

 Respirasi meningkat
 RH dan suhu tinggi
 Transpirasi meningkat

Kehilangan hasil pasca panen dapat


mencapai 80%  Kerusakan fisik
 Di lahan setelah panen  Susut bobot
 Transportasi (Pengangkutan)  Tumbuhnya tunas
 Di bangsal (tempat penanganan)  Tumbuhnya akar
 Penyimpanan  Busuk
 Pemasaran
5
Sambungan (sayur)

Panen sayur :
 Umur panen
 Keadaan fisik tanaman
 Kandungan kimia
 Sifat fisiologi
T. max – T. min
 Satuan panas (heat unit) =Σ( - T. baku )
2
Penanganan Pasca Panen

1. Curing (penyembuhan luka akibat panen)


2. Trimming (membuang daun tua)
3. Liming (mengoleskan KMnO4 pada bekas luka panen
4. Pengeringan (menurunkan kadar air)
5. Membersihkan dari kotoran (tanah) yang menempel
(pencucian)
6. Sortasi dan grading
6
Jenis sayuran :
 Mempunyai nilai ekonomis
 Pertumbuhannya cepat

Selada pakchoy

Kangkung di kebun Kem Farm, Jakarta milik caisim kailan


Bob Sadino.
Ditanam di atas petakan berpasir. 7
Teknik hidroponik

Tanaman dapat tumbuh dengan teknik


hidroponik asal dipenuhi persyaratan
pertumbuhannya :
 suhu, cahaya untuk fotosintesis
 kelembaban udara (relative humidity)
untuk menghambat penguapan air
(evapotranspirasi).

8
Teknik hidroponik

Produktivitas sayuran secara hidroponik dan di lahan


Jenis sayuran Hidroponik Lahan terbuka
------------------- Ton/ha/tahun --------------------
Brokoli 97,50 10,50
Kedelai 46,00 6,00
Kubis 172,50 30,00
Mentimun 750,00 30,00
Terong 56,00 20,00
Tomat 375,00 100,00
Cabai 96,00 16,00

9
Kultur teknik :
1. Persemaian/pembibitan
2. Persiapan tempat penanaman
3. Penanaman
4. Pemeliharaan

10
1. Persemaian/pembibitan
Kotak semai (seed bed) diisi dengan media :
 arang sekam
 pasir
 campuran arang sekam & pasir
 menggunakan media siap pakai (rockwool)

Pasir halus sering digunakan karena


mudah diperoleh dan harganya murah

Kekurang pasir :
 kurang dapat menahan air
 tidak terdapat nutrisi di dalamnya

11
Media Hidroponik
An organik

ROCKWOOL

PERLIT CLAY-GRANULAR 12
Media Hidroponik
Organik

Sekam yang Campuran berbagai macam Sekam dipadatkan dan


dipadatkan Bahan organik Dipotong-potong

13
Vermikulit Sabut kelapa
Sambungan (persemaian/pembibitan)

Pemeliharaan di persemaian/pembibitan :
 Penyiraman, untuk menjaga kelembaban
 Pemberian larutan nutrisi (1 minggu setelah semai)

Penyiraman dalam sistem hidroponik /fertigation (fertilizer


and irrigation)
 penyiraman dilakukan bersama dengan larutan
nutrisi
 menyediakan unsur hara untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan tanaman

14
Fertigation (fertilizer and irrigation)
Pemberian air bersamaan dengan nutrisi (unsur hara),
dilakukan siang hari :
Dibutuhkan untuk fotosintesis (hanya terjadi siang hari)
Mengganti air yang hilang dari tanaman (tranpirasi)
Air dibutuhkan untuk translokasi (unsur hara, fotosintat)
Air dibutuhkan untuk menjaga turgidtas sel, pelarut dan
lain sebagainya

Malam hari tanaman tidak kehilangan air (kadar air


dalam tanaman konstan)

15
2. Persiapan tempat penanaman

NFT (Nutrient Film Technique) :


