Anda di halaman 1dari 44

Alur Diagnosis

Pemeriksaan
TB dan TB RO
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia

● Perubahan besar dalam penegakan diagnosis


dan pengobatan TBC telah direkomendasikan
oleh WHO tahun 2020 dalam buku WHO
operational handbook on tuberculosis –
Module 3: rapid diagnostics for tuberculosis.
● Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis
di Indonesia mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi terkini di bidang kesehatan.
● Perubahan paradigma dalam penegakan
diagnosis TBC dan TBC RO yang harus
dilakukan:
a. Lebih dini
b. Lebih akurat
c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TBC.
3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021
A B C

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. DIAGNOSIS
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis
Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra paru,
baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan
pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC paru) dan non dahak (untuk
terduga TBC ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan yang saat
ini sudah mempunyai alat TCM.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak, volume 3-5 ml dan mukopurulen. Hasil
pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate,
MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result).
6. Penegakan diagnosis TBC klinis harus didahului pemeriksaan bakteriologis. Fasyankes bersama dinkes
mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan klinis (60:40)
Alur Penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC

Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif


MTB pos Rif resistan* MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif No result, error, invalid
Indeterminate**

Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar uji TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) kepekaan fenotipik
Pemeriksaan ulang Pemeriksaan radiologis /
TCM dan sesuaikan antibiotik spektrum luas
pengobatan
Pemeriksaan uji kepekaan INH
berdasarkan hasil
pada pasien dengan riwayat
TCM
pengobatan sebelumnya
Sensitif terhadap
Resistan terhadap Abnormalitas paru
obat gol. Gambaran paru
obat gol. flurokuinolon yang mengarah
flurokuinolon tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH TB / tidak ada
perbaikan klinis
perbaikan klinis

Pengobatan TBC RO Pengobatan TBC Pengobatan TBC


Pengobatan TBC RO Lanjutkan
paduan jangka monoresistan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu OAT lini satu
pendek INH lini satu

* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari kriteria terduga **Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali. Hasil
TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu pengulangan yang menjadi acuan
A. Diagnosis (2)
6. Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum/tidak mempunyai TCM, harus merujuk terduga
TBC atau dahak dari terduga TBC tersebut ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM.
Merujuk dahak lebih direkomendasikan dibanding merujuk terduga TBC terkait alasan
pengendalian infeksi.
7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring rujukan dan menetapkan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM menjadi pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di sekitarnya.
8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber daya di fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan mengoperasikan TCM.
9. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses layanan TCM berupa
kesulitan transportasi, jarak dan kendala geografis maka penegakan diagnosis dapat dilakukan
dengan pemeriksaan mikroskopis.
10. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan
pemeriksaan lanjutan menggunakan TCM.
Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
TCM terdekat.
Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak.
Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi terhadap Rifampisin.
B. Pengobatan
1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian.
OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap.
Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan Rifampisin indeterminate dengan
riwayat pengobatan sebelumnya.
2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021
Program TBC tidak menyediakan OAT Kategori 2. Apabila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di
instalasi farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka harus
dimanfaatkan sampai habis.
3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan
sebelumnya (kambuh, gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk
pengobatan TBC RO anak dan TPT anak kontak dengan pasien TBC RO. Sediaan ini mudah
dikonsumsi oleh anak, namun pemanfaatannya masih terbatas. Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kab/Kota agar melakukan sosialisasi supaya OAT RO anak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan
1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan mikroskopis
dan biakan.

