Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis

Kategori 1 KDT dosis harian dan kombipak

DIPAPARKAN OLEH:
DR. ENDANG LUKITOSARI, MPH
SUB KOORDINATOR TB RO, DIT.P2PML, DITJEN.P2P
KEMENKES RI

3 Agustus 2021
TOPIK BAHASAN
1. LATAR BELAKANG
2. PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN
3. RENCANA IMPLEMENTASI OAT DOSIS HARIAN
4. KONDISI STOK OAT LINI 1
5. PENGGUNAAN KOMBIPAK KATEGORI 1
6. PENCATATAN DAN PELAPORAN OBAT
I.LATAR BELAKANG
• Perkiraan kasus TB per tahun : 845.000 (jumlah kasus kedua
terbesar setelah India (2,64 juta).
• Insiden TB: 312 per 100K (urutan ke 14 di antara 30 negara
HBC)
• Mortalitas: 34 per 100K (urutan ke 14 di antara 30 HBC)
• Perkiraan jumlah kasus TB dengan status HIV positif
sebesar 19.000
• Estimasi kasus TB RR/MDR Indonesia sebesar 24.000
kasus dengan rate sebesar 8,8 per 100K penduduk.
• Perkiraan TB RR / TB MDR diantara TB Baru adalah 2,4% dan
13% diantara pasien TB pengobatan ulang
• Persentase TB RR yang TB MDR adalah 99%.
KASUS TB KASUS TB RO TB HIV
Estimasi: 845.000 kasus
Estimasi: 24.000 kasus Estimasi: 19.000 kasus
• 48 % pria
• 11.463 dilakukan Pasien HIV (POSITIF HIV)
• 35% wanita
pemeriksaan • 11.708 yang dinotifikasi
• 17 % anak
• 5.531 memulai • 4.995 yang menjalani
• 562.000 yang ditemukan
pengobatan pengobatan ARV
• 67% yang menjalani pengobatan
POLA PENANGANAN Penemuan kasus
• Kontak Investigasi (Contact tracing) kepada
TBC 12.675.000 orang untuk mendapatkan
845.000 kasus.

Diagnosis
• Penyediaan Kartrid TCM
⚬ Kebutuhan juta kartrid
ideal: 4,5 tahun per
• Penambahan Mesin TCM
⚬ Kebutuhan ideal: 2.133 Mesin TCM
• Biaya transport sputum

Terapi
• Pengobatan:
⚬ TB SO : 688.000 kasus @ Rp.
3.080.000
⚬ TB RO : 12.000 kasus @ Rp 108.934.000
• Pemberian Enabler (transport pasien TB
RO):
12.000 kasus @ Rp. 9.000.000 / tahun
 Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia

• Perubahan besar dalam penegakan

diagnosis dan pengobatan TBC telah
direkomendasikan oleh WHO tahun
2020 dalam buku WHO operational
handbook on tuberculosis – Module 3:
rapid diagnostics for tuberculosis.
• Perkembangan ilmu dan teknologi
terkini di bidang kesehatan.
• Perubahan paradigma dalam
penegakan diagnosis TBC dan TBC
RO yang harus dilakukan:
a. Lebih dini
b. Lebih akurat
c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TBC.
3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021

A B C

Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
 A. Diagnosis
Terduga TBC
ALUR PENEGAKAN
DIAGNOSIS TBC Pemeriksaan TCM

MTB pos Rif

MTB pos Rif resistan* MTB pos Rif sensitif** MTB Negatif No result, error, invalid
Indeterminate**

Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar uji TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) kepekaan fenotipik
Pemeriksaan ulang Pemeriksaan radiologis /
TCM dan sesuaikan antibiotik spektrum luas
pengobatan
Pemeriksaan uji kepekaan INH
berdasarkan hasil
pada pasien dengan riwayat
TCM
pengobatan sebelumnya
Sensitif terhadap
Resistan terhadap Abnormalitas paru
obat gol. Gambaran paru
obat gol. flurokuinolon yang mengarah
flurokuinolon tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH TB / tidak ada
perbaikan klinis
perbaikan klinis

Pengobatan TBC RO Pengobatan TBC Pengobatan TBC

Pengobatan TBC RO Lanjutkan
paduan jangka monoresistan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu OAT lini satu
pendek INH lini satu