Bambu (pipa paralon) diameter 12 cm
panjang 4 m ditempatkan dengan
kemiringan 5% (turun atau naik 5 cm/1
meter).
Dilobangi dengan jarak 15 -20 cm
dengan ф ± 1,5 cm
Pada kedua ujung bambu (pipa paralon)
ditutup dan dilobangi dengan ф ± 8 mm
tempat selang untuk melewatkan larutan
nutrisi dari dan kembali ke tandon
(tempat larutan hara)

16
NFT (sambungan)

17
Aeroponik

18
NFT (sambungan)

19
Sambungan (tempat penanaman)

FHS (Floating Hydroponic


System)/Deep Flow Technique (DFT) :
Penanaman dilakukan pada
kotak/bak/kolam kedap air diisi dengan
larutan hara sedalam 8-30 cm
Pada permukaan bak ditempatkan
styroform dilapisi mulsa PHP dan
dilobangi (ф ± 1,5 cm) dengan jarak
15-20 cm
Perlu dilengkapi dengan aerator

Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST)


20
Sambungan (tempat tanam)

Media substrat :
Wadah (pot, polibeg atau bak)
Media (pasir atau bahan porous)
steril

21
Sambungan (tempat tanam)

Media substrat :
Wadah (pot, polibeg atau bak)
Media (pasir atau bahan porous) steril

22
Media substrat (Sambungan )

23
Media Penanaman :
pasir agak kasar,
arang sekam,
rockwool dan lain-lain.
Arang sekam merupakan media yang ideal.
Keuntungannya, kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin
bebas dari kotoran maupun organisme yang
dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan
sebagainya yang dapat hidup dalam pasir.
Arang sekam bersifat :
 lebih ringan
 mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali
pemakaian (penanaman)

24
Media penanaman (sambungan)

An organik_kelebihan
Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu
yang lama
Porus, aerasi optimal
Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu
lembab
Sterilitasnya lebih terjamin
Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur,
bakteri, dan virus

25
Media penanaman (sambungan)

An organik_kekurangan
Bukan media yang baik bagi perkembangan
organisme bermanfaat seperti Mikoriza
Media lebih berat, karena umumnya berupa
batuan
Terlalu cepat mengatuskan air, nutrisi yang
diberikan sering terlindi
Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran

26
Media penanaman (sambungan)

Organik_kelebihan
 Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi
 Baik bagi perkembangan mikroorganisme
bermanfaat (mikroriza)
 Aerasi optimal (porus)
 Kemampuan menyangga pH tinggi
 Sangat cocok bagi perkembangan perakaran
 Baik digunakan pada tipe irigasi drip
 Lebih ringan

27
Media penanaman (sambungan)

Organik_kekurangan
 Kelembaban media cukup tinggi, rentan
serangan jamur, bakteri, maupun virus
penyebab penyakit tanaman
 Sterilitas media sulit dijamin
 Tidak permanen, hanya dapat digunakan
beberapa kali saja, secara rutin harus diganti

28
3. Penanaman
 Bibit telah mempunyai daun 4 lembar
 Pada lobang tanam (bambu atau pipa atau styroform) dapat diberi busa
agar bibit dapat berdiri kokoh menjelang akar tanaman saling
menyatu.

4. Pemeliharaan
a. Pemberian larutan hara :
NFT, kecepatan 0,5-1,0 liter/menit
Aeroponik, kecepatan 0,83 liter/menit dengan
tekanan 1,5-2 atmosfir.
pH larutan nutrisi 5,5-6,5
Kepekatan larutan nutrisi pada cF (EC) 3,0 mS
Ketetangan : - cF = Conductivity Factor
- mS = mmho = millimho
- 1mS = 700 ppm
29
Pemeliharaan (sambungan)

Substrat : (pemberian larutan hara)


 pasang surut (ebb and flow), 5’ on dan 10’ off

30
Pemeliharaan (sambungan)

Substrat : (pemberian larutan hara)


 pemberian dari atas langsung ke akar (drip), larutan
nutrisi dialirkan melalui selang kecil (emiter)
menyebar di pada media baik ke samping maupun ke
bawah karena gaya kapiler dan gravitasi.