*Pada SE Dirjen P2P No. 936/2021 tertulis TBC SO (salah ketik)


Faktor Resiko Kejadian TB RO
Berdasarkan faktor resiko untuk kejadian TB RO, pasien dibedakan
menjadi:
– Resiko tinggi untuk TB RO (kriteria High Risk TB RO)

Yang masuk dalam kriteria ini adalah 9 kriteria terduga TB RO


– Resiko rendah untuk TB RO (kriteria Low Risk TB RO)

Yang masuk dalam kriteria ini adalah terduga TB termasuk


terduga TB anak, TB dari pasien DM, terduga TB dari ODHA.
Kriteria Terduga TB RO Terduga TB RO dg riwayat
pengobatan sebelumnya
Terduga TB RO 1. Pasien TB RO yang gagal pengobatan
2. Pasien TB RO kasus kambuh
1. Pasien TB gagal kategori 2 3. Pasien TB RO yang kembali setelah putus berobat
2. Pasien TB kategori 2 yang tidak konversi
3. Pasien TB dengan riwayat pengobatan TB
Terduga TB RO anak
tidak standar
4. Pasien TB gagal kategori 1 Anak dengan gejala TB disertai salah satu:
5. Pasien TB kategori 1 yang tidak konversi 1. Kotak erat dg pasien TB RO (serumah, sekolah,
6. Pasien TB yang kambuh/relaps penitipan anak)
7. Pasien TB dari kembali setelah putus 2. Kontak erat dengan pasien meninggal akibat TB, gagal
berobat pengobatan, tidak patuh berobat, pengobatan kat 2
8. Terduga TB yang kontak erat dengan 3. Anak dalam terapi OAT 2-3 bulan dengan dosis dan
pasien TB-MDR ketaatan berobat namun tidak menunjukkan perbaikan
9. Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak 4. Memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
respons terhadap pemberian OAT 5. Anak TB HIV tidak responsif dengan pengobatan TB
yang adekuat

*Juknis Penatalaksanaan TB RO di Indonesia, 2020


Pemeriksaan Diagnosis TB RO
Risiko Tinggi TB RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan TCM
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak

Ulangi
TCM 1x
(2)

TB, TB, Neg Invalid/no result/error Indeterminate


• LPA Lini dua
Rif Res Rif Sen
• Uji Kepekaan TCM tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TCM
di slide selanjutnya

*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Tinggi TB RO
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan TCM
Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 ke-2

Invalid / no Rif Res Rif Res TB RO


result / error Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Rif Sen TB SO

Invalid/no result/error Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh


TAK
Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO
(MTB Detected, Rif Sen Rif Sen TB SO
Rif
Indeterminate) Negatif Rif Sen TB SO

Indet Rif Sen TB SO

Invalid / no result/error Rif Sen TB SO


Pemeriksaan Diagnosis TB RO
Risiko Rendah TB RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan TCM
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak

Ulangi Ulangi
TCM 1x (2) TCM 1x (2)

Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif Sen error
error

TCM tdk boleh diulang lagi TCM tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TCM pemeriksaan TCM
di slide selanjutnya di slide selanjutnya

*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Rendah TB RO
Hasil Pemeriksaan TCM ke-
Hasil Pemeriksaan TCM ke-2 Hasil Akhir Terapi pengobatan
1
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Negatif /Invalid Rif Sen TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res Rif Sen TB SO
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Rif Sen TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh
/error TAK
Indeterminate Rif Res Rif Sen TB SO
(MTB Detected, Rif Sen Rif Sen TB SO
Rif Indeterminate)
Negatif Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Invalid / no result /error Rif Sen TB SO
Perlu diperhatikan
● Faktor resiko tinggi (high) atau rendah (low) untuk kejadian TB RO berbeda
dengan hasil pemeriksaan yang keluar dari mesin TCM

Semikuantitatif

● Hasil pemeriksaan Very low/Low/Medium/High yang berasal dari TCM


mengindikasikan jumlah kandungan bakteri dalam sampel yang diperiksa
(semikuantitatif)
● Pengulangan TCM didasarkan pada faktor resiko untuk kejadian TB RO bukan dari
jumlah kandungan bakteri dalam sampel yang diperiksa
Tatalaksana
TB Resistan
Obat
UPDATE PENGOBATAN TB RO 2020
WHO guidance on treatment and management of DR TB
ALUR DIAGNOSIS
DAN PENGOBATAN
TB RESISTAN
OBAT (2020)