* Inisiasi pengobatan TBC-RO untuk kasus dengan riwayat pengobatan TBC. Sementara itu Hasil MTB pos Rif resisten dari kriteria terduga **Inisiasi pengobatan *** Pengulangan hanya 1 kali. Hasil
TB baru harus diulang dan hasil pengulangan (yang memberikan hasil Mtb pos) yang menjadi acuan. dengan OAT lini satu pengulangan yang menjadi acuan
 B. Pengobatan
1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian.
OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap.
Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan Rifampisin indeterminate dengan riwayat
pengobatan sebelumnya.
2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021
Program TBC tidak menyediakan OAT Kategori 2. Apabbila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di instalasi
farmasi provinsi, kabupaten/kota dan di fasilitas pelayanan Kesehatan, maka harus dimanfaatkan sampai
habis.
3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan sebelumnya
(kambuh, gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk
pengobatan TBC RO anak dan TPT anak kontak dengan pasien TBC RO. Sediaan ini mudah dikonsumsi
oleh anak, namun pemanfaatannya masih terbatas. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota agar melakukan
 C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan

1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan

pemeriksaan mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan
pemeriksaan mikroskopis dan biakan.

*Pada SE Dirjen P2P No. 936/2021 tertulis TBC SO (salah ketik)

LATAR BELAKANG
PENGUNAAN DOSIS HARIAN

 Rekomendasi WHO dalam pengobatan TB

menggunakan OAT dosis harian pd tahun
2017.
 Obat TB KDT yang tersedia saat ini pada
fase lanjutan harus diminum 3 kali setiap
minggu,sehingga memperbesar resiko
pasien terlupakan minum obat dan tidak
patuh dalam menyelesaikan
pengobatannya.
 Penggunaan KDT dosis harian diharapkan
dapat meningkatakan angka kesembuhan.
2. PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN
Panduan Pengobatan TBC di Indonesia
(Permenkes 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis)

• Pengobatan TB dengan paduan OAT Lini Pertama dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis
intermiten (diberikan 3 kali perminggu) dengan mengacu pada dosis terapi yang telah
direkomendasikan
• Tahap pengobatan TBC:
1. Tahap awal
2. Tahap lanjutan

• Bentuk Paket OAT:

1. OAT Kombinasi Dosis Tetap (KDT): kombinasi 4 dan 2 jenis obat dalam satu tablet
2. OAT Kombipak: obat lepas yang yang dikemas dalam bentuk blister
 PENGGUNAAN OAT DOSIS HARIAN
 Untuk fase Intensif (RHZE:150/75/400/275 mg), tablet diberikan selama 2
bulan. Tablet RHZE mengandung obat: rifampisin, isoniazid, pirazinamid,
dan etambutol.

 Untuk fase Lanjutan (RH: 150/75 mg), tablet diberikan selama 4 bulan.
Tablet RH mengandung obat: rifampisin dan isoniazid.
OAT DOSIS HARIAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN

• Implementasi penggunaan obat KDT Dosis harian

dilakukan secara bertahap
• Sumber penyediaan obat berasal dari APBN dan Global
Drug Facility (Global Fund)
Tahun Penggunaan KDT Penggunaan KDT
Dosis Harian Dosis Intermiten
2021 20 % (157.000 paket) 80 %
2022 50 % (392.500 paket) 50 %
2023 100 % 0%
Prioritas Pengobatan OAT Dosis Harian

OAT Kat 1 dosis harian akan mulai dipergunakan secara bertahap.

Pada tahun 2021, prioritas pemberian OAT ini adalah untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan
Rifampisin indeterminate dengan riwayat pengobatan
sebelumnya.
Data TB tahun 2020-2021
Kasus TB, Treatment Coverage (%), Success Rate (%) dan Loss to follow up (%)