Larutan nutrisi (irigasi tetes atau drip)


 Mencegah penyumbatan emiter
 Air bebas sedimen, ganggang,
endapan pupuk, dll

31
Irigasi tetes (sambungan)

Efisiensi sangat tinggi :


evaporasi rendah
tidak ada gerakan air di udara,
tidak ada pembasahan daun,
Run off rendah,
pengairan dibatasi di sekitar tanaman pokok)
Respon tanaman lebih baik (produktivitas, kualitas,
keseragaman)
 tidak mengganggu aerasi tanah, tekanan
rendah, tidak mengganggu keseimbangan
kadar lengas
 mengurangi perkembangan serangga,
penyakit, dan jamur

32
Sambungan (pemeliharaan)

b. Mempertahankan pH dan kepekatan larutan nutrisi


Untuk NFT, Cooper mensyaratkan pH larutan nutrisi 6 – 6,5
 pH larutan <6, dapat ditambah dengan KOH 5%
 pH larutan >6,5 dapat di tambah dengan asam fosfat

Kepekatan larutan, diukur dengan menggunakan EC meter


dan dinyatakan dengan cF (Conductivity Factor) = 3,0
Untuk nutrisi daur ulang, resep Cooper dapat digunakan
selama 1 minggu dan larutan nutrisi perlu ditingkatkan
kembali konsentrasi (cF ) nya

33
Larutan nutrisi
Larutan dan status nutrisi untuk beberapa jenis sayuran daun
Nama
sayuran pH EC (mS) Ppm Status

Selada 6,0 – 7,0 0,8-1,2 560-840 L


Pak Choi 7,0 1,5-2,0 1050-1400 M
Sawi 5,5-6,5 1,5-2,0 1050-1400 M
Kangkung 5,5-6,5 1,5-2,0 1050-1400 M
Kailan 5,5-6,5 1,5-2,0 1050-1400 M
Bayam 6,0-7,0 1,8-2,3 1260-1610 M
Seledri 6,5 1,8-2,4 1260-1680 M

L = rendah ; M = sedang ; 1 mS = 700 ppm


34
Larutan nutrisi
Nilai EC nutrisi tanaman bayam_FHS_Subandi, dkk 2015
Perlakuan : kepekatan larutan (EC ) dan nutrisi yang digunakan AB mix.
Hasil :
Rata-rata penurunan nilai EC larutan nutrisi 3 minggu setelah tanam
EC awal EC, 17 hari setelah tanam EC, 20 hari setelah tanam
------------------------------ mS -------------------------------
1,50 0,94 0,68
1,80 1,23 0,88
2,10 1,39 1,14
2,40 1,57 1,35
2,70 1,61 1,40
3,00 1,73 1,36

Minggu 1 dan 2, pengurangan larutan nutrisi 420 ml – 670 ml


Minggu ke 3, pengurangan larutan nutrisi 520 – 800 ml
35
Larutan nutrisi
Nilai EC nutrisi tanaman bayam_FHS_Subandi, dkk 2015 (sambungan)
Perlakuan : kepekatan larutan (EC ) dan nutrisi yang digunakan AB mix.
Hasil :
Tinggi tanaman bayam (cm) setelah diperlakukan dengan kepekatan
nutrisi yang berbeda
Rata-rata tinggi tanaman (MST)
Perlakuan EC (mS)
1 2 3
1,50 9,80 a 12,39 a 13,27 a
1,80 9,22 a 13,28 a 16,47 a
2,10 10,51 a 16,29 b 21,50 b
2,40 9,34 a 15,97 b 22,78 b
2,70 10,27 a 17,97 b 27,00 c
3,00 10,01 a 18,26 b 28,38 c

