Anda di halaman 1dari 7

LIVING HADITS

OLEH :
PAJRIANA BAETURROHMAN (2271017)
DAFTAR ISI
01. PENDAHULUAN 04. CONTOH CONTOH LIVING HADITS LISAN

02. MAKNA LIVING HADITS 03. MODEL MODEL LIVING HADITS

05. KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Secara sederhana “living hadis” dapat dimaksudkan sebagai gejala yang
nampak di masyarakat berupa pola-pola perilaku yang bersumber dari
maupun sebagai respons pemaknaan terhadap hadis Nabi Muhammad saw.
Istilah yang sama dapat juga diatributkan pada al-Qur’an, yaitu “living al-
Qur’an”. Di sini terlihat adanya pemekaran wilayah kajian, dari kajian teks
kepada kajian sosial-budaya yang menjadikan masyarakat agama sebagai
objeknya.2
Beberapa ragam living hadis yaitu tulis, lisan dan praktek.
MAKNA LIVING HADITS
Ada perbedaan di kalangan ulama hadis mengenai istilah pengertian
sunnah dan hadis, khususnya di antara ulama mutaqaddimin dan ulama
muta’akhirin.Menurut ulama mutaqaddimin, hadis adalah segala perkataan,perbuatan atau
ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw pasca kenabian, sementara sunnah
adalah segala sesutu yang diambil dari Nabi Saw tanpa membatasi waktu. Sedangkan ulama
muta’akhkhirin berpendapat bahwa hadis dan sunnah memiliki pengertian yang sama, yaitu
segala ucapan, perbuatan atau ketetapan Nabi
MODEL - MODEL
LIVING HADITS
01. TRADISI TULIS MENULIS

02. TRADISI LISAN

03. TRADISI PRAKTIK


CONTOH-CONTOH LIVING
HADITS LISAN

TAHLIL SHOLAWAT DO’A

Semua bacaan-bacaan tersebut


Tradisi-tradisi keagamaan yang dikemas
Istilah shalawatan berasal dari bahasa mempunyai dasar-dasar yang kuat
dengan budaya lokal banyak dijumpai di
Arab “Shalat” jama’nya baik dari ayat-ayat al-Qur’an
dalam Komunitas santri Nahdliyin, yang
“shalawat”, yang arti dasarnya adalah maupun dari Sunnah Nabi
tentunya belum ada pada zaman Rasulullah
berdoa atau mendoakan. Muhammad Saw
Saw maupun zaman Khulafa’ ar-Rasyidin
yang memerintahkan atau
seperti tahlil.
menganjurkannya.
KESIMPULAN
Tradisi lisan dalam living hadis kebanyakan bersamaan dengan praktik-
praktik amalan-amalan sunnah yang dilakukan oleh masyarakat Muslim
Indonesia umumnya dan khuusnya di kalangan warga Nadliyin (NU). Metode
living hadis sunnah yang secara lisan masih minimnya teori atau metodologi
yang berkaitan degan living hadis. Penulis disini sekedar menjelaskan living
hadis lisan tersebut dengan banyak contoh-contoh supaya mudah dipahami.
Secara sederhana living hadis lisan itu meneliti terhadap aplikasi pemaknaan
hadis di kalangan masyarakat yang terutama diucapkan dalam bentuk kegiatan
atau living hadis lisan bersamaan dengan praktik.

Anda mungkin juga menyukai