ADD A FOOTER

18
DATA KASUS TB, TRETMENT COVERAGE (%), SUCCESS RATE (%) DAN LFU (%)
No. Provinsi Kasus Tuberkulosis*) Treatment Coverage=TC (%) Success Rate=SR (%) Loss to Follow Up=LFU (%)
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
1 ACEH 6,625 2,935 33.4% 14.9% 86.6% 81.1% 5.9% 5.9%
2 SUMUT 20,524 8,442 33.1% 13.6% 89.7% 81.4% 3.5% 5.1%
3 SUMBAR 5,814 2,813 25.7% 12.4% 88.6% 67.3% 3.5% 2.7%
4 RIAU 8,655 3,326 31.7% 12.2% 92.0% 86.8% 3.8% 6.3%
5 KEPRI 3,764 1,620 35.3% 15.2% 85.9% 75.6% 6.9% 7.0%
6 JAMBI 3,084 1,282 22.7% 9.5% 90.8% 59.7% 1.3% 3.4%
7 SUMSEL 9,797 4,001 29.4% 12.1% 94.6% 87.7% 2.2% 4.5%
8 BABEL 1,602 615 27.5% 10.5% 90.2% 83.7% 3.3% 3.8%
9 BENGKULU 1,569 487 20.3% 6.3% 85.3% 71.8% 5.5% 3.6%
10 LAMPUNG 11,556 2,906 39.4% 9.9% 96.8% 63.0% 0.3% 0.9%
11 BANTEN 21,010 7,786 63.9% 23.7% 81.6% 76.4% 5.4% 4.2%
12 DKI JAKARTA 24,585 9,658 53.0% 20.9% 82.6% 64.0% 9.4% 10.7%
13 JABAR 80,570 29,792 63.8% 23.5% 77.7% 66.2% 8.0% 6.7%
14 JATENG 39,899 15,419 48.6% 18.9% 81.5% 77.4% 6.0% 6.6%
15 DIY 2,947 1,112 32.9% 12.4% 86.5% 72.5% 5.1% 3.2%
16 JATIM 43,280 15,797 45.7% 16.8% 87.2% 77.0% 4.0% 4.2%
17 KALBAR 6,347 2,274 37.3% 13.4% 68.0% 63.9% 2.0% 4.2%
18 KALTENG 2,407 941 25.8% 10.1% 86.0% 71.6% 6.3% 5.5%
19 KALSEL 3,365 1,306 22.5% 8.8% 80.4% 75.0% 6.2% 4.9%
20 KALTIM 4,303 1,585 30.0% 11.0% 90.6% 67.0% 3.1% 5.0%
21 KALTARA 952 443 34.8% 16.2% 60.4% 63.8% 10.3% 15.7%
22 SULUT 4,855 1,989 51.9% 21.1% 84.6% 70.2% 1.6% 2.2%
23 GORONTALO 2,295 1,146 53.8% 26.9% 86.5% 47.6% 0.7% 1.4%
24 SULTENG 4,035 1,446 39.8% 14.3% 93.1% 67.9% 2.9% 3.5%
25 SULSEL 12,176 6,224 39.9% 20.4% 85.2% 78.7% 5.9% 6.6%
26 SULBAR 1,947 878 44.2% 20.0% 93.6% 62.1% 1.2% 2.2%
27 SULTRA 2,915 909 32.6% 10.3% 85.6% 58.0% 2.6% 1.7%
28 BALI 2,854 1,267 23.2% 10.3% 89.3% 70.5% 1.4% 3.5%
29 NTB 5,403 2,222 30.6% 12.6% 89.5% 75.8% 0.6% 1.9%
30 NTT 5,244 1,564 28.0% 8.4% 92.4% 72.0% 1.8% 2.8%
31 MALUKU 2,014 773 30.8% 11.8% 48.3% 70.4% 1.4% 3.1%
32 MALUT 1,459 543 35.3% 13.2% 75.9% 74.9% 6.4% 5.8%
33 PAPUA 8,437 3,208 46.3% 17.6% 60.4% 65.7% 11.3% 10.5%
34 PAPUA BARAT 1,539 756 24.0% 11.8% 60.4% 58.5% 13.2% 15.6%
INDONESIA 357,828 137,465 42.9% 16.5% 83.1% 72.3% 5.6% 5.7%
 Kasus TB dan Treatment Coverage tahun 2020-2021*)
*) Januari-Juli 2021 (data per 16 Juli 2021)

Cakupan Penemuan dan Pengobatan TB (Treatment Coverage) Jan-Juli 2021

Kasus TB di Indonesia Tahun 2020-2021
90,000
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
-
I BI L L Y EL L LI T
EH U T B AR AU PR SE BE LU NG EN T A B AR NG DI IM R G
BA TEN ALS TI
M
AR
A
LU
T
AL
O NG LSE AR RA BA NT
B
NT UK
U UT PUA AT
AC M RI E A M A KU PU NT AR TE JA
T L L T U T E LB LT AL AR
S U M K J U M B G A K J A A A L K KA L S N LT S U U U AL M PA B
SU S N
LA
M B IJ
A J K KA KA RO SU S S M A
BE DK PU
GO PA