36
Larutan nutrisi
Nilai EC nutrisi tanaman bayam_FHS_Subandi, dkk 2015 (sambungan)
Perlakuan : kepekatan larutan (EC ) dan nutrisi yang digunakan AB mix.
Hasil :
Luas daun, panjang akar, dan berat segar tajuk tanaman bayam setelah
diperlakukan dengan kepekatan nutrisi yang berbeda
Luas daun Panjang akar Berat segar
Perlakuan EC (mS) (cm )
2
(cm) tajuk (g)
1,50 21,29 a 17,50 a 0,83 a
1,80 43,67 ab 18,06 a 1,87 ab
2,10 79,40 b 18,41 a 3,48 bc
2,40 88,91 b 18,53 a 4,18 c
2,70 147,01 c 18,66 a 6,63 d
3,00 183,00 c 20,13 a 8,09 d

37
Larutan nutrisi
Larutan Stok untuk 45 liter (Cooper)
Bahan kimia Rumus kimia Bobot (gram)
Stok A
Kalsium nitrat Ca(NO3)2.4H2O 10.030,0
Besi EDTA [CH2N(CH2COO)2]FeNa 790,0
Stok B
Kalium dihidrogenfosfat KH2PO4 2.630,0
Kalium nitrat KNO3 5.830,0
Mg sulfat heptahidrat MgSO2.7H2O 5.130,0
Mn sulfat tetrahidrat MnSO4.4H2O 61,0
Asam borat H3BO3 17,0
Cu sulfat pentahidrat CuSO4.5H2O 3,9
Amonium molibdat (NH4)6Mo7O24.4H2O 3,7
tetrahidrat
Zn sulfat heptahidrat ZnSO4.7H2O 4,438
Campuran hara untuk sistem Benggala
Pupuk Bobot (gram) Unsur
Sodium nitrat 354 N
Superfosfat 198 P dan Ca
Potasium sulfat 113 K dan S
Magnesium sulfat 113 Mg dan S
Unsur mikro
Zing sulfat 3,5 Zn
Mangan klorid 3,5 Mn
Boric acid 3,5 B
Copper sulfat 3,5 Cu
Iron sulfat 3,5 Fe

Campuran pupuk dilarutkan (konsentrasi = 10 gram/4,5 liter air)


39
Faktor penting dalam menentukan formula nutrisi
hidroponik :
1. Garam yang mudah larut
2. Kandungan Na, Cl, NH4 dan N-organik atau unsur-
unsur yang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman harus diminimumkan.
3. Komposisi yang digunakan bersifat tidak antagonis
4. Dipilih yang ekonomis

Ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA)

40
Pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau secara
hidroponik dengan pemberian berbagai bahan organik cair
Jumlah daun Panjang Lebar Berat
Perlakuan (helai) daun (cm) daun (cm) tanaman (g)
Kontrol 10,60 b 18,10 d 13,02 d 97,36 d

Tauge 11,12 ab 19,49 c 13,12 cd 130,24 c


Kulit
11,40 a 19,79 c 13,48 c 146,28 c
pisang
Jagung 11,56 a 21,60 b 14,52 b 171,56 b

Air kelapa 12,08 a 23,60 a 15,23 a 193,04 a

Sumber ;Tentri Sa’na Wahid, Andi Ilham Latunra, Baharuddin, Andi Masniawati, 2013

Komposisi larutan LABIOTA (Baharuddin, 2012)

41
Komposisi larutan LABIOTA (Baharuddin,2012)
Gram/100 1,2
Bahan liter air Fertilion Combi : gram
Ca(NO3)2.4 H2O 24,0 MgO 9,0%
KH2PO4 14,0 S 3,0%
KNO3 65,0 Mn 4,0%
Fe EDTA 0,9 Fe 4,0%
Fertilion Combi : 1,2 Cu 1,5%
Zn 1,5%
B 0,5%
Mo 0,1%