• TB RO ADALAH DIAGNOSIS
LABORATORIS
• ALAT DIAGNOSIS YANG
DIGUNAKAN:
1. TCM
2. LPA LINI 2
3. KULTUR
4. UJI KEPEKAAN LINI 1 DAN 2

SKEMA PENGOBATAN:
1. JANGKA PENDEK (ORAL)
2. JANGKA PANJANG (ORAL)
Paduan Pengobatan TB RO 2020
SE Dirjen P2P No. HK.01.02/III/9753/2020 dikeluarkan pada tanggal 9 Juli
2020
Poin utama surat edaran:
1. Pengobatan pasien TB RO menggunakan paduan pengobatan tanpa
injeksi sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2020, yang terdiri dari
- paduan pengobatan jangka pendek
- paduan pengobatan jangka panjang.
2. Paduan pengobatan seperti pada butir 1 di atas digunakan untuk
seluruh pasien TB RO, baik dewasa maupun anak.
3. Implementasi paduan pengobatan jangka pendek diberikan untuk
pasien yang baru memulai pengobatan.
4. Rencana penggunaan paduan BPaL dalam kerangka riset operasional.
PENGOBATAN TB RO DI Indonesia 2009 - 2020

2009: 2017: 2018: 2019: 2020:


2015 Pengunaan
Pengobatan Jangka Panjang Jangka Pendek Penggunaan Paduan Jangka JANGKA
Bedaquiline Panjang ORAL
Injeksi (Injeksi) Delamanid PENDEK - oral

Pengelompokan Obat pada Paduan Jangka Panjang


(2019)

Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi (2020)

DOSIS OBAT MENGIKUTI BERART BADAN


Update Tatalaksana RO Indonesia 2020
● Pengobatan jangka pendek tanpa injeksi:
○ Kriteria penetapan pasien
○ Komposisi OAT (obat injeksi diganti Bdq)
○ Dosis OAT berdasarkan pengelompokan berat badan
○ Monitoring pengobatan (EKG, pemeriksaan sputum, tidak perlu audiometri)
● Pengobatan jangka panjang tanpa injeksi:
○ Pengelompokan obat TB RO: Grup A, B, C
○ Jumlah dan komposisi OAT
○ Durasi pengobatan
○ Monitoring pengobatan (audiometri, pemeriksaan albumin)
● Rencana paduan pengobatan BPaL dalam kerangka riset operasional di layanan TB
RO tertentu
● Penguatan transport specimen dan pengembangan interpretasi hasil LPA lini dua
● Penguatan penggunaan SITB: pencatatan pelaporan, permintaan OAT, aDSM, dsb
Paduan Jangka Pendek Paduan Jangka Panjang
Tanpa Injeksi
Tanpa Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang diberikan paduan jangka panjang tanpa
Kriteria pasien TB RO yang bisa mendapatkan paduan ini injeksi ialah:
ialah sebagai berikut:  Pasien TB RR/MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon
 Tidak resistan terhadap fluorokuinolon (TB pre-XDR)
 Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR  Pasien TB RR/MDR yang gagal pengobatan jangka pendek
 Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 sebelumnya
bulan  Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama
 Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap  1 bulan
OAT pada paduan jangka pendek (kecuali resistan INH  Pasien TB RR/MDR yang terbukti atau diduga resistan terhadap
dengan mutasi inhA atau katG). Pasien resistan INH Bedaquiline, Clofazimine atau Linezolid
dengan mutasi pada inhA dan katG berdasarkan hasil  Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan
pemeriksaan LPA lini pertama* tidak bisa mendapatkan
katG
paduan jangka pendek.
 Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas bilateral
 Tidak sedang hamil atau menyusui
 Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi
 Bukan kasus TB paru berat: TB dengan kavitas,
(yang harus diobati jangka panjang), seperti meningitis,
kerusakan parenkim paru yang luas
 Bukan kasus TB ekstraparu berat: TB meningitis, osteoarticular, efusi pericardial, TB abdomen
osteoarticular, efusi pericardial atau TB abdomen  Pasien TB RO dengan kondisi klinis tertentu (misalnya alergi
 Pasien TB RO dengan HIV (paru dan ekstraparu) berat / intoleran terhadap obat utama pada paduan jangka pendek)
 Anak usia lebih dari 6 tahun  Ibu hamil, menyusui
Pemantauan Pengobatan TB RO dengan Pemantauan Pengobatan TB RO dengan
Paduan Jangka Pendek Paduan Jangka Panjang
Jejaring
Diagnosis
TB
Kapan transportasi spesimen TB dibutuhkan?