2020 2021

Treatment coverage (TC) Indonesia Tahun 2020-2021

Target TC 2020 : 80%
100%
90% Target TC 2020 : 85%
80%
63.9%

63.8%
70%

53.8%
53.0%

51.9%
60% 48.6%

46.3%
45.7%

44.2%

42.9%
39.9%
39.8%
39.4%

50%

37.3%
35.3%

35.3%
34.8%
33.4%

33.1%

32.9%

32.6%
31.7%

30.8%
30.6%
30.0%
29.4%

40%

28.0%
27.5%

26.9%
25.8%
25.7%

24.0%
23.7%

23.5%

23.2%
22.7%

22.5%

21.1%
20.9%

20.4%
20.3%

20.0%
30%
18.9%

17.6%
16.8%

16.5%
16.2%
15.2%
14.9%

14.3%
13.6%

13.4%

13.2%
12.6%
12.4%

12.4%
12.2%

12.1%

11.8%

11.8%
11.0%
10.5%

10.3%

10.3%
10.1%
20%
9.9%
9.5%

8.8%

8.4%
6.3%

10%
0%
I BI L L Y EL L LI T T
EH U T B AR AU PR S E AB E LU N G TEN R T
A AR NG DI IM R G
BA TEN ALS TI
M A T
AR ULU TAL TEN
O G
SE AR T R A BA NT
B
NT UK
U
LU
A
PU ARA
T
ES
IA
AC M RI KE J A M M KU PU N A AB AT E JA
T L A L T U L LB L L A A N
S U S UM S U B G M A A K J J KA
KA
L K K KA
L S N L S S U SU A M P B
DO
N
LA
B IJ O SU M A
BE DK
R
PU IN
GO PA

2020 2021
 Success rate TBC dan loss to follow up Tahun 2020-2021*)
*) Januari-Juli 2021 (data per 16 Juli 2021)

Success Rate TBC (%) tahun 2020-2021*)

Target SR : 90%

96.8%
94.6%

93.6%
93.1%

92.4%
92.0%

90.8%

90.6%
90.2%
89.7%

89.5%
89.3%
88.6%
100%

87.7%

87.2%
86.8%
86.6%

86.5%

86.5%
86.0%
85.9%

85.6%
85.3%

85.2%
84.6%
83.7%

83.1%
82.6%
81.6%

81.5%
81.4%
81.1%

80.4%

78.7%
90%

77.7%

77.4%

77.0%
76.4%

75.9%
75.8%
75.6%

75.0%

74.9%
72.5%

72.3%
72.0%
71.8%

71.6%

70.5%

70.4%
70.2%
80%

68.0%

67.9%
67.3%

67.0%
66.2%

65.7%
64.0%

63.9%

63.8%
63.0%

62.1%

60.4%
60.4%

60.4%
59.7%
70%

58.5%
58.0%
60%

48.3%
47.6%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
I BI L L Y EL L LI T T
EH U T B AR AU PR SE BE LU NG EN T A B AR NG DI IM R G
BA TEN ALS TI
M
AR
A
LU
T O
AL T E N
G
SE AR RA BA NT
B
NT UK
U
LU PU
A
RA
T
ES
IA
AC M RI KE J A M M A KU PU NT AR A TE JA
T L A L T U T U L LB LT L A A A N
S U S UM S U B G M A A K J J A KA
KA
L K K KA
L S N L S S U S U A M P B
DO
N
LA
B IJ RO SU M A
BE DK PU IN
GO PA

2020 2021

Loss to follow up tahun 2020-2021*)

18%

15.7%

15.6%
16%

13.2%
14%

11.3%
10.7%

10.5%
10.3%
12%
9.4%

10%
8.0%
7.0%
6.9%

6.7%

6.6%

8%

6.6%

6.4%
6.3%

6.3%

6.2%
6.0%
5.9%
5.9%

5.9%

5.8%

5.7%
5.6%
5.5%

5.5%
5.4%
5.1%

5.1%

5.0%
4.9%
6%
4.5%

4.2%
4.2%

4.2%
4.0%
3.8%

3.8%

3.6%
3.5%

3.5%
3.5%
3.5%

3.4%

3.3%

3.2%

3.1%

3.1%
2.9%

2.8%
2.7%

2.6%
4%

2.2%
2.2%

2.2%
2.0%

1.9%

1.8%
1.7%
1.6%

1.4%

1.4%
1.4%
1.3%

1.2%
0.9%

0.7%

0.6%
2%
0.3%

0%
I BI L L Y EL TIM L LI T T
EH U T B AR AU PR S E AB E LU N G TEN R T
A AR NG DI IM R G
BA TEN ALS
A T
AR ULU TAL TEN
O G
SE AR RA BA NT
B
NT UK
U
LU
A
PU ARA
T
ES
IA
AC U M M RI KE J A M M B KU PU AN KA J AB AT E JA
T
A L L A L LT S L U L LB ULT L A A N
S U G K K N S U A M P B
SU S N
LA
M B IJ
A J K KA KA RO SU S S M A DO
BE DK PU IN
GO PA

