Pemeriksaan
TB dan TB RO
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia
Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. DIAGNOSIS
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis
Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra paru,
baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC sebelumnya, dan
pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC paru) dan non dahak (untuk
terduga TBC ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan yang saat
ini sudah mempunyai alat TCM.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak, volume 3-5 ml dan mukopurulen. Hasil
pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate,
MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result).
6. Penegakan diagnosis TBC klinis harus didahului pemeriksaan bakteriologis. Fasyankes bersama dinkes
mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan klinis (60:40)
Alur Penegakan Diagnosis TBC
Terduga TBC
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar uji TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) kepekaan fenotipik
Pemeriksaan ulang Pemeriksaan radiologis /
TCM dan sesuaikan antibiotik spektrum luas
pengobatan
Pemeriksaan uji kepekaan INH
berdasarkan hasil
pada pasien dengan riwayat
TCM
pengobatan sebelumnya
Sensitif terhadap
Resistan terhadap Abnormalitas paru
obat gol. Gambaran paru
obat gol. flurokuinolon yang mengarah
flurokuinolon tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH TB / tidak ada
perbaikan klinis
perbaikan klinis
* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari kriteria terduga **Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali. Hasil
TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu pengulangan yang menjadi acuan
A. Diagnosis (2)
6. Fasilitas pelayanan kesehatan yang belum/tidak mempunyai TCM, harus merujuk terduga
TBC atau dahak dari terduga TBC tersebut ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM.
Merujuk dahak lebih direkomendasikan dibanding merujuk terduga TBC terkait alasan
pengendalian infeksi.
7. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengatur jejaring rujukan dan menetapkan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan TCM menjadi pusat rujukan pemeriksaan TCM bagi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di sekitarnya.
8. Dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota menyiapkan sumber daya di fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan mengoperasikan TCM.
9. Jika fasilitas pelayanan kesehatan mengalami kendala mengakses layanan TCM berupa
kesulitan transportasi, jarak dan kendala geografis maka penegakan diagnosis dapat dilakukan
dengan pemeriksaan mikroskopis.
10. Pasien TBC yang terdiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis harus dilakukan
pemeriksaan lanjutan menggunakan TCM.
Dinas kesehatan berperan mengatur jejaring rujukan spesimen ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
TCM terdekat.
Jumlah dahak yang dikirimkan adalah sebanyak 2 dahak.
Pemeriksaan TCM ini bertujuan untuk mengetahui status resistansi terhadap Rifampisin.
B. Pengobatan
1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian.
OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap.
Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan Rifampisin indeterminate dengan
riwayat pengobatan sebelumnya.
2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021
Program TBC tidak menyediakan OAT Kategori 2. Apabila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di
instalasi farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka harus
dimanfaatkan sampai habis.
3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan
sebelumnya (kambuh, gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk
pengobatan TBC RO anak dan TPT anak kontak dengan pasien TBC RO. Sediaan ini mudah
dikonsumsi oleh anak, namun pemanfaatannya masih terbatas. Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kab/Kota agar melakukan sosialisasi supaya OAT RO anak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan
1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan mikroskopis
dan biakan.