Diagnosis: Fasyankes non-TCM ke fasyankes TCM


• Jumlah sampel dahak = 2 (dua) SS/SP
• 1 diperiksa, 1 cadangan jika bila perlu pengulangan
• Kriteria pengulangan: gagal(indeterminate, invalid,
error, no result) atau hasil Rif Res pada
Kelompok TB resiko rendah

Lanjutan Dx TB-RO: Fasyankes TB RO ke laboratorium


cDST dan LPA lini 2
• Jumlah sampel dahak = 2 (dua) SS/SP
• 1 diperiksa cDST, 1 diperiksa LPA lini dua

Monitoring pengobatan sesuai jadwal


• Pemeriksaan mikroskopis dan biakan
• Tiap bulan pada fase intensif, dan lanjutan
PENGATURAN JEJARING RUJUKAN LABORATORIUM
Jejaring TCM
• Merupakan faskes yang berjejaring dengan lab TCM

• Bersifat dinamis, dikoordinir oleh Dinkes Kab/kota


• Menggunakan pemeriksaan TCM untuk diagnosis TB
• Hanya menggunakan pemeriksaan mikroskopis untuk
follow up
• Pengambilan sampel uji silang dengan metode
proporsional (100% sediaan positif dan 10%
sediaan negative)
Surat Dir P2PML No.PM.01.03/1/1137/2021
tanggal 23 April 2021, tentang

Pembagian Wilayah Rujukan Pemeriksaan


Tuberkulosis (TBC) tahun 2021
Kemampuan Pemeriksaan TBC
Biakan
No Laboratorium Uji
LPA lini 2
MGIT LJ Kepekaan
1. RSUP H. Adam Malik Tidak Ya Ya Ya
2. RSP Provinsi Sumatera Barat Tidak Ya Ya Tidak
3. BBLK Palembang Ya Ya Ya Ya
4. Lab TB UKK LMK FK UI Ya Ya Ya Ya
5. RSUP Persahabatan Ya Ya Ya Ya
6. BBLK Jakarta Tidak Ya Ya Ya
7. Labkes Provinsi Jawa Barat Ya Ya Ya Ya
8. RS Paru Dr.H.A Rotinsulu Tidak Ya Ya Ya
9. RS Paru Goenawan Tidak Ya Tidak Tidak Daftar Laboratorium Rujukan
10.
Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian
Alat Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tidak Ya Ya Ya Pemeriksaan TBC Sesuai
11. RSUP (BKPM) Surakarta Tidak Tidak Ya Tidak
Kemampuan Pemeriksaan
12. BP4 Tegal Tidak Ya Ya Tidak
13. Laboratorium TB Dep. Mikrobiologi FKKMK Tidak Tidak Ya Tidak
UGM
14. BBLK Surabaya Ya Ya Ya Ya
15. RS Saiful Anwar Tidak Tidak Ya Tidak
16. RSP Manguharjo Tidak Tidak Ya Tidak
17. RSUP Sanglah Tidak Ya Tidak Ya
18. Labkes Provinsi Kalimantan Timur Tidak Ya Tidak Ya
19. BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tidak Ya Tidak Ya
20. BBLK Makassar Tidak Ya Ya Ya
21. HUMRC Makassar Ya Ya Ya Tidak
22. BLK Daerah Papua Tidak Ya Ya Ya
23 RSUP dr Kariadi Semarang Ya Tidak Tidak Tidak
PEMBAGIAN WILAYAH RUJUKAN PEMERIKSAAN TUBERKULOSIS (TBC)
No. Provinsi Faskes / Rujukan TB RO Lab Rujukan LPA Lini dua Lab Rujukan Uji Kepekaan Laboratorium Biakan Follow up*