*) Berdasakan kohor hasil pengobatan tahun lalu 2020 2021

 Data Kasus berdasarkan jenis Fasyankes dan Riwayat Pengobatan Tahun 2020
BP4/ BBKPM/ BKPM PUSKESMAS RUMAH SAKIT DPM/KLINIK LAPAS/RUTAN Semua Jenis Fasyankes
Provinsi
Pengobatan Pengobatan Pengobatan Pengobatan Pengobata Pengobatan
Baru Total Baru Total Baru Total Baru Total Baru Total Baru Total
Ulang Ulang Ulang Ulang n Ulang Ulang
Aceh 3.250 206 3.456 2.993 144 3.137 21 8 29 3 3 6.267 358 6.625
Bali 1.648 133 1.781 1.041 24 1.065 8 8 2.697 157 2.854
Banten 15.178 616 15.794 4.860 304 5.164 34 1 35 17 17 20.089 921 21.010
Bengkulu 1.410 60 1.470 83 3 86 8 1 9 3 1 4 1.504 65 1.569
DI Yogyakarta 1.167 87 1.254 1.628 65 1.693 2.795 152 2.947
DKI Jakarta 8.196 1.127 9.323 13.029 1.469 14.498 474 43 517 211 36 247 21.910 2.675 24.585
Gorontalo 2.133 141 2.274 17 2 19 2 2 2.150 145 2.295
Jambi 2.723 108 2.831 202 5 207 43 43 2 1 3 2.970 114 3.084
Jawa Barat 547 112 659 42.720 2.536 45.256 32.059 1.645 33.704 784 46 830 105 16 121 76.215 4.355 80.570
Jawa Tengah 2.301 208 2.509 17.222 897 18.119 18.317 793 19.110 151 5 156 5 5 37.996 1.903 39.899
Jawa Timur 30.738 1.592 32.330 10.157 311 10.468 388 10 398 82 2 84 41.365 1.915 43.280
Kalimantan Barat 12 4 16 4.231 266 4.497 1.706 97 1.803 26 26 3 2 5 5.978 369 6.347
Kalimantan Selatan 2.524 155 2.679 643 33 676 5 5 5 5 3.177 188 3.365
Kalimantan Tengah 1.761 90 1.851 540 16 556 2.301 106 2.407
Kalimantan Timur 3.128 198 3.326 950 25 975 2 2 4.080 223 4.303
Kalimantan Utara 412 42 454 475 23 498 887 65 952
Kepulauan Bangka Belitung 921 55 976 591 26 617 8 8 1 1 1.521 81 1.602
Kepulauan Riau 1.069 86 1.155 2.353 185 2.538 49 49 21 1 22 3.492 272 3.764
Lampung 9.931 504 10.435 996 54 1.050 70 70 1 1 10.998 558 11.556
Maluku 38 1 39 1.685 87 1.772 200 3 203 1.923 91 2.014
Maluku Utara 1.104 86 1.190 250 9 259 10 10 1.364 95 1.459
Nusa Tenggara Barat 4.774 271 5.045 341 17 358 5.115 288 5.403
Nusa Tenggara Timur 4.142 247 4.389 825 30 855 4.967 277 5.244
Papua 4.940 259 5.199 2.928 136 3.064 155 19 174 8.023 414 8.437
Papua Barat 960 73 1.033 461 45 506 1.421 118 1.539
Riau 5.043 271 5.314 3.186 114 3.300 13 2 15 24 2 26 8.266 389 8.655
Sulawesi Barat 1.594 98 1.692 244 10 254 1 1 1.839 108 1.947
Sulawesi Selatan 64 1 65 9.186 595 9.781 2.122 75 2.197 101 4 105 27 1 28 11.500 676 12.176
Sulawesi Tengah 3.255 219 3.474 491 70 561 3.746 289 4.035
Sulawesi Tenggara 2.588 144 2.732 51 2 53 128 1 129 1 1 2.768 147 2.915
Sulawesi Utara 3.952 276 4.228 587 36 623 4 4 4.543 312 4.855
Sumatera Barat 3.863 263 4.126 1.628 53 1.681 5 5 1 1 2 5.497 317 5.814
Sumatera Selatan 7.044 378 7.422 2.083 69 2.152 159 8 167 53 3 56 9.339 458 9.797
Sumatera Utara 14.887 880 15.767 3.917 215 4.132 481 16 497 119 9 128 19.404 1.120 20.524
Indonesia 2.962 326 3.288 219.379 13.046 232.425 111.954 6.108 118.062 3.113 164 3.277 699 77 776 338.107 19.721 357.828