42
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)
Faktor pertama, larutan nutrisi Faktor Kedua, media tanam
N1 = Larutan AB mix M1 = Pasir
N2 = Larutan Nederland M2 = Pasir : arang sekam (1 : 1)
N3 = Buatan sendiri M3 = Pasir : arang sekam (1 : 3)
CaNO3 = 118 g
KNO3 = 60 gram 500 ml
Fe-EDTA = 3,8 gram
Kedua larutan dicampurkan
KH2PO4 = 28 gram ke dalam air menjadi 100 liter
CuSO4 = 0,04 gram diaduk rata
MnSO4 = 0,80 gram
ZnSO4 = 0,15 gram 500 ml
H3Bo3 = 0,40 gram
MoO4 = 0,01 gram
MgSO4 = 40 gram
43
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Pemeliharaan :
 Umur 1 – 3 MST nutrisi diberi 4 kali (pukul 7, 10, 13, dan 16)
 Umur 4 – 7 MST, diberi 6 kali (pukul 7, 9, 11, 13, 15, dan 16)
 Pemberian sebanyak 50 ml/tanaman
 Pengukuran pH dilakukan setiap pembuatan larutan nutrisi.

44
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Hasil
Jumlah daun tanaman selada (helai) umur 7 MST pada nutrisi dan
media yang berbeda
Media
Nutrisi
Pasir Pasir : arang (1 : 1) Pasir : arang (1 : 3)
AB Mix 9,11 a p 16,44 b q 15,33 b q
Nederland 9,44 a p 16,22 c q 14,89 b q
Ramuan sendiri 18,78 c q 13,67 b p 11,78 a p
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom
(p, q) yang sama, berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

BNJ 5% = 1,19
45
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Hasil
Tinggi tanaman selada (cm) umur 7 MST pada nutrisi dan media
yang berbeda
Media
Nutrisi
Pasir Pasir : arang (1 : 1) Pasir : arang (1 : 3)
AB Mix 36,22 a p 52,00 c p 44,56 b p
Nederland 38,78 a p 54,22 b p 55,56 b q
Ramuan sendiri 58,78 c q 50,56 b p 44,78 a p
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom (p, q)
yang sama, berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

BNJ 5% = 1,19
46
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Hasil
Panjang akar tanaman selada (cm) umur 7 MST pada nutrisi dan
media yang berbeda
Media
Nutrisi
Pasir Pasir : arang (1 : 1) Pasir : arang (1 : 3)
AB Mix 28,00 a p 28,11 a pq 27,00 a p
Nederland 29,39 a p 27,56 a p 27,78 a p
Ramuan sendiri 34,39 c q 30,17 b q 26,44 a p
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom
(p, q) yang sama, berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

BNJ 5% = 1,19
47
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Hasil
Luas daun tanaman selada (cm2) umur 7 MST pada nutrisi dan
media yang berbeda
Media
Nutrisi
Pasir Pasir : arang (1 : 1) Pasir : arang (1 : 3)
AB Mix 8,71 a p 25,20 c q 16,84 b p
Nederland 10,63 a p 19,39 b p 20,40 b q
Ramuan sendiri 25,42 b q 23,89 b q 15,48 a p
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom (p, q)
yang sama, berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

BNJ 5% = 1,19
48
Nutrisi_Media Tanam_Selada (Mas’ud_Litbang)

Hasil
Berat segar tanaman selada (gram) pada nutrisi dan media yang
berbeda
Media
Nutrisi
Pasir Pasir : arang (1 : 1) Pasir : arang (1 : 3)
AB Mix 51,81 c p 137,31 a p 82,05 b p
Nederland 65,60 b p 131,99 a p 121,57 a q
Ramuan sendiri 152,18 a q 132,12 a p 85,41 b p
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris (a, b, c) dan kolom (p, q)
yang sama, berbeda nyata pada uji BNJ pada taraf 5%

BNJ 5% = 1,19
49

Anda mungkin juga menyukai