1 Aceh Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RS Adam Malik
2 Sumatera Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RS Adam Malik
3 Sumatera Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RSP Provinsi Sumatera Barat
4 Bengkulu Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
5 Jambi Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
6 Sumatera Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang

7 Lampung Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
8 Riau Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
9 Kep. Riau Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
10 Bangka Belitung Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
11 Banten Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
Faskes/Rujukan MTPTRO Region 1 Region 1 Region 1
ke Labkes Provinsi Jawa Barat ke Labkes Provinsi Jawa Barat
Labkes Prov Jabar
12 Jawa Barat Faskes/Rujukan MTPTRO Region 2 Region 2 Region 2
ke RS dr H.A Rotinsulu ke RSP Dr. H.A Rotinsulu
Faskes Rujukan MTPTRO RSP Goenawan
Cisarua Bogor Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI RSPG Goenawan Cisarua Bogor
Faskes Rujukan MTPTRO RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan
13 DKI Jakarta
Faskes/Rujukan MTPTRO lainnya di Provinsi Mikrobiologi FKUI BBLK Jakarta BBLK Jakarta

Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BLK dan PAK Provinsi Jawa BLK dan PAK Provinsi Jawa Tengah /
14 Jawa Tengah RSUP Dr. Kariadi Tengah BP4 Tegal / RSUP Surakarta*
Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BLK dan PAK Provinsi Jawa Laboratorium TB Dep. Mikrobiologi FKKMK
15 DIY RSUP Dr. Kariadi Tengah UGM
Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya / RSUD Dr. Saiful Anwar RSP
16 Jawa Timur BBLK Surabaya BBLK Surabaya Manguharjo*
17 Bali Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
18 NTB Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
19 NTT Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
Provinsi
20 Kalimantan Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BBLK Surabaya BBLK Surabaya
Provinsi
21 Kalimantan Tengah Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BBLK Surabaya BBLK Surabaya
Provinsi
22 Kalimantan Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
Provinsi
23 Kalimantan Timur Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi
24 Kalimantan Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi
Faskes/Rujukan MTPTRO di BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
25 Gorontalo Provinsi HUMRC Makassar

26 Sulawesi Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi
27 Sulawesi Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
28 Sulawesi Tengah Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
29 Sulawesi Tenggara Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
30 Sulawesi Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar HUMRC Makassar
Provinsi
Faskes/Rujukan MTPTRO di BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
31 Maluku Utara Provinsi HUMRC Makassar

32 Maluku Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar


Provinsi
33 Papua Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BLK Daerah Papua BLK Daerah Papua
Provinsi
34 Papua Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BLK Daerah Papua BLK Daerah Papua
Provinsi
Kegiatan Transportasi Spesimen Dalam Program TB
• Diharapkan seluruh provinsi memiliki mekanisme transportasi contoh
uji:
– Pengemasan :
• Bahan untuk pengemasan disediakan oleh Dinkes kab/Kota
• Bahan disediakan oleh faskes dan diklaim ke program
– Pengiriman
• Menggunakan kurir dengan sistem kontrak
• Dikirim dengan ekspedisi dan diklaim ke Program
• Diharapkan tidak merujuk pasien secara langsung untuk
mengurangi resiko loss to follow up dan resiko infeksi
Jumlah Dahak untuk Pemeriksaan TB
• Jumlah dahak untuk diagnosis (menggunakan pemeriksaan TCM) adalah 2 dahak berkualitas baik:

• S a t u d ah ak u n t u k diperiksa TCM

• S a t u d ah ak sebagai cadangan jika diperlukan pemeriksaan ulangan, yaitu jika hasil


TCM indeterminate, invalid, error, no result at au hasil Rif Resistan pada pasien dengan
resiko rendah TB RO