*Data Per 14 Juni 2021

% Data Kasus berdasarkan jenis Fasyankes dan Riwayat Pengobatan Tahun 2020
BP4/ BBKPM/ BKPM PUSKESMAS RUMAH SAKIT DPM/KLINIK LAPAS/RUTAN Semua Jenis Fasyankes
Provinsi Pengobatan Pengobatan Pengobatan Pengobatan Pengobatan Pengobatan
Baru Baru Baru Baru Baru Baru
Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang Ulang
Aceh #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 95% 5% 72% 28% 100% 0% 95% 5%
Bali #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 98% 2% #DIV/0! #DIV/0! 100% 0% 94% 6%
Banten #DIV/0! #DIV/0! 96% 4% 94% 6% 97% 3% 100% 0% 96% 4%
Bengkulu #DIV/0! #DIV/0! 96% 4% 97% 3% 89% 11% 75% 25% 96% 4%
DI Yogyakarta #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 96% 4% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 95% 5%
DKI Jakarta #DIV/0! #DIV/0! 88% 12% 90% 10% 92% 8% 85% 15% 89% 11%
Gorontalo #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 89% 11% #DIV/0! #DIV/0! 0% 100% 94% 6%
Jambi #DIV/0! #DIV/0! 96% 4% 98% 2% 100% 0% 67% 33% 96% 4%
Jawa Barat 83% 17% 94% 6% 95% 5% 94% 6% 87% 13% 95% 5%
Jawa Tengah 92% 8% 95% 5% 96% 4% 97% 3% 100% 0% 95% 5%
Jawa Timur #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 97% 3% 97% 3% 98% 2% 96% 4%
Kalimantan Barat 75% 25% 94% 6% 95% 5% 100% 0% 60% 40% 94% 6%
Kalimantan Selatan #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 95% 5% 100% 0% 100% 0% 94% 6%
Kalimantan Tengah #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 97% 3% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 96% 4%
Kalimantan Timur #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 97% 3% #DIV/0! #DIV/0! 100% 0% 95% 5%
Kalimantan Utara #DIV/0! #DIV/0! 91% 9% 95% 5% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 93% 7%

Kepulauan Bangka Belitung #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 96% 4% 100% 0% 100% 0% 95% 5%
Kepulauan Riau #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 93% 7% 100% 0% 95% 5% 93% 7%
Lampung #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 95% 5% 100% 0% 100% 0% 95% 5%
Maluku 97% 3% 95% 5% 99% 1% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 95% 5%
Maluku Utara #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 97% 3% 100% 0% #DIV/0! #DIV/0! 93% 7%
Nusa Tenggara Barat #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 95% 5% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 95% 5%
Nusa Tenggara Timur #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 96% 4% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 95% 5%
Papua #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 96% 4% 89% 11% #DIV/0! #DIV/0! 95% 5%
Papua Barat #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 91% 9% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 92% 8%
Riau #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 97% 3% 87% 13% 92% 8% 96% 4%
Sulawesi Barat #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 96% 4% #DIV/0! #DIV/0! 100% 0% 94% 6%
Sulawesi Selatan 98% 2% 94% 6% 97% 3% 96% 4% 96% 4% 94% 6%
Sulawesi Tengah #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 88% 12% #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 93% 7%
Sulawesi Tenggara #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 96% 4% 99% 1% 100% 0% 95% 5%
Sulawesi Utara #DIV/0! #DIV/0! 93% 7% 94% 6% #DIV/0! #DIV/0! 100% 0% 94% 6%
Sumatera Barat #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 97% 3% 100% 0% 50% 50% 95% 5%
Sumatera Selatan #DIV/0! #DIV/0! 95% 5% 97% 3% 95% 5% 95% 5% 95% 5%
Sumatera Utara #DIV/0! #DIV/0! 94% 6% 95% 5% 97% 3% 93% 7% 95% 5%
Indonesia 90% 10% 94% 6% 95% 5% 95% 5% 90% 10% 94% 6%

*Data Per 14 Juni 2021

Estimasi Jumlah Kasus Prioritas OAT Dosis Harian
Jumlah target Jumlah Pasien Jumlah target Jumlah Pasien
No Provinsi pasien TB HIV Kasus baru di No Provinsi pasien TB HIV Kasus baru di
2021 RS 2021 RS