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi
TCM 1x
(2)
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Tinggi TB RO
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan TCM
Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 ke-2
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi Ulangi
TCM 1x (2) TCM 1x (2)
Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif Sen error
error
TCM tdk boleh diulang lagi TCM tdk boleh diulang lagi
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Rendah TB RO
Hasil Pemeriksaan TCM ke-
Hasil Pemeriksaan TCM ke-2 Hasil Akhir Terapi pengobatan
1
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Negatif /Invalid Rif Sen TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res Rif Sen TB SO
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Rif Sen TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh
/error TAK
Indeterminate Rif Res Rif Sen TB SO
(MTB Detected, Rif Sen Rif Sen TB SO
Rif Indeterminate)
Negatif Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Invalid / no result /error Rif Sen TB SO
Perlu diperhatikan
● Faktor resiko tinggi (high) atau rendah (low) untuk kejadian TB RO berbeda
dengan hasil pemeriksaan yang keluar dari mesin TCM
Semikuantitatif
• TB RO ADALAH DIAGNOSIS
LABORATORIS
• ALAT DIAGNOSIS YANG
DIGUNAKAN:
1. TCM
2. LPA LINI 2
3. KULTUR
4. UJI KEPEKAAN LINI 1 DAN 2
SKEMA PENGOBATAN:
1. JANGKA PENDEK (ORAL)
2. JANGKA PANJANG (ORAL)
Paduan Pengobatan TB RO 2020
SE Dirjen P2P No. HK.01.02/III/9753/2020 dikeluarkan pada tanggal 9 Juli
2020
Poin utama surat edaran:
1. Pengobatan pasien TB RO menggunakan paduan pengobatan tanpa
injeksi sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2020, yang terdiri dari
- paduan pengobatan jangka pendek
- paduan pengobatan jangka panjang.
2. Paduan pengobatan seperti pada butir 1 di atas digunakan untuk
seluruh pasien TB RO, baik dewasa maupun anak.
3. Implementasi paduan pengobatan jangka pendek diberikan untuk
pasien yang baru memulai pengobatan.
4. Rencana penggunaan paduan BPaL dalam kerangka riset operasional.
PENGOBATAN TB RO DI Indonesia 2009 - 2020
1 Aceh Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RS Adam Malik
2 Sumatera Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RS Adam Malik
3 Sumatera Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI RS Adam Malik RSP Provinsi Sumatera Barat
4 Bengkulu Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
5 Jambi Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
6 Sumatera Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
7 Lampung Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
8 Riau Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
9 Kep. Riau Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
10 Bangka Belitung Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Palembang BBLK Palembang BBLK Palembang
11 Banten Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
Faskes/Rujukan MTPTRO Region 1 Region 1 Region 1
ke Labkes Provinsi Jawa Barat ke Labkes Provinsi Jawa Barat
Labkes Prov Jabar
12 Jawa Barat Faskes/Rujukan MTPTRO Region 2 Region 2 Region 2
ke RS dr H.A Rotinsulu ke RSP Dr. H.A Rotinsulu
Faskes Rujukan MTPTRO RSP Goenawan
Cisarua Bogor Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI RSPG Goenawan Cisarua Bogor
Faskes Rujukan MTPTRO RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan
13 DKI Jakarta
Faskes/Rujukan MTPTRO lainnya di Provinsi Mikrobiologi FKUI BBLK Jakarta BBLK Jakarta
Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BLK dan PAK Provinsi Jawa BLK dan PAK Provinsi Jawa Tengah /
14 Jawa Tengah RSUP Dr. Kariadi Tengah BP4 Tegal / RSUP Surakarta*
Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BLK dan PAK Provinsi Jawa Laboratorium TB Dep. Mikrobiologi FKKMK
15 DIY RSUP Dr. Kariadi Tengah UGM
Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya / RSUD Dr. Saiful Anwar RSP
16 Jawa Timur BBLK Surabaya BBLK Surabaya Manguharjo*
17 Bali Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
18 NTB Faskes/Rujukan MTPTRO di Provinsi BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
19 NTT Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya RSUP Sanglah RSUP Sanglah
Provinsi
20 Kalimantan Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BBLK Surabaya BBLK Surabaya
Provinsi
21 Kalimantan Tengah Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya BBLK Surabaya BBLK Surabaya
Provinsi
22 Kalimantan Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI Mikrobiologi FKUI
Provinsi
23 Kalimantan Timur Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi
24 Kalimantan Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di BBLK Surabaya UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur UPTD Labkes Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi
Faskes/Rujukan MTPTRO di BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
25 Gorontalo Provinsi HUMRC Makassar
26 Sulawesi Utara Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi
27 Sulawesi Barat Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
28 Sulawesi Tengah Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
29 Sulawesi Tenggara Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar BBLK Makassar
Provinsi
30 Sulawesi Selatan Faskes/Rujukan MTPTRO di HUMRC Makassar BBLK Makassar HUMRC Makassar
Provinsi
Faskes/Rujukan MTPTRO di BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara BLK Daerah Provinsi Sulawesi Utara
31 Maluku Utara Provinsi HUMRC Makassar
• S a t u d ah ak u n t u k diperiksa TCM
• Jumlah dahak untuk pemeriksaan baseline bagi pasien terkonfirmasi TB RO (untuk pemeriksaan LPA
dan uji kepekaan) adalah 2 dahak:
• Jumlah dahak untuk pemeriksaan follow up TB RO (pemeriksaan biakan dan BTA) adalah 1 dahak
(Pagi)
Pemeriksaan TCM untuk spesimen non dahak
Spesimen non-dahak :
1. cairan serebrospinal (CSF),
2. jaringan biopsi
3. kelenjar getah bening.
Bilasan lambung (gastric lavage), aspirasi cairan lambung (gastric aspirate) diperbolehkan
pada terduga TB anak yang tidak dapat berdahak / tidak dapat dilakukan induksi sputum.
berikut:
1.TCM ke-3 tidak diperbolehkan sesuai ketentuan Program TB, pengulangan hanya
diperbolehkan 1 kali
2.Biakan Jika pasien diobati dengan pengobatan TB SO dan TAK mempertimbangkan
untuk dilakukan pemeriksaan biakan, pembiayaan pemeriksaan biakan tidak
ditanggung oleh Program TB
3.Telusuri kembali riwayat pengobatan pasien – pastikan tidak ada riwayat pengobatan
sebelumnya atau tidak ada kontak dengan pasien TB RO. Pertimbangkan pengobatan
sebagai TB SO atau TB RO
Pengisian Formulir dan Sistem Informasi
Formulir TB SITB
Jenis
Rujukan
Terduga TB 06 SO TB 06 SO TB 05 TB 04 Data Terduga Hasil Lab
Poli TB
Terduga Poli TB Petugas Petugas Poli TB Petugas
Fasyankes -
Eksternal TB SO Fasyankes asal Lab TCM fasyankes asal Lab TCM
asal
Fasyankes
TCM
Poli TB atau Poli TB atau
Terduga Petugas Petugas Poli TB Petugas
Poli TB RO Poli TB RO
TB RO Lab TCM fasyankes asal Lab TCM
Fasyankes asal Fasyankes asal
Jejaring
Penemuan
Kasus TB
Jejaring Penemuan Kasus TB RO
Rujuk Pemeriksaan
Kultur dan DST
Rifampicin
Resistan
Hasil dikembalikan ke
Fasyankes Rujukan TB fasyankes pengirim
RO, Fasyankes TB RO,
Fasyankes Satelit TB RO
Laboratorium
dan Fasyankes Lainnya
TCM TB
1. Penetapan Diagnosis
2. Penetapan
Pengobatan Standar
Melanjutkan
pengobatan
jika dibutuhkan
1. Identifikasi Terduga Pemeriksaan Tes
2. Rujukan Terduga Cepat Fasyankes Satelit TB RO
Jejaring MTPTRO
Fasyankes Rujukan TB RO
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, Informed Consent,
PMO, Rawat Inap, Rawat Jalan, Manajemen ESO,
Evaluasi Pengobatan, Manajemen Logistik, Pencatatan
dan Pelaporan Lab Rujukan Kultur & DST
- Diagnostic
- Follow Up
- Hasil akhir pengobatan
Fasyankes TB RO - Paska pengobatan
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, Informed Consent,
PMO, Rawat Jalan, Manajemen ESO, Evaluasi
Pengobatan, Manajemen Logistik, Pencatatan dan
Pelaporan
Fasyankes Satelit TB RO
Penemuan, Penetapan Suspek, KIE, PMO, Rawat Jalan,
Manajemen ESO Ringan , Pencatatan dan Pelaporan
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan TBC dengan
Standar BSL2/BSL2+
Kemampuan Pemeriksaan TBC
Dukungan
Biakan Standar
No Laboratorium Resertifikasi
Laboratorium
Uji Kepekaan (2018)
MGIT LJ