• Jumlah dahak untuk pemeriksaan baseline bagi pasien terkonfirmasi TB RO (untuk pemeriksaan LPA
dan uji kepekaan) adalah 2 dahak:

• Satu dahak untuk pemeriksaan LPA

• Satu dahak untuk pemeriksaan uji kepekaan

• Jumlah dahak untuk pemeriksaan follow up TB RO (pemeriksaan biakan dan BTA) adalah 1 dahak
(Pagi)
Pemeriksaan TCM untuk spesimen non dahak

Spesimen non-dahak :
1. cairan serebrospinal (CSF),
2. jaringan biopsi
3. kelenjar getah bening.

Bilasan lambung (gastric lavage), aspirasi cairan lambung (gastric aspirate) diperbolehkan
pada terduga TB anak yang tidak dapat berdahak / tidak dapat dilakukan induksi sputum.

Pemeriksaan spesimen non-dahak hanya dilakukan di laboratorium yang memiliki B S C


(Biosafety Cabinet) dan menggunakan bio-containment sentrifus untuk menjamin keamanan
petugas  menghindari terhirupnya aerosol saat pengelohan spesimen oleh petugas
Pemeriksaan TCM untuk spesimen non dahak

a. Dilarang mengerjakan TC M pada cairan pleura (sensitivitas


rendah
(43,7%) (SE Direktur P2PML No:PM.01.03/1/759 2018).
b. S ampel feses hanya dilakukan untuk terduga/ pasien anak
(Petunjuk Teknis pemeriksa a n TB menggun a k a n T es
Cep a t Molekuler
/2017). Namun berdasarkan rekomendasi Pokja TB anak, meminta
agar sampel feses tidak dikerjakan dahulu untuk pemeriksaan TC M
(menunggu hasil piloting pemeriksaan TC M dengan sampel feses pada
anak).
Tindak lanjut keputusan pengobatan oleh TAK
Keputusan Pengobatan oleh TAK perlu mempertimbangkan beberapa hal

berikut:
1.TCM ke-3  tidak diperbolehkan sesuai ketentuan Program TB, pengulangan hanya
diperbolehkan 1 kali
2.Biakan  Jika pasien diobati dengan pengobatan TB SO dan TAK mempertimbangkan
untuk dilakukan pemeriksaan biakan, pembiayaan pemeriksaan biakan tidak
ditanggung oleh Program TB
3.Telusuri kembali riwayat pengobatan pasien – pastikan tidak ada riwayat pengobatan
sebelumnya atau tidak ada kontak dengan pasien TB RO. Pertimbangkan pengobatan
sebagai TB SO atau TB RO
Pengisian Formulir dan Sistem Informasi
Formulir TB SITB
Jenis
Rujukan
Terduga TB 06 SO TB 06 SO TB 05 TB 04 Data Terduga Hasil Lab

Terduga Petugas Petugas Petugas Petugas


Poli TB -
TB SO Poli TB Lab TCM Poli TB Lab TCM
Internal
Fasyankes
TCM
Terduga Poli TB atau Petugas Poli Petugas Petugas Poli Petugas
-
TB RO Poli TB RO TB/Poli TB RO Lab TCM TB/Poli TB RO Lab TCM

Poli TB
Terduga Poli TB Petugas Petugas Poli TB Petugas
Fasyankes -
Eksternal TB SO Fasyankes asal Lab TCM fasyankes asal Lab TCM
asal
Fasyankes
TCM
Poli TB atau Poli TB atau
Terduga Petugas Petugas Poli TB Petugas
Poli TB RO Poli TB RO
TB RO Lab TCM fasyankes asal Lab TCM
Fasyankes asal Fasyankes asal
Jejaring
Penemuan
Kasus TB
Jejaring Penemuan Kasus TB RO
Rujuk Pemeriksaan
Kultur dan DST
Rifampicin
Resistan