1 ACEH 475 2.984 18 KALIMANTAN TENGAH 257 534

2 SUMATERA UTARA 1.592 3.911 19 KALIMANTAN SELATAN 432 641
3 SUMATERA BARAT 658 1.620 20 KALIMANTAN TIMUR 414 948
21 KALIMANTAN UTARA 79 474
4 RIAU 792 3.175
22 SULAWESI UTARA 274 581
5 KEPULAUAN RIAU 311 2.320
23 GORONTALO 123 17
6 JAMBI 185 202
24 SULAWESI TENGAH 293 486
7 SUMATERA SELATAN 968 1.995
25 SULAWESI SELATAN 889 2.107
8 BANGKA BELITUNG 127 586
26 SULAWESI BARAT 127 244
9 BENGKULU 175 83 27 SULAWESI TENGGARA 232 51
10 LAMPUNG 668 963 28 BALI 239 1.041
11 BANTEN 1.054 4.836 29 NUSA TENGGARA BARAT 565 341
12 DKI JAKARTA 1.360 12.919 30 NUSA TENGGARA TIMUR 484 794
13 JAWA BARAT 3.671 31.845 31 MALUKU 189 200
14 JAWA TENGAH 2.381 18.077 32 MALUKU UTARA 114 250
15 DI YOGYAKARTA 255 1.589 33 PAPUA 531 2.921
16 JAWA TIMUR 2.750 10.065 34 PAPUA BARAT 105 457
17 KALIMANTAN BARAT 375 1.673 Jumlah 17.798 98.843
Situasi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) Lini 1
OAT Dosis OAT Dosis OAT Kombipak OAT Dosis OAT Dosis OAT Kombipak
No. Provinsi No. Provinsi
Intermitten Harian Kategori 1 Intermitten Harian Kategori 1

1. Aceh - - - 18. Nusa Tenggara Barat 4.810 - 337

Sumatera Utara 7.248 1 19. Nusa Tenggara Timur 957 484 228
2. -
Sumatera Barat 78 20. Kalimantan Barat 4.568 116 -
3. 4.840 178
Riau 154 64 21. Kalimantan Tengah 214 257 102
4. 421
22. Kalimantan Selatan 2.420 1.401 116
5. Jambi - 662 347
23. Kalimantan Timur 602 414 4
6. Sumatera Selatan 13.960 8 580
24. Kalimantan Utara 1.227 79 -
7. Bengkulu 855 83 157
25. Sulawesi Utara 6.703 255 111
8. Lampung 100 - 839
26. Sulawesi Tengah 2.478 1.005 8
9. Kepulauan Bangka Belitung 56 42 53 1.725
27. Sulawesi Selatan 590 96
10. Kepulauan Riau 937 305 300
28. Sulawesi Tenggara 4.702 102 602
11. DKI Jakarta - - - Gorontalo 163
29. 3.129 100
12. Jawa Barat 32.770 69 - 30. Sulawesi Barat 2.765 79 -
13. Jawa Tengah 3.729 29 - Maluku 78 100
31. 382
14. DI Yogyakarta 3.535 255 373 32. Maluku Utara 24 114 248
15. Jawa Timur 13.600 12.919 3.195 33. Papua Barat 4 73 134
16. Banten 2.977 112 - 34. Papua 10.172 33 34
17. Bali 1.224 - 5 TOTAL 79.004 22.064 5.992

Catatan:
Data SITB Per 02 Agustus 2021
Data Stok : Instalasi Farmasi Provinsi
Kondisi Stok OAT Provinsi Tanggal Update OAT KDT KATEGORI 1 OAT KOMBIPAK
KATEGORI 1

Kategori 1 dan Kombipak Aceh

Sumatera Utara
26/07/2021
29/07/2021
6.250
17.913
685
998

Kategori 1 Sumatera Barat

Riau
Jambi
29/07/2021
26/07/2021
30/07/2021
7.308
9.285
1.639
259
503
358
Sumatera Selatan 22/07/2021 29.184 902
Bengkulu 29/06/2021 1.958 168
Lampung 28/07/2021 2.201 952
Kepulauan Bangka Belitung 22/07/2021 672 118
Kepulauan Riau 15/07/2021 6.351 401
DKI Jakarta 30/07/2021 4.072 1.188
Jawa Barat 02/08/2021 77.271 1.825
Jawa Tengah 30/07/2021 18.534 644
DI Yogyakarta 31/05/2021 4.805 471
Jawa Timur 02/08/2021 67.446 5.498
Banten 02/08/2021 12.339 1.120
Bali 30/07/2021 3.644 56
Nusa Tenggara Barat 30/07/2021 5.221 497
Nusa Tenggara Timur 27/07/2021 8.531 444
Kalimantan Barat 26/07/2021 7.428 324
Kalimantan Tengah 27/07/2021 2.678 352
Kalimantan Selatan 27/07/2021 5.345 172
Kalimantan Timur 30/07/2021 6.417 745
Kalimantan Utara 28/07/2021 1.477 231
Sulawesi Utara 26/07/2021 7.503 161
Sulawesi Tengah 09/07/2021 8.768 243
Sulawesi Selatan 29/07/2021 8.814 636
Sulawesi Tenggara 28/07/2021 6.175 602
Gorontalo 29/07/2021 3.451 163
Catatan: Sulawesi Barat 29/07/2021 3.232 8
Data SITB Per 02 Agustus 2021 Maluku 02/06/2021 5.372 202
Data Stok : IFP+IFK Maluku Utara 30/07/2021 270 331
Papua Barat 30/07/2021 1.094 260
Papua 02/08/2021 11.762 92
TOTAL 364.410 21.609
OAT KOMBIPAK KATEGORI 1
A. Tahap awal (Intensif) / Kombipak II:
2RHZE
Kotak kecil, berisi: 60 blister, tiap blister tdd:
 1 kaplet Rifamfisin (R) 450 mg.
 1 tablet Isoniasid (H) 300 mg.
 3 tablet Pirazinamid (Z) 500 mg.
 3 tablet Etambutol (E) 250 mg.
B. Tahap Lanjutan (Intermitten) / Kombipak III:
4R3H3
Kotak kecil, berisi: 54 blister, tiap blister tdd:
 1 kaplet Rifamfisin (R) 450 mg.
 2 tablet Isoniasid (H) @300 mg.
Kondisi Stok OAT Provinsi Tanggal Update OAT KDT KATEGORI 1
OAT KOMBIPAK
KATEGORI 1

Kategori 1 dan Kombipak Aceh

Sumatera Utara
26/07/2021
27/07/2021
7.336
22.484
759
1.447

Kategori 1 Sumatera Barat

Riau
Jambi
15/07/2021
26/07/2021
28/07/2021
7.312
15.215
2.716
259
543
378
Sumatera Selatan 27/07/2021 29.270 745
Bengkulu 01/07/2021 2.546 168
Lampung 28/07/2021 2.518 955
Kepulauan Bangka Belitung 23/07/2021 1.183 127
Kepulauan Riau 26/07/2021 7.253 640
DKI Jakarta 28/07/2021 14.462 1.598
Jawa Barat 28/07/2021 88.935 2.276
Jawa Tengah 28/07/2021 29.447 848
DI Yogyakarta 20/07/2021 5.169 482
Jawa Timur 28/07/2021 79.173 6.014
Banten 28/07/2021 15.327 1.218
Bali 28/07/2021 3.865 97
Nusa Tenggara Barat 23/07/2021 5.307 526
Nusa Tenggara Timur 07/07/2021 8.893 448
Kalimantan Barat 26/07/2021 8.982 589
Kalimantan Tengah 27/07/2021 3.163 365
Kalimantan Selatan 27/07/2021 5.763 192
Kalimantan Timur 28/07/2021 7.288 761
Kalimantan Utara 28/07/2021 1.599 246
Sulawesi Utara 26/07/2021 7.535 161
Sulawesi Tengah 09/07/2021 9.916 321
Sulawesi Selatan 28/07/2021 9.674 652
Sulawesi Tenggara 28/07/2021 6.519 604
Gorontalo 27/07/2021 3.399 166
Catatan: Sulawesi Barat 26/07/2021 3.500 9
Maluku 29/06/2021 5.394 202
Data SITB Per 28 Juli 2021 Maluku Utara 27/07/2021 470 342
Data Stok : IFP+IFK+Fasyankes Papua Barat 08/07/2021 1.572 260
Papua 27/07/2021 12.234 98
TOTAL 435.419 24.496
Permasalahan OAT Kombipak Kategori 1
• Masih ada faskes yang belum mengetahuai Obat lepasan (Kombipak) di
sediakan oleh Program

• Belum semua layanan Kesehatan melaporkan adanya kejadian yang tidak di

inginkan (KDT) dalam pengobatan Pasien Tuberkulosis

• Faskes layanan Tuberkulosis masih ada yang belum melakukan pengkinian

data ketersediaan logistic di SITB

• Permintaan OAT belum dilakukan secara berjenjang menggunakan Aplikasi SITB

• OAT Kombipak belum di manfaatkan secara optimal

PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Pencatatan penggunaan dan pemberian obat KDT dosis harian dilakukan menggunakan SITB, pada modul Kasus
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Pencatatan penggunaan, permintaan dan distribusi/pengiriman obat menggunakan SITB pada modul Logistik.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
◦ Apabila terjadi KTD Serius, catat dan laporkan melalui SITB, pada modul kasus
PERMINTAAN OBAT
PERMINTAAN OBAT
MONITORING DAN EVALUASI

• Monitoring penggunaan obat

dan ketersediaan obat
minimal dilakukan setiap 3
bulan sekali.
• Pastikan semua pasien TB-HIV
mendapatkan obat KDT Dosis
harian
• Proses monitoring
memanfaatkan tools laporan
yang sudah tersedia di SITB
TERIMAKASIH