Hasil dikembalikan ke
Fasyankes Rujukan TB fasyankes pengirim
RO, Fasyankes TB RO,
Fasyankes Satelit TB RO
Laboratorium
dan Fasyankes Lainnya
TCM TB
1. Penetapan Diagnosis
2. Penetapan
Pengobatan Standar
Melanjutkan
pengobatan
jika dibutuhkan
1. Identifikasi Terduga Pemeriksaan Tes
2. Rujukan Terduga Cepat Fasyankes Satelit TB RO
Jejaring MTPTRO
Fasyankes Rujukan TB RO
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, Informed Consent,
PMO, Rawat Inap, Rawat Jalan, Manajemen ESO,
Evaluasi Pengobatan, Manajemen Logistik, Pencatatan
dan Pelaporan Lab Rujukan Kultur & DST
- Diagnostic
- Follow Up
- Hasil akhir pengobatan
Fasyankes TB RO - Paska pengobatan
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, Informed Consent,
PMO, Rawat Jalan, Manajemen ESO, Evaluasi
Pengobatan, Manajemen Logistik, Pencatatan dan
Pelaporan

Fasyankes Satelit TB RO
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, PMO, Rawat Jalan,
Manajemen ESO Ringan , Pencatatan dan Pelaporan
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan TBC dengan
Standar BSL2/BSL2+
Kemampuan Pemeriksaan TBC
Dukungan
Biakan Standar
No Laboratorium Resertifikasi
Laboratorium
Uji Kepekaan (2018)
MGIT LJ

1. RSUP H. Adam Malik Ya Ya Ya BSL2(+) Ya


2. RSP Provinsi Sumatera Barat Ya Ya Tidak BSL2 -
3. BBLK Palembang Ya Ya Ya BSL2(+) -
4. Lab TB UKK LMK FK UI Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
5. RSUP Persahabatan Ya Ya Ya BSL2(+) -
6. BBLK Jakarta Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
7. Labkes Provinsi Jawa Barat Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
8. RS Paru Dr.H.A Rotinsulu Ya Ya Ya BSL2(+) -
9. RS Paru Goenawan Ya Tidak Tidak BSL2(+) -
Balai Laboratorium Kesehatan dan
10. Pengujian Alat Kesehatan Provinsi Jawa Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
Tengah
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan TBC dengan
Standar BSL2/BSL2+
Kemampuan Pemeriksaan TBC
Biakan Dukungan
Standar
No Laboratorium Resertifikasi
Uji Kepekaan Laboratorium
MGIT LJ (2018)

11. RSUP (BKPM) Surakarta Tidak Ya Tidak BSL2 -


12. BP4 Tegal Ya Ya Tidak BSL2 -
Laboratorium TB Dep. Mikrobiologi
13. Tidak Ya Tidak BSL2(+) Ya
FKKMK UGM
14. BBLK Surabaya Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
15. RS Saiful Anwar Tidak Ya Tidak BSL2 -
16. RSP Manguharjo Tidak Ya Tidak BSL2 -
17. RSUP Sanglah Ya Tidak Ya BSL2(+) Ya
18. Labkes Provinsi Kalimantan Timur Ya Tidak Ya BSL2(+) Ya
19. BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara Ya Tidak Ya BSL2(+) -
20. BBLK Makassar Ya Ya Ya BSL2(+) -
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan TBC dengan
Standar BSL2/BSL2+
Kemampuan Pemeriksaan TBC
Biakan Dukungan
Standar
No Laboratorium Resertifikasi
Uji Kepekaan Laboratorium
MGIT LJ (2018)

21. HUMRC Makassar* Ya Ya Tidak BSL2(+) -


22. BLK Daerah Papua Ya Ya Ya BSL2(+) Ya
** BLK Prov Kalsel (Banjarmasin) - - - BSL2(+) -
** BKPM Ambon - - - BSL2(+) -
Keterangan:
(* & **) Terdapat 3 (tiga) laboratorium dengan standar BSL2+ tidak masuk dalam jejaring rujukan program TBC
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai